Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
STRUKTUR BAJA
Baja adalah suatu jenis bahan bangunan yang berdasarkan pertimbangan ekonomi,
sifat, dan kekuatannya, cocok untuk pemikul beban. Oleh karena itu baja banyak dipakai
sebagai bahan struktur, misalnya untuk rangka utama bangunan bertingkat sebagai kolom dan
balok, sistem penyangga atap dengan bentangan panjang seperti gedung olahraga, hanggar,
menara antena, jembatan, penahan tanah, fondasi tiang pancang, bangunan pelabuhan,
struktur lepas pantai, dinding perkuatan pada reklamasi pantai, tangki-tangki minyak, pipa
penyaluran minyak, air, atau gas.
Struktur baja terbagi atas 3 kategori:
Struktur rangka, dengan elemen-elemen tarik, tekan, dan lentur
Struktur cangkang (elemen tarik dominan)
Struktur tipe suspensi (elemen tarik dominan)
Bentang 40 – 70 m
Bentang > 70 m Rangka Batang Ruang
Kekuatan tarik (tensile strength) : besar tegangan (gaya) yang diperlukan unutk
mematahkan atau memutuskan benda uji.
Kekuatan leleh (yield strength) : besar tegangan yang diperlukan untuk mencapai
regangan plastis 0.2%.
Keliatan (ductility) : besar regangan maksimal yang dapat terjadi pada saat benda uji
patah atau putus dalam satuan persen (%).
Keuletan (toughness) : daya tahan bahan terhadap lenturan dan puntiran – puntiran
berulang – ulang yang diukur dari besarnya energi yang diperlukan untuk mematahkan
suatu benda uji yang dinyatakan dalam satuan joule. Penilaian keuletan dilakukan dengan
tes Charpy atau Izod.
Kekuatan Baja.
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja akan
cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan menimbulkan
regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya. Akibat regangan
tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress sebesar, , dimana P = beban yang membebani
baja, A = luas penampang baja. Pada waktu baja diberi beban, maka terjadi regangan. Pada
waktu terjadi regangan awal, dimana baja belum sampai berubah bentuknya dan bila beban
yang menyababkan regangan tadi dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula.
Regangan ini disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan masih elastis. Perbandingan
antara tegangan dengan regangan dalam keadaan elastis disebut dengan “Modulus
Elastisitas/Modulus Young”. Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu :
- tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Sifat-sifat mekanis lainnya
Sifat-sifat mekanisme lainnya baja struktural untuk perencanaan adalah sebagai
berikut :
Modulus elastis : E = 200.000 Mpa
Modulus geser : G = 80.000 Mpa
Nisbah poisson : = 0,3
Koefisien pemuaian : = 12 . 10-6 / oC
BAB 3
PROFIL TUNGGAL
PROFIL GABUNGAN
Keterangan :
Profil siku 60x60x6 mm (2 buah)
Pelat 200x10 mm
Spesifikasi pelat :
A = 20 cm2
Ix = 1/12*b*h3
= 1/12*1*203
= 666,67 cm4
Wx = 1/6*b*h2
= 1/6*1*202
= 400/6
= 66,67 cm3
M = 1600*((5,29*2)+66,67)
9*2)+66,67)
= 1600*77,25
= 123600 kgcm 1,24 tm
Keterangan :
Profil siku 60x60x6 mm (4 buah)
Pelat 200x10 mm
Spesifikasi pelat :
A = 20 cm2
Ix = 1/12*b*h3
= 1/12*1*203
= 666,67 cm4
Wx = 1/6*b*h2
= 1/6*1*202
= 400/6
= 66,67 cm3
M = 1600*((5,29*4)+66,67)
)+66,67)
= 1600*87,83
= 140528kgcm 1,4 tm
Keterangan :
Profil siku 60x60x6 mm (4 buah)
Pelat badan 200x10 mm
Pelat sayap 130x7 mm (2 buah)
M = 1600*((5,29*4)+66,67
9*4)+66,67+(1,061*2))
= 1600*89,952
= 143923,2 kgcm 1,44 tm
Keterangan :
Profil IWF 200x100
Pelat sayap 100x5 mm
Spesifikasi pelat :
A = 5 cm2
Ix = 1/12*b*h3
= 1/12*10*0,53
= 0,1041 cm4
Wx = 1/6*b*h2
= 1/6*10*0,52
= 0,416 cm3
M = 1600*((184)+(0,416*2)
(0,416*2))
= 1600*184,832
= 295731,2 kgcm 2,96
,96 tm
Keterangan :
Profil IWF 200x100 (2buah)
Pelat badan 200x10 mm
Profil siku 60x60x6 (4 buah)
Spesifikasi pelat :
A = 20 cm2
Ix = 1/12*b*h3
= 1/12*1*203
= 666,67 cm4
Wx = 1/6*b*h2
= 1/6*1*202
= 400/6
= 66,67 cm3
M = 1600*((5,29*4)+66,67+(
*4)+66,67+(26,8*2))
= 1600*141,43
= 226288 kgcm 2,26 tm
Keterangan :
Profil UNP 180x90x7x10,5 (2buah)
Pelat badan 300x10 mm
Profil siku 60x60x6 (2 buah)
Spesifikasi pelat :
A = 30 cm2
Ix = 1/12*b*h3
= 1/12*1*303
= 2250 cm4
Wx = 1/6*b*h2
= 1/6*1*302
= 150 cm3
M = 1600*((5,29*2)+150+(
+(150*2))
= 1600*460,58
= 736928 kgcm 7,37 tm
Soal
Rav = 1/2Q + ½ P
= 3,5 + 2,5
= 6 ton
Mmax = 6 x 3,5 – 3,5 x 1,75
= 21 – 6,125
= 14,875 tm
M = 1600*924
= 1478400 kgcm 14,78 tm < 14,87 tm (dipilih karena profil yang terbesar)
M = 1600*1038,18
= 1661088 kgcm 16,61 tm > 14,875 tm
Dari semua profil gabungan yang saya desain, tidaka ada yang memenuhi syarat.
Tetapi apabila menggunakan profil gabungan seperti di atas maka ukuran profilnya harus
diganti menjadi :
M = 935,28 * 1600
= 14,96448 tm > 14,875 tm
BAB 5
Tugas Baja
Sambungan Baut Sekuat Profil
TUGAS BAJA
Sambungan Baut Sekuat Momen
SOAL 1
Jawab
Dengan, y1 = 20 cm ; dan y2 = 10 cm
Soal 2
Karena momen yang bekerja berada dibagian bawah, jadi F terbesar berada di baut bagian
bawah.
y2 = 8 cm ; dan y1 = 16 cm
Karena Ngeser lebih kecil dari Ntumpu, maka yang digunakan adalah Ngeser dikali dengan
jumlah baut dalam 1 baris :
7052,8 x 4 = 28221,2 kg
Fbaut = F1 = 28221,2 kg