Está en la página 1de 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Cancer merupakan penyakit yang dapat menjadi penyebab


kematian. Cancer mammaemerupakan salah satu penyakit yang ditakuti dan
menyerang kaum perempuan. Penyakit ini merupakan penyebab kematian
yang paling besar bagi perempuan berusia 18 hingga 54 tahun, dan
perempuan yang berusia 45 tahun memiliki resiko terjangkit cancer
mammaeberjumlah 25 % lebih tinggi dibanding perempuan yang lebih tua.
(Lee, 2008).

Menurut World Health Organization (WHO), 8-9 % perempuan


akan mengalami cancer mammae. Setiap tahun, lebih dari 250.000 kasus
cancer mammaeterdiagnosis di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika
Serikat, sedangkan pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta perempuan
terdiagnosis cancer mammaedan lebih dari 700.000 meninggal karena cancer
mammae. (Mulyani & Nuryani, 2013).

Menurut data The American Cancer Society (2008), dijelaskan


bahwa sekitar 178.000 perempuan Amerika didiagnosis cancer mammae setiap
tahun. Cancer mammae merupakan penyebab utama kematian perempuan
setelah kanker paru-paru. (Santoso, 2009).

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Nasional


tahun 2007, kejadian cancer mammae sebanyak 8.227 kasus atau 16,85 %
dari kanker leher Rahim 5.786 kasus atau 11, 78 %. (Bambang, 2010).
Menurut data Yayasan Kanker Indonesia (YKI) tahun 2012 menyatakan
bahwa cancer mammae menempati posisi pertama di Indonesia dengan
kasus terbanyak, sedangkan kejadian cancer mammae di Sumatera Selatn
menduduki urutan kelima. Berdasarkan data dari Medical Record Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, jumlah pasien
cancer mammae tahun 2011 sebanyak 872.

Kemudian meningkat 14,7 % menjadi 1000 orang. Kemudian pada


tahun 2012 menurun 16,4 % menjadi 846 orang. 2 Poltekkes Kemenkes
Palembang Cancer mammae di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Moehammad Hoesin Palembang menduduki peringkat pertama setelah
kanker serviks. (RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang, 2014).

Cancer mammae memerlukan beberapa terapi dalam


pelaksanaannya, seperti lumpektomi, mastektomi, radiasi, terapi hormon,
dan kemoterapi. Terapi tersebut dapat menghambat pertumbuhan sel
kanker, namun berdampak pula pada fisik dan psikologis pasien. Pasien
akan kehilangan payudaranya, kulit akan menghitam, rambut rontok, dan
tubuh menjadi kurus. Pasien akan malu dan sedih dengan keadaannya.

Pada kondisi seperti itu, pasien memerlukan asuhan keperawatan


yang holistik untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, kultural, dan spiritual. Kebutuhan biologis seperti nutrisi,
cairan, dan pakaian. Kebutuhan psikologis meliputi perhatian dan
dukungan dari keluarga dan orang sekitarnya. Kebutuhan sosial yang
meliputi interaksi dengan keluarga, teman, dan masyarakat.

Kebutuhan kultural yang meliputi kebiasaan dan budaya yang dianut


oleh pasien. Dan kebutuhan spiritual meliputi kebutuhan pasien terhadap
kepercayaan yang dianut, serta hubungannyadengan Tuhan. Pasien cancer
mammae memerlukan asuhan keperawatan yang holistik (menyeluruh),
sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi. Maka dari itu, penulis tertarik
untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan cancer
mammae di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang
sebagai laporan tugas akhir (LTA).
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Ca. Mamae ?


2. Apa penyebabnya Ca. Mamae ?
3. Apa faktor resiko Ca. Mamae?
4. Bagaimana mekanismenya penyakit Ca. Mamae ?
5. Apa saja tanda dan gejala penyakit Ca. Mamae ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit Ca. Mamae ?
7. Apa saja komplikasi penyakit Ca. Mamae?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan penyakit Ca. Mamae ?
9. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa Ca.
Mamae?

C. TUJUAN
1. Untuk memahami definisi tentang Ca. Mamae
2. Untuk memahami tentang penyebab Ca. Mamae
3. Untuk memahami tentang faktor resiko Ca. Mamae
4. Untuk memahami tentang mekanisme proses penyakit Ca. Mamae
5. Untuk memahami tentang tanda dan gejala Ca. Mamae
6. Untuk memahami tentang pemeriksaan penunjang pada penyakit Ca.
Mamae
7. Untuk memahami tentang komplikasi penyakit Ca. Mamae
8. Untuk memahami tentang penatalaksanaan penyakit Ca. Mamae
9. Untuk memahami tentang proses asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit Ca. Mamae

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Cancer mammae disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat
tumbuh dalam susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara.
(Suryaningsih & Sukaca 2009).

Cancer mammae adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran


kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kullit payudara.
(Romauli & indari, 2009).

Cancer mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol


lantaran perubahan abnormal dari gen yang bertanggung-jawab atas
pengaturan pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati,
lalu digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini
berguna untuk mempertahankan fungsi payudara, gen yang bertanggung-
jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang
disebut cancer mammae. (Satmoko, 2008).

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa cancer


mammae adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak
terkendali pada payudara, sehingga menyebabkan terjadinya benjolan atau
kanker yang ganas.

B. ETIOLOGI

Penyebab cancer mammae masih belum diketahui secara pasti, faktor


genetik dan faktor hormonal dapat berperan pada cancer mammae. (Black
& Matassarin, 1997). Menurut Mulyani & Nuryani (2013), Sukaca &
Suryaningsih (2009) terdapat beberapa faktor yang mempunyai pengaruh
terhadap terjadinya cancer mammae, diantaranya :

1. Gender

2. Pemakaian hormone

3. Kegemukan (obesitas) setelah menopause


4. Radiasi payudara yang lebih dini

5. Riwayat cancer mammae

6. Riwayat keluarga

7. Periode menstruasi

8. Umur atau usia

9. Ras

10. Perubahan payudara

11. Aktivitas fisik

12. Konsumsi alcohol

13. Merokok

C. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Kata payudara berasal dari bahasa Sansekerta payau yang artinya air dan
dara yang artinya perempuan. Dalam bahasa Latin, payudara disebut
glandhula mammae. Salah satu fungsi payudara adalah untuk menyusui.
(Suryaningsih & Sukaca, 2009).

Kelenjar mama atau payudara adalah perlengkapan pada organ


reproduksi perempuan yang mengeluarkan air susu. Payudara terletak di dalam
fasia superfisialis di daerah pektoral antara sternum dan aksila dan
melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai iga keenam atau iga
ketujuh. Berat dan ukuran payudara berlain-lainan, pada masa pubertas
membesar, dan bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan, dan
menjadi atrofik pada usia lanjut.
Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya, yang
terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Puting ini dilingkari
daerah yang berwarna cokelat yang disebut areola. Dekat dasar puting
terdapat kelenjar sebaseus, yaitu kelenjar Montgomery, yang mengeluarkan
zat lemak supaya puting tetap lemas. Puting berlubang-lubang 15-20
buah, yang merupakan saluran dari kelenjar susu.

Payudara terdiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan aleolar,


tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan
jaringan lemak. Setiap lobulus terdiri atas sekelompok aleolus yang
bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluaran air susu) yang bergabung
dengan duktus-duktus lainnya untuk membentuk saluran yang lebih besar
dan berakhir dalam saluran sekretorik. Ketikasaluran-saluran ini mendekat
puting, membesar untuk membentuk wadah penampungan air 7 Poltekkes
Kemenkes Palembangsusu, yang disebut sinus laktiferus, kemudian saluran
itu menyempit lagi dan menembus puting dan bermuara di atas permukaannya.

Sejumlah besar lemak ada di dalam jaringan pada permukaan


payudara, dan juga di antara lobulus. Saluran limfe banyak dijumpai.
Saluran limfe mulai sebagai pleksus halus dalam ruang interlobuler
jaringan kelenjar, bergabung dan membentuk saluran lebih besar, yang
berjalan ke arah kelompok pektoral kelenjar aksiler, yaitu kelenjar
mammae bagian dalam dan kelenjar supraklaikuler. Persediaan darah
diambil dari cabang arteria aksilaris, interkostalis, dan mama interna, dan
pelayanan persarafan dari saraf-saraf kutan dada. (Pearce, 2011).
Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi
utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi yang dimulai pada minggu
keenam belas. Sesudah bayi lahir, dari payudara akan keluar sekret yang
berupa cairan bening yang disebut kolostrum yang kaya protein, dan
dikeluarkan selama 2-3 hari pertama; kemudian air susu mengalir lebih
lancar dan menjadi air susu sempurna. Sebuah hormon dari lobus anterior
kelenjar hipofisis, yaitu prolaktin penting dalam merangsang pembentukan
air susu. (Pearce, 2011).

D. PATOFISIOLOGI

Kanker payudara adalah penyakit yang terjadi jika terjadi kerusakan


genetik pada DNA dari sel epitel payudara. Ada banyak jenis dari kanker
payudara. Perubahan genetik ditemukan pada sel epitel, menjalar ke duktus
atau jaringan lobular. Tingkat dari pertumbuhan kanker tergantung pada efek
dari estrogen dan progesteron. Kanker dapat berupa invasif (infiltrasi) maupun
noninvasif (in situ). Kanker payudara invasif atau infiltrasi dapat berkembang
ke dinding duktus dan jaringan sekitar, sejauh ini kanker yang banyak terjadi
adalah invasif duktus karsinoma. Duktus karsinoma berasal dari duktus
lactiferous dan bentuknya seperti tentakel yang menyerang struktur payudara di
sekitarnya. Tumornya biasanya unilateral, tidak bisa digambarkan, padat, non
mobile, dan nontender. Lobular karsinoma berasal dari lobus payudara.
Biasanya bilateral dan tidak teraba. Nipple karsinoma (paget’s disease) berasal
dari puting. Biasanya terjadi dengan invasif duktal karsinoma. Perdarahan,
berdarah, dan terjadi pengerasan puting(Lowdermilk et al 2000).

Kanker payudara dapat menyerang jaringan sekitar sehingga mempunyai


tentakel. Pola pertumbuhan invasif dapat menghasilkan tumor irregular yang
bisa terapa saat palpasi. Pada saat tumor berkembang, terjadi fibrosis di
sekitarnya dan memendekkan Cooper’s ligamen. Saat Cooper’s ligamen
memendek, mengakibatkan terjadinya peau d’orange (kulit berwarna orange)
perubahan kulit dan edema berhubungan dengan kanker payudara. Jika kanker
payudara menyerang duktus limpatik, tumor dapat berkembang di nodus limpa,
biasanya menyerang nodus limpa axila. Tumor bisa merusak lapisan kulit,
menyebabkan ulserasi. Metastasis diakibatkan oleh kanker payudara yang
menempati darah dan sistem lympa, menyebabkan perkembangan tumor di
tulang, paru-paru, otak, dan hati (Lowdermilk et al 2000, Swart 2011)
E. PATHWAY

Faktor predisposisi dan Mendesak


resiko tinggi hiperplasi pembuluh darah
pada sel mammae

Aliran darah
Mendesak sel saraf terhambat
Mendesak jaringan
sekitar Hipoksia
Interupsi sel
saraf
Menekan jaringan pada
mammae Nekrosis jaringan
Nyeri

Bakteri patogen
Peningkatan
konsisten
Ukuran mammae Resiko infeksi
abnormal
Mammae
membengkak Defisiensi
Mammae
Massa tumor asimetrik Anxietas
mendesak ke
jaringan luar
Infiltrasi pleura
Mensuplai nutrisi
ke jaringan Ca
Perfusi jaringan Ekspansi paru
tergnggu menurun Hipermetabolisme
ke jaringan
Ulkus Ketidakefektifan
pola nafas Hipermetabolisme
jaringan lain
Kerusakan
menurun
Integritas kulit Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Berat badan
kebutuhan turun
tubuhdari k
F. MANIFESTASI KLINIS

Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak
terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada
tahap lanjut antara lain :

1. Adanya benjolan di payudara.

2. Adanya borok atau luka yang tidak sembuh.

3. Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah,
darah, cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak
hamil dan menyusui.

4. Perubahan bentuk dan besarnya payudara,

5. Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.

6. Nyeri di payudara.

Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran) luas,


maka tanda dan gejala yang biasa muncul adalah :

1. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula danservikal.

2. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.

3. Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan batuk


yang sulit untuk sembuh, terdapat penimbunan cairanantara paruparu
dengan dinding dada sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam
bernafas.

4. Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang.

5. Fungsi hati abnormal


G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

Thermografi Payudara Thermografi payudara adalah suatu prosedur


diagnosis yang menggambarkan payudara sebagai langkah deteksi
dinicancer mammae. Prosesnya akan menghasilkan peningkatan
suhu di dalam payudara.

2. Mamografi

Mamografi adalah suatu metode pendeskripsian


denganmenggunakan sinar X berkadar rendah. Tes dalam
mamografi disebut mammogram.

3. Biopsi payudara

Biopsi payudara adalah sebuah tindakan untuk mengambil contoh


jaringan payudara dengan lensa mikroskop. Dengan begitu maka
dapat diketahui adanya sel cancer mammaeyang bersarang.

4. USG

USG merupakan kelanjutan pemeriksaan mamography atau uji klinis


payudara. USG sering digunakan untuk memerksa abnormalitas
payudara.

H. PENATALAKSANAAN

Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009)


menjelaskan bahwa penatalaksanaan cancer mammaetergantung tipe dan
stadium yang dialami penderita. Macam-macam penatalaksanaan cancer
mammae :

1. Lumpectomy
Pasien yang boleh menjalani lumpectomy adalah :

a. Mempunyai cukup jaringan normal. Hal ini diharapkan agar


pengangkatan tidak menghilangkan payudara.

b. Mempunyai tumor tunggal.

Pasien yang tidak boleh menjalani lumpectomy adalah:

a. Mempunyai tumor banyak (jamak) dalam satu payudara.

b. Menjalani terapi radiasi payudara untuk penanganan awal


cancer mammae.

c. Sedang hamil sehingga harus menghindari terapi radiasi.

Ada beberapa jenis pembedahan pada cancer mammae, yaitu :

a. Radical Mastectomy

Radical mastectomy merupakan operasi pengangkatan


sebagian payudara (lumpectomy) dan operasi ini selalu diikuti
dengan pemberian radioterapi. Lumpectomy ini biasanya
direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
kurangdari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

b. Total Mastektomy

Total mastectomy merupakan operasi pengangkatan seluruh


payudara saja bukan kelenjar ketiak/ axila.

c. Modified Radikal Mastektomy

Modified Radikal Mastektomy merupakan operasi


pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang
dada, tulang selangka, dan tulang iga serta benjolan di sekitar
ketiak.
2. Terapi radiasi

Terapi radiasi adalah cara pengobatan yang sangat efektif dan


sangat menuju sasaran untuk menghancurkan sel kanker yang
mungkin masih tertinggal setelah operasi. Radiasi dalam
pengobatan kanker disebut ionizing radiation. Radiasi ini dapa
mengurangi resiko kekambuhan kanker. Biasanya terapi radiasi
menggunakan x-ray berenergi tinggi atau partikel lain untuk
membunuh sel kanker.

3. Terapi hormon

Terapi hormon ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang


peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah
pembedahan atau pada stadium akhir. Hal ini dikenal therapy anti-
estrogen untuk memblok kemampuan hormon estrogen yang ada
dalam menstimulus perkembangan cancer mammae. Hormon
estrogen merupakan hormon yang berfungsi membentuk dan
mematangkan organ kelamin perempuan, salah satunya payudara
selama waktu pubertas serta memicu pertumbuhan dan pematangan
sel di organ perempuan yang disebut sel duct, yang akan
membelahsecara normal.

Dimana saat terjadi pematangan sel duct merupakan saat yang


paling rentan terkena mutasi. Jika ada satu sel yang mengalami mutasi
akibat factor keturunan, radiasi, radikal bebas, dll. Maka sel
tersebut dapat membelah secaraberlebihan yang akan berkembang
menjadi kanker. Sehingga tujuan terapi hormon ini untuk mencegah
estrogen dalam mempengaruhi sel kanker yang berada dalam tubuh.
Contoh terapi hormon adalah tamoxifen, anastrozole (arimidex),
letrozole (femara), dan exemestane (aromasin).
4. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti


kanker yang dapat diberikan secara oral atau intervenous.

I. ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

a. Identitas

Meliputi data pasien dan data penanggung-jawab, seperti nama,


umur (50 tahun ke atas), alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor
medical record.

b. Keluhan utama adanya benjolan pada payudara, sejak kapan, riwayat


penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktor
etiologi/ resiko.

c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan


cancer mammae.

d. Pemeriksaan klinis

Mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh factor


hormon antara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan
ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/ setelah
menstruasi ± 1 minggu dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan
tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yang
sama tinggi.
e. Inspeksi

1. Simetri (sama antara payudara kiri dan kanan.

2. Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan


kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi, dan lain-
lain.

f. Palpasi

1. Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas


lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.

2. Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas dan operabilitas.

3. Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila).

4. Adanya metastase nodus (regional) atau organ jauh,

5. Stadium kanker (system TNM UICC)

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis

2. Kerusakan Integritas Kulit b.d gangguan turgor kulit

3. Ansietas b.d perubahan gambaran tubuh

K. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri:
cidera biologis keperawatan selama 3 X 1. Lakukan pengkajian nyeri
24 jam diharakan pasien komperhensif yang
dapat meliputi lokasi,
Kontrol Nyeri: karakteristik, frekuensi,
1. Mengenali kapan kualitas, intensitas atai
nyeri terjadi 5 - 2 beratnya nyeri dan
2. Menggambarkan faktor pencetus
faktor penyebab 5 - 2 2. Berikan Informasi
3. Mengenali apa yang mengenai nyeri, seperti
terkait dengan gejala penyebab nyeri berapa
nyeri 5 - 2 lama nyeri akan
4. Melaporkan nyeri dirasakan dan akan
terkontrol 5 - 2 dirasakan.
3. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya
dengan tepat
4. Gali bersama pasien
faktor - faktor yang
dapat menurunkan atau
memperberat nyeri
5. Bantu keluarga dalam
mencari dan
menyediakan dukungan
6. Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri
2 Kerusakan Integritas Setelah dilakukan Pengecekan kulit:
Kulit b.d gangguan tindakan keperawatan 1. Periksa kulit dan selaput
turgor kulit selama 3 X 24 jam leddirr terkait dengan
diharapkan pasien dapat: adanya kemerahan,
Integritas jaringan : Kulit kehangatan ekstrim,
dan membrane mukosa edema, atau rainase
1. Suhu 2. Amati warna, kehangatan,
2. Sensasi bengkak, pulsasi, tekstur,
3. Elastisitas edema, dan ulserasi pada
4. Hidrasi ekstremitas
5. Keringat 3. Monitor infeksi, terutama
dari daerah edema
4. Monitor kulit dan adanya
ruam dan lecet
3 Ansietas b.d ancaman Setelah dilakukan Pengurangan kecemasan:
pada status terkini tindakan keperawatan 1. Berikan informasi faktual
selama 3 X 24 jam terkait diagnosis,
diharapkan pasien dapat perawatan dan prognosis
Tingkat kecemasan: 2. Berikan objek yang
1. Distress 2-4 menunjukan perasaan
2. Perasaan gelisah 2- aman
5 3. Dengarkan klien
3. Rasa cemas yang 4. Dorong verbalisasi
disampaikan secara perasaan, persepsi dan
lisan 2-5 ketakutan
5. Intruksikan klien untuk
menggunakan teknik
relaksasi (nafas dalam)

BAB III

TINJAUAN KASUS
Pengkajian

A. Identitas

Nama : Ny. R

Umur : 46 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jalan Mayor Ruslan nomor 1580 RT. 21 RW. 05


Kelurahan 20 Ilir 1Kecamatan Ilir Timur 1
Palembang

Suku/ Bangsa : Madura/ Indonesia

Status Marital : Menikah

Tanggal Masuk RS : 12 Juni 2014

Tanggal Pengkajian : 14 Juni 2014, pukul 10.00 WIB

No. Register : RI 14015940

No. Medrec : 0000755095

Nama suami/ PJ : Tn. S

Umur : 50 Tahun
Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Jalan Mayor Ruslan nomor 1580 RT. 21 RW. 05


Kelurahan 20 Ilir 1Kecamatan Ilir Timur 1
Palembang

Suku/ Bangsa : Madura/ Indonesia

B. Riwayat Kesehatan

1. Alasan Masuk Rumah Sakit : Pasien


mengatakan terdapat benjolan pada
payudara dekstra, dan mengeluarkan nanah.

2. Keluhan saat pengkajian :Pasien


mengatakan bahwa terdapat luka yang
belum sembuh dan nodul yang
mengeluarkan nanah pada payudara
dekstra, serta nyeri bila tertekan.

3. Riwayat perjalanan penyakit : 8 tahun yang


lalu, pasien mengalami tumor pada axila
dekstra, namun pasien hanya berobat ke
pengobatan alternatif dan tumor
bermetastase ke payudara dekstra. 1 bulan
yang lalu, pasien berobat ke YK Madira,
namun tidak mengalami perkembangan dan
dirujuk ke RSMH Palembang. Setelah
dirawat di RSMH, pasien pernah menjalani
simple mastektomi dan kemoterapi.
4. Riwayat penyakit dahulu : Pasien
mengatakan tidak pernah menderita
penyakit yang parah sebelumnya.

5. Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien


mengatakan tidak memiliki keluarga yang
mengalami kanker.

C. Riwayat sosial

1. Hubungan dengan anggota keluarga

Pasien mengatakan hubungan dengan anggota keluarga baik.


Suami dan anaknya sering datang dan membawakan makanan yang sehat,
serta memberikan dukungan untuk Ny. R.

2. Pembawaan secara umum

Pasien tampak tenang dan jarang berinteraksi dengan teman


sekamarnya.

3. Lingkungan rumah

Pasien mengatakan rumahnya berada di pinggir jalan dan terdapat


banyak asap kendaraan.
D. Pemenuhan Kebutuhan Dasar

No Kebutuhan Dasar Sebelum Sakit Saat Sakit

1 Nutrisi

Makan

 Frekuensi
5x/ hari Sate, 3x/ hari Sayur-
 Madekstra yang disukai
jeroan, dan sayuran dan buah,
 Madekstra pantangan daging-dagingan ikan Tidak ada

Minum Tidak ada


5x/ hari 3 Liter
 Frekuensi 7x/ hari 3 Liter Air minera

 Jumlah Air es

 Jenis minuman

2 Eliminasi

BAK

 Frekuensi 4-5x/ hari 4-5x/ hari

 Warna Kuning jernih Kuning jernih

 Keluhan Tidak ada Tidak ada

BAB

 Frekuensi 1x/ hari 1x/ hari

 Warna Kuning Kuning


kecoklatan kecoklatan
 Keluhan
Tidak ada Tidak ada

3 Istirahat 12 jam
 Lama tidur malam 8 jam 12 jam

 Lama tidur siang 3 jam 5 jam

 Kebiasaan sebelum tidur Menonton televisi Tidak ada

 Keluhan waktu tidur Sering terjaga di Tidak ada


malam hari

4 Kebersihan diri

 Frekuensi mandi 2x/ hari 2x/ hari

 Frekuensi sikat gigi 2x/ hari 2x/ hari

 Frekuensi mengganti 2x/ hari 2x/ hari


pakai

E. Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 130/80 mmHg TB : 154 cm

Denyut nadi : 80 x/ menit Suhu : 36,3º C

Pernafasan : 20 x/ menit BB sekarang : 60,5 kg

Wajah Hidung

Bentuk : Simetris - Bentuk : Simetris

Oedema : Tidak ada - Perdarahan : Tidak ada

Mata Mulut

- Polip : Tidak ada - Bentuk : Simetris

− Bentuk : Simetris - Bentuk : Simetris


- Sinusitis : Tidak ada − Sclera : Putih

− Oedema : Tidak ada - Warna : Merah

− Conjungtiva : Anemis - Kelembaban : Lembab

Leher

Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada

Peningkatan JVP : Tidak ada

Thorak

Payudara

 Bentuk payudara : Asimetris, payudara dekstra


telah dilakukan mastektomi dan terdapat nodul
nodul yang bernanah. Bentuk payudara sinistra
cembung ke depan.

 Puting susu : Puting susu sinistra keluar dan


puting susu dekstra sudah tidak ada puting.

 Hiperpigmentasi : Areola dan puting payudara


sinistra mengalami hiperpigmentasi, dan
payudara dekstra sudah dilakukan mastektomi.

 Kebersihan : Payudara sinistra tampak


bersih, namun payudara dekstra mengeluarkan
nanah yang keluar dari nodul-nodul.

 Benjolan abnormal : Terdapat nodul-nodul


yang mengeluarkan nanah pada payudara
dekstra. Pada payudara sinistra tidak terdapat
benjolan abnormal.
 Lain-lain : Terdapat nyeri tekan pada payudara
dekstra, dengan skala nyeri 4. Pada payudara
sinistra tidak terdapat gangguan lainnya.

Paru-paru

− Inspeksi (inspirasi/ ekspirasi) : Pengembangan dinding dada

kiri = kanan

− Palpasi : Fremitus raba normal

− Perkusi : Sonor

− Auskultasi : Vesikuler normal

Jantung

− Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat

− Palpasi : Tidak terdapat pembesaran jantung

− Perkusi : Redup

− Auskultasi : Bunyi jantung I dan II (regular)

Abdomen

Inspeksi − Bekas luka operasi : Tidak ada

− Striae : Tidak ada

− Aasites : Tidak ada

Palpasi − Massa : Massa tidak teraba

− Nyeri Tekan : Tidak terdapat nyeri tekan


Perkusi − Bunyi Normal Abdomen : Timpani

Auskultasi − Bising usus : Terdapat bising usus (10 x/ menit)

Hepar

− Palpasi : Tidak terdapat pembesaran hati

− Perkusi : Timpani

Limpha

− Palpasi : Limpha tidak teraba

− Perkusi : Timpani

Genitalia

Vulva dan vagina

− Varises : Tidak ada − Luka : Tidak ada

− Kemerahan : Tidak ada − Nyeri : Tidak ada

− Kebersihan : Bersih

Perineum

− Luka parut : Tidak ada − Lain-lain : Tidak ada

Periksa Dalam (data sekunder)

− Serviks : Tidak terdapat kelainan − Vagina : Tidak terdapat kelainan

Ekstremitas

Aksila − Pembesaran Kelenjar : Tidak ada

Ekstremitas Atas − Oedema tangan/ jari : Tidak ada


Ekstremitas Bawah − Oedema kaki : Tidak ada

− Varises : Tidak ada

− Pembengkakan kelenjar : Tidak ada

F. Pengkajian Faktor Predisposisi

− Obesitas : Pasien mengalami obesitas,

BB = 60,5 kg, dan TB = 154 cm

− Status pernikahan : Menikah

− Jumlah anak : 5 orang

− Usia ketika melahirkan anak : 17 tahun

pertama

− Pemberian ASI : Pasien mengatakan menyusui 5


orang anaknya sampai usia ± 2
tahun pada kedua payudara

− Penggunaan KB : Pasien mengatakan menggunakan


KB suntik setiap 3 bulan sejak
anak pertama sampai sekarang

− Konsumsi rokok : Pasien mengatakan tidak


mengkonsumsi rokok

− Riwayat tumor : Pasien mengatakan pernah memiliki


tumor sebesar biji kacang hijau
pada bagian aksila dekstra 8 tahun
yang lalu
− Riwayat keluarga penderita : Pasien mengatakan tidak
memiliki kanker anggota keluarga
yang menderita kanker

G. Pengkajian Psikososial

1. Konsep Diri

Pasien mengatakan bahwa ia merasa malu dengan keadaannya, terutama karena


payudara telah dilakukan mastektomi. Ia merasa ada yang hilang dari tubuhnya.

2. Kognitif

Pasien mengatakan belum tahu penyebab cancer mammae dan faktor faktor yang
dapat memicu cancer mammae.

3. Behavior

Pasien tampak tenang dan malu untuk berinteraksi dengan teman sekamarnya.

4. Mekanisme koping

Pasien mengatakan bahwa ia berdoa dan bercerita kepada keluarga setiap


mendapat masalah.

5. Peran

Pasien mengatakan bahwa perannya sebagai istri dan orang-tua berkurang karena
ia dirawat di rumah sakit.

6. Support sistem

Pasien mengatakan bahwa suami dan anak-anaknya mendukung untuk


kesembuhan dirinya.
H. Pemeriksaan Diagnostik

No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

1 Darah Rutin

− Eritrosit 3,8 x 106 µL 4,0 – 5,0 x 106 µL (P)

4,5 – 5,5 x 106 µL(L)

− Leukosit 15,0 x 103 µL 5,0 – 10,0 x 103 µL

− Hematokrit 32 % 40 – 50 % (P)

45 – 55 % (L)

− Trombosit 321 x 103 gr/mm3 150 – 400 x 103 gr/mm3

− Haemoglobin 10,7 gr/ dL 12,0 – 14,0 g/ dL (P)


13,0 – 16,0 g/dL (L)

< 15 mm/ jam


− LED 14 mm/ jam
< 10 mm/ jam

− Glukosa 111 mg/ dL


70 -115 mg/ d

2 Kimia Darah

− Natrium 141 mmol/L 135 – 145 mmol/ L

− Kalium 3,7 mmol/ 3,5 – 5,0 mmol/ L

3. Urinalisa : Tidak diperiksa

4. USG : Tidak diperika

5. Rontgen : Masih terdapat nodul pada payudara yang telah


dilakukan mastektomi
6. Terapi :

- Amoxicillin oral 500 mg 3 x 1 hari

- Ultracet oral 500 mg 3 x 1 hari

I. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1 Ds : Pasien mengatakan nyeri Nodul-nodul pada Nyeri


pada nodul-nodul di payudara payudara
dekstra.
Mendesak sel syaraf
Do : Terdapat nyeri tekan pada
Menekan sel syaraf
nodul-nodul pada payudara
dekstra. Skala nyeri 4. Nyeri

2 Ds : Pasien mengatakan luka Nodul-nodul yang Kerusakan


operasinya terbuka dan membengkak integritas kulit
terdapat nanah.
Mendesak jaringan
Do : Terdapat nanah Pada
Ulkus
nodul-nodul di payudara
dekstra Kerusakan integritas
kulit

3 Ds : Pasien mengatakan luka Nodul-nodul mendesak Resiko Infeksi


operasinya yang robek terbuka pembuluh darah
dan mengeluarkan nanah.
Aliran darah terhambat
Do : Luka tampak merah,
Hipoksia
mengeluarkan nanah.
Suhu = 36,3℃ Nekrosis jaringan

Leukosit = 15 x 103 Media mikroorganisme


patogen berkembang

Resiko Infeksi

4 Ds : Pasien mengatakan bahwa Kanker pada payudara Gangguan


ia merasa malu dengan
Citra Tubuh
keadaannya, terutama karena Mastektomi
payudara telah dilakukan
mastektomi. Ia merasa ada
yang hilang dari tubuhnya. Hilangnya bagian tubuh

Do : Pasien tampak jarang Timbul rasa malu


bersosialisasi dengan teman
sekamarnya
Gangguan Citra Tubuh

J. ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri:
cidera biologis keperawatan selama 3 X 1. Lakukan pengkajian nyeri
24 jam diharakan pasien komperhensif yang
dapat meliputi lokasi,
Kontrol Nyeri: karakteristik, frekuensi,
1. Mengenali kapan nyeri kualitas, intensitas atai
terjadi 5 – 2 beratnya nyeri dan faktor
2. Menggambarkan faktor pencetus
penyebab 5 – 2 2. Berikan Informasi
3. Mengenali apa yang mengenai nyeri, seperti
terkait dengan gejala nyeri penyebab nyeri berapa lama
5–2 nyeri akan dirasakan dan
4. Melaporkan nyeri akan dirasakan.
terkontrol 5 - 2 3. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya dengan
tepat
4. Gali bersama pasien
faktor - faktor yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri
5. Bantu keluarga dalam
mencari dan menyediakan
dukungan
6. Gunakan strategi
komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman
nyeri dan sampaikan
penerimaan pasien terhadap
nyeri
2 Kerusakan Integritas Setelah dilakukan Pengecekan kulit:
Kulit b.d gangguan tindakan keperawatan 1. Periksa kulit dan selaput
turgor kuit selama 3 X 24 jam leddirr terkait dengan
diharapkan pasien dapat: adanya kemerahan,
Integritas jaringan : Kulit kehangatan ekstrim, edema,
dan membrane mukosa atau rainase
1. Suhu 1 - 4 2. Amati warna, kehangatan,
2. Sensasi 1 - 3 bengkak, pulsasi, tekstur,
3. Elastisitas 1-3 edema, dan ulserasi pada
4. Hidrasi 1 - 3 ekstremitas
3. Monitor infeksi, terutama
dari daerah edema
4. Monitor kulit dan adanya
ruam dan lecet
3 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan Peningktan citra tubuh
b.d Penyakit tindakan keperawatan 1. Tentukan harapan citra
selama 3 X 24 jam diri pasien didasarkan
diharapkan pasien dapat pada tahap perkembangan
Citra Tubuh : 2. Gunakan bimbingan
1. Gambaran Internal diri antisiatif menyiapkan
1–4 pasien terkait dengan
2. Kepuasan dengan perubahan perubahan citra
penampilan 1 – 3 tubuuh
3. Kepuasan dengan 3. Tentukan perubahan
fungsi tubuh 1 – 3 fisik saat ini apakaah
berkontribusi pada citra
diri pasien
4. Monitor frekuensi dari
pernyataan mengkriti diri

BAB IV

PEMBAHASAN
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

También podría gustarte