Está en la página 1de 3

MINUMAN BERKARBONASI

A. Pendahuluan
Tubuh mengandung 80% air dari berat tubuh makhluk hidup. Air merupakan
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar makhluk hidup dapat terus hidup. Air
berperan dalam proses metabolisme tubuh dan dikeluarkan sebagai keringat, urin dan
uap air, kekurangan air menyebabkan berbagai maalah kesehatan dari dehidrasi ringan
sampai pada kematian.
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pangan terdapat berbagai
inovasi pengolahan minuman yang ada di pasaran mulai dari minuman isotonik, sari
buah, air mineral hingga minuman berkarbonasi. Sebenarnya amankah kita
mengkonsumsi minuman berkarbonasi? Artikel ini akan membahasa menganai
ontologi, epistemologi dan aksiologi dari minuman berkarbonasi.

B. Minuman Berkarbonasi

Inovasi minuman terjadi pada tahun 1890 ketika seorang pengusaha


mengembangakan minuman alternatif yang berbahan dasar cola dan ekstrak
sarsaparilla, setelah penemuan minuman tersebut, berkembanglah minuman-minuman
yang hampir mirip seperti cola-cola dan pepsi-cola yang kemudian minuman-
minuman tersebut disebut dengan soft drink (J.F. Tahmassebi, et al 2004). Karbonasi
merupakan suatu proses penginjeksian gas-gas CO2 (karbon dioksida) ke dalam
minuman sehingga memiliki gelembung-gelembung yang memberikan tekstur segar
dan memberikan efek kepuasan saat memimumnya (Heni Nurafini, 2009:158).

Minuman berkarbonasi terdiri dari 90% air dan sisanya merupakan pemanis,
pewarna, asam fosfat, kafein, dan beberap amineral misalnya aluminium.

1. Air merupakan komponen utama dari soft drink. Air yang digunakan harus
terhindar dari partikel-partikel, bakteri bahan organik, mineral garam, sehingga
air yang digunakan harus bersih, tidak berwarna, steril dari mikroorganisme.
2. Minuman berkarbonasi merupakan efek dari adanya karbon dioksida terlarut
dalam minuman. Minuman berkarbonasi memiliki formula gas yang terlarut
sektitar 2-3 volume. Efek dari kelarutan CO2 dalam air akan membentuk asam
karbonat (H2CO3).
3. Asam fosfat merupakan satu-satunya asam anorganik yang digunakan dalam
sediaan makanan sebagai asam. Dalam indutri minuman ringan asam fosfat
digunakan dalam pembuatan minuman berkarbonasi.
4. Selain asam fosfat dalam pembuatan minuman berkarbonasi juga menggunakan
asam sitrat. Asam sitrat meruakan asam yang paling banyak diguakan dalam
minuman beraroma buah.
5. Gula yang digunakan dalam mebuat minuman berkarbonasi dapat berupa gula
cair maupun berbentuk granul.
(David P. Steen & Philip R.Ashurst.2006)
Air berkarbonasi merupakan air yang mengandung karbon dioksida yang
diperoleh dengan cara melewatan karbon dioksida di bawah tekanan. Kelarutan
CO2 dalam air bervariasi sesuai dengan suhu air dan tekanan gas. Kelarutan CO2
menurun ketika suhu air meningkat. Pada sushu 15,5 OC dan pada tekanan 1 atm
air akan menyerap karbon dioksida dengan sendirinya peningkatan tekanan 10
atm akan meningkatkan kelarutan gas sekitar 9,5 volume (David P. Steen &
Philip R.Ashurst.2006)

Dampak negatif yang ditimbukan akibat mengkonsumsi minuman


berkarbonasi bukan karena adaya karbon dioksida yang terlarut, namun beberapa
sumber mengatakan bahwa gula sumber utama yang meyebaban beberapa masalah
dalm tubuh manusia, selain gula terdapat asam fosfat, kontaminasi bahan yang
terdapat dalam kaleng. Gula yang terdapat pada minuman ini menyebabkan
kerusakan pada enamel gigi dan meningkatkan resiko terkena diabetes tipe 2. Asam
fosfat yang terkandung dalam minuman berkarbonasi dapat menyebabkan
terbentuknya batu pada ginjal selain itu asam fosfat yang dikeluarkan bersama urin
membawa serta kalisum sehingga menyebabkan osteoporosis.
.... decrease in bone mineral density include the presence of phosphoric acid
in soft drinks, which promotes bone resorption and/or certain other
ingredients of beverages contributing to the increased excretion of calcium in
urine. (Xavier, et.al 2007)

Dapat disarikan bahwa penurunan mineral dalam tulang merupakan akibat dari
adanya asam fosfat dalam minuman dimanaasam fosfat ini meningkatkan eksresi
kalsium dalam tulang.

C. Penutup
Minuman berkarbonai merupakan minuman yang proses pebuatanya
ditembahkan denga gas CO2. Beberapa yang menyebabkan permsalahan kesehatan
dari minuman berkarbonasi yaitu kandungan gula yang tinggi, asam fosfat dan
kontaminan dari kaleng pengemasan minuman.
D. Daftar Pustaka
David P. Steen & Philip R.Ashurst.2006.Carbonated Soft Drinks: Formulation and
Manufacture. Australia:Blackwell Publishing
Nurafini, Heni 2009. Diet for Muslimah.Bandung: DAR
Xavier, R., Sreeramanan, S., Diwakar, A., Sivagnanam, G. & Sethuraman. 2007.
ASEAN Food Journal: Soft Drinks and Hard Facts: A Health Perspective 69
Soft Drinks and Hard Facts: A Health Perspective 1, diakses pada laman
http://www.ifrj.upm.edu.my/afjv14(2)2007/69-81.pdf

También podría gustarte