Está en la página 1de 6

ANALISIS PEMBAHASAN

KOMBINASI MUSIK GAMELAN SERTA SENAM LANSIA UNTUK


LANSIA DENGAN HIPERTENSI

Terapi musik terbukti dapat menimbulkan respon fisiologis pada kecemasan


pasien di Intensive Care Unit (ICU) dengan hasil 90% pasien menunjukkan
penurunan tekanan sistolik, 95% pasien menunjukkan penurunan tekanan diastolic
Indonesia pada tahun 1990- 2025 akan mempunyai kenaikan jumlah lanjut usia
sebesar 414%, suatu angka paling tinggi diseluruh dunia. Usia lanjut membawa
konsekuensi meningkatnya berbagai penyakit kardiovaskuler, salah satunya
adalah hipertensi yang sering disebut the silent killer. Data tekanan darah di bulan
November- Desember 2011 diperoleh bahwa sekitar 60% dari 115 lansia di Unit
Rehabilitasi Sosial Pucanggading Semarang menderita hipertensi. Kombinasi dari
terapi musik dan senam lansia merupakan salah satu penanganan non farmakologi
untuk hipertensi.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keefektifan kombinasi musik
gamelan laras pelog dan slendro serta senam lansia terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi. Jenis penelitian ini adalah quasi experimental
dengan rancangan penelitian one group (pretest- posttest) design. Penelitian
dilakukan pada 20 responden melalui teknik purposive sampling pada bulan
Februari 2012 di Unit Rehabiltasi Sosial Pucanggading Semarang. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran tekanan darah secara
langsung. Analisis hasil penelitian menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian
menunjukan adanya penurunan tekanan darah sistol dan diastol yang signifikan (p
value 0.0001) dengan taraf kesalahan (α) 0.05 yaitu dari 163,25 mmHg menjadi
146,75 mmHg dan dari 100,50 mmHg menjadi 89,25 mmHg. Kombinasi musik
gamelan laras pelog dan slendro serta senam lansia efektif terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Terapi ini direkomendasikan bagi
dunia keperawatan sebagai salah satu alternatif dari keperawatan holistik dalam
penanganan hipertensi pada lansia
Kombinasi musik gamelan laras pelog dan slendro serta senam lansia efektif
dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi dengan adanya
perbedaan tekanan darah sistole dan diastole sebelum dan setelah diberikan
kombinasi musik gamelan laras pelog dan slendro serta senam lansia, (p value
0.001) dengan taraf kesalahan (α) 0.05. Perubahan yang terjadi adalah nilai rata-
rata tekanan darah sistole 166,50 mmHg pada pre-test, berubah menjadi 146,50
mmHg pada posttest, dan nilai rata-rata tekanan darah diastole 101,50 mmHg
pada pre-test,berubah menjadi 89,00 mmHg pada posttest. Peneliti lain di
sarankan dapat mengembangkan penerapan metode kombinasi mendengarkan
musik gamelan laras pelog dan slendro serta senam lansia untuk menurunkan
tekanan darah dengan kasus lain. Metode yang benar dalam mengkombinasikan
musik gamelan laras pelog dan slendro serta senam lansia akan menghasilkan
keefektifan yang optimal dalam menurunkan tekanan darah.
ANALISIS PEMBAHASAN

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN CITRA DIRI DAN HARGA DIRI


PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JOMBLANG
KECAMATAN CANDISARI SEMARANG

Obesitas merupakan keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang


berlebih, sehingga berat badan seseorang seseorang jauh diatas normal dan dapat
membahayakan kesehatan. Obesitas dapat memberikan dampak negatif secara
psikologi kepada remaja yang bersangkutan, hal yang selalu beriringan dengan
obesitas adalah gangguan citra diri dan harga diri. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan obesitas dengan citra diri dan harga diri pada remaja
putri di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang. Metode dalam
penelitian ini adalah Diskriptif Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang mengalami
obesitas di Kelurahan Jomblang yaitu sebanyak 27 remaja. Teknik sampling yang
digunakan adalah dengan menggunakan sample jenuh yaitu dengan menggunakan
seluruh populasi sebagai sample penelitian.
Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar remaja yang menjadai
responden dalam penelitian berada dalam obesitas ringan ( 81,5 % ), sebagian
besar remaja putri memiliki citra diri yang negatif (51,9 % ), serta sebagian besar
remaja putri memiliki harga diri yang negatif (51,9 % ). Berdasarkan hasil uji
korelasi Pearson Product Moment didapatkan nilai p = 0.154 (> 0.05), sehingga
tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan citra diri dan nilai p = 0.791 (>
0.05), sehingga tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan harga diri pada
remaja putri. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diharapkan remaja putri
yang mengalami obesitas agar meningkatkan kemampuan fisiknya, meluangkan
waktu untuk melakukan kegiatan olah raga rutin serta dapat memahami perikaku
apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatn fisiknya. Secara keseluruhan
diharapkan remaja putri yang mengalami obesitas untuk dapat meningkatkan
harga dirinya dan memiliki pandangan yang positif terhadap tubuhnya agar dapat
terhindar dari penghinaan secara fisik.
Hasil penelitian yang telah dilakukan penulis menunjukkan bahwa, sebagian
besar remaja yang menjadi responden dalam penelitian ini berada dalam obesitas
ringan, yaitu sebanyak 22 remaja dengan presentase ( 81,5% ). Sebagian besar
remaja putri yang menjadi responden memiliki citra diri yang negatif, yaitu
sebanyak 14 remaja dengan prosentase (51,9 %). Sebagian besar remaja putri
yang menjadi responden dalam penelitian memiliki harga diri rendah, yaitu
sebanyak 14 remaja dengan prosentase ( 51,9 % ). Dari hasil uji statistik diperoleh
tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan citra diri dan harga diri pada
remaja putri di kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang. Mengingat
peranan citra diri dan harga diri sangat berpengaruh pada perkembangan remaja
secara psikologis maka, dengan adanya pendidikan yang diberikan pada remaja
diharapkan dapat membangun rasa percaya diri yang tinggi dan dapat memberikan
pandangan yang positif terhadap citra diri meskipun remaja putri tersebut
mengalami obesitas. Pemberian informasi mengenai obesitas, citra diri, danharga
diri pada remaja tidak hanya dapat dilakukan oleh perawat tetapi dapatdilakukan
juga oleh tenaga kesehatan yang lain, mahasiswi keperawatan maupun
masyarakat.
ANALISIS PEMBAHASAN

SIKAP PENGASUH ANAK BALITA YANG TERINFEKSI HIV/AIDS


DI KABUPATEN TEMANGGUNG DAN KUDUS

Beban pengasuhan anak yang terinfeksi HIV/AIDS dapat menimbulkan


banyak stress, gangguan emosi saat kelebihan beban oleh tuntutan pemberian
perawatan, mengalami keterasingan atau stigmatisasi dan beban biaya
pengobatanKasus anak yang meninggal terkait penyakit AIDS pada tahun 2012 di
seluruh dunia mencapai 260.000. Hanya sejumlah kecil bayi lahir dengan HIV
positif bisa bertahan hidup sampai usia 6 tahun. Tingginya resiko kematian ini
karena infeksi HIV tidak diobati dan tidak mendapatkan perawatan optimal atau
penolakan dari orang yang seharusnya menjaga dan merawatnya seperti orang tua,
wali dan kerabat. Tujuan penelitian memperoleh gambaran sikap pengasuh dalam
merawat anak balita yang terinfeksi HIV/AIDS di Temanggung dan Kudus.
Metode penelitian kualitatif dengan studi kasus dilakukan pada 9 pengasuh anak
HIV positif sebagai responden primer dengan menggunakan panduan wawancara.
Responden dipilih secara purposive sesuai kriteria. Hasil penelitian menunjukkan
beberapa pengasuh bersikap positif dengan mengungkapkan status HIV anak
kepada keluarga dan masyarakat serta mendukung program terapi anak. Sebagian
besar masih menutupi karena takut stigma dan diskriminasi masyarakat.
Beberapa pengasuh bersikap positif dengan mengungkapkan status HIV
anaknya kepada keluarga dan masyarakat serta mendukung program terapi untuk
anak. Sebagian besar pengasuh masih menutupi status HIV anak dengan
menyangkal diagnosis, tidak mau melakukan pemeriksaan serta tidak mendukung
program pengobatan yang direkomendasikan petugas kesehatan karena takut
stigma dan diskriminasi masyarakat.
ANALISIS PEMBAHASAN

TERAPI DIET PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS
SUKAMERINDU BENGKULU

Prevalensi hipertensi di indonesia telah mencapai 31,7% dan sebagian besar


kasus belum terdeteksi. hipertensi adalah penyebab utama penyakit jantung, gagal
ginjal, dan stroke. salah satu non farmakoterapi yang dapat menurunkan tekanan
darah adalah pisang ambon. tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
efek dari ambon diet diet pisang untuk menurunkan tekanan darah pada klien
dengan hipertensi di Puskesmas Sukamerindu Bengkulu Penelitian ini
menggunakan satu kelompok pre test- post test design. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah non probability sampling jenis purposive
sampling. Jumlah seluruhnya Jumlah sampel adalah 22 responden yang dipilih
berdasarkan inklusi dan kriteria pengecualian. Hasil uji t berpasangan pada
tekanan darah sistolik sebelum dan setelah diberikan terapi menunjukkan nilai p
0,000. Hasil uji t berpasangan pada Tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah
diberikan terapi menunjukkan nilai p 0,000. Hasil ini menjelaskan bahwa ada
pengaruh yang signifikan dari diet pisang Ambon terapi untuk menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik pada klien dengan hipertensi. Pisang dapat
menurunkan hipertensi karena mengandung tinggi potasium yang bekerja mirip
dengan obat antihipertensi dalam tubuh manusia. Itu bisa menyimpulkan bahwa
terapi diet pisang Ambon dapat menurunkan tekanan darah klien dengan
hipertensi di kesehatan masyarakat Kota Sukamerindu Bengkulu. Lebih jauh hari,
orang harus mengukur tekanan darah mereka secara rutin, hidup dengan sehat
gaya hidup, dan mereka dapat makan pisang untuk mencegah dan mengontrol
tekanan darah mereka.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa terapi diet pisang
ambon secara bermakna menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic pada
klien hipertensi.Diharapkan untuk selalu melakukan terapi diit pisang ambon
secara rutin dan di selingi dengan olahraga

También podría gustarte