Está en la página 1de 25

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) nasional telah berubah


visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi
visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, mewakili jumlah anak yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam paradigma baru KB ini sangat menekankan pentingnya upaya
menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas
keluarga (Saifuddin, 2006).
Laju kepadatan penduduk Indonesia mencapai 216 juta jiwa, dengan tingkat kepadatan
pada tahun 2004 diperkirakan 112 jiwa/Km2. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2004, dengan perhitungan proyeksi menggunakan data dasar berdasarkan SP
2000 tercatat sebesar 6.915.950 jiwa, yang terdiri dari 3.563.310 jiwa penduduk laki-laki
dan 3.352.640 jiwa penduduk wanita. Sejak tahun 1971 sampai dengan 2004 jumlah
penduduk meningkat 300%. Namun mengalami penurunan hamper lima kali lipat dari
5,77% menjadi 10,4%. Kondisi ini merefleksikan bahwa upaya pengendalian penduduk
telah berjalan selaras dengan upaya peningkatan kesejahteraan, termasuk factor kesehatan
penduduknya. Angka pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2004
menjadi 31,57% (Dinkes Sumut, 2010).

Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta
masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang mandiri. Keberhasilan ini harus
diperhatikan dan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata. Di
Indonesia peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor KB memilih suntikan sebagai alat
kontrasepsi, 40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72% memilih IUD dan
lainnya 1,11%. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP (Metode Non

1
Kontrasepsi Jangka Panjang). Sehingga metode KB MKJP seperti IUD, Implant, Kontap
Pria (MOP) dan Kontap Wanita (MOW) kurang diminati (Anonymous, 2010).
Faktor-faktor yang mendukung terwujudnya gerakan KB Nasional. Pada tahun 2003
adalah bahwa lebih dari 198.012 orang wanita (67,53%) berstatus menikah pernah
menggunakan salah satu alat kontrasepsi dan sekitar 1.782.108 orang wanita (51,66%)
berstatus menikah sedang menjadi peserta KB aktif. Factor-faktor yang mempengaruhi
ibu memakai alat kontrasepsi karena sangat efektif, tidak memiliki pengaruh terhadap
ASI, sedikit efek samping, dan tidak perlu menyimpan obat suntik tersebut (Hartanto,
2004).
Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak 4.534,850 (76,23%)
dari seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang mencapai 5.948.962 PUS. Realisasi
peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi suntik 2.239.108, pil 848.503, IUD
557.224 dan kondom 42.464 (BPS, 2009).

Prevalensi ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik disebabkan oleh beberapa
factor seperti umur, pendidikan, jumlah anak dan dukungan suami. Berdasarkan
prevalensi factor umur ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik sangat tinggi
pada usia 15-29 tahun yaitu sebesar 38% dengan alasan mereka belum memiliki anak
atau jumlah anak yang mereka miliki belum dirasakan cukup (BKKBN, 2010)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Definisi dari KB Suntik ?
2. Epidemologi KB Suntik ?
3. Macam-macam dari KB Suntik ?
4. Kalsifikasi dari KB Suntik ?
5. Keuntungan dan Kerugian dari KB Suntik ?
6. Kelebihan dan Kekurangan KB Suntik ?
7. Indaksi dari KB Suntik ?
8. Komposisi dari KB Suntik ?
9. Bagaimana Komplikasi dari KB Suntik ?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari KB Suntik ?

2
1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Definisi dari KB Suntik
2. Untuk Mengetahui Epidemologi dari KB Suntik
3. Untuk Mengetahui Macam-macam dari KB Suntik
4. Untuk Mengetahui Kalsifikasi dari KB Suntik
5. Untuk Mengetahui Keuntungan dan Kerugian dari KB Suntik
6. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurang dari KB Suntik
7. Untuk Mnegetahui Indaksi dari KB Suntik
8. Untuk mengetahui Komposisi dari KB Suntik
9. Untuk Mengetahui Komplikasi dari KB Suntik
10. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan dari KB Suntik

1.4 MANFAAT
a. Bagi pembaca
Manfaat penyusunan askep KB suntik ini adalah agar pembaca dapat mengetahui
segala sesuatu tentang KB suntik
b. Bagi penulis
1. Penulis dapat mengetahui tentang KB suntik secara lebih mendalam.
2. Penulis dapat mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk ilmiah.
3. Penulis dapat menhargai karya orang lain ( dalam bentuk kutipan dan daftar
pustaka.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro, 2007).
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan
Utama, 2014).
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya hormon
progesteron disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodik. (BKKBN, 1999)
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam
jangka waktu tertentu kemudian masuk ke pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit
oleh tubuh yang berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya kehamilan (Bazad,
2002)
Kontrasepsi suntik adalah salah satu cara mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakaian KB suntik hanya sekitar 0,3
kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakain asal penyuntikan dilakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. (Sarwono, 2003)

2.2. EPIDEMOLOGI

Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan kontrasepsi telah


meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah di
Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna kontrasepsi modern telah meningkat tidak
signifikan dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional,
proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode kontrasepsi
modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%,

4
di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia
naik sedikit dari 66,7% menjadi 67,0%. Diperkiraan 225 juta perempuan di negara-negara
berkembang ingin menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan
metode kontrasepsi apapun dengan alasan sebagai berikut: terbatas pilihan metode
kontrasepsi dan pengalaman efek samping. Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk
kontrasepsi masih terlalu tinggi. Ketidakadilan didorong oleh pertumbuhan populasi
(WHO, 2014).
Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah penduduk sebanyak
252.124.458 jiwa dengan luas wilayah 1.913.378,68 km2 dan kepadatan penduduk
sebesar 131,76 jiwa/km2 (Depkes RI, 2014). Masalah yang terdapat di Indonesia adalah
laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi. Perkiraan penduduk pertengahan
(2013) sebesar 248,8 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,48%. Laju
pertumbuhan ditentukan oleh kelahiran dan kematian dengan adanya perbaikan
pelayanan kesehatan menyebabkan tingkat kematian rendah, sedangkan tingkat kelahiran
tetap tinggi hal ini penyebab utama ledakan penduduk. Menekan jumlah penduduk
dengan menggalakan program Keluarga Berencana (KB) (BPS, 2013).
Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2014 dengan jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. Peserta KB baru sebesar 7.761.961
(16,15%) meliputi suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil KB sebanyak 1.951.252
(25,14%), kondom sebanyak 441.141 (5,68%), implan sebanyak 826.627 (10,65%), IUD
(Intra Uterine Device) sebanyak 555.241 (7,15%), Metode Operasi Wanita (MOW)
sebanyak 116.384 (1,5%), Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 16.062 (0,2%).
Sedangkan peserta KB aktif sebanyak 35.202.908 meliputi IUD sebanyak 3.896.081
(11,07%), MOW sebanyak 1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak 241.642 (0,69%), implant
sebanyak 3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak 1.110.341 (3,15%), suntikan sebanyak
16.734.917 (47,54%), dan pil KB sebanyak 8.300.362 (29,58%) (Depkes RI, 2014).

Penggunaan metode kontrasepsi menjadi perhatian khususnya saat ini, survei Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2013 menunjukan kondisi bahwa
PUS (Pasangan Usia Subur) yang mengetahui semua alat kontrasepsi modern, seperti
IUD (Intra Uterine Device)/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/Spiral, MOP
(Metode Operasi Pria), MOW (Metode Operasi Wanita), Implan, Suntik, pil KB dan

5
kondom hanya 10,6%. Ini artinya masih 80,4% PUS belum mengetahui semua alat
kontrasepsi modern dan yang mengetahui sedikitnya 6 (enam) jenis alat kontrasepsi
modern hanya 59,2%. Disisi lain, PUS yang mengetahui semua alat atau cara KB
(IUD/AKDR/Spiral, MOP, MOW, dan Implan) ternyata hanya 40,2%. Ini artinya masih
ada sekitar 59,8% PUS yang belum mengetahui semua jenis alat kontrasepsi.
Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2014 persentase PUS berumur 15-49 tahun
yang menggunakan atau memakai alat KB di Provinsi Jawa Tengah 2000-2013,
menunjukan peningkatan secara signifikan pada tahun 2013 sebesar 64,87% (BPS Jawa
tengah, 2014). Pada tahun 2013 jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tercatat
sebanyak 1.015.043 peserta dengan rincian masing-masing per metode kontrasepsi
AKDR sebanyak 98.136 peserta, MOW sebanyak 22.811 peserta, MOP sebanyak 1.206
peserta, kondom sebanyak 46.705 peserta, implan/susuk sebanyak 132.188 peserta, suntik
sebanyak 342.606 peserta, pil KB sebanyak 171.391 peserta (BKKBN Jateng, 2013).
Peserta KB aktif di Sukoharjo (2014) sebanyak 119.206 (77,4%) peserta KB merupakan
indikator pencapaian KB, yang memilih metode KB jangka pendek yang terdiri dari:
suntik sebanyak 62.233 (52,2%) peserta, pil KB sebanyak 16.395 (13,7%) peserta, dan
kondom sebanyak 3.262 (2,7%) peserta. Metode KB jangka panjang yang paling banyak
dipilih oleh peserta KB aktif adalah IUD sebanyak 19.510 (16,4%) peserta, MOW
sebanyak 7.720 (6,5%) peserta, MOP sebanyak 334 (0,3%) peserta dan implan sebanyak
9.732 (8,2%) peserta (Dinkes Sukoharjo, 2014).
KPP-KB (Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana) memiliki tujuan
dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana. Sedangkan PLKB/PKB (Penyuluhan
Lapangan Keluarga Berencana/ Penyuluhan Keluarga Berencana) merupakan ujung
tombak sebagai juru penerang ataupun agent of change pada keluarga dan masyarakat
luas menuju perubahan dari tidak mendukung menjadi mendukung program KB dan
sebagai upaya peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
PLKB memiliki fungsi untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengembangkan,
melaporkan dan mengevaluasi program KB Nasional dan program pembangunan lainnya
di tingkat Desa/Kelurahan.

6
Data dari rekapitulasi pengguna KB di Kartasura bulan April (2015) sebanyak 2.062
(76,82%). Peserta KB dengan jumlah wanita usia subur menggunakan metode
kontrasepsi 1584 peserta terdiri dari: IUD sebanyak 492 (23,86%), MOP sebanyak 8
(0,39%), MOW sebanyak 130 (6,30%), implan sebanyak 32 (1,55%), suntik sebanyak
687 (33,28%), pil KB sebanyak 207 (10,04%), dan kondom sebanyak 28 (1,36%).
Sedangkan bukan peserta KB sebanyak 478 (23,18%). Pendidikan manfaat keluarga
berencana sangat penting untuk menentukan kontrasepsi yang digunakan pada pasangan
usia subur. Sebelum penelitian berlangsung, dilakukan survei penelitian di Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo 2015, ternyata umur tertinggi 15- 49 tahun sebanyak 34
PUS (94,4%) dan > 49 tahun sebanyak 2 PUS (5,6%) dari 36 responden. Pendidikan PUS
tertinggi tamat SMA sebanyak 21 (58,3%), tamat SMP sebanyak 7 (19,4%), dan tamat
SD sebanyak 8 (22,2%). Jumlah anak terbanyak adalah < 2 sebanyak 27 (75%).
Sedangkan kontrasepsi yang digunakan PUS tertinggi adalah IUD sebanyak 15 (41,7%),
suntik sebanyak 14 (38,4%), implan dan kondom sebanyak 1 (2,8%), dan pil sebanyak 5
(13,9%). Sumber informasi mengenai program KB yang diperoleh PUS dari teman
sebanyak 18 (50%), televisi sebanyak 7 (19,4%), surat kabar sebanyak 6 (16,7%), radio
sebanyak 4 (11,1%), dan lain-lain sebanyak 1 (2,8%). Berdasarkan kuesioner responden
yang menjawab kurangnya pengetahuan tentang program KB sebanyak 26 (72,2%) dari
36 responden. Responden yang menjawab kurang efektif menggunakan metode
kelompok besar berupa penyuluhan sebanyak 25 (69,4%) dari 36 responden. Dari hasil
kuesioner pengetahuan tentang KB cukup baik sebanyak 23 (63,9%) dari 36 responden.
Pengetahuan tentang kontrasepsi hormonal masih kurang sebanyak 21 (58,3%) dari 36
responden, sedangkan kontrasepsi non hormonal cukup baik sebesar 20 (55,6%).

2.3. MACAM-MACAM KB SUNTIK

Menurut Varney ( 2006 ) KB Suntik dibagi menjadi jenis, yaitu:

a. KB Suntik 3 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang mengandung hormon Depo


Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dengan volume 150 mg. Alat
kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 Minggu. Suntikan pertama

7
diberikan 7 hari pertama saat periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah
persalinan. Jenis Suntikan KB ini ada yang dikemas dalam cairan 1ml atau 3ml.
b. KB Suntik 1 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang diberikan 1 bulan sekali.
Dengan pemberian suntikan pertama sama dengan suntik 3 bulan, yaitu setelah 7
hari pertama periode menstruasi, atau 6 minggu setelah melahirkan. Alat
kontrasepsi ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate
(hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen).

2.4. KLASIFIKASI KB SUNTIK


1. Golongan progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi yang hanya mengandung progestin, yaitu:
a. Depo Provera/ Depo Medroksi Progesteron Asetat (DPMA)
Medroxyprogesteeon yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral
yang mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif. DPMA ini telah
dipakai lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan
sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita. (Hartanto 2002)
mengandung 150mg Depo Medroksi Progesteron Asetat
Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat (DMPA), yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuskular di daerah bokong (Sarwono, 2012)
b. Depo Noristerat (Depo Noretisteron Enantat) mengandung 200mg Noretisteron
Enantat
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikan secara depot. Larutannya merupakan
campuran benzyl benzoat dan castrol oil dalam perbandingan 4:6. Efek
kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lendir servik.
2. Golongan progestin dengan campuran estrogen propinat
a. Depo estrogen-progesteron / Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi terdiri dari 25mg Depo Medroksiprogesteron Asetat
dan 5mg Estrogen Sipionat

8
2.5. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
1. Keuntungan
Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan jangka
panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung estrogen
sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak
perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun
sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013)
Keuntungan kb suntik DMPA(DEPO MEDROXYPROGESTERON ASETAT)
a Sangat efektif (0,3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
penggunaan)
b Pencegahan kehamilan jangka panjang
c Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
d Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung
e Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
f Sedikit efek samping
g Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
i Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Saifuddin, 2006)
2. Kerugian
a Perdarahan tidak teratur atau bercak atau amenore
b Keterlambatan kembali subur sampai 1 tahun
c Berat badan meningkat
d Dapat berkaitan dengan osteoporosis pada pemakaian jangka panjang.
e Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B dan virus HIV.

9
f Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan. (Everett,
2007)

10
2.6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. Kelebihan
Metode KB Suntik adalah metode kontrasepsi hormonal efektif mencegah
kehamilan hingga 99%. Memberikan kenyamanan kepada pasangan suami istri,
karena dengan satu kali suntikan anda tidak perlu memikirkan kontrasepsi selama
1 sampai 3 bulan, sesuai dengan jenis Suntik KB yang anda pilih. Anda dan
pasangan bisa lebih spontan dalam berhubungan intim tanpa harus khawatir
menjadi hamil. Kehamilan bisa anda dapatkan kembali, setelah menghentikan
penggunaan KB Suntik.
Metode KB Suntik dapat digunakan oleh ibu menyusui, dengan catatan suntikan
pertama diberikan 6 minggu setelah persalinan, Menurunkan resiko kanker rahim
dan memberikan perlindungan terhadap infeksi panggul.( BKKBN,2007 ).

2. Kekurangan
Dari beberapa kelebihan Metode KB Suntik tersebut diatas, pada beberapa kasus
KB Suntik juga memberikan efek samping terutama pada awal pemakaian, yang
diantaranya adalah:

a. Siklus haid menjadi tidak teratur berkepanjangan, atau bahkan anda tidak
mengalami haid sama sekali, selama beberapa bulan pertama saat pemakaian atau
berhenti melakukan KB suntik,
b. Beberapa ibu yang menggunakan metode KB suntik 3 bulan mengalami
penambahan berat,
c. Ibu mengalami jerawat, sakit kepala, nyeri payudara, perubahan suasana hati, dan
perut kembung,
d. Pada beberapa kasus, kesuburan wanita baru pulih setelah beberapa bulan
menghentikan penggunaan KB suntik,
e. Penggunaan KB suntik 3 bulan memicu terjadinya osteoporosis.
f. Cendrung mudah gemuk, efek samping penambahan berat badan ini yang paling
sering ditakuti oleh ibu-ibu.
g. Setelah suntikan dihentikan, kesuburan akan kembali dengan lambat.

11
h. Perubahan lipid serum (kolesterol) menjadi tinggi pada penggunaan jangka
panjang.
i. Dapat menurunkan densitas atau kepadatan tulang pada penggunaan jangka
panjang.
j. Pada penggunaan jangka panjang juga dapat menurunkan libido, pengeringan
vagina, gangguan emosi, sakit kepala, sering gemetar, dan timbulnya jerawat.
( BKKBN,2007 ).

2.7. INDIKASI
Indikasi penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan, yaitu :
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi
4. Wanita menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5. Setelah melahirkan dan menyusui
6. Setelah abortus atau keguguran
7. Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi
8. Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi esterogen
9. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
10. Wanita yang menggunakan obat untuk epylepsy(fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberculosis (rifampisin)
(saiffudin ,2006)

Indikasi Penggunaan kontrasepsi suntik 1 bulan, yaitu :

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki


pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai
harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang
menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan
sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang
menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses
sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

12
2.8. KOMPOSISI
1. Depo provera (Depo Medroksi Progesteron Asetat) mengandung 150 mg Depo
Medroksi Progesteron Asetat
Depo Noristerat (Depo Noretisteron Enantat) mengandung 200 mg N oretindron
Enantat
Golongan progestin dengan campuran esterogen propionat Cyclo provera (nama
dagang : cyclofem) mengandung 50 mg Progesteron dan 5 mg komponen esterogen
2. Waktu pemberian kb suntik
a. Pasca persalinan
Dapat diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5 post partum atau sesudah Air Susu
Ibu berproduksi ,sebelum ibu pulang dari rumah sakit, 6-8 minggu pasca bersalin,
asal dipastikan bahwa ibu tidak hamil atau belum melakukan koitus.
b. Pasca keguguran
Dapat diberikan segera setelah selesai kuretase atau sewaktu ibu hendak pulang
dari rumah sakit, 30 hari pasca keguguran, asal ibu belum hamil lagi, saat
menstruasi, pada hari pertama sampai hari ke 5.
3. Jadwal waktu suntikan
Jadwal suntikkan menurut Manuaba, (1998) adalah sebagai berikut:
Depo provera : interval 12 minggu
Norigest : interval 8 minggu
Cyclofem : inreval 4 minggu
4. Cara penggunaan kontrasepsi DMPA menurut Saifuddin (2003) :
a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan
efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil/
isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kering
baru disuntik.

13
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.
Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan putih pada dasar
ampul, upayakan menghilangkannya dan dengan menghangatkannya.
5. Mekanisme kerja kontrasepsi DMPA menurut Hartanto (2004) :
a. Primer : Mencegah ovulasi
Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)
menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada pemakaian DMPA, endometrium
menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Dengan
pemakaian jangka lama endometrium bisa menjadi semakin sedikit sehingga
hampir tidak didapatkan jaringan bila dilakukan biopsi, tetapi perubahan tersebut
akan kembali normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA berakhir.
b. Sekunder
Lendir servik menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier terhadap
spermatozoa,membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari
ovumyang telah dibuahi, mungkin mempengaruhi kecepatan transportasi ovum
didalam tuba falopi.

2.9. KOMPLIKASI
1. Gangguan haid
Karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami
perubahan histologi. Keadaan amenore disebabkan atrofi endometrium.
a. Tidak mengalami haid (amenore)
Amenore dibedakan menjadi dua yaitu amenore primer merupakan masa remaja
kurang dari 16 tahun belum pernah mengalami mens atau belum menampakkan
tanda-tanda fisik seksual sekunder, sedangkan amenore sekunder bila wanita
sudah mengalami menstruasi namun kemudian tidak mengalami menstruasi dalam
waktu 3-6 bulan. (Varney, 2006)
Penaganannya Tidak perlu dilkakukan tindakan apapun. Cukup konseling
saja.Bila klien tidak dapat menerima kelainan tersebut, suntikan jangan
dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi lain.Diberikan pil KB 3 x 1
tablet dari hari I-III, 1 x 1 tablet mulai hari IV selama 4-5 hari.

14
b. Perdarahan berupa tetesan atau bercak-bercak (spotting)
Perdarahan bercak merupakan keluhan atau gejala yang akan menurun dengan
makin lamanya pemakaian (Siswosudarmo, 2001).
Penangannanya diberikan pil KB 3 x 1 tablet per hari selama 7 hari.
c. Perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak daripada biasanya
(menorarghia)
Persepsi yang umum mengenai perdarahan berlebihan adalah apabila tiga sampai
empat pembalut sudah penuh selama empat jam. Jumlah kehilangan darah yang
dipertimbangkan normal selama mens adalah 30 cc sejak penelitian yang
dilakukan pada tahun 1960-an dan setiap perdarahan yang lebih dari 80
dinyatakan perdarahan abnormal, seperti yang dikatakan oleh Engstrom, bahwa
batas 8cc merupakan ukuran standar untuk menetapkan menoragia.
(Varney, 2006).
Penangannanya diberikan tablet sulfas ferosus 3 x 1 tablet (5-7 hari)
sampai keadaan membaik.
2. Depresi
Penyebabnya diperkirakan dengan adanya hormone progesterone terutama yang berisi
19-norsteroid menyebabkan kurangnya Vitamin B6 (Pyridoxin) di dalam tubuh.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya depresi.
b. Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu. Beri motivasi agar
tetap memakai suntikan.
Tindakan medis
a. Diberikan Vitamin B6 2-3 x 1 tablet (10 mg) per hari sampai gejala depresi
hilang.
b. Bila depresi menetap dan terus memberat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti
cara kontrasepsi nn-hormonal.
3. Keputihan
Penyebab oleh karena efek progesterone merubah flora dan PH vagina, sehingga
jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan keputihan.
KIE

15
a. Jelaskan sebab terjadinya keputihan.
b. Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
c. Menjaga kebersihan daerah kemaluan (berganti celana dalam, menggunakan
pembalut yang cocok).
d. Memotivasi agar tetap memakai suntikan
Tindakan medis
a. Bila disertai rasa gatal, cairan berwarna kuning kehijauan atau berbau tidak sedap,
dapat diberikan pengobatan antimikotik secara per-vaginam: nistatin 100.000 IU
intravaginal selama 14 hari.
b. Bila keputihan terus berlangsung maka pemakaian suntikan dihentikan sementara.
4. Jerawat
Penyebab adalah progestin terutama 19-norprogestine menyebabkan peningkatan
kadar lemak
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya jerawat.
b. Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning telur).
c. Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah 2xsehari dengan
pembersih muka.
d. Menghindari pemakaian kosmetik wajah yang berlebihan.
Tindakan medis
a. Bila tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihan wajah.
b. Bila terlihat infeksi diberikan Tetrasiklin3-4 x 1 kapsul 250 mg, selama 1-2
minggu.
c. Bila jerawat menetap dan bertambah banyak, ganti cara kontrasepsi non-
hormonal.
5. Rambut rontok
Penyebabnya progesteron terutama 19-norprogesterone dapat mempengaruhi folikel
rambut, sehingga tinbul kerontokan rambut.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya rambut rontok.

16
b. Gejala ini bersifat sementara dan individu akan kembali normal tanpa pengobatan
setelah suntikan dihentikan.
6. Perubahan berat badan
Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron
mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di
bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu
makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan
dapat menyebabkan berat badan bertambah.
KIE
a. Jelaskan sebab terjadinya perubahan berat badan.
b. Penambahan berat badan ini bersifat sementara dan individu (tidak terjadi pada
semua pemakai suntikan, tergantung reaksi tubuh wanita itu terhadap
metabolisme progesteron).
c. Berat badan meningkat anjurkan untuk melakukan diet rendah kalori dan olah
raga yang proporsional untuk menjaga berat badannya.

17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU DENGAN KB SUNTIK

A. PENGKAJIAN
1. Data subyektif
Tanggal pendataan : 9 Januari 2018, pukul 09.00 WIB
a. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. NR Tn. PR
Umur : 32 th 47 th
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMEA SMA
Pekerjaan : Swasta PNS
Penghasilan : Rp. 600.000/bln Rp. 2.000.000/bln
Status marital : Menikah Menikah
Lama/brp x menikah : 15 th/1x 15 th/1x
Jumlah anak : 1 anak laki – laki, dan 1 anak perempuan
Alamat : RT. 10/RW. VI Ds. Bendo,Magetan
b. Keluhan utama
Peningkatan berat badan
c. Riwayat kesehatan
Selama menggunakan KB suntik, klien tidak mengalami penyakit yang merupakan
kontraindikasi dari pemakaian KB suntik seperti jantung, DM, hipertensi, kanker.
d. Riwayat obstetri
Menarche umur 12 tahun, siklus haid antara 30-35 hari lama haid 7 hari tidak disertai nyeri
haid. Ganti pembalut pada hari 1 dan 2 sebanyak 3x sehari selanjutnya setelah hari 2x
sehari konsistensi encer, berwarna merah.

18
e. Riwayat KB
Klien menggunakan KB suntik depo progestin selama 8 tahun setelah kelahiran anak I,
sekarang umur 14 tahun laki-laki, setelah itu langsung hamil anak ke 2, perempuan, setelah
kelahiran anak ke II ibu menggunakan KB suntik depo progestin lagi sudah  3 tahun. Ibu
menggunakan KB suntik dengan jarak 3 bulan sekali (depo progestin) dan timbul
peningkatan BB 15 kg setelah kelahiran anak ke II.
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Ibu makan sehari 2-3x, 1 piring dengan sayuran (bayam, kangkung, sawi, wortel, daun
singkong), lauk pauk (tahu, tempe, telur). Minum air putih 4-5 gelas/hari kadang lebih.
2) Istirahat
Biasanya ibu tidur siang 1-2 jam. Tidur malam mulai pukul 22.00-04.00 WIB. Selama
tidur ibu jarang terbangun dan tidur dengan pulas.
3) Eliminasi
BAB teratur 1 x/hari tiap pagi, tidak ada keluhan konsistensi lembek, BAK tiap hari 4-5
x/hari warna kuning jernih, tidak ada keluhan tentang BAK.Ibu biasa cebok dengan
menggunakan sabun, dan cara cebok dari depan ke belakang.
4) Personal hygiene
Mandi 2 x/hari, ganti pakaian serta gosok gigi 2 x/hari. Ganti celana dalam tiap habis
mandi atau pada saat risih.
5) Aktifitas
Ibu tetap melakukan aktifitasnya yaitu berdagang diwarung dan juga sebagian ibu
rumah tangga. Setiap hari bekerja mengurus rumah (menyapu, mengepel, masak) dan
juga menyiapkan dagangan diwarung.
6) Kehidupan seksual
Selama memakai KB suntik frekuensi dalam melakukan hubungan seksual dengan
suami 1 minggu 1-2x tanpa ada gangguan dari pihak suami maupun istri.
7) Latar belakang budaya
Ibu memilih dan memakai kontrasepsi suntik karena dirasa sangat praktis dan mudah
serta tidak bertentangan dengan agama, tapi dalam pihak ibu merasa was-was karena

19
selama pemakaian terjadi peningkatan berat badan. Selain itu suami tetap menghendaki
istrinya memakai KB suntik selama tidak ada efek samping yang berlebihan.
8) Keadaan psikososial
Selama memakai kontarsepsi suntik ibu merasakan adanya perubahan pada tubuhnya.
Ibu merasakan bahwa tubuhnya tidak seperti dulu lagi, yang makin lama berat badan
makin bertambah tetapi selama ini suami tidak terlalu mempersoalkan berat badannya.
2. Data obyektif
a. Keadaan umum : baik kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda vital
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,5oC
c. TB : 156 cm
BB sebelum KB suntik : 48 kg
Selama KB suntik : 63 kg
d. Inpeksi dan palpasi
Kepala : Rambut bersih, warna hitam, tidak rontok.
Muka : Tidak ada cloasma dipipi.
Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda.
Hidung : Tidak ada polip, bersih, tidak ada sekret.
Mulut : Mulut bersih, tidak ada caries maupun stomatitis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, jugularis dan kelenjar limfe.
Dada : Pernafasan tetatur, bentuk simetris.
Mammae : Kebersihan payudara baik, tidak ada hiperpigmentasi areola
mammae ataupun benjolan abnormal.
Abdomen : Tidak terlihat perut yang membesar, tidak ada hiperpigmentasi
seperti linea alba.
Vulva/vagina : Tidak odema, tidak ada rasa nyeri sewaktu dipalpasi pada kelenjar
skene dan bartholini yang kemungkinan menunjukkan adanya
infeksi.

20
Ekstremitas : Tidak ada varices dan odema pada kaki dan tungkai.

21
3. Analisa data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : DS Gangguan body image
 Ibu mengatakan berat (peningkatan berat
badannya bertambah badan)
 Ibu mengatakan BB
ibu meningkat 5 kg
selama 3 tahun
pemakaian KB suntik
 BB sebelum hamil
pakai : 48 kg
 BB setelah pakai : 53
kg

DO :
 Tanda-tanda vital
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,5oC
 BB : 63 kg
 TB : 156 cm

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan body image (peningkatan berat badan) berhubungan dengan penggunaan KB
suntik.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1. 1 Tujuan : a. Lakukan a. Meningkatkan
Ibu mampu pendekatan pada harga diri
beradaptasi dengan klien dan sehingga ibu
perubahan bentuk identifikasi mampu
tubuhnya masalah yang mengungkapkan
Kriteria Hasil : dihadapi masalahnya
 BB dalam batas b. Jelaskan pada ibu b. Ibu lebih
normal : berat tentang : kooperatif
badan ideal  46 kg  Penyebab dari mengenai

22
 Ibu tidak cemas lagi peningkatan penjelasan dari
karena peningkatan berat badan petugas
berat badan.  Cara c. Diet yang baik
mengatasinya membantu
c. Anjurkan ibu mengurangi
untuk mengurangi berat badan
porsi makan yang d. Dukungan suami
banyak akan
mengandung meningkatkan
lemak dan kalori harga diri
d. Libatkan pasangan e. Pembakaran
dalam memberikan lemak dapat
penjelasan dilakukan
mengenai keadaan dengan olahraga
klien secara teratur
e. Anjurkan
melakukan
aktifitas, olahraga
secara teratur

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO TANGGAL/JAM DX IMPLEMENTASI PARAF

1. Selasa, 9 Januari 1 a. Melakukan pendekatan pada klien


dan mengidentifikasi masalah
2018
yang dihadapi
Pukul : 10.00 WIB b. Menjelaskan pada ibu tentang :
 Penyebab dari peningkatan
berat badan
 Cara mengatasinya
c. Menganjurkan ibu untuk
mengurangi porsi makan yang
banyak mengandung lemak dan
kalori
d. Melibatkan pasangan dalam
memberikan penjelasan mengenai
keadaan klien
e. Menganjurkan melakukan
aktifitas, olahraga secara teratur

23
E. EVALUASI KEPERAWATAN

NO TANGGAL/JAM EVALUASI
1. 9 Januari 2018 S:
 Ibu mengatakan berat badannya bertambah.
Pukul : 11.00 WIB
 Ibu mengatakan lebih percaya diri setelah
dilakukan penyuluhan oleh petugas kesehatan
O:
 Berat badan meningkat 5 kg dalam 3 tahun
pemakaian.
 BB sebelumnya : 48 kg
 BB sekarang : 63 kg
A:
Gangguan body image, pengetahuan ibu tentang
penyebab peningkatan berat badan bertambah.
P:
3 bulan berikutnya observasi berat badan.

24
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3
kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian. ( 1 dari 333 pemakai masih bisa
hamil) Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi / masa subur
dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur.Lendir vagina pun menjadi lebih
kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian
kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.

4.2 Saran
 Bagi pasien
Untuk mencapi keberhasilan dalam asuhan penanganan KB dengan keluhan maka
diperlukan kerjasama yang baik dengan ibu untuk memecahkan masalah-masalah yang
timbul
 Bagi petugas kesehatan
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan
dalm tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan KB dengan keluhan
 Bagi mahasiswa
Untuk memperhatikan penulis dan kelompoknnya, pada saat penulisan agar tersusun
sebuah tugas / makalah yang baik dan benar

25

También podría gustarte