Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
“SURVEY PENDAHULUAN”
SURVEY PENDAHULUAN
4.1.2 Pendokumentasian
Pendokumentasian mencakup beberapa langkah yang akan mengarah
pada pertemuan awal antara auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftar
pengingat dan daftar isi awal untuk kertas kerja merupakan beberapa hal yang
dilakukan pada saat pendokumentasian. Auditor juga membuat kuisioner yang
akan digunakan dalam wawancara dan diskusi dengan manajer klien dan yang
lainnya.
a) Daftar Pengingat, tidak dirancang untuk menghambat inisiatif atau
kreativitas. Daftar tersebut menyederhanakan proses perencanaan
dengan membantu auditor melakukan pekerjaan secara terorgansasi dan
dengan langkah awal yang minimum. Daftar pengingat membantu
auditor mengorganisasikan kertas kerja mereka dan membuat tahap
audit selanjutnya lebih sederhana untuk dikerjakan.
b) Daftar Isi, sebelum auditor mulai melakukan instruksi-instruksi yang
terdapat pada daftar, sebaiknya siapkan dulu daftar isi di bagian
pertama kertas kerja. Langkah ini dilakukan sebelum tahap perencanaan
audit. Daftar isi akan memaksa auditor untuk mendaftar masalah-
masalah tertentu yang harus ditangani seiring dengan kemajuan
penugasan dan membuat acuan kertas kerja. Dengan sedikit variasi,
daftar isi, serta dokumen dan catatan yang dirujuk akan bisa diterapkan
pada banyak penugasan audit.
c) Pengurangan Biaya, pengurangan biaya secara langsung memengaruhi
laba perusahaan. Pada umumnya manjemen mengharapkan penugasan
audit internal menghasilkan pengurangan biaya, maupun peningkatan
operasi. Beberapa usulan pengurangan biaya dari auditor berasal dari
kombinasi kondisi yang ada, keberuntungan, kecerdikan, dan
kecakapan memahami masalah. Namun pencarian pengurangan biaya
dapat dilakukan menggunakan suatu metode jika auditor mengetahui
apa yang harus diperhatikan. Dalam banyak kasus, pengurangan biaya
terjadi hanya karena seorang auditor sangat memerhatikan proses,
potongan peralatan, laporan, laporan komputer, atau sebuah daftar, dan
kemudian menanyakan pertanyaan seperti :
Bagaimana mengyederhanakan aktivitas-aktivitas ini?
Bagaimana meningkatkan proses ini?
Apakah laporan ini dapat dihilangkan atau digabungkan dengan yang
lain?
Apakah alur kerja ini dapat dirotasi ulang dan dibuat lebih ekonomis?
Apakah tahap ini dapat dihilangkan seluruhnya?
1) Perencanaan :
Tentukan tujuan aktivitas atau organisasi, baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
Dapatkan salinan kebijakan, arahan, dan prosedur.
Dapatkan salinan anggaran.
Tentukan proyek atau studi khusus yang tengah berlangsung.
Tentukan apakah rencana untuk masa datang telah dibuat.
Tanyakan jika ada ide-ide perbaikan yang belum direalisasikan.
Tentukan cara menetapkan sasaran dan siapa yang menetapkan atau yang
membantu menetapkannya.
2) Pengorganisasian :
Dapatkan salinan bagan organisasi
Dapatkan salinan deskripsi jabatan
Tanyakan ubungan dengan organisasi lain
Telaah tata letak fisik, catatan peralatan serta lokasi dan kondisi aktiva.
Tentukan perubahan-perubahan organisasional apa yang dilakukan akhir-
akhir ini atau sejak audit terakhir.
Dapatkan informasi mengenai otoritas yang didelegasikan dan tanggung
jawab yang diemban.
Dapatkan informasi mengenai otoritas yang didelegasikan dan
tanggungjawab yang diemban
Dapatkan informasi mengenai lokasi, sifat, dan ukuran kantor cabang.
3) Pengarahan:
Dapatkan salinan instruksi operasional bagi karyawan
Tanyakan kepada karyawan apakah instruksi sudah cukup jelas dan bisa
dipahami
Tentukan apakah rentang manajemen dan pengawasan memungkinkan
arah kerja yang memadai
Tentukan apakah kewenangan dama dengan tanggungjawab
Pada badan-badan pemerintah, tentukan masalah-masalah penting yang
akan menarik minat legislatif atau publik.
Identifikasikan hambatan-hambatan bagi kemampuan organisasi untuk
melaksanakan tugas-tugas yang diembannya.
4) Kontrol
Dapatkan salinan standar dan pedoman kerja tertulis.
Telaah sistem dan alur kerja
Telaah data finansial historis, kenali tren nya
Telaah laporan finansial
Identifikasi aktivitas atau prosedur
4.1.5 Pengamatan
Pengamatan dalam arti umum, terus dilakukan selama survei
pendahuluan. Melalui pengamatan yang gigih dan tanya jawab yang cerdas,
suditor internal mampu untuk :
a) Tujuan, sasaran, dan standar
Selama survei pendahuluan, auditor internal harus menentukan tujuan
aktivitas yang diaudit, bukan tujuan audit yang ditetapkan selanjutnya,
melainkan tujuan aktivitas itu sendiri. Mendapatkan gambaran tujuan
aktivitas yang tepat dan kesesuaian misinya dengan sasaran strategis
perusahaan merupakan cerminan profesionalisme auditor internal. Auditor
internal harus mengetahui sasaran aktivitas yang akan mereka periksa
sebelum melakukan apa yang tertera si program audit dan melakukan
pekerjaan lapangan. Mendefinisikan sasaran dan standar bukanlah
pekerjaan mudah. Dalam beberapa unit organisasi, tujuan bisa dengan jelas
dinyatakan atau tidak dinyatakan sama sekali. Jika terdapat kondisi tujuan
dan sasaran tidak tersedia maka auditor internal harus menanyakan kepada
manajemen agar dapat diperbaiki. Berikut ini penyebab tujuan tidak
dinyatakan dengan jelas :
Sengaja agar kebijakan dan prosedur manajemen tidak dapat
mngidentifikasi tujuan program dengan jelas.
Sasaran dan standar bisa jadi belum dipahami oleh orang-orang yang
bertanggung jawab untuk memenuhinya.
Faktor-faktor seperti faktor sosiologis, ekonomis dan manusia tidak
mempertimbangkan secara menyeluruh ketika menetapkan sasaran dan
standar.
Tujuan dan sasaran awal bisa jadi berubah, namun pernyataan formal
tentang perubahan tersebut belum pernal dilakukan.
Jika sasaran dan standar belum ditetapkan dan tidak ada kesepakatan yang
bisa dicapai, maka hal ini merupakan kelemahan. Penetapan standar dan
sasaran dapat diukur manajemen atau menjadi alat ukur kinerja manajemen
itu sendiri menjadi dasar bagi praktik bisnis yang baik dan bagi prinsip –
prinsip manajemen yang dapat diterima. Manajer memiliki tanggung jawab
untuk menetapkan sasaran dan standar untuk mereka sendiri atas
karyawannya. Jika mereka tidak memiliki hal ini, maka auditor internal harus
mengakui bahwa fungsi manajemen yang utama tidak dilakukan.
Saat melakukan survei, auditor internal akan senantiasa mengingat dengan
tepat tujuan, sasaran dan standar yang seharusnya atau sedang diupayakan
untuk dimiliki organisasi klien. Auditor harus mencoba untuk menentukkan
apakah:
Pernyataan formal tentang tujuan telah disiapkan untuk organisasi klien
Tujuan tersebut sesuai dengan rencana strategis dari organisasi suatu
rancangan besar bagi perusahaan.
Orang – orang yang akan dibatasi oleh tujuan, sasaran dan standar
berpartisipasi dalam penetapannya.
Tujuan diketahui oleh semua orang yang akan berpartisipasi dalam
pencapaiannya.
Tujuan secara realistis mempertimbangkan sumber daya yang tersedia
bagi aktivitas.
Tujuan tersebut menuntun aktivitas dalam menghadapi kendala dan
kendali eksternal.
Sasaran dan standar yang ditetapkan akan memotivasi orang untuk
mencapai lebih dari apa yang bisa mereka capai.
Laporan formal dan periodik disiapkan untuk menunjukkan tingkat
pencapaian tujuan dan terpenuhinya sasaran dan standar.
Tujuan, sasaran, dan standar secara periodik dievaluasi ulang dan
difenisikan ulang.
c) Mengevaluasi resiko
Auditor internal yang profesional akan mampu dengan jelas
mengidentifikasi resiko yang mengintai dalam beberapa aktivitas.
Kesalahan yang disengaja bukan satu-satunya yang berbahaya bagi
organisasi. Catatan yang diselewengkan lebih karena kesalahan pegawai
bukan karena ketidak jujuran atau niat buruk. Mengidentifikasi semua
resiko akan sulit, karena risiko-risiko muncul seiring dengan perubahan
praktik bisnis. Dalam survei pendahuluan untuk aktivitas – aktivitas tertentu
harus diidentifikasi dan kontrol yang dibutuhkan untuk melindungi dari
eksposur tersebut juga harus diidentifikasi dan dievaluasi. Contoh – contoh
eksposur yang mungkin dihadapi adalah: persediaan cek kosong, stempel
tanda tangan, kemanan pabrik, penanganan barang-barang sisa, alat uji yang
tidak dikapitalisasi.
d) Menentukan kontrol untuk meminimalkan risiko
Ketika auditor internal telah mengenali resiko mereka harus mencari kontrol
yang dirancang untuk menghadapinya. Kontrol yang tidak memadai atau
tidak efektif harus didiskusikan segera dengan manajer klien. Jika
kesepakatan tentang tindakan perbaikan dicapai dan tindakan perbaikan
yang memadai diambil, upaya audit selanjutnya akan lebih mudah. Namun
jika manajer tidak bisa diyakinkan dan membutuhkan bukti bahwa resiko
tersebut memang ada dan kontrol memang lemah, auditor harus membuat
program pengujian purposif bukan pengujian berdasarkan sampel untuk
mendukung bukti dan signifikansi resiko.
e) Membuat penentuan risiko
Auditor internal tidak dapat menuntut diterapkannya kontrol yang biasanya
melebihi resiko yang harus dihadapi. Penentuan resiko memberikan
rumusan matematis untuk mengevaluasi potensial risiko yang dihadapi
dalam aktivitas-aktivitas manajemen.
4.4.4 Pelaporan
Survei yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan sejumlah
informasi yang bermanfaat. Data yang dikumpulkan dapat mengidentifikasi hal-
hal penting dan masalah yang ada serta membantu auditor memutuskan apakah
pemeriksaan lanjutan diperlukan. Jika survei memberikan keyakinan adanya
sistem, kontrol, pengawasan dan manajemen yang baik maka bisa menjadi dasar
keputusan untuk tidak dilakukannya audit. Kebanyakan auditor internal merasa
perlu menerbitkan laporan audit walaupun hanya survei yang dilakukan. Hasil
survei ini perlu dibuatkan laporan dengan fokus pada kecukupan control bukan
efektivitas kontrol dan menunjukkan dasar keputusan untuk terus melakukan
audit. Selama penelaahan hasil-hasil survei dengan manajemen, pelaporan
temuan positif dan negatif bisa jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien.
Pendekatan ini mengkomunikasikan apa yang dicari auditor internal, kerja sama
yang sehat, objektif, tidak bias terhadap penilaian operasi.
Dengan informasi yang dikumpulkan selama survei, mungkin laporan
berharga bisa disiapkan. Namun akan menjadi lebih bijak untuk secara hati-hati
menguraikan lingkup audit yang terbatas, dengan berkonsentrasi pada
kecukupan—bukan pada efektivitas control dan menunjukkan dasar keputusan
untuk terus melakukan audit. Dalam situasi program audit akan disiapkan dan
pekerjaan lapangan akan dilakukan mungkin berguna untuk membuat ringkasan
basil survei dan melaporkannya secara informal ke manajemen. Kadang-kadang,
informasi yang mencukupi akan diperoleh selama survei untuk
merekomendasikan perbaikan bahkan sebelum pengujian substantif dilakukan.
Dalam kasus ini, pengamatar. internal harus dibahas dengan manajer klien
sebelum program audit disiapkan. Jika manajemen puas dengan analisis auditor
dan bersedia mengambil tindakan perbaikan, hasil survei final, tergantung pada
tindak lanjut normal atas tindakan perbaikan yang dilakukan.
Auditor juga harus mengidentifikasi aktivitas yang tidak akan di audit dan
menjelaskan alasannya. Estimasi awal untuk waktu dan kebutuhan sumber daya
harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan dan audit.