Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Gustina Siregar
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email : siregar.gustina@yahoo.com
Abstract
Study the feasibility analysis and development strategy cattle business was conducted to
determine the feasibility and development strategy cattle business. The results obtained by the availability
of inputs (seeds, enclosures, modern equipment and labor) at the study site. Economically viable cattle
business was developed with revenues of Rp 32,274,213 per year with a B / C ratio of 2.03. Development
strategy is to improve production and quality (weight) together with livestock agencies.
Key words: feasibility, cattle beef cattle, strategy, development
Abstrak
Penelitian analisis kelayakan dan strategi pengembangan usaha ternak sapi potong dilakukan
untuk mengetahui tingkat kelayakan dan strategi pengembangan usaha ternak sapi potong. Hasil
penelitian diperoleh ketersediaan input (bibit, kandang, peralatan modern dan tenaga kerja) di lokasi
penelitian. Secara ekonomi usaha ternak sapi potong layak dikembangkan dengan pendapatan Rp
32.274.213 per tahun dengan B/C Ratio 2,03. Strategi pengembangan adalah meningkatkan produksi dan
mutu (bobot) ternak sama dengan agen penyalur.
Kata kunci : kelayakan, ternak sapi potong, strategi, pengembangan
192
Gustina Siregar
Daging sangat besar manfaatnya bagi Faktor tenaga kerja bersama – sama
pemulihan gizi berupa protein hewani.Sapi dengan faktor produksi yang lain, bila
merupakan hewan pemakan rumput yang sangat dimanfaatkan secara optimal akan dapat
berperan sebagai pengumpul bahan bergizi meningkatkan produksi secara maksimal. Setiap
rendah yang diubah menjadi bahan bergizi penggunaan tenaga kerja produktif hamper
tinggi, kemudian diteruskan kepada manusia selalu dapat meningkatkan produksi10.
dalam bentuk daging4. Pemberian pakan sapi yang terbaik
Memelihara sapi sangat menguntungkan, adalah kombinasi antara pengembalaan dan
karena tidak hanya menhgasilkan daging atau keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan
susu, tetapi juga menghasilkan pupuk kandang dibagi menjadi 3 kategori, yaitu hijauan segar,
dan sebagai potensi tenaga kerja. Sebagai hijauan kering dan silase. Macam hijauan segar
penghasil daging, persentase karkas (bagian adalah rumput – rumputan, kacang – kacangan
yang dapat di makan) cukup tinggi yaitu 45% - dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik
55%5. pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja
Ternak sapi bermanfaat lebih luas dan (king grass), daun turi, daun lamtoro.Setiap hari
bernilai ekonomis lebih besar dari pada ternak sapi memerlukan pakan kira – kira sebanyak
lain. Usaha ternak merupakan usaha yang lebih 10% dari berat badannya dan juga pakan
menarik sehingg mudah merangsang tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum
pertumbuhan usaha. Sebaliknya hewan ternak tamabahan berupa dedak halus atau bekatul,
yang nilai manfaat dan ekonominya rendah pasti bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu yang
akan terdesak mundur dengan sendirinya. Hal diberikan dengan cara dicampurkan dalam
ini bisa dibuktikan dari perkembangan ternak rumput ditempat pakan. Selain itu, dapat
sapi di Indonesia lebih maju dari pada ternak ditambah mineral sebagai penguat berupa garam
besar atau ternak kecil lainnya seperti kerbau, dapur, kapus.Pakan sapi dalam bentuk
babi, domba dan kambing.Manfaat sapi yang campuran dengan jumlah dan perbandingan
luas dan nilai ekonominya yang tinggi dapat tertentu dikenal dengan istilah ransum11.
dilihat dari mutu harga daging atau Penggunaan input produksi obat – obatan
kulitmenduduki peringakt atas bila sampai saat ini merupakan cara yang paling
dibandingkan dengan daging, kulit kerbau atau banyak digunakan dalam pengendalian
kuda6. penyakit. Hal ini karena penggunaan obat –
Pada umumnya ternak sapi selama ini obatan merupakan cara yang mudah dan efektif
belum melakukan perhitungan – perhitungan dalam usaha ternak sapi potong, dengan
kebutuhan input dan kelayakan usaha terhadap penggunaan obat – obatan yang efektif akan
usaha ternaknya dan strategi dalam memberikan hasil yang memuaskan12.
pengembangannya. Berdasarkan uraian diatas, Sapi potong mempunyai poetnsi
penulis tertarik untuk melakukan penelitian ekonomi yang tinggi baik sebagi ternak potong
terhadap usaha dan strategi pengembangan maupun ternak bibit.Selama ini sapi potong
usaha ternak sapi potong. Keberhasilan dapat mempunyai kebutuhan daging local sperti
menjalankan usaha, tidak terlepas dari pengaruh rumah tangga, hotel, restoran, industry
input Produksi, di mana input tersebut pengolahan, perdagangan antar pulau.Pasaran
merupakan syarat mutlak yang harus tersedia. utamanya adalah kota – kota besar seperti kota
Inputproduksi tersebut berupa jumlah bibit, metropolitan Jakarta13.
pakan ternak, jumlah tenaga kerja, dan Lingkungan eksternal perusahaan dapat
penggunaan obat – obatan yang tepat dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan makro dan
meninkgatkan produksi secara optimal7. lingkungan industry.Lingkungan makro terdiri
Jika dipandang dari sudut ekonom dasar atas faktor yang berada di luar kendali
pengetahuan untuk meningkatkan produksi perusahaan, meliputi faktor social, ekonomi,
sesungguhnya tidak lain dari pada mengadakan teknologi, ekologi, politik, dan hukum. Salah
perpaduan antara input produksi yang ada satu contoh jelas faktor social di masyarakat
secara efisien dengan maksud untuk Indonesia adalah pemanfaatan daging sapi
memperoleh hasil yang maksimal8. untuk hamper semua keprluan perayaan, resepsi
Faktor bibit memegang perananyang atau perhelatan. Hal ini merupakan peluang bagi
penting untuk menunjang keberhasilan usaha perusahaan untuk memperluas perusahaan14.
ternak sapi potong.Upaya penyediaan bibit yang Disamping potensi sebagai peluang,
lebih baik, telah menunjukkan hasil yang perusahaan juga perlu mewaspadai adanya opini
positif, melalui adopsi inovasi inseminasi msyarakat akan bahay kolesterol yang
buatan dihasilkan bkalan dengan potensi terkandung dalam daging sapi bagi kesehatan,
produktivitas tinggi seta terbukti mampu adanya isu tentang penyakit yang menerang
memberikan pebdapatan financial yang lebih ternak potong sperti penyakit sapi hila (mad
besar bagi peternaknya9. cow), penyakit mulut dan kuku (PMK), dan
193
ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
194
Gustina Siregar
Matriks ini menghasilkan empat layak untuk dikembangkan dan jika B/C = 1
alternative strategis, yaitu: maka usaha sapi potong itu marginal (tidak
untung dan tidak rugi). Untuk permasalahan
1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) kedua menggunakan SWOT.
Strategi berdasarkan jalan pemikiran
perusahaan, yaitu dengan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
memanfaatkan seluruh kekuatan Ketersediaan Faktor-faktor Produksi
dengan memanfaatkan peluang Ketersediaan Bibit
sebesar-besarnya. Para peternak sapi potong di daerah
2. Strategi ST (Strengths-Threats) penelitian lebih sering menggunakan kawin
Strategi dalam menggunakan kekuatan suntik dari pada kawin alami, hal tersebut
yang dimilki perusahaan untuk disebabkan karena metode kawin suntik
mengatasi ancaman. prosesnya lebih mudah dan sederhana
3. Strategi WO (Weakness- dibandingkan dengan perkawinan alami, selain
Opportunities) itu bibit kawin suntik lebih terjamin dan mudah
Strategi ini diterapkan berdasatkan diperoleh. Para peternak sapi di Desa Jati
pemanfaatan peluang yang ada dengan Kesuma memperoleh bibit untuk kawin suntik
cara meminimalkan kelemahan yang dari Dinas Peternakan dengan harga bibit sapi
ada. per ampul sebesar Rp 80.000, penggunaan bibit
4. Strategi WT ((Weakness-Threats) kawin suntik selama satu tahun adalah 3 ampul
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang per peternak dan untuk bibit perkawinan alami
bersifat defensive dan berusaha meminimalkan peternak mendapatkannya dari peternak lain
kelemahan yang ada serta menghindari dengan cara meminjam atau menyewa sapi
ancaman. pejantan dari peternak sapi yang lain. Total
penggunaan bibit kawin suntik dari seluruh
B. METODE PENELITIAN responden adalah sebesar 48 ampul bibit setiap
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan tahunnya, sementara untuk Dinas Peternakan
dengan studi kasus (case study), dan subjek dapat menyediakan sampai 150 ampul setiap
penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki tahunnya pada daerah penelitian. Berdasrkan
usaha ternak sapi di Desa Jati Kesuma keterangan tersebut dapat dikatakan bahwa
Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli ketersediaan bibit sapi potong di daerah
Serdang. penelitian cukup memadai.
Pengolahan data dilakukan dengan Di daerah penelitian kandang dibangun
menggunakan paket komputer Microsoft Excel. dengan menggunakan bahan yang sederhana
Model untuk menganalisis data pada yang banyak terdapat di daerah penelitian, yaitu
permasalahan pertama dan hipotesis penelitian dengan pondasi kandang terbuat dari bata semen
ini menggunakan metode Benefit Cost Ratio dengan tiang terbuat dari kayu atau bamboo,
Benef it atap terbuat dari rumbia dan lantai dari tanh
(B/C) yaitu : B/C =
Cost
yang dipadatkan atau semen yang dibuat sedikit
Dengan kriteria pengujian jika B/C > 1 maka
miring dengan tujuan agar kotoran sapi lebih
usaha sapi potong layak untuk dikembangkan.
muda mengalir saat melakukan pembersihan
Jika B/C < 1 maka usaha sapi potong tidak
195
ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
Tabel 2. Rataan Analisis Ekonomi Usaha Ternak Sapi Potong per Tahun
No Uraian Analisis Usaha Ternak Sapi Potong Per Tahun
1 Bibit (Rp) 224.000
2 Upah Tenaga Kerja (Rp) 29.043.333
3 Biaya Pakan (Rp) 250.560
4 Biaya Obat – Obatan (Rp) 696.426
5 Penyusutan Kandang (Rp) 906.000
6 Biaya Peralatan (Rp) 108.166
7 Total Biaya Produksi (Rp) 31.120.320
8 Penerimaan (Rp) 53.394.533
9 Pendapatan (Rp) 32.274.213
Sumber : Analisa Data Primer Tahun 2012
196
Gustina Siregar
197
ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
B/C Ratio dibawah ini dengan membagi total 10% makanan dari berat tubuhnya. Musim
penerimaan dengan total biaya produksi yang hujan dapat menghambat peternak untuk
digunakan dalam usaha ternak sapi potong. mengambil pakan hujauan yang sangat
B/C Ratio = 63.394.533 :31.120.320 dibutuhkan oleh sapi, yang mengakibatkan porsi
= 2,03 pemberian pakan terhadap ternak sapi
Dapat dilihat dari hasil perhitungan di berkurang sampai 40% dari kebutuhan normal
atas bahwa nilai B/C Ratio yang diperoleh 20 kg pakan setiap harinya. Selain itu saat
2,03> 1, nilai ini mengartikan bahwa Usaha musim hujan sapi juga mudah terserang
ternak sapi potong layak dikembangkan. penyakit. Hal ini merupakan ancaman bagi
Dengan demikian hipotesis 1 yang menyatakan peternak, karena dapat mengahmbat
bahwa “usaha ternak sapi potong layak pertumbuhan sapid an menurunkan kualitas
dikembangkan secara ekonomi di daerah hasil ternak.
penelitian” diterima. 2. Tidak adanya penyuluhan
Pada daerah penelitian penyuluhan tidak
Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi dilakukan karena masing – masing peternak
Potong hanya mengandalkan ilmu ternak yang sudah
Menetukan Faktor-faktor Eksternal diajarkan dari keluarganya masing – masing
Adapun faktor-faktor eksternal dalam secara turun – temurun. Tidak adanya
pengembangan usaha ternak sapi potong di penyuluhan pada peternak mengakibatkan
Desa Jati Kesuma adalah sebagai berikut : peternak sering melakukan kesalahan
a. Peluang (Oppurtunities) mengaplikasikan input produksi dan peternak
1. Permintaan pasar tehadap daging sapi tidak mengetahui informasi tentang inovasi –
tinggi inovasi dibidang peternakan.
Dari hasil wawancara terhadap peternak 3. Persaingan
sampel di lapangan, diketahui bahwa mereka Para peternak di daerah penelitian
selalu mendapat permintaan lebih dari 10 ekor memiliki daya saing yang cukup kuat karena
sapi setiap tahunnya dar agen – agen atau dari masing – masing peternak memilki strategi
konsumen yang datang langsung ke peternak masing – masing dalam pemasaran.Adanya
sapi di daerah penelitian.Berdasarkan hasil persaingan menyebabkan para peternak
wawancara dapat diketahui bahwa permintaan berusaha terus menjaga kualitas ternaknya agar
pasar terhadap daging sapi tinggi.Sementara dapat menguasai pasaran ternak sapi potong, hal
peternak pada daerha penelitian hanya dapat tersebut mengakibatkan pasaran untuk ternak
menyediakan 6 – 7 ekor yang dapat dijual pada sapi potong menjadi sempit.
setiap tahunnya.Dengan demikian peluang pada
ternak usaha sapi potong di daerah penelitiab Menetukan Faktor-faktor Internal
cukup besar. Faktor – faktor internal dalam
2. Harga daging sapi relatif tinggi pengembangan usaha ternak sapi potong di
Daging sapi merupakan salah satu jenis Desa Jati Kesuma adalah sebagai berikut :
bahan makanan yang banyak dikonsumsi oleh a. Kekuatan (Strenghts)
lapisan masyarakat menengah keatas, selain 1. Modal sendiri
memiliki rasa yang enak daging sapi juga Modal usaha ternak merupakan modal
merupakan salha satu sumber bahan makanan sendiri (pribadi) yang dikeluarkan petrnak sapi
berprotein tinggi, hal tersebut salah satu faktor untuk menjalankan usaha ternaknya.Modal
yang menyebabkan harga sapi di pasaran relatif hanya berbentuk hewan ternak yang bersal dari
tinggi. usaha warisan dan uang yang diperoleh dari
3. Hubungan yang baik antara peternak hasil – hasil penjualan ternak yang dilakukan
dengan agen sebelumnya.Dengan menggunakan modal
Peternak sadar akan pentingnya pasar sendiri maka peternak sapi potong memperoleh
dan pentingnya membina hubungan baik dengan pendapatan yang lebih besar.
agen, karena dengan adanya hubungan baik
harga yang ditawarkan oleh agen tidak terlalu 2. Bibit mudah diperoleh
rendah dari harga jual. Hubungan baik ini dapat Di daerah penelitian para peternak sapi
dibuktikan dengan adanya peternak yang potong mendaptakan bibit untuk kawin suntik
menjual hasil ternaknya dengan agen tetap dar Dinas Peternakan dengan harga Rp 80.000
(berlangganan). dan untuk bibit perkawinan alami para peternak
mendapatkannya dengan meminjam sapi
b. Ancaman (Threats) pejantannya dari sesama peternak sapi yang ada
1. Musim hujan di daerah penelitian. Selain itu ketersediaan
Sapi adalah merupakan hewan bibit kawin suntik pada daerah penelitian
memamahbiak yang dalam sehari membutuhkan tersebut juga cukup tersedia dimana Dinas
198
Gustina Siregar
Peternakan dapat menyediakan 150 ampul bibit kualitas dan meningkatkan hasil ternak.Di daerh
setiap tahunnya, sementara rata – rata peternak penelitian, perawatan terhadap ternak masih
hanya menggunakan 48 ampul bibit setiap jarang dilakukan oleh peternak, dapat dilihat
tahunnya. dari pemberian pakan tambahan dan konsetrat
3. Tenaga kerja tersedia pemebrsihan sapi yang masih jarang dilakukan
65% dari jumlah penduduk yang ada di oleh peternak.
Desa Jati kesuma adalah penduduk usia yang 2. Teknologi budidaya masih tradisional
produktif dan sementara total dari penggunaan Teknologi merupakan faktor penting
tenaga kerja pada daerah penelitian yaitu 179 dalam upaya meningkatkan produski usaha
HKP. Dengan tersedianya tenaga kerja maka ternak sapi potong, suatu pekerjaan yang
pekerjaan dilakukan dengan lebih cepat dan dilakukan akan lebih efisien dari segi waktu dan
lebih baik. tenaga kerja. Di daerah penelitian, teknologi
4. Pengalaman petrnak cukup tinggi budidaya masih dilaksanakan secara sederhana
Pengalaman dari peternak di daerah (tradisional), dapat dilihat dari saprodi yang
penelitian rata – rata 12 tahun.Dari segi mereka gunakan seperti sekop, sabit, beko dan
manajemen pemeliharaan ternank, peternak ember yang belum tergantikan.
dengan pengalaman beternak tinggi lebih
menguasai tata laksana beternak dengan baik Penetuan Strategi
sperti pemberian pakan, perawatan kebersihan Penetuan strategi yang sesuai bagi
kandang, perawatan kesehatan dan penanganan pengembangan usaha ternak spai potong adalah
penaykit. Dengan demikian maka masalah – dengan cara membuat matriks SWOT. Matrik
masalah yang timbul selama proses usaha ternak SWOT ini dibangun berdasarkan faktor – faktor
sapi lebih muda untuk ditanggulangi. eksternal maupun internal yang terdiri dari
5. Pakan mudah diperoleh peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan.
Di daerah penelitian 43% nya terdapat Berdasarkan matriks SWOT maka dapat
lahan yang ditumbuhi rumput yang menjadi disusun empat stratetegi utam yaitu SO, WO,
sumber pakan untuk ternak, selain pakan STdanWT. strategi bagi pengembangan usaha
tambahan yang diberikan pada hewan ternaknya ternak sapi potong dapat dilihat pada table 3.
yaitu mineral yang juga bisa didapat dari toko Strategi pengembangan usaha ternak sapi
atau Dinas Peternakan di sekitar daerah potong di desa Jati Kesuma dengan
penelitian. Dengan demikian peternak tidak menggunakan seluruh kekuatan untuk
mengalami kesulitan dalam hal penyediaan memanfaatkan peluang yang ada, yaitu :
pakan untuk ternak mereka. Memperbanyak jumlah populasi ternak sapi
potong (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2) yang
6. Tidak terdapat serangan virus sebelumnya rata – rata jumlah hewan ternak
penyakit yang mematikan pada daerah penelitian adalah 15 ekor dapat
Tidak terdapatnya virus penyakit yang ditambah populasinya menjadi 30 ekor dengan
mematikan terhadap ternak sapi potong di mencari penambahan modal dari pinjaman
daerah penelitian menyebabkan peternak keluarga atau koperasi. Hal tersebut bertujuan
memperoleh pendapatan yang lebih besar, untuk meningkatkan hasil produksi ternak sapi
karena tidak mengeluarkan biaya untuk potong untuk memenuhi permintaan pasar yang
menanggulangi serangan virus yang mematikan tinggi terhadap daging sapid an dengan
tersebut. didukung oleh harga yang relatif tinggi dan
sarana produksi yang tersedia sehingga
7. Pemasaran yang mudah memungkinkan untuk diadakannya jumlah
Di daerah penelitian para peternak populasi ternak yang bertujuan meningkatkan
menjual hasil ternaknya dalam keadaan hidup pendapatan ternak. Menjaga hubungan yang
kepada agen maupun konsumen langsung baik dengan agen (S5, O3). Para agen hewan
dengan demikian peternak tidak perlu ternak untuk daerah penelitian tersebut
mengeluarkan biaya untuk melakukan umumnya adalah agen ang sudah menjadi
pemotongan.Selain itu para peternak tidak langganan pada daerah tersebut.Menjaga
memerlukan biaya transportasi untuk hubungan yang baik pada agen hewan ternak
memasrkan hasil ternaknya akrena para agen bertujuan agar agen memberikan tawaran harga
atau konsumen yang menjemput langsung dari yang layak pada peternak sapi sehingga saling
peternakan. menguntungkan anatara kedua belah pihak.
b. Kelemahan (Weakness)
1. Kurangnya perawatan terhadap ternak
Perawatan terhadap ternak merupakan
salah satu faktor penting dalam meningkatkan
199
ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
200
Gustina Siregar
dalam peternakan, sehingga peternak bisa lebih 2. Anonimus. 1993. Kajian Pola
terampil lagi dalam menjalankan usaha ternak Pengembangan Peternakan Rkayat
sapi potong dan mendapatkan hasil yang Berwawasan Agribisnis. Lembaga
maksimal, oleh karena itu dibutuhkan Penelitian IPB dan Direktorat Jenderal
penyuluhan. Peternakan, Departemen Pertanian
3. Menyediakan atau menanam sumber Republik Indonesia.
pakan hijauan di sekitar kandang (S2, S3, T1) 3. Tohir. K.A, 1991. Seuntai Pengetahuan
Sebagian besar lahan pada daerah penelitian ini Usahatani Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta.
adalah lahan yang dapat dijadikan pakan ternak, 4. Sugeng. Y.B, 1992. Sapi Potong. Penebar
namun menanam sumber pakan hijauan di Swadaya, Jakarta.
sekitar areal peternakan dapat mempermudah 5. Siregar Djarijah.A, 1996. Usaha Ternak
peternak mengambil pakan hijauan yang Sapi. Kanisius, Yogyakarta.
dibutuhkan ternak, dengan kata lain menjaga 6. Suharsono,B dan Nazarudin. 1994. Ternak
persediaan pakan ternak disaat teradi musim Komersil. Penebar Swadaya, Jakarta.
hujan agar tidak terjadi pengurangan pemberian 7. Mubyarto. 1992. Pengantar ekonomi
porsi pakan ternak. Pertanian Edisi ke III. LP3ES, Jakarta.
8. Thomas Agoes Soetiarso. 1993. Efisiensi
Strategi „WT (Weakness-Threats)‟ Penggunaan Faktor Produksi Pada
Strategi pengembangan usaha ternak sapi Usahatani Cabai Keriting di Lahan Kering.
potong di Desa Jati Kesuma dengan Laporan Hasil Penelitian. Balithor,
meminimalkan kelemahan dan menghindari Lembang.
ancaman yang ada, yaitu : 9. Kuswaryawan. S. S dan dkk, 2004. Manfaat
1. Meminta pemerintah untuk ekonomi dan Penghematan devisa Impor
menghidupkan penyuluh (W1, T3) Dari Pengembangan Peternak Sapi Potong
Dengan adanya campur tangan pemerintah Lokal. Jurnal Ilmu Ternak.
untuk mengaktifkan PPL (Penyuluh Peternak 10. Supena Friyanto dan sumaryanto, 1993.
Lapang) di desa Jati Kesuma maka peternak Analisis Penggunaan Faktor Produksi Padi.
sapi potong akan dapat mengetahui informasi Pusat Penelitian Sosial Ekonomi.
yang berkembang tentang tata cara perawatan 11. Abbas Siregar Djarijah, 1996. Usaha
serta pemeliharaan ternak sapi potong yang baik Ternak Sapi. Kanisius, Yogyakarta.
dan benar yang sangat berguna bagi para 12. Porter. M.E, 1992. Strategi Bersaing :
peternak. Teknik Menganalisa Industri dan Pesaing.
Edisi 5.erlangga. Jakarta.
Berdasarkan strategi matriks SWOT 13. Sidauruk.R, 2011. Analisis Pola Usaha Sapi
maka dapat diketahui strategi yang sangat Potong Pada PT Lembu Jantan Perkasa
dibutuhkan untuk dapat meminimalisir Bekasi, Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Sosial
kelemahan dan ancaman yang dihadapi, yaitu : Ekonomi Industri Peternakan Fakultas
1. Meningkatkan produksi dan mutu Pertanian IPB.
ternak, utnuk menjaga harga dan permintaan 14. Setiadi.B, 1999. Beternak Sapi Daging dan
tetap tinggi. Masalahnya. Aneka Ilmu, Semarang.
2. Menjalin kerjasama dengan Pemerintah 15. Hardjosubroto.W, 1994. Aplikasi
Kabupaten Deli serdang dalam mengaktifkan Pemulibiakan Ternak Sapi di Lapangan.
PPL agar peternak dapat lebih mengetahui tata PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
cara perawatan dan pemeliharaan ternak sapi Jakarta.
potong dengan baik. 16. Kasmir dan jakfar, 2003. Studi kelayakan
Bisnis. Kencana, Jakarta.
D. KESIMPULAN
Hasil pengujian dengan metode Benefit
Cost Ratio (B/C) didapat nilai sebesar 2,03. Hal
ini berarti nilai B/C > 1 menunjukkan bahwa
usaha ternak ternak sapi potong efisien atau
layak untuk diusahakan oleh petani, sehinga
usaha ternak sapi potong efisien atau layak
untuk diusahakan oleh peternak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiarto. A, 1991. Produktivitas Sapi
Potong di Jawa Timur Tahun 1988-1989.
Tesis Pasca sarjana, Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
201