Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
Pembentukan konsep diri sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Konsep diri juga akan
dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai tekanan
yang dialami individu. Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri
dan penilaian terhadap pengalaman akan situasi tertentu.
1.2. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian dari Konsep Diri dan Gangguan Konsep Diri
2. Mahasiswa mengetahui Macam-macam Konsep Diri
3. Mahasiswa mengetahui Gangguan Konsep Diri
4. Mahasiswa mengetahui Konsep Askep Gangguan Konsep Diri pada Lansia
BAB II
1
KONSEP DASAR
2.1. Definisi
2.1.1. Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya sendiri dan untuk mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain serta cara individu memandang dirinya secara utuh baik secara fisikal, emosional
intelektual , sosial dan spiritual.
Konsep diri juga dapat didefinisikan sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang
terhadap dirinya sendiri dan kemampuan untuk menilai orang atau benda lain seperti menilai
dirinya sendiri.
Menurut Hurlock (1978:237), pemahaman atau gambaran seseorang mengenai dirinya dapat
dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Gambaran fisik diri meliputi
penampilan, kesesuaian dengan seks atau jenis kelamin, perilaku, dan gengsi yang diberikan
tubuhnya di mata orang lain. Sedangkan gambaran psikis diri atau psikologis terdiri dari
konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuan, harga diri dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain.
Konsep diri dapat berkembang menjadi 2 aspek yaitu positif dan negative. Konsep diri akan
berkembang positif jika seseorang dapat memperlakukan dirinya secara positif dalam segi
apapun, selalu berfikir positif tentang dirinya sendiri. Misalnya yakin akan kemampuan
dirinya sendiri, dengan seseorang itu yakin akan dirinya sendiri maka seseorang akan terlihat
optimis dan percaya diri dalam menghadapi segala hal. Sedangkan jika konsep diri
dikembangkan dengan sesuatu yang negative akan berdampak negative pula pada diri sendiri.
Misalnya, jika seseorang selalu menanamkan rasa rendah diri dan tidak percaya diri maka
konsep diri yang muncul pada dirinya adalah selalu malu, merasa dirinya lemah, selalu gagal
dan terlihat menarik diri.
Jadi konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh.
2
Gangguan Konsep diri : Kekacauan yang terjadi pada individu dalam melihat citra tubuh,
penampilan peran atau identitas personalnya.
Gangguan konsep diri paling banyak dialami oleh lansia karena pada lansia seseorang sudah
mulai kehilangan konsep dirinya. Jika seseorang yang masih muda sudahmengalami
gangguan konsep diri itu menandakan seseorang tersebut mengalami gangguan pada jiwanya.
Gambaran diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang
dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis
terhadap dirinya manerima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga
terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).
2.2.4. Peran
3
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat ( Keliat, 1992 ).
2.2.5. Identitas
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang
merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh
(Stuart and Sudeen, 1991).
4
3. Kreatifitas; kreatifitas dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas- tugas dapat
menambah rasa percaya diri.
4. Lingkungan.
5. Reaksi orang lain terhadap dirinya.
6. Usia.
7. Jenis kelamin; sumber KD laki-laki dari keberhasilan pekerjaan, sedangkan sumber KD
perempuan dari keberhasilan dalam menunjukkan citra kewanitaannya.
Perubahan struktur, sama dengan perubahan bentuk tubuh. Perubahan fungsi berbagai
penyakit yang dapat merubah sistem tubuh Keterbatasan gerak, makan, kegiatan. Makna dan
objek yang sering kontak, penampilan dan berubah.
5
Tanda dan gejala yang dapat dikaji
a. Mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya, misalnya : saya
tidak bisa menggendong cucu saya lagi karena sendi saya sakit.
b. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya saya
pasti bisa sembuh pada hal prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan jalan-
jalan, padahal penyakitnya membatasi gerak dia.
a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi
(korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ).
2) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
6
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakti dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar
pada kanker.
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera
kerumah sakit, menyalahgunakan/mengejek dan mengkritik diri sendiri.
3) Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu saya orang bodoh
dan tidak tahu apa-apa.
4) .Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang
lain, lebih suka sendiri.
5) Percaya diri kurang. klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
6) Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram mungkin
klien ingin mengakhiri kehidupan.
7
keputusan sendiri dan ragu dalam mengambil keputusan sehingga biasanya keputusan
diserahkan pada anaknya.
8
a. Kehilangan nilai peran
b. Dua harapan peran
c. Konflik peran
d. Ketidakmampuan menemukan peran yang diinginkan
b. Stresor Pencetus
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
mengancam kehidupan
2) Ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu
mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran : Transisi peran
perkembangan, Transisi peran situasi dan Transisi peran sehat /sakit.
c.Sumber-sumber koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi :
1) Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
2) Hobby dan kerajinan tangan
3) Seni yang ekspresif
4) Kesehatan dan perawan diri
5) Pekerjaan atau posisi
6) Bakat Tertentu
7) Kecerdasan
8) Imajinasi dan creativitas
9
9) Hubungan interpersonal
d. Mekanisme Doping
1) Pertahanan koping dalam jangka pendek
2) Pertahanan koping jangka panjang
3) Mekanisme pertahanan ego
4) Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka orang tersebut harus bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Pendekatan dan pertanyaan dalam
pengkajian sesuai dengan faktor yang dikaji :
a) Identitas
Dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain : Karakteristik dan kekuatan
b) Body Image
(1) Dapatkah anda mejnelaskan keadaan tubuh anda kepada saya
(2) Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda
(3) Apakah ada bagian dari tubuh anda, yang ingin anda rubah
c) Self esteem
(1) Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas
(2) Ingin jadi siapakh anda
(3) Siapa dan apa yang menjadi harapan anda
(4) Apakah harapan itu realistis ?
(5) Siginifikan : Apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai ?
(6) Siapakah yang paling penting bagi anda
(7) Competence : Apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakan sesuatu
untuk kepentingan hidup anda?
(8) Virtue : Pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup bila dihubungkan
dengan standar moral yang dianut.
10
(9) Power : Pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadi dalam hidup
anda. Apa yang kamu rasakan
d) Role Performance
(1) Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segala sesutu sesuai
peran anda ?
(2) Apakah peran saat ini membuat anda puas ?
2.4.3. Intervensi
a. Diagnosa Keperawatan : Harga diri Rendah Situasional b.d Perubahan Perkembangan
Kriteri Hasil :
1) Penyesuaian Psikososial
2) Komunikasi terbuka
3) Penggunaan strategi koping efektif
Intervensi meliputi :
1) Kaji persepsi negative mengenai dirinya sendiri dan lingkungan
2) Monitor frekuensi komunikasi verbal klien yang negative
3) Ajarkan ketrampilan perilaku yang positif melalui bermain peran, diskusi dll.
Intervensi meliputi :
1) Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
2) Monitor frekuensi mengkritik dirinya
3) Ajarkan klien untuk mengungkapkan perasaannya
4) Kolaborasikan dengan individu lain untuk membuat kelompok lain
11
5) Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
2.4.4. Implementasi
a. Diagnosa Keperawatan : Harga diri Rendah Situasional b.d Perubahan Perkembangan
Tindakan :
1) Mengkaji persepsi negative mengenai dirinya sendiri dan lingkungan
2) Memonitor frekuensi komunikasi verbal klien yang negative
3) Mengajarkan ketrampilan perilaku yang positif melalui bermain peran, diskusi dll.
4) Mendorong klien mengidentifikasi kekuatan dirinya
5) Mengkolaborasi dengan sumber-sumber lain (layanan keagamaan, petugas dinas sosial,
lingkungan, dll )
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan konsep diri merupakan kertidakmampuan diri sendiri untuk mengetahui dirinya
sendiri mengenai ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang dapat mempengaruhi
hubungan individu dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain.
Gangguan konsep diri terjadi karena penanaman konsep diri yang negatif pada individu dan
dapat juga dipengaruhi oleh kondisi serta usia seseorang. Seseorang yang mengalami
gangguan konsep diri pada usia muda disebabkan karena konsep dirinya yang negatif
sehingga menyebabkan seseorang dikatakan gangguan jiwa.
Gangguan konsep diri juga dapat terjadi pada lansia karena faktor usia serta proses penuaan
yang terjadi. Pada lansia hampir semua konsep dirinya mengalami gangguan, dari fisik sudah
mulai berubah yang awalnya kulitnya mulus kini menjadi keriput, merasa sudah tidak dapat
mengambil keputusan sendiri sehingga butuh bantuan anaknya, mulai kehilangan identitas
dirinya karena mengalami pensiun.
Kurangnya kesadaran akan proses menua akan lebih mamperburuk lansia dengan gangguan
konsep diri.
13
14