Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah
ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin,
hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet (Khopkar, 2003).
Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan metode
sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Anonim, 1979).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistem
kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran
penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu (Underwood, 1986).
Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah
ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan
lebar pita kurang dari 1 nm (Anonim, 1979).
Persyaratan mendasar dalam titrasi kompleksometri ialah terbentuknya kompleks molekul netral
yang terdisosiasi dalam larutan adalah kelarutan tingkat tinggi, seperti kompleks logam dengan
EDTA. Demikian juga titrasi dengan merkuro nitrat dan perak sianida juga dikenal sebagai titrasi
kompleksometri (Khopkar, 1990).
Daerah di sekitar ion logam pusat di mana ligand-ligand (valensi tambahan bertanggung jawab
dalam ikatan dengan gugus koordinasi) ditemukan dinamakan lengkung koordinasi (Petrucci,
1985).
Terbentuknya ikatan kovalen parsial dengan ligand diakibatkan oleh adanya interaksi antara ion
logam pusat dengan ligand yang melibatkan pembagian pasangan elektron bebas ion logam pada
tiap molekul ligand. Ion kompleks seperti ini mempunyai warna gelap namun mencolok (Oxtoby,
2001).
Pengertian Spektrofotometri - Spektroskopi adalah suatu studi mengenai interaksi antara
energi cahaya dan materi. Warna-warna yang tampak dan fakta yang dapat dilihat adalah akibat-akibat
adsorpsi energi oleh senyawa organik dan anorganik.
Spektroskopi adalah suatu studi mengenai interaksi antara energi cahaya dan materi. Warna-
warna yang tampak dan fakta yang dapat dilihat adalah akibat-akibat adsorpsi energi oleh senyawa
organik dan anorganik. Teknik-teknik spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan struktur
senyawa yang tidak diketahui dan untuk mempelajari karakteristik ikatan dari senyawa yang diketahui
( Fessenden dan Fessenden, 1992).
Analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber reaksi yang menjorok kedalam daerah
ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini dipilih panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang
dari 1 nm instrumen yang digunakan adalah spektrofotometer yang terdiri dari dua instrumen dalam
satu kotak dan sebuah fotometer (Basset, dkk., 1994).
Spektrofotometri elektronik dapat secara umum membedakan deret terkonjugasi dan tidak
terkonjugasi. Deret konjugasi dapat mempengaruhi tegangan didalam suatu molekul spektrofotometri
elektronik dapat digunakan untuk mempengaruhi tegangan dengan menghubungi perubahan dalam
spektro dengan absorpsi suatu ikatan (Sudjadi, 1985).
2.2 Panjang Gelombang Cahaya
Pengukuran yang dilakukan pada spektrofotometri adalah pengukuran panjang gelombang
suatu sampel yang dianalisa, dimana bila suatu zat disinari dengan radiasi elektromagnetik, zat ini akan
menyerap gelombang tertentu dari radiasi dan membiarkan panjang gelombang yang lewat pada
panjang gelombang yang diserap suatu zt disebut spektrum adsorpsi (Keenan, dkk., 1990).
Adsorpsi energi disimpan sebagai adsorben. Adsorpsi pada saat panjang gelombang tertentu
didefinisikan sebagai (Fessenden dan Fessenden, 1992):
A = I/Io .....(1)
Dimana:
A = adsorben
Io = Intensitas cahaya
I = Intensitas berkas cahaya
Banyaknya molekul yang tertransisi dapat menambah adsorbansi suatu senyawa pada suatu
panjang gelombang tertentu. Adsorben tergantung pada struktur elektrolit senyawa yang bersangkutan.
Selain itu, kepekatan suatu senyawa juga dapat mempengaruhi adsorbansinya. Oleh karena itu,
ilmuwan kimia menyatakan adsorbsi energi itu sebagai adsorptivitas molar (koefisien molar) dan
bukan sebagai adsorben sebenarnya. Sedangkan spektra uv diatur ulang untuk menunjukkan log E dan
bukan A sebagai ordinat. Nilai log E terutama berfungsi bila harga E sangat besar (Fessenden dan
Fessenden, 1992):
E = .....(2)
Dimana:
E = adsorvitas molar
A = adsorben
C = konsentrasi
L = panjang sel (cm)
Manusia melihat dengan normal pada daerah tempat spektrum dengan mengkorelasikan
panjang gelombang cahaya yang dapat terlihat oleh mata dengan mengetahui warna. Kadang-kadang
digunakan agar tidak dapat menandai pori-pori spektrum tertentu. Seperti tabel berikut (Day dan
Underwood, 2002).
Tabel 2.2 Spektrum tampak dan warna-warna komplementer
2.3 Adsorpsi
Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat sehingga masuk kedalam pori-pori suatu zat lain.
Adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas, zat cair dan cair, serta zat cair
dan gas. Adsorpsi ini disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul dipermukaan adsorben (Sukardjo,
1990).
Adsorpsi diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia. Adsorpsi
fisik terjadi dimana adanya ikatan Van Der Waals dan merupak kejadian yang baik ke keadaan awal.
Adsorpsi kimia terjadinya reaksi kimia antara padatan dan larutan adsorbat, reaksi yang terjadi tidak
dapat balik (Setyowati, 1998).
Panjang gelombang yang sedikit lebih pendek dari panjang gelombang cahaya tampak jauh
dalam daerah ultraviolet, sedangkan yang sedikit lebih panjang termasuk dalam inframerah. Berikut
adalah spektrum elektromagnetik ( Day dan Underwood, 2002).
Tabel 2.4.2 Spektrum elektromagnetik ( Day dan Underwood, 2002)
Sinar kosmik Sinar X Ultraviolet Sinar tampak Inframerah Gelombang
dan gamma makro dan
radio
Dalam larutan asam, ion hidrogen ( barang kali tidak diharapkan ) menempel pada salah satu
nitrogen pada ikatan rangkap dua nitrogen – nitrogen .
Sumber: http://wenimandasari.blogspot.com/2011/12/laporan-spektofotometri.html