Está en la página 1de 9

Satuan Acara Penyuluhan

A. Pokok Bahasan : Malnutrisi

B. Sub Pokok Bahasan :

§ Pengertian

§ Penyebab

§ Tanda dan Gejala

§ Klasifikasi

§ Penatalaksanaan / pengobatan

C. Sasaran : An Zainuddin

D. Waktu : 50 Menit

E. Tempat : Rumahsakit Panorama Ruang B

F. Hari / Tanggal : Senin, 2 Desember 2013

G. Tujuan Penyuluhan :

a. Tujuan Instruksional Umum / TIU

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan An Zainuddin dapat mengetahui tentang cara


mengatasi malnutrisi.

b. Tujuan Instruksional Khusus / TIK

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x 50 menit, diharapkan Anak Zainuddin dapat


- Menjelaskan pengertian malnutrisi

- Menjelaskan tentang penyebab dari malnutrisi

- Menjelaskan tentang tanda dan gejala malnutrisi

- Menjelaskan tentang klasifikisai malnutrisi

- Menjelaskan tentang pengobatan dari malnutrisi

H. Kegiatan :

Langkah –
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
langkah
1 Pendahuluan 10’ - Memberi salam - Menjawab salam
- Memperkenalkan diri - Menjawab
- Menjelaskan maksud dan tujuan pertanyaan
- Memberikan pre test
2 Penyajian 20’ - Menjelaskan tentang pengertian - Mendengarkan
malnutrisi dengan seksama
- Menjelaskan tentang penyebab
dari malnutrisi
- Menjelaskan tentang tanda dan
gejala malnutrisi
- Menjelaskan tentang klasifikisai
malnutrisi
- Menjelaskan tentang pengobatan
dari malnutrisi

3 Evaluasi 15’ - Tanya jawab - Partisipasi aktif


- Menanyakan kembali
- Post test
4 Penutup 5’ - Meminta / memberi pesan dan - Memberikan
kesan pesan dan kesan
- Memberi salam - Menjawab salam

I. Metode : Ceramah, Demonstrasi dan Tanya jawab

J. Media : Leaflet

K. Materi : Terlampir

L. Evaluasi :

DAFTAR PUSTAKA

1. Sediaoetama,A.D.1985.Ilmu Gizi.jil 1.Dian Rakyat : Jakarta.

2. Sediaoetama,A.D.1989.Ilmu Gizi.jil 2.Dian Rakyat : Jakarta.

3. Supariasa,I. Dewa Nyoman S. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC : Jakarta.

4. Suhardjo. 1988 .Perencanaan Pangan dan Gizi . Bumi Aksara : Jakarta.

5. Doenges, E. Marilyn. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC : Jakarta.


PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan terhadap


absorbsi, pencernaan, dan penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan
aktivitas.

Malnutrisi merupakan kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolute


untuk periode tertentu. (Bachyar Bakri, 2002)

Malnutrisi (Gizi salah) adalah kesalahan pangan terutama terletak dalam


ketidakseimbangan komposisi hidangan penyediaan makanan. (Akhmad Djaeni, 2004).

B. PENYEBAB

a. Penyebab langsung:

1. Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri dapat


disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas
makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah.

2. Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan


makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.

b. Penyebab tidak langsung:

1. Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk


menghasilkan atau mendapatkan makanan.

2. Kualitas perawatan ibu dan anak.


3. Buruknya pelayanan kesehatan.

4. Sanitasi lingkungan yang kurang.

C. TANDA DAN GEJALA

Adapun tanda dan gejala dari malnutrisi adalah sebagai berikut:

1. Kelelahan dan kekurangan energi

2. Pusing

3. Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan


untuk melawan infeksi)

4. Kulit yang kering dan bersisik

5. Gusi bengkak dan berdarah

6. Gigi yang membusuk

7. Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat

8. Berat badan kurang

9. Pertumbuhan yang lambat

10. Kelemahan pada otot

11. Perut kembung

12. Tulang yang mudah patah

13. Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh


D. KLASIFIKASI

Kurang Energi Protein, secara umum dibedakan menjadi marasmus dan kwashiorkor.

a. Marasmus

adalah suatu keadaan kekurangan kalori protein berat. Namun, lebih


kekurangan kalori daripada protein. Penyebab marasmus adalah sebagai berikut :

1. Intake kalori yang sedikit.

2. Infeksi yang berat dan lama, terutama infeksi enteral.

3. Kelainan struktur bawaan.

4. Prematuritas dan penyakit pada masa neonates.

5. Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang
cukup.

6. Gangguan metabolism.

7. Tumor hipotalamus.

8. Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang.

9. Urbanisasi.

b. Kwashiorkor

adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan protein dalam jumlah besar.
Selain itu, penderita juga mengalami kekurangan kalori. Penyebabnya adalah :
1. Intake protein yang buruk.

2. Infeksi suatu penyakit.

3. Masalah penyapihan.

Tabel Klasifikasi IMT Menurut WHO :

Klasifikasi IMT (kg/ m2)


Malnutrisi berat <16,0
Malnutrisi sedang 16,0 – 16,7
Berat badan kurang/ malnutrisi ringan 17,0 – 18,5
Berat badan normal 18,5 – 22,9
Berat badan kurang ≥ 23
Dengan resiko 23 – 24,9
Obes I 25 – 29,9
Obes II ≥ 30

E. PENATALAKSANAAN / PENGOBATAN

Tujuan pengobatan pada penderita marasmus adalah pemberian diet tinggi


kalori dan tinggi protein serta mencegah kekambuhan.

Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai
pemberian makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami komplikasi serta
dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di rumah sakit.

Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap:


1. Tahap awal yaitu 24-48 jam per-tama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk
menyelamat-kan jiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan
pemberian cairan intravena.

a. Cairan yang diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat


Dextrose 5%.

b. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari.

c. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.

d. Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.

2. Tahap kedua yaitu penyesuaian.

Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit,


sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan.

Penatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi


anak. Keadaan shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume
darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk
karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori
lain telah dapat menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga
diberikan

Dikarenan anak telah tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu yang
lama, memberikan makanan per oral dapat menimbulkan masalah, khususnya apabila
pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi.Makanan harus diberikan
secara bertahap/ perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi menjadi intoleran
terhadap susu (lactose intolerance) dan diperlukan untuk memberikan suplemen yang
mengandung enzim lactase.

También podría gustarte