Está en la página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan

kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh

untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi

yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat

menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.

Maka dari itu, kebutuhan nutrisi merupakan bagian penting, tidak terkecuali

untuk lansia. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat

membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel

tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang

karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik.

Di Indonesia, jumlah orang lanjut usia (lansia) bertambah seiring peningkatan usia

harapan hidup. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2010, jumlah penduduk

Indonesia sekitar 237 jiwa, sekitar 20 juta adalah penduduk berusia lanjut.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Sistematika Penulisan
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan

kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh

untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi

yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat

menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.


Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari

kebutuhan fisik.

Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh

dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.

Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar,

yaitu :

1. Kelompok Zat Energi,

Termasuk ke dalam kelompok ini adalah :

a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung,

gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula,

sirup, madu dll.

b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan,

mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok Zat Pembangun

Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik

protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan

olahannya.

3. Kelompok Zat Pengatur

Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral,

seperti buah-buahan dan sayuran.

Lansia berisiko tinggi mengalami masalah nutrisi. Hal ini cukup beralasan

sehingga prevelansi yang tinggi mengenai masalah nutrisi pada lansia ini telah menjadi

sorotan dalam sejumlah survei (DHSS, 1997; Coates, 1985; Lehman, 1889) karna

terdapat fakta bahwa sebagian besar lansia di komunitas mengalami masalah nutrisi.
B. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia

1. Kalori

Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-

orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot

dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan

protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal

dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk

lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila

jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan

berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka

cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.

2. Protein

Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari

adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi

ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih

tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen

(protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya

kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya

konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.

Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.

3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang

dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi

energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh

darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam

lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan

sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak

mengandung asam lemak jenuh.

4. Karbohidrat dan serat makanan

Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi

(susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah

terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi

lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak

dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena

dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral

dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia

dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya

dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian

yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.

5. Vitamin dan mineral

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi

vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya

kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya

buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia

adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan

kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain.

Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin,

mineral dan serat.

6. Air

Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh

untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu

pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal).

Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kekurangan Nutrisi Pada Lansia

Adanya perubahan – perubahan fisik,psikologik dan social akan berakibat

pada pemenuhan nutrisi lansia. Oleh karena lansia sebagian besar mempunyai resiko

terjadinya gangguan pemenuhan nutrisi dibandingkan dengan kelompok usia yang lain,

yang disebabkan oleh beberapa factor resiko antara lain :

1. Tinggal sendiri: seseorang yang tinggal sendiri sering tidak memperdulikan tugas

memasak untuk menyediakan makanan

2. Kelemahan fisik: akibat kelemahan fisik sehinga menyebabkan kesulitan untuk

berbelanja atau memasak, mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan

makanannya sendiri.

3. Kehilangan: terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk

mereka sendiri, mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya

seimbang.

4. Depresi: menyebabkan kehilangan nafsu makan, mereka tidak mau bersusah payah

berbelanja, memasak atau memakan makanannya.


5. Pendapatan yang rendah: ketidak mampuan untuk membeli makanan yang cermat

untuk meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.

6. Penyakit saluran cerna: termasuk sakit gigi dan ulkus. Berkurangnya kemampuan

mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong, Esophagus/kerongkongan

mengalami pelebaran rasa lapar menurun, asam lambung menurun, berkurangnya

indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan

pahit, gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi,

penyerapan makanan di usus menurun

7. Penyalahgunaan alkohol: penyalah gunaan alcohol mengurangi asupan kalori atau

nonkalori seperti asupan energy dengan sedikit factor nutrisi lain.

8. Obat-obatan : lansia yang mendapatkan banyak obat dibandingkan kelompok usia lain

yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan

mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

D. Peran Perawat dalam Penanganan Kekurangan Nutrisi pada Lansia

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan orang lain terhadap

seseorang sesuai kependudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh

keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah

perilaku yang diharapkan dari seseorang pada sosisal tertentu. (Kozier

Barbara,1995:21).

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktivitas

perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui

dan diberi kewenanganoleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab

keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.


1. Care Giver

Pada peran ini perawat diharapkan mampu

 Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,

kelompok atau masyarakat sesuai dengan diagnosis masalah yang terjadi

mulai dari masalah yang bersifat sederhana samapai pada masalah

kompleks.

 Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat

harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan dari klien

 Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi

diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah

psikologi.

2. Client advocate

Tugas perawat:

 Bertanggung jawab membantu klien da keluarga dalam menginterprestasikan

informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi

lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas

tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.

 Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien

yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas

kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak

dengan klie, sehingga dihaapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.

 Seseorang membela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan

termasuk di dalamnya peningkatannapa yang terbaik untuk klien, memastikan

kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien. (Disparty, 1998:140).

Hak-hak klien antara lain:


a. Hak atas pelayanan sebaik-baiknya

b. Hak atas informasi penyakitnya

c. Hak atas privasi

d. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri

e. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

f. Hak-hak tenaga kesehatan antara lain:

g. Hak atas informasi yang benar

h. Hak bekerja sesuai standar

i. Hak untuk mengakhiri hubungan klien

j. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok

k. Hak atas rahasia pribadi

l. Hak atas balas jasa

3. Counselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan

psikologi atau masalah social untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan

untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan

emosional dan intelektual. Peran perawat:

 Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya

 Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk

meningkatkan kemampuan adaptasi

 Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga

dalam megintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu

 Pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan

4. Educator
Mengajar adalah merujuk kepada aktivitas dimana seseorag guru membantu muridnya

untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau

banyak pelajar dimana pembelajaran objek khusus atau keinginan untuk merubah

perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998:8). Inti dari perubahan perilaku selalu

didapat dari pengetahuan baru atau keterampilan secara teknis.

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

También podría gustarte

  • Tumbang Infant
    Tumbang Infant
    Documento34 páginas
    Tumbang Infant
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Kelompok Jiwa
    Kelompok Jiwa
    Documento1 página
    Kelompok Jiwa
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Askep Cindy
    Askep Cindy
    Documento28 páginas
    Askep Cindy
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Script Banjir
    Script Banjir
    Documento2 páginas
    Script Banjir
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • WOC BRONKOPNEUMONIA Fix
    WOC BRONKOPNEUMONIA Fix
    Documento1 página
    WOC BRONKOPNEUMONIA Fix
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Etika Keperawatan
    Etika Keperawatan
    Documento12 páginas
    Etika Keperawatan
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Demam Typoid (Lia Sulistiawati & Rahmat Imansyah)
    Demam Typoid (Lia Sulistiawati & Rahmat Imansyah)
    Documento23 páginas
    Demam Typoid (Lia Sulistiawati & Rahmat Imansyah)
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Leaflate Gout Atritis
    Leaflate Gout Atritis
    Documento2 páginas
    Leaflate Gout Atritis
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Leaflate Diabetes Mellitus
    Leaflate Diabetes Mellitus
    Documento2 páginas
    Leaflate Diabetes Mellitus
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Demam Typoid (Lia Sulistiawati & Rahmat Imansyah)
    Demam Typoid (Lia Sulistiawati & Rahmat Imansyah)
    Documento23 páginas
    Demam Typoid (Lia Sulistiawati & Rahmat Imansyah)
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento3 páginas
    Daftar Isi
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • MANKEP
    MANKEP
    Documento9 páginas
    MANKEP
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Judul
    Judul
    Documento2 páginas
    Judul
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Judul
    Judul
    Documento2 páginas
    Judul
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Etika, Moral, Akhlak
    Etika, Moral, Akhlak
    Documento17 páginas
    Etika, Moral, Akhlak
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Etika, Moral, Dan Akhlak
    Etika, Moral, Dan Akhlak
    Documento15 páginas
    Etika, Moral, Dan Akhlak
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Cover Anak
    Cover Anak
    Documento1 página
    Cover Anak
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Sap Hipnosis Lima Jari LIA
    Sap Hipnosis Lima Jari LIA
    Documento7 páginas
    Sap Hipnosis Lima Jari LIA
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • k3 Makalah
    k3 Makalah
    Documento20 páginas
    k3 Makalah
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Telaah Jurnal Penelitian
    Telaah Jurnal Penelitian
    Documento11 páginas
    Telaah Jurnal Penelitian
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Tugas Bahasa Inggris
    Tugas Bahasa Inggris
    Documento2 páginas
    Tugas Bahasa Inggris
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan System Urinari
    Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan System Urinari
    Documento26 páginas
    Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan System Urinari
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Documento1 página
    Jurnal Reading
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Vella Lansia
    Vella Lansia
    Documento13 páginas
    Vella Lansia
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Asuhan Keperawatan Maternitas
    Asuhan Keperawatan Maternitas
    Documento9 páginas
    Asuhan Keperawatan Maternitas
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • CA PARU - KMB
    CA PARU - KMB
    Documento3 páginas
    CA PARU - KMB
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • KEPRIBADIAN
    KEPRIBADIAN
    Documento18 páginas
    KEPRIBADIAN
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Bab I
    Bab I
    Documento27 páginas
    Bab I
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Resume Gizi 2
    Resume Gizi 2
    Documento25 páginas
    Resume Gizi 2
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Documento2 páginas
    Jurnal Reading
    lia sulistiawati
    Aún no hay calificaciones