Está en la página 1de 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Sekolah


Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12
tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika
anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam
hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia
sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh
keterampilan tertentu.
Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa
latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa
sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa,
2006).
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang
manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam
penentuan usia anak. Menurut UU No. 20 Tahun 2002 tentang Perlindungan
dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah usia 18 tahun dan yang
belum menikah. American Academic of Pediatri tahun 1998 memberikan
rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin)
hingga usia 21 tahun.

Waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari-hari termasuk


aktivitas makan. Makanan jajanan di sekolah ternyata sangat beresiko terjadi
cemaran biologis atau kimiawi yang banyak menggangu kesehatan. Perilaku
makan pada anak usia sekolah tersebut harus diperhatikan secara cermat dan
hati-hati. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa. Kualitas bangsa di masa
depan ditentukan kualitas anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber
daya.

Pada usia sekolah ini, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun
mental, seperti bermain, belajar, berolahraga. Zat gizi akan membantu
meningkatkan kesehatan tubuh anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnya baik
dan tidak mudah terserang penyakit. Umumnya orangtua kurang memperhatikan
kegiatan makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa anak seusia ini sudah
tahu kapan ia harus makan.

Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi
dibanding anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat
besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah. Untuk
memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali
waktu makan, yaitu makan apgi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2
kali makan selingan. Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir
dengan baik dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan
kebersihan makaan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri,dan lain-lain.
Anak remaja putri sudah mulai haid, sehingga diperlukan tambahan zat besi.

Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung


pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam
masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada
anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. Sering timbul masalah
terutama dalam pemberian yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini
mengakibatkan gangguan pada banyak organ –organ dan sistem tubuh anak.
Foodborn diseases atau penyakit bawaan makanan merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang utama di banyak negara. Penyakit ini dianggap bukan termasuk
penyakit yang serius, sehingga seringkali kurang diperhatikan. Konsep gizi
seimbang untuk kebutuhan gizi anak sekolah adalah nilai gizi harus sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan usia dan jenis bahan makanan seperti karbohidrat,
protein,lemak, vitamin dan mineral.

B. Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Sekolah


1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum
memasuki masa remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang
tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan
akademik.
Menurut seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem
saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan
lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam
menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan
perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti
penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk mengembangkan kestabilan
tubuh dan kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk
menyempurnakan berbagai keterampilan. Kebutuhan untuk selalu
bergerak perlu bagi anak karena energy yang terumpuk pada anak perlu
penyaluran. Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk lebih
menyempurnakan berbagai keterampilan menuju keseimbangan
tubuh,seperti bagaimana menendang bola dengan tepat sasaran,
mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting
bagi anak.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan
berpikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat
dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta
kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Kemampuan
berpikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ke
tingkat yang lebih rumit dan abstrak.
3. Perkembangan Bahasa
Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami da
menginterpretasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini
perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan
tata bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang
tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar,
menendang, atau menampar. Mereka belajar tidak hanya untuk
menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang tepat untuk
penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan bahasa adalah
pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk
memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku
moral banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta perilaku moral
dari orang-orang di sekitarnya. Perkembangan moral ini juga tidak
terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak. Perkembangan
moral tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak.
Menurut Piaget, anatar usia 5-12 tahun konsep anak mengenaia
keadilan sudah berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral
menggantikan moral yang kaku. Misalnya: bagi anak usia 5 tahun,
berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar
bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh
karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat bahwa anak
yang lebih muda ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan
anak pada usia 10 tahun mereka sudah bergerak ke tingkat yang lebih
tinggi yang disebut moralitas autonomous
4. Perkembangan Sosial
Biasanya tidak banyak terdapat konflik makan di periode usia
sekolah. Peningkatan nafsu makan secara alami menyebabkan
peningkatan konsumsi makanan. Karena anak-anak menghasbiskan waktu
seharian si sekolah, mereka akan menyesuaikan terhadap acara sekolah
yang lebih bersifat rutin. Ketika mereka menjalajahi lingkungan sekolah
dan teman-teman sebaya, mereka akan terpengaruh oleh pengalaman-
pengalaman ini. Anak usia sekolah mempunyai lebih banyak akses ke
uang, warung, penjaja makanan di lingkungan sekolah, toko swalayan,
atau mal yang menyebabkan terbukanya gerbang terhadap makanan yang
nilai gizinya tidak jelas. Sesampainya di rumah, anak usia sekolah sering
merasa lapar dan siap untuk makan.
C. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

Aktifitas pada anak sekolah menjadi sangat penting mendapat perhatian. Jika
kebutuhan akan zat gizi pada masa ini akan mempengaruhi keseimbangan fisiologis
tubuh yang sebelumnya sudah terbentuk. Gangguan keseimbangan fisiologis tubuh
ini akan berakibat menurunkan fungsi kekebalan tubuh yang berakibat anak mudah
sakit. Sebaiknya orang tua harus ikut merencanakan dan memantau jadwal aktivitas
anak termasuk jam tidur anak dengan cermat.

Pemantauan asupan gizi pada anak baik jumlah ,jadwal dan jenis gizi yang
dikonsumsi sangat menentukan untuk keseimbangan gizi pada usia ini. Dalam hal
jumlah mungkin terjadi kekurangan asupan kalori, vitamin dan mineral yang diterima
anak. Aktivitas yang bertambah ini juga akan meningkatkan kebutuhan kalori,
vitamin dan minerlah lainnya. Bila keseimbangan asupan gizi terganggu dapat
menurunkan fungsi kekebalan tubuh sehingga anak mudah terserang penyakit.
Parameter yang paling mudah untuk melihat asupan kalori cukup adalah dengan
memantau BB. Bila BB anak menurun berarti asupan gizinya berkurang dan perlu
diwaspadai untuk mempertimbangkan kondisi taraf perkembangan anak.

1. Energi
Angka Kecukupan Energi (AKG 2004) anak usia 1-3 tahun, 4-
6 tahun, dan 7-9 tahun secara berturut-turut adalah 1000 kkal, 1550
kkal, dan 1800 kkal.
Kebutuhan energi anak sekolah berhubungan dengan laju
pertumbuhan. Kebutuhan ini bergantung pada tingkat aktivitas anak
dan ukuran tubuhnya. Estimasi kebutuhan energi terdapat dalam
Dietary Reference Intake (DRI) yang didasarkan pada jenis kelamin,
uur, TB, BB dan tingkat aktifitas anak.
2. Protein
Asupan protein yang direkomendasikan untuk anak usia
sekolah adalah 0.95 g/kgBB untuk usia 4-13 tahun laki-laki dan
perempuan. Dengan memenuhi kebutuhan energi individual anak,
protein disiapkan untuk pertumbuhan pemulihan jaringan.
Sebagai contoh, anak laki-laki usia 10- 12 tahun dengan berat
badan 35 kgdan tinggi badan 138 cm membutuhkan 50gr protein/hari,
tidak berbeda dengan anak perempuan usia 10-12 tahun dengan berat
badan 37 kg dan tinggi badan 145 cm membutuhkan 50g protein/hari.
Sementara itu, kebutuhan protein anak usai 7-9 tahun dengan berat
badan 25 kg dan tinggi 120 cm juga membutuhkan 45g protein/hari.
Penilaian terhadap asupan protein anak harus didasarkan pada
(1) kecukupan untuk pertumbuhan, (2) mutu protein yang dimakan,
(3) kombinasi makanan dengan kandungan asam amino esensial yang
saling melengkapi bila dimakan bersama, (4) kecukupan asupan
vitamin, mineral, dan energi.
3. Mineral
Mineral penting untuk proses tumbuh kembang secara normal.
Kekurangan konsumsi terlihat pada laju pertumbuhan yang lambat,
mineralisasi tulang yang tidak cukup, cadangan besi yang kurang dan
anemia.
4. Vitamin
Fungsi vitamin adalah untuk membantu proses metabolisme,
yang berarti kebutuhannya ditentukan oleh asupan energi, KH,
protein, dan lemak. Kebutuhan vitamin yang pasti sukar ditetapkan .
angka kecukupan vitamin diperoleh dari interpolasi kecukupan bayi
dan orang dewasa, atau dihitung berdasarkan Angka Kecukupan
Energi dan Protein.
5. Kalsium
Kalsium penting untuk pertumbuhan dan mineralisasi tulang
dan gigi. Lebih dari 98% kalsium tubuh terdapat dalam tulang dan
gigi. Penambahan kalsium rata-rata sehari hendaknya berkisar antara
150-200mg, puncaknya adalah sebanyak 400mg/hari dalam periode
pertumbuhan cepat. Angka Kecukupan Kalsium (AKG 2004) untuk
anak berkisar antara 500-600mg/hari. Anak memerlukan kalsium dua
sampai empat kali lebih besar per unit berat badan dibandingkan
orang dewasa. Asupan kalsium rendah memperlambat laju
pertumbuhan dan mineralisasi tulang dan gigi. Namun efesiensi
absorpsi dan penyimpanan kalsium meningkat dengan asupan kalsium
yang rendah an kebutuhan biologis yang tinggi.
Bahan makanan sumber kalsium utama adalah susu dan hasil
olahan susu. Sumber lain yaitu dari ikan yang dimakan dengan tulang
(teri, dan ikan duri lunak). Serealia, kacangkacangan dan hasil
kacang-kacangan seperti tempe dan tahu serta sayuran hijau
merupakan sumber kalsium yang baik, tetapi dengan ketersediaan
biologis rendah karena mengandung zat-zat yang menghalangi
absorpsi kalsium seperti serat, asam fitat, dan asam oksalat.
6. Besi
Angka Kecukupan Besi (AKG 2004) yang dianjurkan untuk
anak usia 1-3 tahun didasarkan pada median kebutuhan besi sebanyak
4.6 mg/hari, dengan asumsi penyerapan besi sebesar 7.5% maka
kecukupan besi menjadi 8.0 mg/hari. Anak usia 4-6 tahun dengan
median kebutuhan besi sebanyak 5mg/hari dan asumsi penyerapan
sebesar 7.5%, kecukupan besinya menjadi 9.0mg/hari. Bagi anak usia
7-9 tahun dengan median kebutuhan besu sebanyak 7.1 mg/hari dan
asumsi penyerapan sebesar 7.5% maka kecukupan besinya menjadi
10.0 mg/hari.
Kebutuhan besi pada anak bervariasi menurut tingkat
pertumbuhan, peningkatan total massa besi, dan penyimpanan besi.
Anak yang lebih besar dan tumbuh lebih cepatmemerlukan besi lebih
banyak karena volume darahnya meningkat lebih cepat. Sumber besi
yaitu daging, hati, unggas, ikan, kacang-kacangan dan hasil
olahannya, sayuran hijau, dan rumput laut.
SUPLEMEN GIZI
Suplemen gizi untuk anak hanya dianjurkan apabila sudah dilakukan
penilaian terhadap konsumsi makanan dan asupan zat gizinya. Anak yang kurang
atau tidak minum susu karena alasan tertentu perlu dimonitor kecukupan asupan
kalsium, riboflavin, dan vitamin D-nya. Anak yang kurang makan sayur dan buah
perlu mendapat perhatian terhadap asupan vitamin A dan C.
Anak yang Beresiko
Menurut Committe on Nutrition of the American Academy og Pediatrics
(Worthington-Roberts dan Williams, 2000), anak-anak yang beresiko memerlukan
suplemen gizi adalah sebagai berikut:
 Anak yang kurang diperhatikan atau diperlakukan kejam oleh orangtuanya
 Anak dengna anoreksia atau anak yang mempunyai pola makan yang tidak
baik
 Anak yang menderita penyakit kronis
 Anak yang melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badan
Selain yang tertera di atas, mungkin perlu dipertimbangkan anak yang alergi
terhadap makanan tertentu, penerimaan makanan yang terbatas, atau anak
yang sering sakit

D. Prinsip Gizi Seimbang untuk Anak Usia Sekolah


Ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak sekolah perlu
diperhatikan, antara lain :
1. Usia Sekolah
Usia sekolah adalah usia puncak pertumbuhan anak sekolah dasar
yang berusiasekitar 7-12 tahun. Usia sekolah merupakan masa-masa
pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Kesehatan yang
optiml akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian
tergadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakkan
untuk perkembangan mental yang mengacu pada keterampilan anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenbuhi fisik dan mental anak.
Makanan yang kaya akan nutrisi agar mempengaruhi tumbuh kembang
otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil
pendidikan yang optimal.
2. Selalu aktif
Anak usia sekolah merupakan usia yang senang bermain dan senang
menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar.
Untuk itu perlu asupan gizi dan energi yang banyak untuk menunjang
aktifitas fisiknya.
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan
Anak usia sekoah tidak dapat ditebak selera makanan yang disenangi.
Perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah, perhatian
ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sangat penting.
4. Tidak Suka Makanan-Makanan yang Bergizi
Anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-
makanan yang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan
yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak
mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga menarik
untuk dikonsumsi.
Penatalaksanaan Pemberian Makan Pada Anak Sekolah

Makanan pada anak usia sekolah harus serasi, selaras dan seimbang. Serasi
artinya sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak. Selaras adalah sesuai dengan
kondisi ekonomi, sosial budaya serta agama dari keluarga. Sedangkan seimbang
artinya nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usia dan jenis bahan
makanan seperti karbohidrat, protein dn lemak. Ada beberapa penatalaksanaan
pemberian makan pada anak sekolah diantaranya adalah :

1. Usahakan anak sarapan pagi dan minum susu satu gelas sebelum
berangkat kesekolah.
2. Pada saat jam istirahat usahakan anak memakan makan ringan yang
bergizi ( lebih kurang 2 jam setelah belajar di sekolah) bisa berupan
lontong, bubur kacang hijau, bakmi goreng dan lain-lain
3. Makan siang tepat pada waktunya memenuhi kebutuhan zat-zat gizi.
Nasi 1 porsi, lauk 2 potong sedang, sayur satu mangkok ditambah
buah-buahan.
4. Berikan snack sore sebagai cemilan dapat berua kue-kue segar, kue-
kue kering atau berupa goreng-gorengan.
5. Makan malam tepat pada waktunya dengan nasi 1 porsi, lauk pauk
sedang 2 potong sedang, sayuran ditambah buah-buahan segar dan
tidak lupa memberikann segelas susu sebelum tidur.
E. Masalah Gizi Anak Usia Sekolah
1. Anemia Gizi Besi
Gejalanya antara lain pucat, lemah, lelah, memnurunnya kemampuan
konsentrasi belajar, dan menurunnya antibodi sehingga anak mudah
terserang infeksi atau penyakit. Penyebab anemia ini adalah makanan
yang kurang mengandung zat besi. Anemia dialami oleh sekitar 10-15%
anak usia sekolah. anak usia 5-8 tahun dikatakan anemia jika konsentrasi
hb < 11.5 g/dl dan Ht <34.5%. anak usia 8-12 tahun dikatakan anemia jik
konsesntrasi Hb<11.9 dan Ht <35.4%.
Pencegahan anemia dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi
makanan sumber zat besi, baik dari sumber hewani maupun nabati.
Disamping itu, anemia juga dapat dicegah dengan cara mengkonsumsi
suplemen zat besi, olahraga, tidur yang cukup, dan mengurangi konsumsi
makanan yang menghambat penyerapan zat besi seperti kopi dan teh.
2. Gizi Kurang
Gizi kurang pada anak merupakan permasalahan yang terjadi karena
kurang nya mengkonsumsi makanan yang mengandung energi, protein
yang bermutu tinggi(seperti ikan, telur, daging), serta mineral terutama
kalsium yang mudah diserap oleh tubuh. Selain itu kurang gizi dapat pula
disebabkan oleh cacingan yang diderita 50% anak-anak.
Jika seseorang mengalami kekurangan gizi akibat asupan gizi di
bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang
produktif. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung karbohidrat, proteinm lemak,
vitamin, mineral dsb.
3. Kurang Vit A
Beberapa akibat dari kekurangan vit A antara lain terhambatnya
pertumbuhan, gangguan pada kemampuan mata dalam menerima cahaya,
kelainan-kelainan pada mata, seperti xerosis dan xerophthalmia serta
meningkatnya kemungkinan menderita penyakit infeksi. Bahkan, pada
anak yang mengalami kekurangan vitamin A berat angka kematian
meningkat hingga 50%.
Kurang vit A terjadi karena kurangnya asupan vit A yang diperoleh
dari makanan sehari-hari. Pada anak yang mengalami KEP, kekurangna
vit A terjadi selain karena kurangnya asupan vit A sendiri juga karena
penyimpanan dan transpor vitamin A pada tubuh yang terganggu.
Upaya mengatasi kekurangan vitamin A yaitu dengan meningkatakan
konsumsi vitamin A dengan cara menambah konsumsi buah dan sayur,
seperti buah naga, apel, anggur, mangga wortel, bayam, paprika dan
kemangi kering.
4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gejala kekurangan yodium yaitu malas dan lamban, pada usia anak-
anak, kekurangan yodium dapat menurunkan kecerdasan intelektual.
Penanggulangan masalah kekurangan yodium umumnya dilakukan
dengan iodinisasi garam, yaitu menambahkan kalium iodat menjadi
garam beryiodium. Namun cara ini kurang berhasil dan kurang efektif
bagi bayi untuk meniadakan gondokan, kekerdilan, dan keterbelakangan
mental.
5. Kegemukan atau gizi lebih
Hal ini terjadi akibat asupan energi lebih tinggi dari pada energi yang
dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan
sumber energi dan lemak tinggi. Sedangkan pengeluaran energi yang
rendah disebabkan oleh kurangnya aktifitas fisik dan sedentary lifestyle.
Selain pola makan dan prilaku makan, kurangnya aktifitas fisik juga
merupakan faktor penyebab terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak
sekolah.
Pencegahan obesitas dilakukan dengan melalui pendekatan kepada
anak sekolah beserta orang-orang terdekatnya untuk mempromosikan
gaya hidup sehat meliputi pola dan prilaku makan serta aktivitas fisik.
F. Anjuran Konsumsi Gizi Anak Usia Sekolah
1. Anak usia 7-9 tahun
Energi dapat diperoleh dari makanan pokok seperti nasi, mie, roti, dan
biskuit. Sedangkan protein diperoleh dari lauk pauk.
Vitamin A, C dan B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah dan kacang-
kacangan. Terpenuhinya zat-zat gizi tersebut dapat memberikan daya
tahan terhadap infeksi, mencegah kebutaan, dan meningkatkan
konsentrasi belajar.
Kalsium diperoleh dari susu, ikan dan kacang-kacangan. Zat besi dari
ikan, ayam, daging, tempe, oncom, kacang-kacangan, dan sayuran hijau
dapat membantu pertumbuhan tulang dan mencegah anemia.

Anjuran Jumlah Porsi Makanan untuk Anak usia 7-9 tahun


Kelompok Bahan Penukar (porsi) gr
Makanan
Nasi 4 150
Sayuran 3 100
Buah 3 100
Tempe 3 50
Daging 2 50
Susu 1 200ml
Minyak 5 5
Gula 2 10

2. Anak Usia 10-12 tahun


Energi, protein, vitamin, mineral dapat diperoleh dari bahan makanan
seperti yang tercantum pada kebutuhan gizi anak-anak usia 7-10 tahun.
Perbedaan pada anjuran jumlah porsi makanan untuk anak- laki-laki dan
perempuan.

Anjuran Jumlah Porsi Makanan untuk Anak Laki-Laki Usia 10-12


tahun
Kelompok Bahan Penukar (porsi) gr
Makanan
Nasi 5 150
Sayuran 3 100
Buah 4 100
Tempe 3 50
Daging 2½ 50
Susu 1 200
Minyak 5 5
Gula 2 10

Anjuran Jumlah Porsi Makanan untuk Anak Perempuan Usia 10-12 tahun
Kelompok Bahan Penukar (porsi) gr
Makanan
Nasi 4 150
Sayuran 3 100
Buah 4 100
Tempe 3 50
Daging 2 50
Susu 1 200ml
Minyak 5 5
Gula 2 10

Contoh Menu Anak Sekolah (1921 Kalori)


Waktu Menu Bahan Makanan Berat (g) Energi
(kalori)
Pagi Bubur ayam Bubur beras 150 467
Ayam 25
Susu Coklat Susu bubuk 20
skim
Gula pasir 10
10:00 Sandwich isi Roti 60 234
rogouth sayuran Tepung terigu 5
Wortel 25
Buncis 50
Margarin 5
Buah Apel 100
Siang Mie bakso Mie 200 537
Ayam 25
Bakso 15
Sawi 25
Jus Jambu biji Jambu biji 200
Gula 15
16:00 Pisang melon Tepung terigu 25 235
Pisang raja 50
Margarin 10
Malam Nasi Nasi 100 448
Sate bakso ikan Ikan segar 75
Tempe bumbu bali Tempe 50
Minyak 10
Cah wortel Wontel 50
Tauge 25
Bakso 25
Buah Nanas 100
TOTAL ENERGI 1921
G. Kebiasaan Gizi dan Kesehatan Anak Usia Sekolah
1. Makan Pagi (Sarapan )
Makan pagi merupakan salah satu pesan dalam PGS, dapat
menyumbang seperempat dari kebutuhan gizi sehari, yaitu sekitar
450-500 kalori dengan 8-9 gr protein. Sayangnya terdapat beberapa
kendala atau alasan anak tidak sarapan,seperti tidak lapar, tidak
sempat, tidak ada yang membantu menyiapkan makanan, tidak suka
dengan menu sarapan yang disiapkan, tidak ada makanan, dan
sebagainya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang biasa sarapan
pagi mempunyai sikap dan prestasi sekolah yang lebih baik, seperti
kemampuan menyelesaikan masalah pelajaran dan konsentrasi
berpikir lebih baik. Hal ini tidak lain karena otak dan sel darah dapat
bekerja dengan baik melalui asupak energi yang cukup.
2. Membawa Bekal Ke Sekolah
Kandungan gizi makanan bekal sebaiknya sekitar 300 kalori,
5-7 gr protein, seperti nilai gizi makanan selingan atau snack pada
program pemberian makanan tambahan lengkap dalam porsi kecil.
3. Olahraga dan Aktivitas
Manfaat olahraga atau aktivitas fisik antara lain menurunkan
dan mempertahankan BB, menurunkan tekanan darah, dan menaikkan
kolesterol HDL, serta mampu menurunkan risiko obesitas,
meningkatkan citra diri yang positif dan sebagainya.
Anak usia sekolah dan remaja membutuhkan olahraga atau
aktivitas fisik sedikitnya 30 menit setiap hari, misalnya dengan
bermain lompat tali, bersepeda, jalan kaki, bermain di taman atau
berolahraga dalam klub ekstrakulikuler.
4. Kantin Sekolah
Kantin sekolah mempunyai peranan penting dalam
mewujudkan pesan-pesan kesehatan dan dapat menentukan perilaku
makan siswa sehari-hari melalui penyediaan makanan jajanan di
sekolah. Kantin sekolah dapat menyediakan makanan sebagai
pengganti makan pagi dan makan siang di rumah serta camilan dan
minuman yang sehat, aman, dan bergizi.
Kantin sekolah sehat memiliki syarat sebagai berikut :
a. Mempunyai persediaan air bersih untuk mengolah
makanan, mencuci tangan ,dana mencuci peralatan
makan
b. Mempunyai tempat penyimpanan khusus bahan bukan
pangan (sabun cuci piring, cairan anti serangga) yang
terpisah dari tempat penyimpanan bahan pangan
c. Mempunyai tempat penyimpanan bahan makanan dan
peralatan makan yang bebas dari serangga dan hewan
pengerat
d. Mempunyai tempat yang bersih dan tertutup untuk
pengolahan dan persiapan penyajian makanan
e. Menyediakan tempat khusus untuk kasir, minimal
orang yang bertugas dikasir tidak bertugas menyiapkan
makanan karena kuman penyakit dapat tersebar ke
makanan melalui tangan yang sudah memegang uang.
f. Mempunyai tempat pembuangan sampah padat, cair,
g. Memastikan batas kadaluarsa pada kemasan jajanan
yang dijual di kantin atau sudah lulus sertifikasi
BPOM.

5. Bahaya Makan Jajanan


Umumnya ,anak-anak sekolah menghabiskan ¼ waktunya di
sekolah setiap harinya. Hanya sekitar 5% anak sekolah yang
membawa bekal dari rumah. Dengan demikian, anak sekolah lebih
terpapar pada makanan jajanan kaki lima, terutama yang mempunyai
kemampuan untuk membeli makanan tersebut.
Menariknya, makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan
energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29%,dan zat besi
52%. Oleh karena itu, jajanan kaki lima berperan penting terhadap
pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Akan tetapi,
keamanan jajanan tersebut, baik dari segi mikrobiologs maupun
kimiawi masih dipertanyakan.
Cemaran mikrobiologis yang banyak ditemukan pada
makanan jajanan kaki lima. Sebagai contoh, Salmonella Paratyphi A
banyak ditemukan pada jajanan es. Selain cemaran mikrobiologos,
cemarah kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki
lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal, seperti
borax, formalin, rhodamin B,dan methanil yellow. Bahan – bahan ini
dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogen yang
dalam jangka panjang menyebabkan penyakit-penykit, seperti kanker
dan tumor pada organ manusia.
Akhir-akhir ini, terungkap juga bahwa reaksi simpang
makanan tertentu ternyata dapat mempengaruhi fungsi otak termasuk
gangguan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perilaku tersebut
meliputi gangguan tidur, gangguang konsentrasi, gangguan emosi,
hiperaktif, dan memperberat gejala pada penderita autisme.
Pengaruh jangka pendek penggunaan BTP ini menimbulkan
gejala-gejala yang sangat umum, seperti pusing, mual, muntah, diare
atau bahkan kesulitan buang air besar. Terjadinya penyakit bawaan
makanan pada jajanan kaki lima dapat berupa kontaminasi dari bahan
baku, penjamah makanan yang tidak sehat, atau peralatan yang kurang
bersih, juga waktu dan temperatur penyimpanan yang tidak tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.2011.Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.Jakarta.PT Gramedia
Pustaka Utama
Susilowati.Kuspriyanto.2016.Gizi Dalam Daur Kehidupan.Bandung.PT Refika
Aditama
Sartika,Wiwi.Mitayani.2010.Buku Saku Ilmu Gizi.Jakarta.CV Trans Info Media

También podría gustarte

  • ABSEN Penyuluhan
    ABSEN Penyuluhan
    Documento2 páginas
    ABSEN Penyuluhan
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Absensi Kunjungan Keluarga Binaan
    Absensi Kunjungan Keluarga Binaan
    Documento1 página
    Absensi Kunjungan Keluarga Binaan
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Sarapan Pagi
    Sarapan Pagi
    Documento10 páginas
    Sarapan Pagi
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Satpel CTPS
    Satpel CTPS
    Documento9 páginas
    Satpel CTPS
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Red Chilis
    Red Chilis
    Documento14 páginas
    Red Chilis
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Absensi Kunjungan Keluarga Binaan
    Absensi Kunjungan Keluarga Binaan
    Documento1 página
    Absensi Kunjungan Keluarga Binaan
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Absensi Kunjungan Keluarga Binaan
    Absensi Kunjungan Keluarga Binaan
    Documento3 páginas
    Absensi Kunjungan Keluarga Binaan
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Hasil
    Hasil
    Documento1 página
    Hasil
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • TRNSLT TM 2
    TRNSLT TM 2
    Documento19 páginas
    TRNSLT TM 2
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Pembahasan KASUS
    Pembahasan KASUS
    Documento2 páginas
    Pembahasan KASUS
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Peranan Tim Kerja Bisnis Plan
    Peranan Tim Kerja Bisnis Plan
    Documento2 páginas
    Peranan Tim Kerja Bisnis Plan
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Nilai Nilai
    Nilai Nilai
    Documento11 páginas
    Nilai Nilai
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Isbd 13
    Isbd 13
    Documento15 páginas
    Isbd 13
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Isbd 13
    Isbd 13
    Documento15 páginas
    Isbd 13
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan PBL Mayora 2016
    Laporan PBL Mayora 2016
    Documento18 páginas
    Laporan PBL Mayora 2016
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • ISBD Kel 1
    ISBD Kel 1
    Documento13 páginas
    ISBD Kel 1
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Makalah Gizi OLAHRAGAR
    Makalah Gizi OLAHRAGAR
    Documento23 páginas
    Makalah Gizi OLAHRAGAR
    Siti Nur Khasanatun
    100% (2)
  • Isbd 13
    Isbd 13
    Documento15 páginas
    Isbd 13
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Soal Kasus
    Soal Kasus
    Documento1 página
    Soal Kasus
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Isbd 13
    Isbd 13
    Documento15 páginas
    Isbd 13
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Kep Kel 5
    Kep Kel 5
    Documento15 páginas
    Kep Kel 5
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Documento3 páginas
    Presentation 1
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Makalah Ekop Kel 6
    Makalah Ekop Kel 6
    Documento11 páginas
    Makalah Ekop Kel 6
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones
  • Makalah Ekop Kel 6
    Makalah Ekop Kel 6
    Documento11 páginas
    Makalah Ekop Kel 6
    Arifa Rahmi
    Aún no hay calificaciones