Está en la página 1de 15

TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT Sepatu Bata Tbk Periode 2010 – 2011

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis lLaporan Keuangan

Dosen Pengampu: Dr Mulyanto SE,SH, M.SI, MM

Disusun oleh:

Evi Novita Sari (201512201)

Kelas K

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Program Studi Akuntansi

Universitas Muria Kudus

Tahun 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah tentang " Analisis Laporan Keuangan PT Sepatu Bata Tbk tahun
2010 - 2011 " ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi
seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
analisis laporan keuangan dengan judul “Analisis Laporan Keuangan PT Sepatu Bata Tbk
tahun 2010 - 2011 ". Disamping itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu saya selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.

Kudus, Maret 2018

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam sebuah perusahaan pasti mempunyai suatu laporan finansial tentang keuangan,
hal ini digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan kerugian dalam menjalani
kegiatan perusahaan. kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai dengan
menggunakan empat analisis, yaitu analis laporan keuangan, rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas.

Berdasarkan latar belakang tersebut akan membahas lebih lanjut dengan judul “
Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Aktivitas pada PT Sepatu Bata Tbk
Periode 2010 – 2011”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja keuangan PT Sepatu Bata Tbk dari analisis rasio Likuiditas
tahun 2010 – 2011 ?
2. Bagaimana kinerja keuangan PT Sepatu Bata Tbk dari analisis rasio
Solvabilitas tahun 2010 – 2011 ?
3. Bagaimana kinerja keuangan PT Sepatu Bata Tbk dari analisis rasio
Profitabilitas tahun 2010 – 2011 ?
4. Bagaimana kinerja keuangan PT Sepatu Bata Tbk dari analisis rasio Aktivitas
tahun 2010 – 2011 ?
c. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja PT Sepatu Bata Tbk dilihat dari analisis
rasio Likuiditas tahun 2010 – 2011
2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja PT Sepatu Bata Tbk dilihat dari analisis
rasio Solvabilitas tahun 2010 – 2011
3. Untuk mengetahui bagaimana kinerja PT Sepatu Bata Tbk dilihat dari analisis
rasio Profitabilitas tahun 2010 – 2011
4. Untuk mengetahui bagaimana kinerja PT Sepatu Bata Tbk dilihat dari analisis
rasio Aktivitas tahun 2010 – 2011
BAB II

PEMBAHASAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT SEPATU BATA Tbk

Laporan Keuangan tahun 2011

1. Ratio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo. Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya saat jatuh tempo.
a. Ratio Lancar (Current ratio)
Current ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang
harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

aset lancar
Ratio lancar =
kewajiban jangka pendek

2011 2010

Rp.316.643.577 Rp.295.496.348
Ratio lancar = Ratio lancar= Rp.141.748.440
Rp.148.822.766

= 2,13 =2,08

Analisis : perbandingan ratio lancar di atas menunjukkan kenaikan.Pada tahun 2010


sebesar 2,08 dan tahun 2011 sebesar 2,13.dengan adanya kenaikan tersebut ratio
lancar pada PT Bata Tbk semakin likuid. Hal ini disebabkan karena pada aset lancar
adanya kenaikan yang paling menonjol pada kas dan setara kas, sementara pada
kewajiban pendek kenaikan yang paling menonjol pada utang usaha pihak-pihak
berelasi.
b. Ratio cepat (Quick ratio)

Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan
aktiva yang likuid.

Aset lancar−persediaan
Ratio cepat = total kewajiban lancar

2011 2010

𝑅𝑝.316.643.577−𝑅𝑝.193.997.433 Rp.295.496.348−Rp.191.217.901
ratio cepat = Ratio cepat =
𝑅𝑝.148.822.766 Rp.141.748.440

= 0,82 = 0,73
Analisis : kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa
mengandalkan persediaan,untuk tahun 2011 sebesar 0,28.sedangkan pada tahun 2010
berkurang sebesar 0,20.hal ini disebabkan karena adanya kenaikan persediaan dan
aset lancar.

c. Perputaran piutang
Perputaran Piutang (Receivable Turnover) adalah Suatu angka yang menunjukkan
berapa kali suatu perusahaan melakukan tagihan atas piutangnya pada suatu periode
tertentu.

penjualan kredit bersih


Perputaran piutang = piutang usaha

365
Periode perputaran piutang = perputaran piutang

2011 2010
Rp.678.591.535 Rp.644.189.190
Perputaran piutang= Perputaran piutang =
Rp.29.719.350 Rp.23.075.982

=22,8 kali = 27,9 kali


365 365
Periode perputaran piutang=22,8 = 16 Periode perputaran piutang= 27,9 = 13 hari

Analisis : perputaran piutang menurun pada tahun 2011 sebesar 22,8 kali dengan
rata-rata piutang tertagih selama 16 hari dibandingkan dengan perputaran piutang
pada tahun 2010 sebesar 27,9 kali dengan rata-rata piutang tertagih 13 hari. Hal ini
disebabkan karena adanya kenaikan pada penjualan kredit dan piutang usaha,
sehingga semakin lama perputaran piutang maka periode perputaran semakin cepat
dan sebaliknya.

d. Perputaran persediaan
Perputaran persediaan adalah cara untuk mengetahui berapa kali dalam suatu periode
tertentu sebuah perusahaan menjual persediaannya. Perusahaan-perusahaan menggunakan
perputaran persediaan untuk menilai kemampuan mereka dalam menghadapi persaingan,
merencanakan laba usaha, dan secara umum mengetahui seberapa baiknya mereka
menjalankan kegiatan perusahaan mereka.
Hpp
Perputaran persediaan = persediaan
365
Rata-rata periode persediaan terjual =perputaran persediaan

2011 2010
Rp.369.611.149 Rp.337.998.532
Perputaran persediaan= Rp.193.997.433 Perputaran persediaan= Rp.191.217.901

= 1,9 kali = 1,8 kali


365 365
Periode perputaran persediaan = Periode perputaran persediaan=
1,9 1,8

=192,105 hari = 202,778 hari

Analisis :perputaran persediaan mengalami kenaikan.Tahun 2010 sebesar 1,8 kali


dengan periode perputaran 202,778 hari dan tahun 2011 sebesar 1,9 kali dengan
periode perputaran 192,105 hari.Jadi,semakin besar nilai perputaran persediaan maka
semakin cepat periode perputaran persediaan.

2. Ratio Solvabilitas

Ratio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua


kewajibannya. Solvabilitas juga berarti menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.
a. Ratio utang terhadap total aset

Total Utang
Ratio utang terhadap total aset = Total aset

2011 2010

Rp.162.169.217 Rp.152.743.590
= 0,314x100%=31,4% =0,315x100%=31,5%
Rp.516.649.305 Rp.484.252.555

Analisis : Ratio utang terhadap total aset mengalami penurunan dari tahun 2010 ke
tahun 2011.pada tahun 2011 ratio utang terhadap total aset sebesar 31,4 % lebih kecil
dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 31,5 %. Hal ini disebabkan karena total hutang
dan total aset yang semakin meningkat

b. Kelipatan bunga yang dapat dibayarkan (times interest earned)

laba sebelum pajak penghasilan dan beban bunga


Kelipatan bunga yang dapat dibayarkan= beban bunga

2011 2010

Rp.78.630.877+Rp.2.301.253 Rp.84.567.363+2.095.767
= 35 kali = 41 kali
Rp.2.301.253 Rp.2.095.767

Analisis : kelipatan bunga yang dapat dibayarkan mengalami penurunan dari tahun
2010 ke tahun 2011. Beban bunga dengan 41 kali pembayaran di tahun 2010 dapat
terpenuhi dengan baik,dibandingkan dengan beban bunga dengan pembayaran 35 kali
di tahun 2011. Hal ini disebabkan karena laba yang yag dihasilkan sebelum pajak
semakin turun dan beban bunga mengalami kenaikan.

3. Ratio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba yang
diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk
menilai seberapa efisien pengelola perusahaan dapat mencari keuntungan atau laba
untuk disetiap penjualan yang dilakukan.
a. Margin laba bruto (gross profit margin)
Gross Profit Margin atau Marjin Laba Kotor adalah rasio profitabilitas yang
digunakan untuk menghitung persentase kelebihan laba kotor terhadap pendapatan
penjualan.

laba bruto
Margin laba bruto = penjualan bersih

2011 2010

Rp.308.980.386 Rp.306.190.658
Margin laba bruto= Rp.678.591.535 Margin laba bruto = Rp.644.189.190

=0,455 x 100 % =0,475 x 100%


=45,5 % =47,5 %

Analisis: Margin laba mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011.Pada
tahun 2010 margin laba kotor sebesar 47,5% sedangkan untuk tahun 2011 sebesar
45,5 %. Hal ini disebabkan laba bruto lebih kecil dibandingakan dengan penjualan
bersih.

b. Margin Laba ( profit Margin )


Rasio Profit Margin adalah monitor dari perusahaan untuk mengontrol keuntungan
bersih dengan perbandingan antara penjualan dan laba bersihnya. Selain itu Rasio Profit
Margin juga bisa diandalkan sebagai monitor beban-beban yang dikeluarkan oleh
perusahaan, agar biaya operasional tidak membengkak akibat beberapa faktor dalam
perusahaan.

laba bersih
Margin laba = penjualan bersih

2011 2010

Rp.56.615.123 Rp.60.975.070
Margin laba = Rp.678.591.535 Margin laba = Rp.644.189.190

= 0,083 x 100% = 8,3 % = 0,095 x 100% =9,5 %


Analisis : margin laba mengalami penurunan. Pada tahun 2010 margin laba sebesar
9,5 % sedangkan pada tahun 2011 margin laba sebesar 8,3 %.Jadi,pada tahun 2011 PT
Bata Tbk memiliki volume penjualan yang tinggi.

c. Perputaran Aset (Aset Turnover)

Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total
aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total
aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang
menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam
menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).

penjualan bersih
Perputaran aset = total aset

365
Periode perputaran aset = perputaran aset

2011 2010

Rp.678.591.535 Rp.644.189.190
= 1,31 kali = 1,33 kali
Rp.516.649.305 Rp.484.252.555

365 365
= 278,623 hari = 274,436 hari
1,31 1,33

Analisis : perputaran aset menunjukkan bahwa pada tahun 2011 PT Bata Tbk
menghasilkan perputaran aset sebesar 1,31 kali dengan periode perputaran selama
273,623 hari untuk setiap dolar yang telah diinvestasikan.Jadi, perputaran aset
mengalami penurunan dibandingkan dengan pada tahun 2010 sebesar 1,33 dengan
periode perputaran selama 274,436 hari. Hal ini disebabkan karena volume
penjualan lebih tinggi dibandingkan dengan total aset yang dimiliki seluruh
perusahaan.

d. Pengembalian atas aset ( Return On Asset/ROA)


Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.
Return on assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

laba bersih
ROA/Return on asset= total aset

2011 2010

Rp.56.165.123 Rp.60.975.070
= 0,1087 x 100% = 0,126 x 100%
Rp.516.649.305 Rp.484.252.555

=10,9% =12,6 %

Analisis : pengembalian aset menurundari tahun 2010 ke tahun


2011.pengembalian pada tahun 2011 sebesar 10,9 % sangatlah rendah
dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 12,6 %. Hal disebabkan karena laba
bersih mengalami penurunan, faktornya adalah karena penjualan mengalami
penurunan sedangkan biaya yang dikeluarkan semakin besar.

e. Pengembalian atas ekuitas / ROE(return on equity )


ROE ( Return On Equity ) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan
laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor.

laba bersih
ROE / Return On Equity = total ekuitas

2011 2010

Rp.56.615.123 Rp.60.975.070
ROE = Rp.354.480.088 = 0,16 x 100% ROE = Rp.331.508.965 = 0,18x 100%

= 16% = 18 %

Analisis : tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham mengalami


penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2010.Pengembalian pada tahun 2011 sebesar
16 % sangatlah rendah dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 18 %.hal ini
disebabkan karena laba bersih dan total ekuitas mengalami penurunan. Penurunan
ini disebabkan karena laba bersih mengalami kenaikan yang disebabkan faktor
peningkatan pada penjualan.Total ekuitas juga mengalami kenaikan karena modal
sendiri yang dimiliki perusahaan meningkat.

f. Margin Laba Operasi


Margin Laba Operasional biasanya digunakan perusahaan untuk mengukur berapa
banyak uang yang didapatkan oleh perusahaan di setiap penjualan, sebelum pembayaran
bunga pinjaman dan pajak.

laba operasi
Margin laba operasi = penjualan bersih

2011 2010

Rp.81.127.717 Rp.87.130.850
= 0,12 x 100 % =12% = 0,13 x 100%=13%
Rp.678.591.535 Rp.644.189.190

Analisis : margin laba operasi mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun
2011. Pada tahun 2011 margin laba operasi sebesar 12 % lebih kecil dibandingkan
dengan tahun 2010 sebesar 13 %.Hal ini disebabkan oleh tingginya penjualan
pada tahun 2011. Hal ini disebabkan karena laba operasi mengalami penurunan,
sedangkan volume penjualan semakin tinggi.

g. Margin sebelum pajak (Pretax Margin)


Pretax margin ratio merupakan persentase dari total laba sebelum pajak dibagi
pendapatan. Semakin tinggi margin laba sebelum pajak, semakin tinggi kenuntungan
perusahaan. Tren margin laba sebelum pajak adalah sama pentingnya dengan angka itu
sendiri, karena memberikan indikasi profitabilitas dari perusahaan.

laba sebelum pajak


Margin sebelum pajak = penjualan bersih

2011 2010

Rp.78.630.877 Rp.84.567.363
=0,116x100%=11,6% = 0,13x100%=13%
Rp.678.591.535 Rp.644.189.190

Analisis : margin sebelum pajak mengalami penurunan dari tahun 2010 ke


tahun 2011. Pada tahun 2011 margin laba sebesar 11,6 % lebih kecil jika
dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 2010. hal ini disebabkan karena laba
sebelum pajak mengalami kenaikan sedangkan volume penjualan semakin
meningkat.

4. Ratio aktivitas (Activity Ratio)


Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi
pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan, penagihan piutang, dan lainnya)
atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
1. Ratio Hutang
Rasio Hutang atau Debt Ratio adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar perusahaan mengandalkan hutang untuk membiayai asetnya. Rasio Hutang
ini dapat menunjukan proporsi hutang perusahaan terhadap total aset yang dimilikinya.
a. Total hutang modal (Debt total capital)

total hutang
total hutang modal = total hutang dan modal

2011 2010

Rp.162.169.217 Rp.152.743.590
= 0,314 = 0,315
Rp.516.649.305 Rp.484.252.555

Analisis : total hutang modal mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun
2011.pada tahun 2011 total hutang modal sebesar 0,314 dan pada tahun 2010
sebesar 0,315. hal ini disebabkan karena total hutang yang semakin meningkat
karena adanya pinjaman jangka pendek.

b. Hutang Modal ( Debt Equity)


Debt To Equity Ratio merupakan suatu indikator kemampuan perusahaan
untuk melunasi pinjaman dari pihak luar, dan merupakan rasio yang menafsir
pengeluaran perusahaan yang di danai oleh pinjaman dari luar. Rasio ini juga bisa
dikatakan sebagai Rasio Leverage, yang didefinisikan sebagai pengukur seberapa
baik struktur investasi suatu perusahaan.

total hutang
hutang modal = total modal
2011 2010

Rp.162.169.217 Rp.152.743.590
= 0,457 = 0,461
354.480.088 Rp.331.508.965

Analisis : hutang modal mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun


2010.pada tahun 2011 hutang modal sebesar 0.457 sedikit lebih kecil
dibandingkan dengan pada tahun 2010 sebesar 0,461. Hal ini disebabkan
karena semakin meningkatnya total hutang yang dimiliki oleh perusahaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ratio likuiditas
a. Aset lancar pada tahun 2011 mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena
adanya faktor dari naiknya kas dan setara kas, piutang – piutang, persediaan,
pajak pertambahan nilai dibayar di muka, dan aset lancar lainnya, sehingga di
dapat pada tahun 2011 total aset lancar sebesar Rp. 316.643.577 dan pada
tahun 2010 sebesar Rp.295.496.348.
b. Kewajiban jangka pendek.

Pada tahun 2011 kewajiban janggka pendek mengalami kenaikan. Hal ini
disebabkan karena adanya yang signifikan pada utang usaha, utang pajak,
beban masih harus dibayar, dan uang jaminan dari penyalur, sehingga pada
tahun 2011 didapat total kewajiban jangka pendek sebesar Rp.148.822.766
dan pada tahun 2010 sebesar Rp.141.748.440 tapi pada tahun 2010 terdapat
pinjaman jangka pendek sebesar Rp.17.500.000.

c. Penjualan kredit bersih


Penjualan pada tahun 2011 mengalami kenaikan yaitu sebesar
Rp.149.219.413.faktor yang menyebabkan naiknya penjualan kredit bersih
adalah karena banyaknya penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan.
d. Piutang usaha
Piutang usaha pada tahun 2011 mengalami kenaikan yaitu sebesar
Rp. 29.719.350.hal ini disebabkan karena meningkatnya penjualan kredit
yang dilakukan perusahaannya.
2. Ratio solvabilitas

Dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan pada kelipatan


bunga yang dapat dibayarkan. Hal ini disebabkan karena tingginya pendapatan
bunga yang diperoleh perusahan.
3. Ratio Profitabilitas

Dikarenakan beberapa faktor seperti: kenaikan bahan produksi, dan


kenaikan upah minimum.

4. Ratio aktivitas

Dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan. Hal ini


disebabkan karena meningkatnya total hutang dari tahun ke tahun. Pada tahun
2011 terdapat provisi penghargaan masa kerja yang menambah hutang ditahun
2011. Sedangkan modal pada tahun 2011 mengalami kenaikan karena adanya
kenaikan yang signifikan pada saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya.

También podría gustarte