Está en la página 1de 7

Askep common cold

BAB I
LANDASAN TEORI
COMMON COLD (BATUK PILEK)

1.1 KONSEP DASAR COMMON COLD


1.1.1. PENGERTIAN
 Batuk pilek ( Common Cold ) adalah Infeksi Primer Nasoparing dan hidung yang sering
mengenai bayi dan anak.
( Ngastiyah, Perawatan anak sakit : 12 )
 Pada bayi dan anak penyakit ini cenderung lebih berat karena infeksi mencakup daerah Sinus
Paranasol, telinga tengah dan nasopharing disertai demam yang intermitten.

1.1.2. ETIOLOGI
 Penyebab penyakit ini adalah virus dan bakteri patogen yaitu dari golongan Pneumokokus,
Streptokokus, Haemophilus Influenza atau Stafilokokus.

1.1.3. PATOGENESIS
 Masa menular beberapa jam sebelumnya, grjala timbul sampai 1-2 hari sesudah gejal hilang.
 Masa tunasnya adalah 1-2 hari dengan faktor predisposisi kelelahan, gizi buruk, anemia dan
kedinginan.

1.1.4. GEJALA KLINIS

1. Gejala nasofaringitis

 Pilek
 Keluar sekret cair dan jernih dari hidung
 Batuk sedikit
2. Sumbatan hidung
 Anak bernapas dari mulut
 Pusing
 Anoreksia
 Rasa nyeri
 Batuk bertambah
3. Peningkatan suhu yang intermitten

1.1.5. DIAGNOSIS BANDING


 Nasofaringitis
Pertama kali harus diingat bahwa nasofaringitis timbul pada keadaan dini dan banyak infeksi
menular pada anak.
 Rinitis Alergika
Rinitis alergika tidak disertai demam, secret hidung biasanya tidak menjadi purulen, bersin terus-
menerus dan rasa gatal di hidung dan mata.
 Difteria Nasal
Sekret hidung yang purulo-sanguinos dengan gangguan pernapasan melalui hidung, benda asing
atau ulkus dalam hidung
 Sifilis kongenita
Rinitis khas dengan secret mukosa purulen kadang-kadang berdarah pada minggu pertama masa
neonatus.

1.1.6. KOMPLIKASI
 Sinusitis Paranasal
 Penutupan Tuba Eustachii
 Otitis Media Akut

1.1.7. PENATALAKSANAAN
 Batuk pilek tanpa komplikasi diberikan pengobatan simptomatis
misalnya :
 Ekspektoransia untuk mengatasi batuk.
 Sedative untuk menenangkan Pasien.
 Antipiretik untuk menurunkan demam
 Cara paling mudah untuk mengeluarkan secret adalah :
 Membaringkan bayi tengkurap.
 Pada anak besar dapat diberikan tetes hidung larutan epedrin 1%.
 Pada sinusitis terutama yang kronis, dapat diberikan pengobatan dengan penyinaran

1.1.8. PENCEGAHAN
 Belum ditemukan vaksin yang efektif untuk setiap jenis virus pernapasan
 Tindakan pencegahan yang paling baik adalah menjaga kebersihan seperti mencuci tangan.
1.2 KONSEP ASUHAN PADA COMMON COLD
1.2.1 PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
 Common cold merupakan penyakit tropis yang insiden tinggi pada usia anak terutama pada bayi
yang masih muda dengan usia 0-6 bulan.
 Penyakit ini terutama mengenai pada masyarakat dengan social ekonomi rendah.
 Pendidikan kurang dan hygiene sanitasi kurang
 Common cold biasanya juga muncul pada saat pergantian musim
2.Keluhan utama
 Pilek dengan ingus encer, jernih disertai dengan bersin
 Panas
 Batuk ringan
 Conjungtiva merah dan mata berair
3.Riwayat Kesehatan
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Pilek dengan ingus jernih dan encer diawali dengan bersin
 Berlanjut pada batuk ringan tanpa dahak disertai dengan panas diikuti dengan hyperemia pada
conjungtiva dan mata berair
 Keadaan menurun, pucat, lesu, rewel, nafsu makan menurun
Riwayat Penyakit Lalu
Faktor resiko antara lain :
PA
eksi menahun / kronis
mam
alnutrisi
kit keluarga
Common cold adalah penyakit menular yang bersifat endemic (mewabah) dan biasanya didapat
anak-anak dari orang dewasa.
4.Riwayat Imunisasi
Ditanyakan untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi yang pernah diberikan dan penting
mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.
( Buku Ajar 1. 2003 . 15)

5.Perumbuhan / Perkembangan
Malnutrisi pada anak merupakan terhadap kejadian common cold, influenza dan ISPA yang
perlu dikaji.
6.Pola aktivitas sehari-hari
isi : Pada common cold ditemukan riwayat kebiasaan konsumsi makanan instant / snack seperti :
chiki, permen, dll. Dari makanan tersebut dapat menyebabkan mual, muntah sampai anoreksia.
ifitas : Pada common cold anak lemas dan malas beraktivitas
ahat : terjadi sumbatan napas yang menyebabkan napas pendek, dangkal dan cepat sehingga istirahat
malam terganggu

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum :
: Nadi : Untuk mengetahui kenormalan Nadi 70 – 100 x/mat jika lebih dari normal menunjukkan adanya
kelainan.
Suhu : Pertanda sehat suhu tubuh 87 oC
Pertanda buruk suhu lebih dari normal.
Pernapasan: Untuk mengetahui pernapasan normal 20 –30 x/mat bila pernapasan lebih dari normal berarti ada
kelainan
Tekanan Darah : -
ofemetri :
Berat badan: Merupakan indicator yang terbaik untuk keadaan gizi dan pertumbuhan serta perkembangan
anak dan kesehatan, menyadari keadaan kesehatan missal pengelola nutrisi dan dasar
perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan.
( Soetjiningsih 1995. 38 )
Tinggi Badan : Merupakan indicator yang baik untuk gangguan pertumbuhan pisik yang sudah lewat sebagai
perbandingan terhadap pertumbuhan yang relatif.
( Soetjiningsih 1998. 39 )
Lingkar Kepala : Dipakai untuk menafsir pertumbuhan otak.
( Buku Ajar. 2002 . 59 )

2. Pemeriksaan Pisik
Untuk meliahat bentuk tubuh perbandingan bagian kepala, tubuh dan anggota tubuh lainnya
dengan memperhatikan apakah ada cedera dan kelainan untuk memperoleh kesan klinis tentang
gejala / tanda dari Seborea pada bayi.
( soetjiningsih 1995. 43 )

II. INTERPRETASI DATA DASAR


nosa : Hasil analisa data sehingga dapat dijadikan pedoman dalampemberian HE dan therapy atau
tindakan yang akan dilakukan.
Subyektif : Data yang berasal dari keluarga yang dapat mendukung dalam menentukan diagnosa.
Obyektif : Data yang berasal atau didapat dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan sehingga dapat
digunakan untuk mendukung uragnosa.
lah : Suatu keadaan dimana pasien mempunyai keluhan yang membutuhkan suatu pemecahan.
tuhan : Suatu informasi yang diperlukan oleh pasien untuk dapat mengatasi masalah yang dialami.

ERPRETASI
sa Potensial : Mengidentifikasikan diagnosa potensial lain berdasarkan diagnosa yang ada.
h Potensial : Mengidentifikasikan masalah yang mungkin terjadi berdasarkan masalah yang berkelanjutan.

NTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Mengidentifikasi kebutuhan segera yang diperlukan oleh pasien untuk menghindari hal-hal
yang dapat mengancam jiwa penderita sehingga harus dengan segera dikonsultasikan /
kolaborasi atau rujukan dengan anggota tim kesehatan yang lain.
V. INTERVENSI
Merupakan langkah yng akan dilakukan oleh seorang petugas kesehatan melalui asuhan
yang akan diberikan sesuai dengan diagnosa masalah dan kondsi penderita dari hasil
pemeriksaan meliputi Penyusunan langkah yang berupa HE dan Therapi.
VI. IMPLEMENTASI
Dalam Implementasi ini berisi tentang tindkan yang dilakukan bidan dalam memberikan
asuhan sesuai dengan rencana yang sudah disusun sesuai dengan diagnosa dan kondisi penderita.

VI. EVALUASI
Evaluasi adalah Langkah terakhir yang digunakan dalam management kebidanan.
Didalam evaluasi ini kita dapat menilai evaluasi hasil dan evaluasi proses. Evaluasi dapat
ditentukan setelah tindakan dan asuhan dilakukan oleh penderita melalui keluarganya sehingga
kita dapat menilai hasil yang didapat, sedangkan evaluasi proses dapat kita amati pad saat kita
memberikan proses asuhan pada pada penderita maupun keluargnya. Tujuan evaluasi disini
adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan atau yang telah dilakukan.
Kegiatan asuhan dan tindakan lebih lanjut yang diperlukan dapat diketahui dari hasil evaluasi
atau sebagai bahan peninjauan terhadap langkah-langkah dan management kebidanan.

También podría gustarte