Está en la página 1de 22

AKUNTANSI MANAJERIAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 12

SITI HALIMAH LUKMAN (A31115313)

SITI NURWAHYUNI (A31115048)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKUTLAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2016

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan Taufiq
serta hidayah-Nya sehingga makalah “AKUNTANSI MANAJERIAL” dapat
terselesaikan.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah kami mengenai akuntansi


manajerial dapat memberikan manfaat terhadap kita semua.

Makassar, 9 Mei 2016

Kelompok 12

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 4


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Manajerial ................................................................ 6


B. Perbandingan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajerial .................. 6
C. Perkembangan Peran Akuntansi Manajerial ............................................. 10
D. Perubahan Lingkungan Bisnis................................................................... 11
E. Objek Biaya ............................................................................................... 13
F. Klasifikasi Biaya ........................................................................................ 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 21
B. Saran .......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk mengoperasikan sebuah organisasi yang kompleks (besar dan rumit) dengan
efisien dan efektif, manajemen membutuhkan informasi terinci tentang operasi
perusahaan. Seperti berapa jumlah bahan yang harus disediakan, darimana bahan
diperoleh, berapa jumlah peralatan yang terpakai, berapa karyawan yang layak
diperkerjakan, dan lain-lain.

Semua persoalan tersebut akan bisa diatasi oleh manajemen apabila manajemen
memperoleh informasi yang tepat untuk digunakan sebagai dasar kebijakannya.
Artinya manajemen harus memperoleh informasi tentang masukan dan keluaran
operasi atau perusahaan untuk dasar operasinya. Tanpa informasi tentang masukan
dan keluaran, maka tidak mungkin manajemen dapat mengambil keputusan dengan
tepat.

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sIstem informasi yang memadai. Yaitu
sIstem informasi untuk perencanaan, pengelolaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Sistem informasi yang berhubungan dengan masalah akuntansi atau
keuangan merupakan tugas dan tanggung jawab dari akuntan manajemen, dan sIstem
informasi yang berhubungan dengan akuntansi tersebut disebut Akuntansi
Manajemen. (Machfoedz, Mas’ud, Akuntansi Manajemen, 2002)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah :


1. Apa pengertian dari akuntansi manajerial ?
2. Apa perbedaan akuntansi manajerial dan akuntansi keuangan ?
3. Bagaimana perkembangan peran akuntansi manajerial ?

4
4. Bagaimana perubahan lingkungan bisnis terhadap peran perkembangan
akuntansi manajerial ?
5. Apa yang dimaksud dengan objek biaya ?
6. Apa saja klasifikasi biaya ?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini yaitu :


1. Mengetahui pengertian dari akuntansi manajerial.
2. Mengetahui perbedaan akuntansi manajerial dan akuntansi keuangan.
3. Mengetahui perkembangan peran akuntansi manajerial.
4. Mengetahui perubahan lingkungan bisnis terhadap perkembangan peran
akuntansi manajerial.
5. Mengetahui pengertian dari objek biaya.
6. Mengetahui jenis-jenis klasifikasi biaya.

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Makalah ini dapat menambah pemahaman pembaca mengenai perbandingan


akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial.
2. Pembaca dapat mengetahui lebih mengenai jenis-jenis klasifikasi biaya yang
sering digunakan dalam akuntansi manajerial

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKUNTANSI MANAJERIAL


Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi
yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk
manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar
kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan
memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan
fungsi kontrol.
B. PERBANDINGAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI
MANAJERIAL
AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MANAJERIAL
Laporan ditujukan pada pihak luar Laporan ditujukan pada pihak internal
organisasi (pemilik, kreditur, otiritas untuk perusahaan (perencanaan,
pajak, pembuat aturan) pengarahan dan motivasi,
pengendalian, dan penilaian kerja)
Menekankan peringkasan keuangan Menekankan pada keputusan yang
dari aktivitas di masa lalu akan memiliki dampak di masa
datang
Menekankan pada objektivitas dan Menekankan pada relevansi dan
dapat diverifikasinya data-data fleksibilitas data
keuangan
Menuntut presisi Menekankan pada ketepatan waktu
Disusun untuk data keuangasn Disusun secara detail untuk
perusahaan secara keseluruhan departemen, produk, konsumen, dan
karyawan
Taat pada PABU (Prinsip Akuntansi Tidak perlu mengikuti aturan PABU

6
yang Berlaku Umum)
Bersifat mandatory (wajib) untuk Tidak mandatory
laporan eksternal

Tabel diatas berisi beberapa poin perbedaan seperti untuk siapa laporan
disiapkan, penekanan pada infromasi masa lalu dan masa depan, tipe data
yang disediakan untuk para pemakai dan lain sebagainya. Perdedaan-
perbedaan tersebut dijelaskan dalam paragraf-paragraf berikut ini.
a. Penekanan pada Masa Depan
Ketika perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam
tugas manajer, akuntansi manajerial mempunyai orientasi penting pada
masa depan. Sebaliknya, akuntansi keuangan menyediakan ringkasan
berbagai transaksi yang telah dicapai di masa lalu. ringkasan ini
mungkin berguna juga dalam tahap perencanaan, tetapi tetap salah satu
pertimbangan poin saja. Letak kesulitannya adalah kondisi di masa
lalu tidak otomatis menjadi gambaran apa yang akan terjadi di masa
mendatang/ kondisi ekonomi, keinginan dan kebutuhan konsumen,
kompetisi, dan lain sebagainya akan selalu mengalami perubahan.
Seluruh perubahan ini menuntut perencanaan lebih banyak, didasarkan
pada estimasi apa yang akan terjadi daripada apa yang telah terjadi.
b. Relevansi dan Fleksibilitas Data
Data akuntansi keuangan bersifat objektif dan dapat diverifikasi.
Untuk kepentingan internal, manajer mengharapkan informasi yang
relevan meskipun informasi tersebut tidak lengkap sepenuhnya,
kurang objektif, dan kurang dapat diverifikasi. Yang dimaksud dengan
relevan adalah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Sistem
informasi akuntansi manajerial harus lebih fleksibel untuk

7
menyediakan data apa pun yang relevan untuk setiap pengambilan
keputusan.
c. Kurang Menekankan pada Presisi
Ketepatan waktu selalu lebih penting dibandingkan dengan presisi
bagi pihak manajer. Jika keputusan harus dibuat, akan lebih baik bila
manajer memliki estimasi yang baik saat ini dibandingkan dengan
harus menunggu waktu seminggu untuk mendapatkan informasi yang
saksama. Keputusan yang melibatkan 10 juta dolar tentu saja tidak
sama dengan keputusan untuk satu dolar dalam hal keakuratan
estimasi yang digunakan. Estimasi yang akurat untuk nilai mendekati
jutaan dolar cukup dapat digunakan secara saksama untuk
pengambilan keputusan. Karena keseksamaan ini banyak memakan
waktu dan tenaga, akuntansi manajerial kurang menekankan pada
keseksamaan bila dibandingkan dengan akuntansi keuangan.
Selanjutnya, akuntansi manajerial banyak menggunakan data
nonmoneter. Sebagai contoh, informasi mengenai keputusan
konsumen adalah informasi yang sangat penting, tetapi sangat sulit
untuk mengukurnya dalam satuan uang.
d. Segmen Organisasi
Akuntansi keuangan terutama tertuju untuk laporan perusahaan secara
keseluruhan. Sebaliknya, akuntansi manajerial memfokuskan pada
segmen perusahaan. Segmen ini dapat berupa lini produk, area
penjualan, divisi, departemen, atau kategori aktivitas perusahaan yang
dipandang penting oleh pihak manajemen. Akuntansi keuangan
memerlukan uraian pendapatan dan biaya untuk segmen-segmen yang
penting untuk laporan eksternal. Akuntansi manajerial lebih
menekankan pada laporan segmen.

8
e. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU)
Akuntansi keuangan yang disiapkan untuk kepentingan eksternal harus
disusun berdasarkan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU).
Para pengguna eksternal harus memiliki keyakinan yang memadai
bahwa laporan teresebut telah disusun dengan berdasar pada PABU.
Dengan adanya aturan ini diharapkan dapat mengurangi adanya
penyelewengan dan kesalahan interpretasi, tetapi aturan tersebut tidak
memberikan panduan tipe laporan yang berguna bagi pengambilan
keputusan internal. Sebagai contoh, PABU mementukan bahwa tanah
dinilai berdasarkan historical cost untuk akuntansi keuangan.
Meskipun demikian, jika manajemen mempertimbangkan untuk
memindahkan outletnya ke lokasi yang baru dan menjual lokasi yang
lama, manajemen akan membutuhkan informasi harga pasar tanah-
informasi yang penting dengan mengabaikan PABU.
Akuntansi manajerial tidak dibatasi oleh PABU. Manajer dapat
merancang sendiri aturan main untuk isi dan format laporan untuk
laporan internal. Kendalanya adalah bahwa diharapkan keuntungan
yang didapatkan dari penggunaan informasi tersebut lebih banyak dari
biaya untuk pengumpulan, analisis, dan peringkasan data. Meskipun
demikian, tidak dapat dihindari bahwa ketentuan dalam penyusunan
laporan keuangan banyak memberikan pengaruh dalam praktik
akuntansi manajemen.
f. Akuntansi Manajerial Tidak Mandatory
Akuntansi keuangan bersifat mandatory; harus dilakukan. Pihak-pihak
ekternal seperti Security and Exchange Commission (SEC) dan
otoritas pajak membutuhkan informasi keuangan periodic. Di lain
pihak, akuntansi manajerial tidak mandatory. Perusahaan memiliki
kebebasan untuk membuatnya sesuai dengan kebutuhannya. Tidak ada
badan pengatur atau pihak luar yang lain yang memiliki kewenangan

9
untuk mengatur apa yang harus dikerjakan. Karena akuntansi
manajerial sepenuhnya opsional, maka pertanyaan yang selalu muncul
adalah “Informasi apa yang berguna?” daripada “Informasi apa yang
harus disusun?”
C. PERKEMBANGAN PERAN AKUNTANSI MANAJERIAL
Akuntansi manajerial bermula pada revolusi industri pada abad ke-19. Pada
periode awal sebagian besar perusahaan dikendalikan spenuhnya oleh pemilik
atau oleh manajer yang disewa berdasarkan hubungan baik dan asset-aset
pribadi. Karena kepemilikan saham bersifat intern dan keamanan utangnya
terjaga, kebutuhan akan laporan keuangan yang terperinci tidak begitu tinggi.
Sebaliknya, akuntansi manajerialnya relatif canggih dan menyediakan
infornmasi yang dibutuhkan untuk mengelola skala produksi yang besar baik
tekstil, baja, mauoun produk yang lain.
Memasuki abad ke-20, tuntutan untuk akuntansi keuangan berkembang karena
tekanan bareu bagi setiap perusahaan dari pasar modal, kerditor, lembaga-
lembaga pemerintah, dan otoritas pajak. Johnson dan Kaplan mengatakan
bahwa “kebanyakan perusahaan membutuhkan suntikan modal yang dapat
diperoleh dari para pemilik modal. Untuk dapat mengumpulkan modal dari
luar tersebut, manajer harus menyediakan laporan keuangan yang diaudit.
Karena para pemilik modal ini mengandalkan pada laporan keuangan yang
diaudit, akuntan independen memiliki kepentingan yangk uat untuk menyusun
prosedur baku pelaporan keuangan perusaahan. Prosedur costing persediaan
yang diadopsi dari akuntan publik pada periode awal abad ke-20 sangat
mempengaruhi akuntansi manajerial.
Sebagai konsekuensinya, selama beberapa dekade, akuntan manajemen
memfokuskan diri pada usaha untuk meyakinkan bahwa ketentuan akuntan
keuangan telah dipenuhi dan laporan dapat diselesaikan tepat waktu. Praktik
akuntansi manajemen mengalami kemandengan. Pada awal abad ke-20, lini
produk dan operasionalnya berkembang menjadi sangat kompleks, seperti Du

10
Pont, General Motors, dan General Electric, sehingga diperlukan laporan-
laporan baru yang berorientasi kepada manajemen yang terpisah dari laporan
keuangan. Namun, di sebagian besar perusahaan, praktik akuntansi
manajemen selama pertengahan tahun 1980-an memiliki perbedaan yang
besar dibandingkan dengan praktik umum sekitar Perang Dunia I.
Perkembangan terakhir, tekanan ekonomi mengharuskan adanya inovasi-
inovasi dalam akuntansi manajemen.
D. PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS
Sejak awal tahun 1980-an, beberapa perusahaan telah melakukan serangkaian
tahapan program perbaikan, dimulai dengan just-in-time (JIT) dan melalui
total quality management (TQM), proses rekayasa ulang, dan serangkaian
program manajemen yang lain-termasuk teori kendala Theory of Constraints
(TOC). Bila program-program ini dijalankan dengan tepat, program perbaikan
ini akan dapat meningkatkan kualitas, pengurangan biaya, peningkatan output,
pengurangan penundaan pelayanan kepada konsumen, dan akhirnya
mengingkatnya laba.
JUST-IN-TIME (JIT)
Bila perusahaan menggunakan sistem pengendalian persediaan dan produksi
just in time (JIT), perusahaan membeli material dan memproduksi unit output
sesuai dengan permintaan aktual dari konsumen. Dalam sistem JIT,
persediaan dikurangi sampai tingkat minimum dan dalam beberapa kasus
sampai nol. Sebagai contoh, di Sydney, Ohio, dapat menurunkan persediaan
dalam proses dari 10.000 unit menjadi hanya 250 unit dengan menerapkan
metode JIT.
Pendekatan JIT dapat digunakan baik untuk perusahaan perdagangan maupun
perusahaan manufaktur. Sistem JIT akan menimbulkan dampak yang
signifikan pada operasi perusahaan yang memiliki tiga kelas persediaan-
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi. Barang baku adalah material atau bahan dasar yang digunakan

11
untuk membuat suatu produk. Barang dalam proses adalah persediaan barang
yang proses produksinya baru diselesaikan sebagian dan masih membutuhkan
pekerjaan lebih lanjut sebelum siap untuk dilempar ke pasar. Barang jadi
adalah unit produk yang telah diproses secara penuh, tetapi belum dijual
kepada konsumen.
Konsep JIT dalam kondisi yang ideal, perusahaan yang menjalankan sistem
JIT akan membeli bahan baku hanya untuk kebutuhan hari itu saja. Lebih
lanjut, perusahaan tidak memiliki persediaan barang dalam proses pada hari
tersebut, dan semua barang jadi yang diselesaikan hari itu telah dikirimkan
kepada konsumen begitu produksi selesai. Dengan pola seperti itu, just in time
berarti bahwa bahan baku diterima segera masuk ke proses produksi, bahan-
bahan produksi yang lain segera digabungkan dan dikerjakan, dan produk
yang telah jadi segera dikirimkan kepada konsumen.
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Pendekatan paling popular dalam rangka perbaikan yang terus-menerus
disebut total quality management. Ada dua karakteristik utama TQM yaitu (1)
fokus pada pelayanan konsumen dan (2) pemecahan masalah secara sistematik
dengan menggunakaan tim yang ada di garda depan. Tim garda depan ini
dibekali dengan berbagai macam alat-alat khusus yang spesifik. Salah satu
alat manajemen itu adalah benchmarking yang dilakukan dengan mempelajari
organisasi-organisasi terbaik yang ada untuk menjalankan tugas-tugas
tertentu. Sebagai contoh, pada saat Xerox berniat untuk memperbaiki prosedur
pemenuhan order konsumen, mereka belajar dari L. L. Bean bagaimana
memproses order konsumen melalui pos.
REKAYASA ULANG (PROSES REENGINEERING)
Proses reengineering adalah pendekatan yang lebih radikal diabndingkan
dengan TQM. Sebagai ganti perbaikan sistem yang dirancang serial dan
bertahap, dalam proses reengineering suatu prose bisnis diplot dalam suatu
diagram secara detail, dikritisi, dan kemudian dirancang ulang untuk

12
menghilangkan langkah-langkah yang tidak diperlukan, mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan dan pengurangan biaya.
Proses reengineering digunakan oleh banyak perusahaan untuk mengatasi
berbagai macam persoalan yang muncul. Contohnya, Reynolds & Reynolds,
Co. of Dayton, Ohio, yang memproduksi formulir untuk bisnis. Untuk
memenuhi pesanan dari konsumen dibutuhkan 90 tahapan yang terpisah.
Dengan melakukan rekayasa ulang, tahapan yang harus dilalui tinggal 20 dan
waktu yang diperlukan menurun dari 3 minggu menjadi hanya 1 minggu.
TEORI KENDALA (THEORY OF CONSTRAINTS)\
Kendala atau constraints adalah segala sesuatu yang menghambat Anda untuk
mendapatkan apa yang Anda inginkan. Setiap individu dan organisasi
setidaknya memiliki satu kendala, sehingga sangat mudah untuk mendapatkan
contoh kendala. Sebagai contoh, United Airline memiliki gerbang bongkar
muat yang terbatas untuk bongkar muat, sehingga gerbang bongkar muat
adalah kendala. Karena kendala menjadi penghambat untuk meraih apa yang
diinginkan, pengelolaan berdasarkan Theory of Contraints menjadi faktor
kunci sukses. United Airline harus berkonsentrasi untuk mempercepat proses
persiapan pesawat selama di landasan sehingga tidak mengganggu gerbang
bongkar muat.
E. OBJEK BIAYA
Objek biaya (cost object), merupakan konsep yang penting, adalah penentuan
biaya produk, pembuatan keputusan, dan evaluasi kinerja. Objek biaya untuk
penentuan biaya produk biasanya dibahas di dalam buku-buku cost
accounting sedangkan objek biaya dalam pembuatan keputusan dan
pengevaluasian kinerja dibahas dalam buku-buku manajerial accounting.
Objek biaya merupakan unsur berupa apa pun yang kepadanya biaya diukur
dan dibebankan. Objek biaya dapat berupa produk, pelanggan, departemen,
dan aktivitas. Sebagai contoh, apabila kita ingin menentukan biaya sebuah
televisi maka objek biayanya adalah televisi. Demikian juga kalau kita hendak

13
menentukan biaya yang dikonsumsi sebuah aktivitas maka objek biayanya
adalah aktivitas. Untuk mengukur kinerja dengan tepat, manajemen harus
dapat memilih objek biaya yang sesuai. Misalnya, manajemen akan mengukur
efisiensi departemen maka manajemen akan memilih objek biaya departemen.
F. KLASIFIKASI BIAYA
Pada dasarnya, biaya dapat diklasifikasi berdasarkan pada hal-hal berikut :
1) Hubungan biaya dengan produk
2) Hubungan biaya dengan volume kegiatan
3) Elemen biaya produksi
4) Fungsi pokok perusahaan
5) Hubungan biaya dengan proses pokok manajerial
a. Berdasarkan Hubungan Biaya dengan Produk
Berdasarkan hubungannya dengan produk, biaya dapat digolongkan
menjadi dua :
i. Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur ke produk.
Contoh biaya langsung adalah biaya bahan baku. Biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli bahan baku, dapat
dengan mudah ditelusur ke dalam produk. Padas perusahaan
pembuat ban, karet merupakan bahan baku. Sehingga
perusahaan dapat menelusur jumlah karet yang digunakan
sekaligus jumlah biaya karet yang diperlukan untuk membuat
satu unit ban. Contoh biaya langsung yang lain adalah biaya
upah buruh bagian produksi.
ii. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara
langsung ditelusur ke produk. Contoh biaya tidak langsung
adalah sewa peralatan pabrik. Perusahaan ban, pada contoh
sebelumnya, mencatat besarnya sewa peralatan pabrik untuk
satu tahun. Meskipun demikian, perusahaan akan kesulitan
dalam menghubungkan antara biaya sewa peralatan pabrik dan

14
banyaknya ban yang dapat diproduksi. Contoh biaya tidak
langsung yang lain adalah gaji manajer produksi.
b. Berdasarkan Hubungan Biaya dengan Volume Kegiatan
Berdasarkan hubungannya dengan perubahan kegiatan, biaya
diklasifikasi menjadi tiga :
i. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
proporsional dengan perubahan volume kegiatan atau produksi
tetapi jumlah per unitnya tidak berubah. Karena terpengaruh
oleh volume kegiatan, biaya variabel akan menjadi nol bila
volume kegiatan juga nol. Biaya bahan baku adalah biaya
variabel. Contoh lain biaya variabel adalah upah tenaga kerja
langsung dan upah lembur.
ii. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak
terpengaruh oleh volume kegiatan dalam kisaran volume
tertentu. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa bangunan
kantor atau pabrik, misalnya perusahaan menyewa bangunan
kantor dengan biaya sewa sebesar Rp5.000.000,- per tahun. ada
atau tidak ada produksi, biaya sewa itu tidak akan berubah.
Contoh lain biaya tetap adalah asuransi pabrik dan depresiasi
gedung pabrik.
iii. Biaya campuran adalah biaya yang jumlahnya terpengaruh oleh
volume kegiatan perusahaan tetapi tidak secara proporsional.
Bila tidak ada kegiatan atau volume kegiatan nol biaya
campuran tidak akan menjadi nol, tetapi bila biaya volume
kegiatan bertambah banyak,biaya campuran akan bertambah
banyak. Contoh biaya campuran adalah tagihan listrik.
Meskipun dalam bulan tertentu perusahaan tidak menggunakan
listrik sama sekali, tetapi perusahaan akan tetap membayar
listrik.

15
Contoh biaya variabel perusahaan digambarkan sebagai berikut.
Sebuah baju membutuhkan 1 meter kain. Harga kain per meter
adalah Rp200.000,- . Apabila produksi baju 10 unit maka total
biaya variabel adalah Rp200.000,- . Apabila jumlah produksi
baju 20 unit maka total biaya variabel adalah Rp400.000,- .
Berapa pun jumlah produksi kain, biaya variabel per unitnya
tetap Rp20.000,- .

Contoh biaya tetap perusahaan adalah sewa peralatan pabrik dan


depresiasi bangunan pabrik. Berapa pun jumlah kain yang
diproduksi, misalnya 10 unit atau 20 unit, biaya sewa peralatan
adalah Rp1.000.000,- . Namun, biaya tetap per unit adalah
Rp100.000,- (Rp1.000.000,-/10 unit) apabila memproduksi 10
unit, dan Rp50.000,- (Rp1.000.000,-/20 unit) apabila
memproduksi 20 unit.

Contoh biaya campuran adalah pemakaian listrik. Setiap


produksi satu biaya membutuhkan 2 kwh listrik. Biaya per kwh
listrik adalah Rp25.000,- Abonemen listrik adalah Rp200.000,- .
Apabila memproduksi 10 unit, total biaya listrik adalah
Rp700.000 [(2kwh x Rp25.000,- x 10 unit) + Rp200.000,-].
Sedangkan apabila perusahaan memproduksi 20 unit, total biaya
listrik adalah Rp1.200.000,- [(2kwh x Rp25.000,- x 20 unit) +
Rp200.000,-]

Keterangan Produksi 10 Unit Baju Produksi 20 Unit Baju


Biaya variabel
Total Rp200.000 Rp400.000
Per unit Rp20.000 Rp20.000
Biaya tetap

16
Total Rp1.000.000 Rp1.000.000
Per unit Rp100.000 Rp50.000
Biaya campuran
Variabel (2kwh x Rp25.000,- x (2kwh x Rp25.000,- x
10 unit) = Rp500.000 20 unit) = Rp1.000.000
Tetap
Rp200.000 Rp200.000

c. Berdasarkan Elemen Biaya Produksi


Biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku
menjadi barang jadi. Apabila biaya diklasifikasi berdasarkan elemen
biaya produksi maka biaya dibagi menjadi tiga, yaitu :
i. Biaya bahan baku adalah besarnya nilai bahan baku yang
dimasukkan ke dalam proses produksi untuk diubah menjadi
barang jadi. Biaya bahan baku merupakan bagian penting biaya
barang yang digunakan untuk memproduksi barang jadi.
Sebagai contoh, untuk membuat buku diperlukan bahan kertas,
tinta, lem, dan benang. Nilai bahan yang paling banyak untuk
membuat buku adalah kertas maka biaya kertas ini akan
dimasukkan ke dalam biaya bahan baku. Bahan-bahan lain
karena jumlahnya tidak material, dianggap sebagai bahan
penolong dan akan dikelompokkan ke dalam biaya ovewrhead
pabrik.
ii. Biaya tenaga kerja adalah besarnya biaya yang terjadi untuk
menggunakan tenaga karyawan dalam mengerjakan proses
produksi. Biaya tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga
kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya

17
tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan
produksi barang jadi. Upah para pemotong kain dalam
perusahaan pakaian, upah karyawan bagian produksi, dan upah
para karyawan bagian pembungkus akhir barang jadi adalah
contoh biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja tidak
langsung adalah upah atau gaji tenaga kerja yang tidak
berhubungan langsung dengan produksi barang jadi. Biaya
tenaga kerja tidak langsung dikelompokkan sebagai biaya
overhead pabrik. Contoh biaya tenaga kerja tidak langsung
adalah gaji mandor dan gaji kepala bagian produksi.
iii. Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di
pabrik selain biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja
langsung. Biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak
langsung adalah biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik
lain adalah biaya sewa pabrik, depresiasi peralatan pabrik, dan
asuransi pabrik. Biaya overhead pabrik sulit ditelusur ke suatu
produk.

Biaya produksi dapat diidentifikasi lebih lanjut menjadi biaya


utama (prime cost) dan biaya konversi (conversion cost). Biaya
utama meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya konversi meliputi biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik.

Biaya utama = biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung

Biaya konversi = biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik

18
d. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
Berdasarkan fungsi pokok perusahaan, biaya dapat diklasifikasi
menjadi tiga :
i. Biaya produksi terdiri atas tiga jenis biaya, yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Ketiga
biaya ini sudah diuraikan pada bagian sebelumnya.
ii. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam
rangka mengarahkan, menjalankan, dan mengendalikan
perusahaan untuk memproduksi barang jadi. Biaya
administrasi dan umum meliputi biaya gaji pegawai, biaya
perlengkapan, dan biaya utilitas.
iii. Biaya pemasaran meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk
memasarkan produk atau jasa. Contoh biaya pemasaran adalah
biaya gaji pegawai pemasaran dan biaya iklan.
e. Berdasarkan Hubungan Biaya dengan Proses Pokok Manajerial
Istilah biaya yang sering digunakan dalam rangka melaksanakan
fungsi pokok manajerial meliputi :
i. Biaya standar (standar cost). Biaya standar adalah biaya
ditemukan di muka yang seharusnya dikeluarkan untuk
membuat suatu produk atau melaksanakan suatu kegiatan.
ii. Biaya aktual (actual cost). Biaya aktual adalah biaya biaya
yang sesungguhnya terjadi untuk membuat suatu produk
melaksanakan suatu kegiatan.
iii. Biaya terkendali (controllable cost). Biaya terkendali adlaah
biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang
manajer tingkatan tertentu.
iv. Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost). Biaya tidak
terkendali adalah biaya yang tidak secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu.

19
v. Biaya komitan (committed cost). Biaya komitan adalah biaya
yang terjadi dalam upaya pmempertahankan kapasitas atau
kemampuan organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran,
dan administrasi.
vi. Biaya diskresioner (discretionary cost). Biaya diskrosioner
adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada kebijakan
manajemen.
vii. Biaya relevan (relevant cost). Biaya relevan adalah biaya masa
depan yang berbeda antara satu alternatif dan alternatif lainnya.
viii. Biaya kesempatan (opportunity cost). Biaya kesempatan adalah
manfaat yang dikorbankan pada satu alternatif keputusan
dipilih dan mengabaikan alternatif lain.

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akuntansi manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang menitik
beratkan permasalahannya pada organisasi serta informasi yang dibutuhkan
organisasi tersebut. Laporan dari bagian akuntansi dalam perusahaan dapat membantu
manajer mengambil keputusan dengan lebih bijak dan terarah, setelah keputusan
diambil biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah keputusan itu efektif dan
efisien.

B. SARAN

Perlu adanya akuntansi manajerial dalam suatu perusahaan karena laporan


keuangannya dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan yang lebih
bijak serta ringkasan keuangannya lebih berorientasi ke masa depan dibandingkan
akuntansi keuangan yang berorientasi ke masa lampau.

21
DAFTAR PUSTAKA

Garrison, Ray H., Eric W. Noreen.2000.Akuntansi Manajerial.Jakarta : Salemba


Empat.

Siregar, Badric,dkk.2014.Akuntansi Biaya.Jakarta : Salemba Empat

Wikipedia.Akuntansi Manajemen.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_manajemen (online) diakses
pada 8 Mei 2016

22

También podría gustarte