Está en la página 1de 12

ANALISIS JURNAL

Pengaruh Terapi Religius Zikir Terhadap Peningkatan Kemampuan


Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Halusinasi Di RSJD Dr.
Amino Gondhoutomo Semarang

Disusun Oleh:
AFIF UBAIDILLAH
NPM : 417.C.0021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA


PROGRAM PROFESI NERS
CIREBON
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut
Aging Process atau proses penuaan.
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan
semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh
darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan fungsi otak. Hal tersebut
disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Dalam proses penuaan
juga dapat menurunkan fungsi kognitif pada lansia Perubahan tersebut pada
umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. (Fatmah, 2010).
Penurunan kognitif yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif
seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat, serta
tidak mudah menerima hal atau ide baru (Maryam dkk, 2008).
Pada tahun 2013 di Indonesia prevalensi gangguan jiwa mencapai 17,1%
dari 1000 orang sedangkan prevalensi untuk gangguan jiwa di atas usia 15
tahun yang berkisar rata-rata 6%. (Rachmaningtyas, 2013). Prevalensi
skizofrenia yang ada di Indonesia rata-rata 1-2 % dari jumlah penduduk dan
usia paling banyak penderita skizofrenia di alami sekitar 15-35 tahun (
Makhfludi, 2009). Hasil penelitian WHO di Jawa Tengah tahun 2009
menyebutkan dari setiap 1.000 warga Jawa Tengah terdapat 3 orang yang
mengalami ganguan jiwa. Sementara 19 orang dari setiap 1.000 warga Jawa
Tengah mengalami stress (Depkes RI, 2009).
Halusinasi merupakan salah satu tanda gejala dari skizofrenia positif.
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar).
(Kusumawati & Hartono, 2010). Beberapa jenis halusinasi yang banyak kita
dengar seperti halusinasi pendengaran adalah, pasien mendengar suara-suara
yang memanggilnya untuk menyuruh melakukan sesuatu yang berupa dua
suara atau lebih yang mengomentari tingkah laku atau pikiran pasien dan suara
– suara yang terdengar dapat berupa perintah untuk bunuh diri atau membunuh
orang lain (Yustinus, 2006).
Untuk meminimalkan komplikasi atau dampak dari halusinasi
dibutuhkan pendekatan dan memberikan penatalaksanaan untuk mengatasi
gejala halusinasi. Penatalaksanaan yang diberikan meliputi terapi farmakologi,
ECT dan non farmakologi. Sedangkan terapi farmakologi lebih mengarah pada
pengobatan antipsikotik dan pada terapi non farmakologi lebih pada
pendekatan terapi modalitas (Videbeck, 2008).
Terapi modalitas adalah terapi kombinasi dalam keperawatan jiwa,
dimana perawat jiwa memberikan praktek lanjutan untuk menatalaksanaan
terapi yang digunakan oleh pasien gangguan jiwa (Videbeck, 2008). Ada
beberapa jenis terapi modalitas, antara lain: terapi individual, terapi lingkungan
(milliu therapi), terapi biologis atau terapi somatik, terapi kognitif, terapi
keluarga, terapi perilaku, terapi bermain, terapi spiritual (Yosep, 2007).
Terapi spiritual atau terapi religius yang antara lain zikir, apabila
dilafalkan secara baik dan benar dapat membuat hati menjadi tenang dan rileks.
Terapi zikir juga dapat diterapkan pada pasien halusinasi, karena ketika pasien
melakukan terapi zikir dengan tekun dan memusatkan perhatian yang
sempurna ( khusu’ ) dapat memberikan dampak saat halusinasinya muncul
pasien bisa menghilangkan suara-suara yang tidak nyata dan lebih dapat
menyibukkan diri dengan melakukan terapi zikir.
Dari hasil studi yang dilakukan dari tanggal 11 Februari 2018 sampai 13
Februari 2018 di ruang Abiyasa RSJ Prof. Soerojo Magelang, didapatkan data
dari 9 pasien psikogeriatri enam diantaranya mengalami halusinasi
pendengaran.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menganalisadan menerapkan jurnal keperawatan
jiwa tentang “Pengaruh Terapi Religius Zikir Terhadap Peningkatan
Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Halusinasi
Di RSJD Dr. Amino Gondhoutomo Semarang”.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menganalisa judul, tujuan, nama peneliti, tempat
dan waktu penelitian
b. Mahasiswa mampu menganalisa metode, populasi, sampel, dan teknik
sampling yang digunakan serta hasil penelitian
c. Mahasiswa mampu menganalisa kelebihan dan kekurangan jurnal
dengan analisa SWOT
d. Mahasiswa mampu menjelaskan korelasi jurnal dengan teori
e. Mahasiswa mampu menjelaskan korelasi isi jurnal dengan penerapan
dilapangan
f. Mahasisa mampu mengetahui implikasi keperawatan jurnal dengan di
klinis
BAB II
JURNAL YANG DIAMBIL
(Terlampir)
BAB III
PEMBAHASAN

A. Judul Penelitian
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Terapi Religius Zikir Terhadap Peningkatan
Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Halusinasi Di
RSJD Dr. Amino Gondhoutomo Semarang”.
Analisis:
Judul jurnal sudah dituliskan dengan benar karena sudah mengacu pada
tujuan penelitian. Penulisan judul yang baik dapat menggambarkan tujuan
dari penelitian. Oleh karena tujuan penelitian dirumuskan dari masalah
penelitian, maka judul penelitian juga mencerminkan masalah penelitian
(Dharma, 2011).
B. Abstrak
Analisis:
Penulisan abstrak pada jurnal ini sudah sesuai kaidah penulisan.
Abstrak yang di buat pada penelitian ini sudah mencakup latar belakang,
tujuan penulisan, metode penelitian, hasil penelitian kesimpulan penelitian
dan kata kunci. Kemudian jumlah kata yang ditulis juga sudah sesuai, yaitu
172 kata, dimana penulisan abstrak jurnal yang baik adalah tidak lebih dari
250 kata (LIPI, 2012). Namun sistematika penulisan abstrak masih kurang
baik, karena isi dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penelitian, hasil
penelitian dan kesimpulan penelitian tidak dikelompokkan secara spesifik,
melainkan dijadikan dalam satu paragraf.
C. Nama Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh tiga penelitia yaitu:
1. Wahyu Catur Hidayati
2. Dwi Heppy Rochmawati
3. Targunawan
Analisis:
Pada penulisan nama peneliti sudah sesuai dengan konsep teori, dimana
penulisan nama peneliti tidak mencantumkan gelar akademik. Penulisan nama
yang baik adalah tanpa menuliskan gelar dan menuliskan nama lengkap
(LIPI, 2012). Namun dalam penelitian ini tidak dicantumkan dengan jelas
peran dari masing-masing peneliti apakah ketiga peneliti dalam penelitian ini
merupakan peneliti sesungguhnya atau hanya pembimbing. Kemudian asal
alamat institusi dan alamat email masing-masing peneliti juga tidak
dicantumkan. Menurut LIPI (2012), penulisan identitas harus lengkap beserta
alamat institusi dan alamat email beserta nomor telpon masing-masing
peneliti.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
RSJD Dr. Amino Gondhoutomo Semarang
2. Waktu
Tidak tertera waktu dilaksanakannya penelitian
Analisis:
1. Pencantuman nama tempat penelitian dalam penelitian ini masih kurang
lengkap karena peneliti tidak menyebutkan lebih detail lokasi penelitian,
hanya sebatas nama tempat penelitian namun tidak menyebutkan lokasi
yang lebih spesifik.
2. Penulisan waktu penelitian sudah belum dicantumkan dalam penelitian
ini, belum sesuai dengan konsep penelitian harus jelas kapan dan dimana
peneliti dilakukannya penelitian.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi religius zikir
terhadap peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien
halusinasi.
Analisis:
Tujuan penelitian adalah suatu keinginan yang dicapai oleh suatu
kegiatan penelitian. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan
yang kongkrit, dapat diamati dan dapat diukur. Tujuan penelitian dapat
ditulis dalam tujuan umum dan tujuan khusus (Dharma, 2011). Tujuan
penelitian ini sudah sesuai dengan judul yang diambil dan isi dari jurnal
ini sudah saling berkaitan dengan judul dan tujuannya. Namun peneliti tidak
menyampaikan tujuan khusus secara spesifik. Sehingga untuk mengetahui
tujuan khususnya pembaca harus membaca isi dari penelitian ini.
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh sebelum dan setelah dilakukan terapi dzikir.
2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien halusinasi pendengaran
yang dirawat pada bulan November 2013 di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
Amino Gondoutomo Semarang, dengan jumlah pasien halusinasi
pendengaran sebanyak 306 orang.
3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Penentuan ukuran sampel menggunakan Slovin, dengan tingkat kesalahan
yang dikehendaki 10% sehingga didapatkan sampel 75 responden.
4. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan pada penelitian ini menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat daftar/lembar check list. Instrument ini akan
dilakukan uji content validitas/uji expert dan sudah dikonsulkan kepada
ahli.
Analisis:
1. Menurut Sugiono (2010), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada
suatu keadaan yang dikontrol secara ketat. Jenis penelitian yang diambil
pada penelitian ini sudah sesuai dengan teori, tujuan penelitian dan judul
penelitian, yaitu penelitian eksperimen. Dimana pada penelitian ini
dilakukan dengan memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti.
2. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2014). Melihat dari definisi populasi, maka peneliti dalam penelitian ini
sudah memenuhi kriteria tersebut dalam melakukan penelitiannya.
Dimana populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien halusinasi
pendengaran yang dirawat pada bulan November 2013 di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Dr. Amino Gondoutomo Semarang.
3. Sampel pada penelitian ini merupakan bagian dari jumlah yang dimiliki
oleh populasi yang akan diteliti yakni berjumlah 75 sampel. Sesuai
dengan pengertian sampel penelitian, dimana sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2014).
4. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini sudah sesuai dimana
penentuan sampel diambil berdasarkan pertimbangan tertentu. Namun,
masih kurang spesifik karena sampel yang digunakan hanya kelompok
intervensi tanpa menggunakan kelompokkontrol. Menurut sugiyono
(2014), penelitian eksperimen semu adalah penelitian dimana dalam
mengambil sampel dikelompokkan menjadi kelompok kontrol dan
intervensi meskipun pada dasarnya kelompok kontrol tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
G. Hasil Penelitian
Hasil analisis bivariat dengan uji wilcoxon menunjukkan ada pengaruh
terapi religius zikir terhadap peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi
pendengaran diperoleh nilai p-value = 0,000, karena nilai p<a (0,05) sehingga
dapat disimpulkan terapi religius zikir berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien halusinasi di
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Analisis:
Hasil penelitian pada penelitian ini sudah ditampilkan dengan jelas dan
mudah dimengerti. Penulisannya sudah memenuhi kriteria penulisan hasil
dalam sebuah penelitian yaitu mencantumkan sampel serta mencantumkan
perbedaan hasil analisa dari kedua percobaansaat dilakukan inervensi.
H. Korelasi antara Isi Jurnal dengan Realita Klinis
Isi jurnal ini belum sesuai dengan realita klinis di ruang Abiyasa RSJ.
Prof. Dr.Soerojo Magelang, dimana diruangan belum menerapkan terapi dzikir
dalam kegiatan sehari-hari untuk mengontrol halusinasi pendengaran.
I. Anlisis SWOT Penerapan Jurnal di Klinik
1. Strength (Kekuatan)
Jurnal ini memiliki banyak kekuatan yaitu diantaranya: Tujuan dan isi
jurnal sudah mengacu pada judul jurnal. Peneliti dalam penelitian ini
merupakan orang yang sesuai dengan bidangnya. Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen dengan pengambilan sampel pupusive
sampling. Jurnal ini sudah sesuai dengan teori. Untuk penerapan di ruangan
jurnal ini juga sesuai karena jurnal ini meneliti tentang pengaruh pemberian
terapi dzikir untuk mengontrol halusinasi pendengaran. Para petugas atau
perawat di Ruang Abiyasa RSJ. Prof. Dr.Soerojo Magelang semuanya
beragama Islam dan juga merupakan ruang psikogeriatrik yang berisi para
lansia yang notabene sudah harus menyiapkan diri untuk hal spiritual. Oleh
sebab itu jurnal ini memiliki kekuatan untuk diterapkan diruangan.
2. Weaknes (Kelemahan)
Hasil penelitian ini belum kuat karena eneliti tidak mencantumkan SOP
penelitiannya. Jurnal juga tidak menjelaskan bagaimana prosesur pelaksaan
terapi dzikir yang dimaskud.
3. Opportunity (Peluang)
Apabila intervensi terapi dzikir ini diterapkan di rumah sakit maka dapat
menjadi peluang yang baik untuk meningkatkan kemampuan untuk
mengontrol halusinasi pada klien dengan masalah halusinasi pendengaran
bagi lansia terutama pada pasien psicogeriatric.
4. Threated (Ancaman)
Melihat hasil penelitian ini yang efektif untuk meningkatkan kontrol
halusinasi, dapat menjadi ancaman jika penelitian ini tidak diterapkan maka
tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan kemunduran kognitif bagi
lansia.
J. Implikasi Keperawatan
Jurnal ini dapat diterapkan diruangan AbiyasaRSJ. Prof. Dr.Soerojo
Magelang,karena ruangan Abiyasa merupakan ruangan dengan pasien
psikogeriatrik. Maka dengan penerapan jurnal ini di ruangan Abiyasa RSJ.
Prof. Dr.Soerojo Magelang akan dapat membantu dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien psikogeriatrik. Kemudian dalam penerapan terapi
dzikir ini juga mudah untuk dilakukan, tidak membutuhkan banyak biaya dan
media sehingga mudah diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dharma, Kusuma Kelana (2011), Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian, Jakarta, Trans InfoMedia.

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga : Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Buletin JendelaData dan Informasi


Kesehatan : Topik Utama Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Di
Indonesia

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2012, Pedoman Karya Tulis Ilmiah,
Jakarta: LIPI

Makhfudli, F E. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: terori dan praktek


dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung : Alfabeta

Videbeck, S L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.

Yosep, I. 2011. Keperawatan jiwa Edisi revisi.Penerbit: PT. Refika Aditama.


Bandung.

También podría gustarte