Está en la página 1de 19

PANDUAN MAHASISWA KEPERAWATAN

KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Hipotiroid Ibu
Hamil)

2012

WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
Anatomi dan Fisiologi Tiroid
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua sistem
pengatur utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin (Guyton &
Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat, misalnya
kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga
kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin (Guyton & Hall: 703).
Sedangkan, sistem hormonal terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai fungsi
metabolisme tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau
pengangkutan bahan-bahan melewati membran sel atau aspek lain dari metabolisme sel
seperti pertumbuhan dan sekresi (Guyton & Hall:1159). Hormon tersebut dikeluarkan oleh
sistem kelenjar atau struktur lain yang disebut sistem endokrin.

Salah satu kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat berperan dalam metabolisme
tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan hormon tiroid tersebut
dibutuhkan persediaan unsur yodium yang cukup dan berkesinambungan. Penurunan total
sekresi tiroid biasanya menyebabkan penurunan kecepatan metabolisme basal kira-kira 40
sampai 50 persen di bawah normal, dan bila kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat
dapat menyebabkan naiknya kecepatan metabolisme basal sampai setinggi 60 sampai 100
persen di atas normal (Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat timbul secara spontan
maupun sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337-
338).
Tiroksin dan triiodotironin berfungsi meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam
hampir semua sel tubuh, jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum. Kalsitonin
berfungsi memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi
tingkat metabolisme tubuh umum. Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:
a. Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhan
saraf dan tulang
b. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
c. Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan
kontraksi otot dan menambah irama jantung
d. Merangsang pembentukan sel darah merah
e. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan oksigen akibat metabolism.
f. Bereaksi sebagai antagonis kalsium.

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 5
Fisiologis Tiroid dalam Kehamilan
Hormon tiroid tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) disintesis di dalam folikel tiroid.
Tiroid-stimulating hormone (TSH) merangsang sintesis dan pelepasan T3 dan T4, yang
sebelumnya didahului dengan pengambilan iodide yang penting untuk sintesis hormon
tiroid. Walaupun T4 disintesis dalam jumlah yang lebih besar, namun di jaringan perifer T4
dikonversi menjadi T3 yang lebih poten melalui proses deiodinasi. Selama kehamilan
normal kadar tiroid binding globulin (TBG) dalam sirkulasi meningkat dan juga akhirnya T3
dan T4 ikut meningkat.
Hormon tiroid sangat penting untuk perkembangan otak bayi dan sistem saraf. Selama
trimester pertama kehamilan, fetus bergantung pada ibu untuk menyediakan hormon tiroid
melalui plasenta karena fetus tidak dapat menghasilkan hormon tiroid sendiri sampai
trimester kedua. Pada minggu ke-10-12, kelenjar tiroid fetus mulai berfungsi namun fetus
tetap membutuhkan iodin dari ibu untuk menghasilkan hormon tiroid. Selama trimester
kedua dan ketiga, hormon tiroid disediakan oleh ibu dan fetus, namun lebih banyak oleh ibu.
Selama kehamilan, fungsi kelenjar tiroid maternal bergantung pada tiga faktor
independen namun saling terikat, yaitu :
(a) peningkatan konsentrasi hCG yang merangsang kelenjar tiroid,
(b) peningkatan ekskresi iodide urin yang signifikan sehingga menurunkan konsentrasi
iodin plasma, dan
(c) peningkatan thyroxine-binding globulin (TBG) selama trimester pertama,
menyebabkan peningkatan ikatan hormone tiroksin.
Pada akhirnya, faktor-faktor ini bertanggung jawab terhadap peningkatan kebutuhan
tiroid.
a. Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
Seperti yang disebutkan di atas, human chorionic gonadotropin (hCG)
merupakan hormon peptid yang bertanggung jawab untuk produksi progesteron
dalam konsentrasi yang adekuat pada awal kehamilan, sampai produksi progesteron
diambil alih oleh plasenta yang sedang berkembang. Konsentrasi hCG meningkat
secara dramatis selama trimester pertama kehamilan dan menurun secara bertahap
setelahnya. Secara struktural, peptide hCG terdiri atas dua rantai, sebuah rantai α dan
rantai β, dimana rantai α dari hCG identik dengan struktur yang membentuk TSH.
Struktur yang homolog ini menjadikan hCG mampu merangsang kelenjar tiroid
untuk menghasilkan hormon tiroid, namun tidak sekuat TSH.

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 6
Kadar TSH turun selama kehamilan trimester pertama, berbanding dengan
peningkatan hCG Walaupun hCG sebagai stimulan kelenjar tiroid, konsentrasi
hormon tiroid bebas (tidak terikat) pada umumnya dalam batas normal atau hanya
sedikit di atas normal selama trimester pertama. Efek perangsangan dari hCG pada
kehamilan normal tidak signifikan dan normalnya ditemukan pada pertengahan awal
kehamilan. Pada awal minggu ke-12 atau pada kondisi patologis tertentu, termasuk
hipermesis gravidarum dan tumor trofoblastik, konsentrasi hCG mencapai kadar
maksimal yang akan menginduksi keadaan hipertiroid dimana kadar tiroksin bebas
meningkat dan kadar TSH ditekan.
b. Ekskresi Iodin Selama Kehamilan
Konsentrasi iodine plasma mengalami penurunan selama kehamilan, akibat
peningkatan filtrasi glomerulus (GFR). Peningkatan GFR menyebabkan
meningkatnya pengeluaran iodine lewat ginjal yang berlangsung pada awal
kehamilan. Ini merupakan faktor penyebab turunnya konsentrasi iodine dalam
plasma selama kehamilan. Kompensasi dari kelenjar tiroid dengan pembesaran dan
peningkatan klirens iodin plasma menghasilkan hormon tiroid yang cukup untuk
mempertahankan keadaan eutiorid. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
pembesaran kelenjar tiroid adalah hal yang fisiologis, merupakan kompensasi
adaptasi terhadap peningkatan kebutuhan iodin yang berhubungan dengan
kehamilan.
c. Thyroxine Binding Globulin
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, peningkatan TBG menyebabkan
peningkatan ikatan tiroksin, yang merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi
fungsi tiroid selama kehamilan.
Hormon tiroid dalam serum diangkut oleh tiga protein, yaitu thyroxine binding
globulin (TBG), albumin, dan thyroxine binding prealbumin (TBPA) atau
transtiretin. Dari ketiga protein tersebut, TBG memiliki afinitas yang lebih tinggi
terhadap tiroksin. Pada pasien tidak hamil, sekitar 2/3 dari hormon tiroksin diikat
oleh TBG. Pada kehamilan normal, terjadi peningkatan dari konsentrasi TBG sekitar
dua kali lipat dari normal selama kehamilan sampai 6-12 bulan setelah bersalin. Hal
ini menggambarkan peningkatan kadar hormon tiroksin total (TT4) pada semua
wanita hamil, namun kadar tiroksin bebas (FT4) dan indeks tiroksin total (FTI)
normal. Untuk menjamin kestabilan kadar hormon bebas, mekanisme umpan balik

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 7
merangsang pelepasan TSH yang bekerja untuk meningkatkanpengeluaran hormon
dan menjaga kestabilan hemostasis kadar hormon bebas.
Peningkatan konsentrasi TBG merupakan efek langsung dari meningkatnya
kadar estrogen selama kehamilan. Estrogen merangsang peningkatan sintesis TBG,
memperpanjang waktu paruh dalam sirkulasi, dan menyebabkan peningkatan
konsentrasi TBG serum. Estrogen juga merangsang hati untuk mensintesis TBG dan
menyebabkan penurunan kapasitas TBPA. Pada akhirnya, proporsi hormon tiroksin
dalam sirkulasi yang berikatan dengan TBG meningkat selama kehamilan, dan
dapat mencapai 75%. Kadangkala perubahan hormonal ini dapat membuat
pemeriksaan fungsi tiroid selama kehamilan sulit diinterpretasikan.

DEFINISI
Hipotiroid (hiposekresi hormon tiroid) adalah status metabolik yang diakibatkan
oleh kehilangan hormon tiroid. (Baradero,2009)
Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat
dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid
dalam darah, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid. Hipotiroid yang
sangat berat disebut miksedema.
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid
yang abnormal rendahnya. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai
mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
Penyakit hipotiroid biasa sering dikenal sebagai salah satu penyakit yang banyak
terjadi pada ibu hamil. Penyakit ini menyerang ibu hamil dimana ibu hamil mengalami
penurunan hormon. Hal ini terjadi karena hipotiroid pada ibu hamil dapat meningkatkan
risiko keguguran atau kelahiran prematur dan menyebabkan anemia, gagal jantung,
preeklampsia, kelainan plasenta, dan pendarahan setelah melahirkan dan pada bayi akan
mengalami berat lahir pada bayi rendah.

KLASIFIKASI
Secara klinis di kenal 3 hipotiroid,yaitu :
1. Hipotiroid sentral yang terjadi karena kerusakan hipofisis atau hipothalamus.
2. Hipotiroid primer yang terjadi apabila yang rusak kelenjar tiroid.

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 8
3. Hipotiroid karena faktor lain,seperti farmakologis,defisiensi yodium,kelebihan
yodium,dan resistensi perifer.
ETIOLOGI
Terbagi menjadi 4 yaitu :

1. Hashimoto’s Tiroiditis Adalah penyakit autoimun dimana system imun


tubuh secara tidak memadai menyerang jaringan tiroid. Sebagian kondisi ini
diperkirakan mempunyai suatu basis genetik.

2. Lymphoctic Thiroiditis ( yang mungkin terjadi setelah hipertiroid )


Thyiroiditis merujuk pada peradangan kelenjar tiroid. Ketika peradangan
disebabkan suatu tipe tertentu dari sel darah putih yang dikenal sebagai
suatu lymphocyte, kondisinya di rujuk sebagai lymphoctic thiroiditis.

3. Kekurangan Hormon Tiroid


Kebutuhan yodium bagi tubuh relatife sangat kecil, namun tetap harus
terpenuhi. Kelenjar gondok ( tiroidea ) menghasilkan hormon tiroid yang
prosesnya memerlukan unsure yodium. Selain itu hormon tiroid, kelenjar
gondok menghasilkan hormon pertumbuhan, sebagai pengatur metabolisme
protein, lemak dan masih banyak fungsinya.
Pada ibu hamil jumlah yodium adalah 200 µg. dalam keadaan dimana ibu
hamil sudah mengalami gangguan tiroid sebelumnya akibat kekurangan
yodium, maka kehamilan ini berakibat memperberat penyakit gangguan
kelenjar tiroid tersebut.

4. Terapi Radiasi
Radiasi yang digunakan untuk terapi kanker kepala dan leher dapat
mempengeruhi kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan hipotiroid.

PATOFISIOLOGI

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 9
Pada kehamilan dengan hipotiroid, kebutuhan hormon tiroksin akan
meningkat sehingga dapat terjadi hipotiroid. Hal ini mengakibatkan timbulnya
mekanisme umpan balik (feedback mechanism) yang meningkatkan produksi TSH
untuk merangsang pelepasan tiroksin pada kelenjar tiroid. Rangsangan TSH terus-
menerus pada kelenjar tiroid yang tidak mendapat cukup suplai untuk produksi
hormon tiroksin berakibat pada hiperplasia kelenjar tiroid. Akibat berulangnya
episode hiperplasia, involusi dapat terjadi berbagai bentuk degenerasi seperti
fibrosis, nekrosis, kalsifikasi pembentukan kista yang menampakkan diri sebagai
struma nodosa. Penyebab hipotroid primer umumnya meliputi tiroiditis autoimun
seperti tiroiditis Hashimotho’s, penyebab iatrogenik seperti radiasi atau
pembedahan, hipotiroid kongenital, obat - obatan seperti lithium atau amiodaron,
defisiensi yodium, dan penyakit-penyakit infiltratif. Hipotiroidisme sekunder dapat
disebabkan oleh penyakit hipotalamus atau hipofisa (Sheehan disease).
Hipotiroidisme pada kehamilan berkaitan erat dengan perkembangan otak
janin. Hal ini karena sebelum dilahirkan bayi sangat bergantung pada hormon tiroid
dari ibunya sebelum kelenjar tiroid bayi dapat berfungsi. Karenanya kehamilan
dengan hipotiroid dapat berakibat terjadinya retardasi mental. Pada ibu sendiri,
hipotiroid meningkatkan kerja kelenjar tiroid. Sementara suplai yodium tidak
mencukupi, maka terjadi hiperplasia kelenjar berulang. Akibatnya dapat timbul
goiter atau struma nodulus dengan manifestasi berupa benjolan pada daerah leher
(gondok).

WOC

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 10
Penyakit autoimun Pengahancur tiroid Kurang yodium berat
Gondok endemik
(pembedahan/operasi korsinoma tiroid
yodium radioktif)

HIPOTIROID

Syestem otak GIT Ginjal


System
Syestem regulasi intergumen
pernapasan
Aliran darah ke
Eksitabilitas Pen ginjal me
Produksi
Metabolisme neuromusk rangsangan
Retensi air di kel.sebasea dan
ular me
paru keringat me
Ritarsi glomeralus
Me Panas Gg.sensorik Otot-otot
me
Efusi pleura usus
Pekak terhdap
Gg.regulasi jaringan Kesadaran me
Retensi
Hipoventilasi hipotermi Motilitas
garam dan
usus me
Kulit kering dan air
bersisik Intolerans
Ketidak
i aktivitas
efektifan oliguri
kostipasi
pola nafas
Gg.intergu
men Gg.elimanasi alvi Gg.eliminasi uri

Manifetasi klinis

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 11
Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya :
o Cepat lelah
o Suara serak,
o Warna kulit menjadi kekuringan terutama daerah periorbital, kulit rasa
kering
o Rambut rontok,
o Gangguan tidur,
o Lamban bicara,
o Mudah lupa,
o Obstipasi
o Metabolisme rendah menyebabkan: bradikardia, tak tahan dingin, berat
badan meningkat, & anoreksia.
o Psikologis: depresi. Reproduksi: oligomenorea, infertil, aterosklerosis
meningkat.
o Keadaan klinis yang dapat ditentukan adalah gerakan janin yang jarang
yaitu secara subyektif kurang dari 7 x per 20 menit atau secara obyektif
dengan KTG kurang dari 10 x per 20 menit
Sedangkan pada ibu hamil sendiri terdapat ,risiko terjadinya abortus,
peningkatan tekanan darah & prematuritas.

Komplikasi
o Plasenta lepas (Abruptio Placentae) , Placenta (ari – ari) yang lepas dari dinding
rahim ini bisa menimbulkan perdarahan yang hebat.
o Anemia , wanita yang hamil menjadi pucat,lemah,bahkan sesak napas.
o Preeklamia , tekanan darah naik,bengkak,mata kabur,mungkin bisa timbul
kejang.
o Pendarahan pasca persalinan.
o Bayi lahir premature atau kegguguran.

Efek pada ibu hamil


Hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-
proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi
yang meluas untuk tubuh.Penderita hipotiroid jarang terjadi hamil karena biasanya tidak

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 12
terjadi ovulasi. Walaupun demikian, seorang cebol (cretin) dan penderita miksoedema
dapat menjadi hamil. Biasanya kehamilan berakhir dengan abortus, sehingga tidak
jarang wanita menderita abortus habitualis. Selain itu kemungkinan cacat bawaan dan
cretinismus janin lebih besar. Diagnosis berdasarkan gejal-gejala klinis seperti
pemebengkakan kulit di sekitar mata (non-pitting-oedema), kulit kering, lekas letih,
suara serak dan lidah besar.

Penatalaksanaan
• Terapi yang baik adalah pencegahan.Pencegahan dapat di lakukan dengan
a) pemberian makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan protein.
b) Mengkomsumsi Makanan yang di beri garam beryodium atau pemberian
suplemen yodium untuk merangsang produksi hormon.
c) Kecukupan kebutuhan vitamin dan mineral.
• Pemberian obat khusus,yaitu hormon tiroid (tiroid desikatus ).di berikan mulai dosis
kecil,lalu di naikkan sampai kita mendekati dosis toksis,lalu di turunkan.Penilain
dosis yang tepat ialah dengan menilai gejala klinis dan hasil laboraterium.

Pemeriksaan Fisik

Pada umumnya pemeriksaan hipotiroid, umumnya didapatkan benjolan (goiter).


Hal–hal yang dinilai adalah :

a. Jumlah nodul : soliter atau multipel


b. Konsistensi : lunak, kistik, keras, sangat keras
c. Nyeri pada penekanan : ada/tidak
d. Pembesaran kelnjar getah bening di sekitar tiroid ada/tidak.

Diagnosa pasti didapatkan melalui pemeriksaan laboratorium TSHs & T4. Bila
memungkinkan dapat pula dengan T3.

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 13
Didapatkan refleks tendon yang menurun. Pada pemeriksaan fisik kulit terasa kasar, kering,
dan dingin. Suara agak serak, lidah tebal, tekanan darah agak tinggi, kadang-kadang
terdengar ronkhi. Refleks fisiologis, daya pikir dan bicara agak lambat. Sering dijumpai
retensi cairan pada jaringan longgar. Pada kondisi yang berat dapat timbul hipotermi,
hipoventilasi, bradikardi, amenorea dan depresi.

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Karakteristik pemeriksaan laboratorium pada hipotiroid adalah :
o Hipotiroidisme klinis ditandai dengan kadar TSH tinggi dan kadar T4 rendah.
o Hipotiroidisme subklinis ditandai dengan kadar TSH dan T4 bebas yang
tinggi,T3 dalam batas normal.
Untuk memastikan apakah ibu hamil mengalami hipotiroid atau tidak maka perlu
dilakukan skrining laboratorium yaitu dengan melakukan pemeriksaan TSHs dan anti
TPO.

ASUHAN KEPERAWATAN

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 14
Askep kasus:

Ny S 25 tahun hamil anak kedua pada trimester pertama mengeluh mengalami sesak
napas,lemas,rasa capek berlebihan,otot-otot kram,sukar buang air besar dan tak tahan
dingin MRS di RS BD tanggal 01 Juni 2012 .
Pada tahun 2011, Ny. S mengalami keguguran pada kehamilan pertama. Dari
pemeriksaan ditemukan suhu tubuh 35 C,tensi 90/60 mmhg nadi 80x/menit dan
ditemukan benjolan pada leher.

Pengkajian
Pengkajian meliputi:
Tanggal MRS : 01 Juni 2012
Tanggal pengkajian : 01 Juni 2012
Jam pengkajian : 15.00 WIB
Jam Masuk : 10.00 WIB
Diagnosa Masuk : Hipotiroid
Anamnesa
A. Identitas pasien
1. Nama pasien : Ny. S
2. Umur : 25 tahun
3. Suku/Bangsa : Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Tamat SMA
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Surabaya

B. Riwayat Penyakit Sekarang


1. Keluhan Utama : Sesak napas dan kram otot.

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 15
2. Riwayat Penyakit Sekarang : 10 hari SMRS Ny. S sering sesak napas,lesu dan otot
– ototnya kram. Awalnya dianggap hal yang biasa. 3 hari SMRS ditemukan
benjolan di leher Ny S. Akhirnya pada tanggal 01 Juni 2012 Ny. S periksa ke RS
BD. Dan oleh dokter disarankan untuk MRS.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Tidak pernah dirawat
2. Ada riwayat penyakit DM
3. Tidak ada riwayat alergi
4. Tidak ada riwayat operasi
D. Riwayat penyakit keluarga : DM
E. Riwayat kehamilan
• Riwayat kematian janin.
• Lahir mati tanpa sebab jelas.
• Aborsi spontan.
F. Observasi dan Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital
S : 35 0C N : 80 T : 90/60 RR : 20
Kesadaran : Compos Mentis
Pemeriksaan Fisik:

 B1 : Breathing (Respiratory System)


Sesak napas

 B2 : Blood (Cardiovascular system)


Normal

• B3 : Brain (Nervous system)


Pusing
 B4 : Bladder (Genitourinary system)
Normal

 B5 : Bowel (Gastrointestinal System)


Mual,anoreksia dan susah buang air besar

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 16
 B6 : Bone (Bone-Muscle-Integument)
Otot – otot kram
 Biopsikososial spiritual : Normal
Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan

Data Subjektif: Retensi air di paru MK: Pola napas tidak


Mengeluh beberapa efektif
kali sulit bernafas.
Efusi pleura

Hipoventilasi

Ketidakefektifan pola
nafas

Data Subjektif: metabolisme menurun MK: Hipotermi

Mengeluh kedinginan

Panas menurun

Data Objektif :

Suhu 35 c Hipotermi

Data Subjektif: Eksitabilitas


neuromuscular menurun
Mengeluh sering kram MK: Intoleransi aktivitas
otot dan linu.

Gangguan sensorik

Kesadaran menurun

Intoleransi aktivitas

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 17
Data Subjek: Penurunan rangsangan MK: Konstipasi
otot-otot usus
Pasien mengeluh susah
buang air besar

Data objektif: Motilitas usus menurun

Terakhir BAB seminggu


yang lalu

Konstipasi

Diagnosa
1.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahanan penurunan proses kognitif.
2. Hipotermi b.d tidak tahan dingin
3.Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal.
4.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
Intervensi
1.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses
kognitif

Tujuan : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian.

Kriteria hasil : aktivitas dapat di lakukan

Intervensi Rasional

1. Atur interval waktu antara aktivitas 1. Mendorong aktivitas sambil


dengan kelelahan dan penurunan memeberikan kesempatan untuk

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 18
proses kognitif. mendapatkan istirahat yang adekuat.

2. Bantu aktiviatas perawatan mandiri 2. Dengan membersihkan trakheostomy,


ketika pasien berada dalam keadaan menghindari terjadinya penumpukan
lain. sekret dan agar jalan nafas bersih

3. Berikan stimulasi melalui 3. Meningkatkan perhatian tanpa terlalu


percakapan dan aktivitas yang tidak menimbulakan stree pada pasien.
menimbulkan stress.

2.Perubahan suhu tubuh

Tujuan : Pemeliharan suhu tubuh yang normal

Kriteria hasil : Suhu tubuh tetap normal.

Intervensi Rasional

1. Berikan tambahan lapisan pakaian atau 1. Meminimalkan kehilangan panas


tambahan selimut.
2. Mengidentifikasi adanya infeksi dan
2. Hindari dan cegah penggunaan sumber memperkecil komplikas
panas dari luar
3. Mendeteksi penurunan suhu tubuh dan
3. Pantau suhu tubuh pasien dan dimulainya komamik sedema.
melaporkan penurunanya dari nilai
dasar suhu normal pasien.

3.Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrontestinal

Tujuan : pemeliharaan funsi usus yang normal

Kriteria hasil : usus tetap terjaga

Intervensi Rasional

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 19
1. Dorong peningkatan asupan cairan 1. Meminimalkan kehilangan panas

2. Berikan makanan yang kaya akan serat 2. Meningkatkan massafeses dan


frengkuensi biang air besar.
3. Ajarkan kepada klien,tentang jenis-jenis
makanan yang banyak mengandung air. 3. Untuk peningkatan asupan cairan
kepada pasien agar feses tidak keras.
4. Pantau fungsi usus
4. Memungkinkan deteksi konstipasi dan
5. Dorong klien untuk meningkatkan
pemulihan kepada pola defekasi yang
mobilisasi dalam batas toleransi latihan.
normal.

5. Meningkatkan evakuasi feses.

4. Pola nafas tidak efektif berhubungan depresi ventilasi

Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola nafas yang normal

Kriteria hasil : Klien dapat bernafas dengan baik.

Intervensi Rasional

1.Pantau frekuensi ke dalaman pola 1. Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dasar


pernafasan oksimetri denyut nadi dan untuk memantau perubahan selanjutnya
gas darah arterial dan mengevaluasi efektifitas intervensi.

2. Dorong pasien untuk napas dalam dan 2. Mencegah aktifitas dan meningkatkan
batuk. pernapasannya adekuat.

3. Berikan obat ( hipnotik dan sedatip) 3. Pasien hipotiroidisme sangat rentan terhadap
dengan hati-hati. gangguan pernapasan akibat gangguan obat
golongan hipnotiksedatif.
4. Pelihara saluran napas pasien dengan
melakukan pengisapan dan dukungan 4. Penggunaan saluran napas artifisial dan
ventilasi jika di perlukan. dukungan ventilasi mungkin di perlukan jika
terjadi depresi pernapasan

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 20
PENUTUP

Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi


hormon tiroid yang abnormal rendahnya.Ada banyak kekacauan-kekacauan
yang berkaitan padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung
atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid.Karena hormon tiroid
mempengaruhi pertumbuhan.
Hormon-hormon tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid
bertempat pada bagian bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling
saluran udara(Trakea)dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-
kupu yang di bentuk oleh dua sayap dan di lekatkan oleh suatu bagian
tengah.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang
dari makanan-makanan seperti seafood,roti,dan garam) dan
menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid.Dua hormon
yang paling penting adalah thyroxine(T4 ) dan triiodothyronine(T3)
mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing gormon-hormon tiroid.

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 21
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse. 2000. Rencana Asuhan


Keperawatan.EGC : Jakarta.
FKUI . 2006 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . FKUI : Jakarta
Tandra Hans.2011.Mencegah dan Mengetahui Penyakit Tiroid: Jakarta

www.saktyairlangga.wordpress.com Page 22

También podría gustarte