Está en la página 1de 14

Home ↝ Difteri ↝ Perbedaan Difteri, Radang Tenggorokan, dan Amandel (Tonsilitis)

Perbedaan Difteri, Radang Tenggorokan, dan


Amandel (Tonsilitis)
 DIFTERI •  DECEMBER 25, 2017 12:41

Perbedaan penyakit difteri, radang tenggorokan dan amandel atau tonsilitis


memang seringkali sulit dibedakan. Apalagi jika ia masih dalam bentuk gejala awal
dan belum terlihat jelas apakah itu difteri, radang tenggorokan biasa atau malah
radang amandel.

Ciri dan gejala ketiga penyakit tersebut memang mirip, namun sangat jauh berbeda
dari segi penyebabnya maupun tingkat bahayanya.

Untuk itulah kita harus memiliki pengetahuan untuk bisa membedakannya agar
dapat melakukan tindakan dan pengobatan yang tepat sedini mungkin.

Karena dikhawatirkan kita menganggap sakit tenggorokan itu hanya radang biasa
tapi ternyata merupakan gejala penyakit difteri yang sangat berbahaya.

Artikel ini akan membantu Anda mengenali ketiga penyakit tersebut.

Iklan oleh Google

Obat radang tenggorokan

Anak

Ciri ciri paru paru penyakit radang

Bayi herbal obat radang paru

Flu vaccine
Cara Membedakan Penyakit Difteri, Radang Tenggorokan, dan Radang
Amandel (Tonsilitis)
Berikut ini adalah perbedaan difteri, radang tenggorokan, dan amandel:

1. Perbedaan dari segi penyebabnya


Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.

Bakteri ini sifatnya sangat menular. Ia bisa berpindah dari satu penderita ke orang
yang sehat melalui droplet seperti ingus, dahak, atau lendir yang keluar pada saat
penderita difteri batuk atau bersin.

Jadi orang yang terhirup droplet yang bertebaran di udara bisa tertular.

Selain itu bakteri difteri juga bisa berpindah melalui benda-benda bekas pakai
penderita dan melalui sentuhan pada luka yang terinfeksi oleh bakteri tersebut,
namun kasus ini jarang terjadi.

Difteri tidak disebabkan oleh virus secara langsung, hal ini perlu dijelaskan sedikit
karena masih banyak yang salah menganggap jika difteri disebabkan oleh virus.
Virus difteri yang dimaksud adalah virus bernama Lysogenic bacteriophages yang
menginfeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae tersebut, jadi bakteri ini
sebenarnya juga mengalami infeksi.

Tanpa adanya virus tersebut, bakteri difteri tidak dapat memproduksi toksin.

Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih mendetail, kami sarankan Anda


membaca artikel berikut:

Mengenal Corynebacterium diphtheriae: Bakteri Penyebab Wabah Difteri

Radang tenggorokan
Radang tenggorokan bisa disebabkan oleh virus ataupun bakteri, namun dari jenis
yang berbeda dengan difteri.

Sakit atau radang tenggorokan juga biasa muncul disebabkan oleh:

1. Flu
Radang tenggorokan sering muncul sebagai gejala awal flu. Penyebabnya adalah
virus influenza.

2. Infeksi bakteri

Radang tenggorokan juga bisa terjadi disebabkan karena adanya infeksi bakteri,
umumnya berasal dari kelompok Streptococcus tipe A dan Staphylococcus.

3. Merokok, zat kimia, dan zat lain yang dapat menyebabkan iritasi

Merokok dan konsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat kimia juga
dapat menyebabkan terjadinya iritasi dan peradangan pada tenggorokan, sebagai
contoh adalah minuman yang mengandung terlau banyak pemanis buatan dan
bahan pengawet.

4. Udara kering
Udara kering juga bisa menyebabkan iritasi pada tenggorokan. Hal ini disebabkan
karena udara kering akan menyerap kelembapan pada mulut dan tenggorokan. Jika
tidak diimbangi dengan menambah konsumsi cairan maka sakit tenggorokan bisa
saja terjadi.

Radang amandel (Tonsilitis)


Radang amandel atau tonsilitis bisa disebabkan oleh bakteri maupun virus. Sedikit
berbeda dengan radang tenggorokan biasa, tonsilitis menyerang bagian spesifik
dari tenggorokan yaitu amandel.

Beberapa bakteri dan virus penyebab tonsilitis yakni Streptococus, Adenoviruses,


Influenza virus, Epstein-Barr virus, Parainfluenza viruses, Enteroviruses, Herpes
simplex virus.

2. Perbedaan ciri-ciri, tanda, dan gejala


Berikut ini adalah perbedaan difteri, radang tenggorokan biasa, dan radang amandel
dari segi ciri dan gejalanya:

1. Munculnya selaput berwarna putih hingga abu-abu pada tenggorokan


Orang yang terkena difteri ditandai dengan munculnya selaput berwarna putih
hingga abu-abu pada tenggorokan yang bernama pseudomembran. Selaput ini juga
bisa muncul pada rongga hidung.

Sedangkan pada orang yang hanya mengalami radang tenggorokan biasa selaput
tersebut tidak muncul.

Pada orang yang mengalami radang tenggorokan biasa, umumnya akan muncul
warna kemerahan mulai dari langit-langit mulut hingga ke tenggorokannya yang
terkadang terlihat seperti luka.

Pada orang yang mengalami tonsilitis juga dapat mengalami kemerahan seperti
luka, namun lokasinya hanya pada amandel.

Terkadang selaput tipis atau bercak berwarna putih juga bisa muncul pada bagian
amandel orang yang terkena tonsilitis.

2. Napas berbunyi

Perbedaan ciri dan gejala yang selanjutnya yaitu pada orang yang menderita
penyakit difteri akan mengeluarkan suara pada saat bernafas yang disebut dengan
stridor.

Stridor merupakan kondisi abnormal di mana suara pernapasan bernada tinggi yang
disebabkan oleh sumbatan di tenggorokan atau kotak suara (laring). Biasanya
terdengar saat mengambil napas.

Sedangkan pada orang yang menderita radang tenggorokan dan tonsilitis tidak
mengalami stridor ini.

3. Sulit bernapas dan demam disertai dengan lemas


Pada umumnya penderita difteri akan mengalami kesulitan bernapas, bisa
disebabkan karena penyumbatan atau karena toksin dari bakteri difteri yang sudah
mulai melumpuhkan sel-sel saraf pada sistem pernapasan.

Baik difteri, radang tenggorokan maupun tonsilitis ketiganya bisa menimbulkan


gejala demam. Namun demam pada orang yang terkena penyakit difteri ini lebih
khas, biasanya tidak terlalu tinggi namun disertai dengan badan yang terasa lemas.

3. Gambar perbandingan tenggorokan yang terkena difteri, radang


tenggorokan dan amandel
Berikut ini adalah beberapa contoh gambar tenggorokan orang yang terkena difteri,
radang tenggorokan, maupun radang amandel atau tonsilitis:

Keterangan: Selaput pseudomembran pada tenggorokan orang yang terkena penyakit difteri
Keterangan: Contoh foto radang tenggorokan
Keterangan: Contoh gambar tenggorokan orang yang terkena tonsilitis atau radang amandel

4. Perbedaan tingkat bahaya


Dari segi tingkat bahayanya, difteri jauh lebih berbahaya bila dibandingkan dengan
radang tenggorokan dan amandel.

Awalnya ketiga penyakit tersebut memang memiliki gejala akut yang mirip, namun
ditingkat yang lebih parah difteri dapat menyerang bagian lain selain tenggorokan.

Difteri dapat menyerang selaput lendir (mukus) pada saluran pernapasan seperti
tenggorokan, hidung, dan masuk kedalam bagian tubuh lain yang terdapat selaput
lendirnya.

Bakteri difteri juga menghasilkan racun berbahaya yang bernama exotoxin, racun
inilah yang sifatnya mematikan.

Racun exotoxin dapat merusak sel-sel sehat. Ia juga dapat terbawa ke dalam aliran
darah dan menyerang organ-organ vital yang lain.

Jika eksotosin terbawa oleh darah dan masuk ke dalam jantung maka dapat
menyebabkan kerusakan pada otot jantung (miokarditis) yang dapat berujung pada
gagal jantung (kematian).

Eksotosin juga dapat menyebabkan neuritis atau kerusakan sel-sel saraf yang dapat
menyebabkan gangguan pengelihatan, kerusakan sistem pernapasan, hingga gagal
napas yang berujung pada kematian.
Sedangkan radang tenggorokan hanya menyerang rongga mulut dan tenggorokan,
dan tonsilitis hanya menyerang kelenjar amandel.

Namum kedua penyakit ini juga tidak boleh disepelekan. Tonsilitis yang parah juga
dapat menyebabkan nyeri dan kelemahan otot serta kesulitan bernapas.

5. Perbedaan cara pengobatan


Pengobatan difteri

Pengobatan penyakit difteri dilakukan dalam 2 hal. Yang pertama adalah


memberikan antitoksin untuk menetralkan racun difteri, dan antibiotik untuk
mematikan bakterinya. Antibiotik yang biasa digunakan yaitu erythromycin dan
penicillin.

Difteri harus mendapatkan penangangan secara medis di rumah sakit, tidak bisa
diobati sendiri. Pengobatan difteri dilakukan secara agresif dengan injeksi
antitoksin untuk menetralisir toksin difteri agar tidak menimbulkan kerusakan yang
lebih parah.

Penderita difteri juga harus diisolasi agar tidak menularkan kuman kepada orang
lain.

Pengobatan radang tenggorokan biasa

Radang tenggorokan ringan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya. Begitu pula
radang tenggorokan yang terjadi akibat flu, seiring dengan menguatnya daya tahan
tubuh dan flu mereda maka radang tenggorokan bisa hilang dengan sendirinya.

Jika radang tenggorokan disebabkan oleh infeksi bakteri maka harus diobati
dengan antibiotik, Anda harus mendapatkan resepnya dari dokter.

Salah satu antibiotik yang cukup terkenal yaitu FG Troches Meiji, namun obat ini
tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Harus dikonsumsi sesuai dengan dosis dan
resep dari dokter.

Saat sedang mengalami radang tenggorokan ini Anda juga disarankan untuk
mengonsumsi makanan yang lunak dan tidak berminyak, cukupi kebutuhan cairan,
dan konsumsi vitamin C untuk menaikkan daya tahan tubuh.

Orang yang mengalami radang tenggorokan biasa tidak perlu diisolasi.

Pengobatan tonsilitis atau radang amandel

Penyakit tonsilitis ringan bisa disembuhkan dengan antibiotik atau obat apotik
amandel yang banyak dijual secara bebas. Khusus untuk obat antibiotik, Anda harus
mendapatkan resepnya dari dokter.

Biasanya dokter akan menguji sampel jaringan untuk mengetahui jenis


penyebab/infeksinya terlebih dahulu baru kemudian meresepkan obatnya.

Untuk jenis tonsilitis yang kronis bisa diobati dengan melakukan operasi
pengangkatan amandel.

6. Perbedaan cara pencegahan


Pencegahan difteri

Karena difteri disebabkan oleh jenis bakteri yang spesifik yaitu Corynebacterium
diphtheriae maka cara pencegahan yang paling efektif adalah dengan melakukan
imunisasi.

Orang yang sudah diimunisasi difteri akan menjadi kebal terhadap penyakit
tersebut, kalaupun tetap terkena maka penyakitnya tidak terlalu parah. Untuk
memahami lebih jauh mengenai hal ini, beberapa artikel ini akan membantu Anda:
Manfaat Dan Efek Samping Imunisasi Difteri

Jadwal Dan Usia Yang Tepat Untuk Imunisasi Difteri

Pencegahan radang tenggorokan dan amandel

Radang tenggorokan dan tonsilitis bisa dicegah dengan menjaga daya tahan tubuh,
mengonsumsi makanan yang sehat, memenuhi kebutuhan cairan tubuh, konsumsi
vitamin C, dan menghindari konsumsi makanan yang mengandung bahan kimia dan
pemanis buatan, serta tidak merokok.

Kesimpulan
Membedakan penyakit difteri, radang tenggorokan, dan tonsilitis terkadang cukup
sulit dilakukan karena gejala awal yang ditimbulkan hampir sama.

Apabila Anda ragu dengan jenis sakit tenggorokan yang sedang Anda alami
sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Jika menemukan ciri spesifik seperti munculnya selaput putih saat mengalami sakit
tenggorokan maka segeralah pergi ke dokter, jangan ditunda-tunda.

Melakukan imunisasi adalah langkah yang bijak untuk mencegah penyakit difteri.

***

Bagikan artikel ini kepada orang-orang terdekat Anda. Sharing is caring!

——————————

Referensi:

https://www.webmd.com/oral-health/guide/tonsillitis-symptoms-causes-and-

También podría gustarte