Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
ABSTRAK
Pertambahan jumlah penduduk membutuhkan perluasan lahan sebagai wadah aktivitas yang
nantinya tumbuh dan berkembang. Apabila tidak diatasi, maka akan menimbulkan alih fungsi
lahan pertanian produktif. Tujuan dari penelitian ini yaitu pembangunan sistem komputerisasi
untuk penentuan status daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan dan mengidentifikasi
keseimbangan lahan disetiap kecamatan di Kabupaten Ponorogo tahun 2010 dan memprediksi
perubahan status daya dukung neraca lahan tahun 2030. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode analisis deskripsi dengan menyusun model matematik ke dalam software Visual
Basic 6.0. Hasil penelitian yaitu berdasarkan beda hasil simulasi dan hasil yang menunjukkan
perbedaan terbesar 2.68 % serta uji regresi yang menunjukkan nilai R 2 = 0,6 - 1sehingga dapat
dinyatakan bahwa sistem komputerisasi yang disusun layak diterapkan. Kondisi pada tahun
2010 menunjukkanterdapat 12 wilayah administrasi kecamatan di Kabupaten Ponorogo dalam
keadaan surplus dan 9 kecamatan dalam keadaan defisit, perubahan status terjadi pada tahun
2030 yaitu terdapat 16 kecamatan dalam keadaan surplus dan 5 kecamatan dalam keadaan
defisit.
Abstract
20000
6.0
15000 y = 1x + 0,007
R² = 1
Hasil VB
10000
5000
Hasil VB 6.0
10000 y = 0,985x + 182,9
Gambar 2.Tampilansistem komputerisasi
8000 R² = 0,993
keseimbangan lahan
6000
Cara Pengoperasian sangat mudah, 4000
entry atau masukkan nama kecamatan, total
2000
nilai produksi, harga beras, total beras dari
padi sawah dan ladang, luas panen padi, 0
dan jumlah penduduk kecamatan tersebut. 0 5000 10000 15000
Setelah selesai memasukkan data,
selanjutnya tekan hitung dan akan Hasil MS. Excel
memperoleh hasil keluaran berupa nilai (b)
ketersediaan lahan, nilai kebutuhan lahan, 20000
6.0
nilai status daya dukung lahan, dan status 15000 y = 1,002x - 6,866
daya dukung lahan. Setelah mendapatkan
R² = 0,999
Hasil VB
variabel dependen dengan kata lain Sedangkan hasil aplikasi sistem dalam
perhitungan menggunakan sistem penentuan daya dukung lingkungan
komputerisasi keseimbangan lahan semakin berbasis neraca lahan di Kabupaten
tepat dan akurat sehingga dapat digunakan Ponorogo Tahun 2010 dapat dilihat pada
lebih lanjut untuk menghitung nilai tabel3.
ketersediaan (supply), kebutuhan (demand),
Tabel 3.Hasil Penerapan Sistem padaTahun
dan nilai status daya dukung lahan pada
2010.
tahun 2030.
K SL DL N S
T
Hasil Penerapan Sistem Komputerisasi
Ngrayun 10080.120 14037.670 3957.550 D
Neraca Lahandan Analisa Slahung 16314.268 14057.143 2257.124 S
Tahapan ini meliputi perhitungan langsung Bungkal 10262.707 8235.787 2026.920 S
terhadap parameter-parameter yang telah di Sambit 9401.486 8578.486 823.081 S
dapatkan dan telah melalui pengujian.Hasil Sawoo 10632.557 13753.620 3121.063 D
yang diperoleh tentunya merupakan hasil Sooko 10775.379 5177.761 5597.618 S
akhir yang memiliki tingkat perbedaan Pudak 8745.472 2168.409 6577.063 S
Pulung 17134.495 11179.842 5954.654 S
terkecil dibandingkan dengan perhitungan
Mlarak 7672.117 9267.212 1595.095 D
manual. Tahapan analisa adalah Siman 7798.442 10522.120 2723.678 D
mendeskripsikan hasil simulasi sistem, Jetis 5957.051 6655.413 698.362 D
kemudian menganalisis seberapa besar Balong 10887.311 10509.865 377.447 S
perbedaan hasil simulasi dan mencari faktor Kauman 9528.871 9039.270 489.601 S
yang berpengaruh. Perbedaan persentase Jambon 9881.856 9734.431 147.424 S
kebutuhan lahan hasil simulasi dan hasil Badegan 7424.312 7263.078 161.233 S
Sampung 9014.086 10606.472 1592.286 D
manual dapat dilihat pada Tabel 2.
Sukorejo 15580.863 13237.264 2343.599 S
Tabel 2. Persentase perbedaan Ponorogo 4510.471 19278.783 14768.312 D
kebutuhanlahan hasil simulasi dan hasil Babadan 10618.616 15652.256 5033.640 D
manual. Jenangan 12397.149 13080.882 683.732 D
K HM HS % Ngebel 7159.648 4732.863 2426.785 S
Ngrayun 13859 14037.67 1.326 Keterangan : SL : nilai ketersediaan ; DL : nilai kebutuhan ; N :
nilai status DDL ; ST : status DDL ; S : surplus ; D : defisit
Slahung 13794.76 14057.14 1.902
Bungkal 8217.60 8235.79 0.221 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 21
Sambit 8535.84 8578.486 0.504 Kecamatan di Kabupaten Ponorogo untuk
Sawoo 13674 13753.620 0.582
kondisi pada tahun 2010 terdapat 12 wilayah
Sooko 5224.08 5177.761 0.887
Pudak 2134.32 2168.409 0.748 administrasi kecamatan dalam keadaan
Pulung 11038.32 11179.842 1.282 surplus dan 9 kecamatan dalam keadaan
Mlarak 9395.88 9267.212 1.370 defisit. Kecamatan Pudak memiliki nilai
Siman 10413.75 10522.120 1.041 status daya dukung surplus tertinggi
Jetis 6681.27 6655.413 0.387 dengan nilai sebesar 6577.063 ha.Hal ini
Balong 10391.25 10509.865 1.141
dikarenakan Kecamatan Pudak mempunyai
Kauman 8803.30 9039.270 2.680
Jambon 9732.25 9734.431 0.022
komuditas pangan yang sangat tinggi.Status
Badegan 7270.50 7263.078 0.102 daya dukung defisit tertinggi yaitu
Sampung 10395.05 10606.472 2.034 Kecamatan Ponorogo dengan nilai 14768.312
Sukorejo 13382.28 13237.264 1.083 ha.Kecamatan Ponorogo sangat rendah
Ponorogo 19338.54 19278.783 0.309 untuk komoditas pangan dan memiliki
Babadan 15653.75 15652.256 0.009 jumlah penduduk yang sangat tinggi
Jenangan 12877 13080.882 1.583
Ngebel 4774.75 4732.863 0.877
dikarenakan Kecamatan Ponorogo
Keterangan :K : kecamatan ;HM : hasil manual ; HS : merupakan pusat kota.Pada penelitian
hasil sistem. terdahulu (Wayan et al, 2013), menunjukkan
bahwa Kabupaten Bali berstatus surplus
Perbedaan terbesar hasil manual dan dengan nilai ketersediaan lahan 167947.58
hasil sistem adalah 2.68% sehingga sistem Ha, kebutuhan lahan 74173.77 Ha, dan nilai
komputer yang disusun bisa digunakan status daya dukung surplus 93773.81 Ha.
untuk perhitungan daya dukung
lingkungan berbasis neraca lahan atau Hasil Penerapan Sistem Komputerisasi
sistem komputer dapat diterapkan. Neraca Lahan untuk Prediksi Tahun 2030
34
Saputro, et al. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan