Está en la página 1de 4

Judul : PEDOMAN TATA RUANG DAN PERABOT PERPUSTAKAAN UMUM

Pengarang : Ernanin Paramita Atmodiwirjo; Yandi Andri Yatmo; editor, Sri Sumekar; Indah
Wuryani; katapengantar, Supriyanto.
Sumber : Perpustakaan Nasional RI, 2009.

Prinsip-prinsip dasar yang perlu


diketahui dalam mengembangkan desain ruang perpustakaan umum :

 Perpustakaan umum menawarkan citra lingkungan yang menyengankan


 Perpustakaan umum merupakan pusat kegiatan masyarakat
 Perpustakaan umu mengutamakan kenyamanan bagi pengguna
 Perpustakaan umum terbuka bagi siapapun
 Perpustakaan umum memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan
 Peprustakaan umum adalah bersama masyarakat

Akses ke perpustakaan umum :

 Mudah dijangkau oleh masyarakat


 Lokasi yang jauh dari kebisingan atau keramaian
 Ditempatkan pada lokasi yang mudah untuk diakses oleh masyarakat
 Ditempatkan dekat dengan pusat kegiatan masyarakat lainnya.

Citra Perpustakaan Masa Kini

 Sebuah perpustakaan umum masa kini perlu berperan sebagai sebuah 'icon' atau
'landmark' dari sebuah wilayah, sehingga menjadi identitas yang penting dari wilayah
tersebut
 Mempertahankan Citra kebudayaan lokal
 Tampilan dari perpustakaan umum perlu memberikan kesan ramah dan terbuka

Kebutuhan Ruang dalam Perpustakaan Umum

Secara umum minimum luas ruang yang dibutuhkan untuk sebuah perpustakaan umum
adalah sebagai berikut;
 Perpustakaan kabupaten/kota : minimum 600 m
 Perpustakaan kecamatan : minimum 120 m
 Perpustakaan kelurahan/desa : minimum 80 m

Pada dasarnya setiap perpustakaan umum terdiri dari beberapa


kelompok ruang;

 Ruang koleksi, dengan ragam jenis koleksi yang terdiri dari koleksi tercetak untuk
umum, remaja, anak-anak, koleksi rujukan (referensi), koleksi majalah dan surat
kabar, serta koleksi
 Ruang pemanfaatan koleksi, baik berupa ruang baca ataupun ruang pemanfaatan
koleksi pandang dengar dan perpustakaan digital. Pada perpustakaan umum yang
menggunakan sistem terbuka (open access), maka ruang pemanfaatan koleksi ini tidak
perlu dipisahkan dengan ruang koleksi.
 Ruang kerja petugas, yang disesuaikan dengan besarnya perpustakaan, jumlah
petugas yang ada dan jenis layanan yang diberikan di perpustakaan tersebut.
 Ruang penunjang, yang terdiri dari WC, gudang, lobi, ruang pamer dan ruang
pertemuan untuk kegiatan-kegiatan insidentil.

Prinsip Umum Penempatan Ruang

 Sistem terbuka (open access)


Perpustakaan umum menggunakan sistem terbuka (open access) di mana pengunjung
dapat mencari sendiri koleksi dan memanfaatkannya, sehingga tidak diperlukan
adanya pemisahan antara area koleksi dan area pemanfaatan koleksi seperti ruang
baca dan ruang multimedia.
 Penempatan menurut karakteristik kelompok pengguna
Pengguna perpustakaan umum terdiri dari berbagai kelompok masyarakat dengan
berbagai tujuan.

 Penempatan area anak, remaja dan dewasa


Penempatan ruang perlu mempertimbangkan pemisahan antara area untuk kelompok
usia yang berbeda, sehingga tidak saling mengganggu.

 Pemisahan area layanan perpustakaan dan area kegiatan insidentil


Pada perpustakaan yang menyediakan fasilitas untuk kegiatan insidentil, seperti ruang
pertemuan, lobi dan ruang pameran, penempatan ruang harus diupayakan agar
kegiatan insidentil tidak mengganggu kenyamanan pengguna layanan perpustakaan
sehari-hari.

 Penempatan Ruang Penunjang


Ruang-ruang penunjang harus mudah dicapai oleh pemakainya dan sesuai dengan
karakteristik kegiatan yang didukungnya (Area servis)

Contoh Tata Ruang Perpustakaan Umum


MEMENUHI KENYAMANAN PENGGUNA
Pencahayaan
Ruang perpustakaan membutuhkan pencahayaan yang merata pada seluruh area, baik
pada area koleksi maupun pada area membaca.
 Penggunaan sumber cahaya alami perlu dimaksimalkan untuk memberikan
penerangan pada siang hari.
 Cahaya matahari yang masuk melalui bukaan jendela harus dapat menyinari ruangan
tanpa terhalang.
 Penggunaan sumber cahaya buatan dapat diterapkan pada saat tertentu, misalnya saat
hari mendung atau hujan.
 Penempatan sumber cahaya harus mempertimbangkan penataan koleksi di dalam
ruang perpustakan. Pencahayaan pada ruang perpustakaan harus diatur sedemikian
rupa agar tidak terjadi 'glare' atau silau yang mengganggu kenyamanan pengguna.

Pengudaraan
 Idealnya sebuah ruang perpustakaan memiliki suhu ruang 20-24°C dan kelembaban
berkisar 40-60%.
 Pengudaraan alami dapat diupayakan melalui bukaan jendela atau lubang ventilasi
yang memadai.
 Pengudaraan buatan dapat diterapkan dengan memanfaatkan kipas angin atau exhaust
van yang dapat membantu pertukaran udara dalam ruangan. Bila memungkinkan AC
juga dapat digunakan untuk mencapai suhu udara yang diinginkan.
 penempatan perabot dan benda-benda lain dalam ruangan perlu dipertimbangkan agar
tidak enghalangi aliran angin dalam ruangan.

Warna
 Warna yang dipilih harus sesuai dengan jiwa pengguna perpustakaan. Perpustakaan
umum digunakan oleh pengguna dari berbagai kelompok usia, oleh karena itu perlu
dipertimbangkan warna-warna yang digunakan pada setiap bagian ruang
perpustakaan.
 Ruang perpustakaan umum dapat menggunakan warna-warna netral seperti putih dan
krem, serta warna alami kayu yang cukup terang untuk digunakan pada sebagian
ruang atau perabot.
 Ruang perpustakaan dapat menggunakan lebih dari satu warna yang dipadukan untuk
mewarnai berbagai bagian perpustakaan.
 Warna-warna yang perlu dihindari adalah warna-warna yang terlalu terang atau
menyilaukan, karena akan mengganggu kenyamanan dalam membaca dan mengakses
informasi lain.
 Pada perpustakaan umum yang cukup luas, warna dapat digunakan untuk menandai
bagian perpustakaan yang berbeda.
 Penggunaan warna dapat dilakukan pada berbagai bagian ruang perpustakaan, yaitu
pada pada dinding, lantai, langit-langit serta perabot yang ada dalam ruang.

También podría gustarte