Está en la página 1de 4

PENULISAN ILMIAH

“ESSAY”
Dosen: Ns. Herman, M.Kep

DISUSUN OLEH:
Nurul Hafiza I1031151018

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016
Pengaruh Penanganan Nonfarmakologis dengan Terapi Musik
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasca Bedah Pada Anak
Usia Sekolah Di RSUD Tugurejo Semarang

Pembedahan merupakan tindakan medis dalam melakukan penanganan


menggunakan cara invasif yaitu membuka bagian tubuh dengan membuat sayatan
menggunakan peralatan medis yang sesuai, kemudian diakhiri dengan penjahitan
luka sayatan, sehingga bagian tubuh yang disayat bisa diperbaiki kembali.
Tindakan pembedahan selalu berhubungan dengan teknik sayatan yang menjadi
trauma bagi penderita sehingga menimbulkan keluhan, salah satu keluhannya
yaitu nyeri.
Nyeri merupakan sensasi ataupun perasaan yang tidak menyenangkan,
karena adanya kerusakan jaringan baik secara potensial maupun aktual. Nyeri
setelah pembedahan (pasca bedah) merupakan hal yang paling dicemaskan pasien
setelah melakukan pembedahan pada bagian tubuhnya. Nyeri setelah pembedahan
tersebut disebut juga nyeri akut akibat bekas sayatan di bagian tubuh pasien.
Bagaimanapun kondisi nyeri tersebut harus diatasi, karena setiap pasien
membutuhkan kenyamanan dalam aktivitas dan istirahatnya. Dalam jangka waktu
yang lama, pada tingkatan tertentu sensasi nyeri bisa mengganggu pergerakan
pasien, dan kebutuhan dasarnya juga terganggu seperti makan dan tidur.
Adapun beberapa cara untuk menangani nyeri yaitu bisa dengan
farmakologis maupun nonfarmakologis. Secara farmakologis bisa menggunakan
obat-obatan analgesik dan penenang dalam menangani nyeri yang dialami,
sedangkan teknik nonfarmakologis bisa menggunakan kompres panas/dingin,
relaksasi, distraksi, imajinasi terbimbing, akupunktur, massage, dan terapi musik
dalam penanganan nyeri. Teknik nonfarmakologis bisa digunakan bersamaan
dengan teknik farmakologis dalam mengatasi nyeri akut yang dialami, karena
mungkin bisa mengurangi jumlah pemberian obat analgesik yang diperlukan.
Pada anak usia sekolah yang dirawat di RSUD Tugurejo Semarang pasca
pembedahan pasti merasakan keluhan nyeri akut. Penanganan nyeri yang
dialaminya bisa dilakukan dengan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
pemberian obat analgesik, seperti menggunakan terapi musik atau mendengarkan
musik secara langsung ataupun menggunakan alat pendengar musik yaitu headset.
Terapi musik merupakan terapi menggunakan elemen musik untuk
mempertahankan, meningkatkan, dan mengembalikan kesehatan fisik, mental,
emosional, maupun spiritual. Dengan mendengarkan musik secara terus-menerus
dapat membantu tubuh menjadi rileks baik fisik maupun mental, sehingga dapat
membantu dalam penyembuhan dan pencegahan nyeri.
Musik sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang, karena dapat
memberikan kenyamanan, rileks, dan perasaan yang menyenangkan. Selain
sebagai hiburan, musik juga dapat menghilangkan stres, depresi, maupun nyeri
yang dialami. Sementara itu, musik juga sudah terbukti dapat menurunkan denyut
jantung, hal ini dapat membantu menenangkan dan merangsang bagian otak yang
berkaitan dengan aktivitas emosional dan saat tidur.
Kebanyakan para ahli meyakini terapi musik khususnya musik klasik
dapat membantu mengatasi nyeri akut yang dialami pasca pembedahan. Terapi
musik klasik dapat merangsang peningkatan hormon endorfin yang memiliki efek
relaksasi pada tubuh, sehingga intensitas nyeri bisa berkurang.
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penanganan
nyeri pada pasien anak (usia sekolah) pasca pembedahan yang dirawat di RSUD
Tugurejo Semarang sangat efektif dilakukan dengan teknik nonfarmakologis yaitu
dengan terapi musik khususnya musik klasik, sehingga dapat mengurangi
pemberian obat analgesik (teknik farmakologis) dalam mengatasi nyeri yang
dialami pasien tersebut. Terapi musik yang dilakukan dapat memberikan
ketenangan, dan perasaan yang menyenangkan bagi pasien pasca pembedahan,
sehingga intensitas nyeri yang dialami bisa berkurang. Dalam penanganan nyeri
pada pasien anak (usia sekolah) pasca pembedahan bisa dilakukan dengan teknik
nonfarmakologis khususnya terapi musik yang bisa dijadikan sebagai rencana
intervensi keperawatan, manajemen nyeri, dan menjadi salah satu standar
operasional prosedur bagi perawat di suatu instansi pelayanan kesehatan.
Referensi

Betz, C. L., & Sowden, L. A. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5.
Jakarta: EGC.
Gilar, M. F., Armiyati, Y., & Arif, S. (2014). Perbedaan Efektifitas Terapi Musik
Klasik dan Terapi Imajinasi Terbimbing Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Pasca Bedah Mayor Abdomen Di RSUD Tugurejo Semarang.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan , 1-9.

También podría gustarte