Está en la página 1de 14

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian


5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kedai Durian Medan yang beralamat di
Jalan Brigjen Zein Hamid Km 8,2 Gang Sari, Kecamatan Medan Johor.
5.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Responden paling banyak berusia 60-70 tahun yaitu 53 orang (55%), dan
paling sedikirusia 71-80 tahun (Tabel 5.1)
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi (orang) Persentase
60-70 53 55.2
71-80 43 44.8
Total 96 100

5.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pernikahan


Responden paling banyak dengan status menikah yaitu 52 orang (54%), dan
paling sedikit berstatu janda 44 orang (45%) berusia (Tabel 5.2).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Status Frekuensi (orang) Persentase
Menikah 52 54.2
Janda 44 45.8
Total 96 100

5.1.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan


Responden paling banyak dengan pendidikan SD yaitu 48 orang (54%), SMP
sebanyak 32 orang (33%) dan paling sedikit SMA sebanyak 16 orang (16%) (Tabel
5.3).

34
35

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan


Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase
SD 48 50
SMP 32 33.3
SMA 16 16.7
Total 96 100

5.1.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan


Responden paling banyak tidak bekerja ebanyak 60 orang (62%), buruh
sebanyak 20 orang (20%), sebagai pensiunan dan lainnya masing-masing sebanyak 8
orang (8%) (Tabel 5.4).
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase
Pensiun 8 8.3
Buruh 20 20.8
Tidak Bekerja 60 62.5
Lainnya 8 8.3
Total 96 100

5.1.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Hipertensi


Responden paling banyak mengalami hipertensi > 6 tahun sebanyak 76 orang
(79%), dan < 6 tahun sebanyak 20 orang (21%) (Tabel 5.5).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Hipertensi

Lama Hipertensi frekuensi (orang) Persentase


> 6 tahun 76 79.2
< 6 tahun 20 20.8
Total 96 100
36

5.1.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keterarturan Minum Obat


Responden paling banyak tidak teratur minum obat sebanyak 64 orang (67%),
dan yang teratur sebanyak 32 orang (33%) (Tabel 5.6).
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keteraturan Minum Obat
Keteraturan Frekuensi (orang) Persentase
Teratur 32 33.3
Tidak Teratur 64 66.7
Total 96 100

5.1.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fungsi Sosial


Responden paling banyak memiliki fungsi social yang baik sebanyak 83 orang
(86%), dan yang buruk sebanyak 13 orang (13%) (Tabel 5.7).
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fungsi Sosial
Fungsi Sosial Frekuensi (orang) Persentase
Baik 83 86.5
Buruk 13 13.5
Total 96 100

5.1.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fungsi Psikologi


Responden paling banyak memiliki fungsi psikologi yang baik sebanyak 82
orang (85%), dan yang buruk sebanyak 14 orang (14%) (Tabel 5.8).
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fungsi Psikologi
Fungsi Psikologi Frekuensi (orang) Persentase
Baik 82 85.4
Buruk 14 14.6
Total 96 100
37

5.1.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fungsi Fisik


Responden paling banyak memiliki fungsi fisik buruk sebanyak 64 orang
(67%), dan yang baik sebanyak 32 orang (33%) (Tabel 5.9).
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fungsi Fisik
Fungsi Fisik Frekuensi (orang) Persentase
Baik 32 33.3
Buruk 64 66.7
Total 96 100

5.1.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bahasan Spesifik


Responden paling bahasan spesifik yang baik sebanyak 91 orang (95%), dan
yang buruk sebanyak 5 orang (5%) (Tabel 5.10).
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bahasan Spesifik
Bahasan Spesifik Frekuensi (orang) Persentase
Baik 91 94.8
Buruk 5 5.2
Total 96 100
38

5.1.12 Karakteritik Umum Kualitas Hidup Lansia di Puskesmas Kedai Durian


Medan

Responden karakteristik berdasarkan umur 60-70 tahun dengan fungsi


sosial dalam kategori baik sebnyak 50 orang dan buruk 3 orang. Fungsi
psikologi dalam kategori baik sebanyak 42 orang, dan buruk 11 orang. Fungsi
fisik sebanyak 19 orang dalam kategori baik, 30 yang buruk. Bahasan Spesifik
hipertensi sebanyak 50 orang baik, 3 orang buruk. Responden karakteristik
berdasarkan umur 71-80 tahun dengan fungsi sosial dalam kategori baik
sebanyak 41 orang dan buruk 2 orang. Fungsi psikologi dalam kategori baik
sebanyak 40 orang, dan buruk 3 orang. Fungsi fisik sebanyak 13 orang dalam
kategori baik, 34 yang buruk. Bahasan Spesifik hipertensi sebanyak 41 orang
baik, 2 orang buruk.
Responden karakteristik berdasarkan jenis kelamin perempuan dengan
fungsi sosial dalam kategori baik sebanyak 62 orang dan buruk 3 orang. Fungsi
psikologi dalam kategori baik sebanyak 60 orang, dan buruk 12 orang. Fungsi
fisik sebanyak 20 orang dalam kategori baik, 52 yang buruk. Bahasan Spesifik
hipertensi sebanyak 67 orang baik, 5 orang buruk. Responden karakteristik
berdasarkan jenis kelamin laki-laki dengan fungsi sosial dalam kategori baik
sebanyak 21 orang dan buruk 10 orang. Fungsi psikologi dalam kategori baik
sebanyak 2 orang, dan buruk 22 orang. Fungsi fisik sebanyak 12 orang dalam
kategori baik, 12 yang buruk. Bahasan Spesifik hipertensi sebanyak 24 orang
baik.
Responden karakteristik berdasarkan status menikah dengan fungsi
sosial dalam kategori baik sebanyak 45 orang dan buruk 7 orang. Fungsi
psikologi dalam kategori baik sebanyak 41 orang, dan buruk 11 orang. Fungsi
fisik sebanyak 20 orang dalam kategori baik, 32 yang buruk. Bahasan Spesifik
hipertensi sebanyak 49 orang baik, 3 orang buruk. Responden karakteristik
berdasarkan status janda/duda dengan fungsi sosial dalam kategori baik
39

sebanyak 38 orang dan buruk 6 orang. Fungsi psikologi dalam kategori baik
sebanyak 41 orang, dan buruk 3 orang. Fungsi fisik sebanyak 12 orang dalam
kategori baik, 32 yang buruk. Bahasan Spesifik hipertensi sebanyak 42 orang
baik dan 2 orang yang buruk.
Responden karakteristik berdasarkan pendidikan SD dengan fungsi
sosial dalam kategori baik sebanyak 41 orang dan buruk 7 orang. Fungsi
psikologi dalam kategori baik sebanyak 41 orang, dan buruk 7 orang. Fungsi
fisik sebanyak 20 orang dalam kategori baik, 28 yang buruk. Bahasan Spesifik
hipertensi sebanyak 47 orang baik, 1 orang buruk. Responden karakteristik
berdasarkan pendidikan SMP dengan fungsi sosial dalam kategori baik
sebanyak 29 orang dan buruk 3 orang. Fungsi psikologi dalam kategori baik
sebanyak 27 orang, dan buruk 5 orang. Fungsi fisik sebanyak 4 orang dalam
kategori baik, 28 yang buruk. Bahasan Spesifik hipertensi sebanyak 28 orang
baik dan 4 orang yang buruk. Responden karakteristik berdasarkan pendidikan
SMA dengan fungsi sosial dalam kategori baik sebanyak 13 orang dan buruk 3
orang. Fungsi psikologi dalam kategori baik sebanyak 14 orang, dan buruk 2
orang. Fungsi fisik sebanyak 8 orang dalam kategori baik, 8 yang buruk.
Bahasan Spesifik hipertensi sebanyak 16 orang baik.
Responden karakteristik berdasarkan pekerjaan pensiun dengan fungsi
sosial dalam kategori baik sebanyak 6 orang dan buruk 2 orang. Fungsi
psikologi dalam kategori baik sebanyak 7 orang, dan buruk 1 orang. Fungsi
fisik sebanyak 4 orang dalam kategori baik, 4 yang buruk. Bahasan Spesifik
hipertensi sebanyak 8 orang baik. Responden karakteristik berdasarkan
pekerjaan lainnya dengan fungsi sosial dalam kategori baik sebanyak 17 orang
dan buruk 3 orang. Fungsi psikologi dalam kategori baik sebanyak 16 orang,
dan buruk 4 orang. Fungsi fisik sebanyak 12 orang dalam kategori baik, 8 yang
buruk. Bahasan Spesifik hipertensi sebanyak 19 orang baik dan 1orang yang
buruk.
40

Responden karakteristik berdasarkan status tidak bekerja dengan


fungsi sosial dalam kategori baik sebanyak 53 orang dan buruk 7 orang. Fungsi
psikologi dalam kategori baik sebanyak 52 orang, dan buruk 8 orang. Fungsi
fisik sebanyak 12 orang dalam kategori baik, 48 yang buruk. Bahasan Spesifik
hipertensi sebanyak 56 orang baik, 4 orang buruk. Responden karakteristik
berdasarkan bekerja ssebagai buruh dengan fungsi sosial dalam kategori baik
sebanyak 7 orang dan buruk 1 orang. Fungsi psikologi dalam kategori baik
sebanyak 7 orang, dan buruk 1 orang. Fungsi fisik sebanyak 4 orang dalam
kategori baik, 4 yang buruk. Bahasan Spesifik hipertensi sebanyak 8 orang
baik.
Responden karakteristik berdasarkan lama hipertensi ≥ 6 tahun dengan
fungsi sosial dalam kategori baik sebanyak 66 orang dan buruk 10 orang.
Fungsi psikologi dalam kategori baik sebanyak 65 orang, dan buruk 11 orang.
Fungsi fisik sebanyak 33 orang dalam kategori baik, 42 yang buruk. Bahasan
Spesifik hipertensi sebanyak 72 orang baik, 1 orang buruk. Responden
karakteristik berdasarkan lama hipertensi ≤ 6 tahun dengan fungsi sosial dalam
kategori baik sebanyak 17 orang dan buruk 3 orang. Fungsi psikologi dalam
kategori baik sebanyak 17 orang, dan buruk 3 orang. Fungsi fisik sebanyak 20
yang buruk. Bahasan Spesifik hipertensi sebanyak 19 orang baik.
Responden karakteristik berdasarkan teratur minum obat dengan
fungsi sosial dalam kategori baik sebanyak 28 orang dan buruk 9 orang. Fungsi
psikologi dalam kategori baik sebanyak 27 orang, dan buruk 5 orang. Fungsi
fisik sebanyak 8 orang dalam kategori baik, 24 yang buruk. Bahasan Spesifik
hipertensi sebanyak 30 orang baik, 2 orang buruk. Responden karakteristik
berdasarkan tidak teratur minum obat dengan fungsi sosial dalam kategori baik
sebanyak 55 orang dan buruk 4 orang. Fungsi psikologi dalam kategori baik
sebanyak 55 orang, dan buruk 9 orang. Fungsi fisik sebanyak 24 orang dalam
kategori baik, 40 yang buruk. Bahasan Spesifik hipertensi sebanyak 61 orang
baik dan 3 orang yang buruk (Tabel 5.11).
41

Tabel 5.11 Karakteritik Umum Kualitas Hidup Lansia di Puskesmas Kedai Durian
Medan
Karakteristik Fungsi Sosial Fungsi Psikologi Fungsi Fisik Bahasan Spesifik
Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk
Umur
60-70 50 3 42 11 19 30 50 3
71-80 41 2 40 3 13 34 41 2
Jenis Kelamin
Perempuan 62 3 60 12 20 52 67 5
Laki-laki 21 10 2 22 12 12 24 0
Status
Menikah 45 7 41 11 20 32 49 3
Janda/Duda 38 6 41 3 12 32 42 2
Pendidikan
SD 41 7 41 7 20 28 47 1
SMP 29 3 27 5 4 28 28 4
SMA 13 3 14 2 8 8 16 0
Pekerjaan
Pensiun 6 2 7 1 4 4 8 0
Lainnya 17 3 16 4 12 8 19 1
Tidak Bekerja 53 7 52 8 12 48 56 4
Buruh 7 1 7 1 4 4 8 0
Lama Hipertensi
≥6 tahun 66 10 65 11 33 42 72 1
≤ 6 tahun 17 3 17 3 0 20 19 0
Keteraturan minum
obat
Teratur 28 9 27 5 8 24 30 2
Tidak Teratur 55 4 55 9 24 40 61 3
42

5.2 Pembahasan
Kualitas hidup lansia adalah persepsi subjektif lansia dengan hipertensi yang
mempengaruhi status kesehatan meliputi fungsi fisik, kesejahteraan psikologis dan
hubungan sosial serta kemampuan fisik yang baik, merasa cukup secara pribadi dan
masih merasa berguna, dan partisipasi dalam kehidupan sosial (Bowling, 2005; Wan
et al., 2011). Kualitas hidup lansia dengan hipertensi meliputi dimensi fungsi fisik,
dimensi kesejahteraan psikologis, dimensi hubungan sosial, serta dimensi bahasan
spesifik hipertensi. Kualitas hidup merupakan indikator penting untuk menilai
keberhasilan dari intervensi pelayanan kesehatan, baik dari segi pencegahan mapun
pengobatan (Fernandêz & Santacreu, 2012).
5.2.1 Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin
Kualitas hidup lansia di wilayah rural yang rendah dapat disebabkan oleh
karakteristik responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden adalah perempuan (75%). Hal ini sejalan dengan penelitian ari tahun 2017
yang menyatakan bahwa n hampir seluruh responden (82,4%) berjenis kelamin
perempuan. Menurut Moons et al., (2004) gender adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup. Bain et al., (2003) juga menemukan bahwa kualitas
hidup laki-laki cenderung lebih baik daripada kualitas hidup perempuan. Hal ini
disebabkan laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam peran serta akses dan
kendali terhadap berbagai sumber sehingga kebutuhan/ hal-hal yang penting bagi
laki-laki dan perempuan juga akan berbeda.
5.2.2 Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Pendidikan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar reponden
berpendidikan SD (50%). Hal ini sejalan dengan penelitian Sari tahun 2017 yang
menyatakan bahwa sebagian besar (64,7%) berpendidikan SD. Kualitas hidup akan
meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh
individu, serta penelitian Noghani, Asghapur, dan Safa (2007) yang menemukan
adanya pengaruh positif dari pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif, meskipun
tidak signifikan. Kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya
43

tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu. Tingginya resiko kualitas hidup
yang lebih rendah pada individu dengan pendidikan rendah disebabkan kurangnya
pengetahuan kesehatan serta kemampuan menerima informasi kesehatan
(penyuluhan) yang sulit ataupun lambat. Sejalan dengan penelitian Kivimaki (2004,
dalam Yuliarti 2007) yang menyebutkan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
gaya hidup sehat dengan tidak merokok, tidak minum alkohol, dan lebih sering
berolahraga yang merupakan upaya pencegahan terjadinya komplikasi sehingga
kualitas hidup individu yang lebih tinggi akan terjaga dengan optimal.
5.2.3 Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Pekerjaan
Hasil penelitian ini meenunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak
bekerja (62%). Hal ini sejalan dengan penelitian Sari tahun 2017 sebagian besar
(52,9%) tidak bekerja. Perbedaan kualitas hidup antara penduduk yang bekerja,
penduduk yang tidak bekerja (atau sedang mencari pekerjaan), dan penduduk yang
tidak mampu bekerja (atau memiliki disabiliti tertentu). Hal ini disebabkan pekerjaan
secara signifikan sebagai prediktor efikasi diri secara umum, atau dengan kata lain
seseorang yang bekerja memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi untuk mengatasi
masalahnya, sehingga kualitas hidup yang optimal dapat dicapai.
5.2.4 Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Lama Menderita Hipertensi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menderita
hipertensi > 6 tahun (79%). Lama menderita hipertensi dapat menyebabkan
komplikasi yang lebih berat apabila tidak segera ditangani. Dibutuhkan adaptasi gaya
hidup antara sebelum dan sesudah terdiagnosa hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Rudianto (2015) yang menyatakan bahwa semakin lama menderita
hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yang lebih berat apabila tidak segera
ditangani sehingga berpotensi menyebabkan kualitas hidup penderitanya menurun.
Johnson, Sheldon, dan Carey (2010) mengatakan lama sakit tidak menjamin
peningkatan kepatuhan pasien dalam proses pengelolaan diri.
Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Johnson,
Sheldon, dan Carey (2010), sebab responden yang lebih lama mengidap hipertensi
44

justru memiliki kualitas hidup yang lebih rendah. Hal ini disebabkan responden
belum mampu melakukan adaptasi gaya hidup antara sebelum dan sesudah
terdiagnosa hipertensi. Salah satu upaya untuk mengontrol hipertensi dan mencegah
terjadinya komplikasi hipertensi adalah menjalankan self management behaviour
(SMB) serta modifikasi gaya hidup.
5.2.5 Kualitas Hidup Lansia Berdasarkan Keteraturan Minum Obat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak rutin
menjalani pengobatan hipertensi (64%). Pada pasien dengan hipertensi namun
menjalani pengobatan yang rutin dilaporkan memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu dengan tekanan darah tidak terkontrol dan tidak dalam
pengaruh obat-obatan. Hal ini disebabkan terapi farmakologis dan non farmakologis,
kepatuhan orang dengan hipertensi dalam menjalani pengobatan dan minum obat
dapat meningkatkan kualitas hidup. Hipertensi sering dikaitkan dengan kualitas hidup
yang rendah serta menjadi faktor resiko utama terjadinya penyakit kardiovaskular
lain.
5.2.6 Kualitas Hidup Dimensi Fungsi Fisik Lansia dengan Hipertensi di
Puskesmas Kedai Durian
Hasil penelitian berdasarkan kualitas hidup dimensi fungsi fisik lansia dengan
hipertensi di Puskesmas Kedai Durian menunjukkan dalam kategori buruk (67%).
Soni (2010) mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara hipertensi dengan
kualitas hidup yang rendah, terutama pada dimensi fisik dan psikologis. Menurut
Theodorou et al., (2011) dan Dewi & Sudhana, (2013), secara fisik hipertensi yang
tidak terkontrol dan menyebabkan terjadi komplikasi yang dapat berujung pada
terjadinya morbiditas dan mortalitas diduga menjadi salah satu mekanisme dari
buruknya dimensi kesehatan fisik pada lansia dengan hipertensi. Individu dengan
hipertensi merasa tidak nyaman serta aktifitas mereka terganggu. Selain itu penderita
juga mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, depresi, cemas, dan mudah lelah
sehingga dimensi fisik kualitas hidup menjadi terganggu.
45

5.2.7 Kualitas Hidup Kesejahteraan Psikologis Lansia dengan Hipertensi di


Puskesmas Kedai Durian
Hasil penelitian berdasarkan kualitas hidup kesejahteraan psikologis lansia
dengan hipertensi di Puskesmas Kedai Durian menunjukkan dalam kategori baik
(85%). Kesejahteraan psikologis meliputi pengaruh lingkungan, pemenuhan
kebutuhan psikologis, stres dan keadaan mental, harga diri, status dan rasa hormat,
keyakinan agama, dan seksualitas. Pada masa lanjut usia, seseorang akan mengalami
perubahan dalam segi fisik, kognitif, maupun dalam kehidupan psikososialnya.
Kestabilan kesejahteraan psikologis menjadi salah satu faktor yang ikut berperan
dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis. Kesehatan psikologis mengacu pada
afek positif, spiritualitas, berfikir, belajar, memori dan konsentrasi, gambaran diri dan
penampilan, harga diri, dan afek negatif.
5.2.8 Kualitas Hidup Dimensi Hubungan Sosial Lansia dengan Hipertensi di
Puskesmas Kedai Durian
Hasil penelitian berdasarkan kualitas hidup dimensi hubungan sosial lansia
dengan hipertensi di Puskesmas Kedai Durian menunjukkan dalam kategori baik
(86%). Hal ini disebabkan karakteristik responden yang sebagian besar memiliki
pasangan hidup sehingga lansia memiliki hubungan sosial dan dukungan sosial yang
baik. Hal ini didukung oleh Huang et al., (2009) yang menyatakan bahwa individu
dengan status menikah dan memiliki pasangan hidup mendapatkan dukungan dari
pasangan maupun keluarga yang dapat berpengaruh terhadap tingginya kualitas hidup
sehingga individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada
individu yang berstatus duda/janda.
Disamping itu, tersedianya program puskesmas yang terlaksana dengan baik
untuk lansia seperti posyandu lansia, menyebabkan para lansia dapat saling
berkumpul dan berkomunikasi dengan sesama lansia. Selain itu, banyaknya kegiatan
sosial maupun keagamaan di kedua wilayah serta kekeluargaan antara sesama
keluarga dan tetangga di daerah pedesaan dan perkotaan yang memudahkan para
lansia untuk bertemu dan saling bertukar pikiran. Kualitas hidup hubungan sosial
46

dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan perhatian dari pasangan hidup,


keluarga, caregiver, dan orang-orang disekitarnya.
5.2.9 Kualitas Hidup Dimensi Bahasan Spesifik Lansia dengan Hipertensi di
Puskesmas Kedai Durian
Hasil penelitian berdasarkan kualitas hidup dimensi bahasan spesifik lansia
dengan hipertensi di Puskesmas Kedai Durian menunjukkan dalam kategori baik
(95%). Kualitas hidup dimensi spesifik hipertensi yang baik dapat tercapai dan
terpelihara jika pasien dapat mengontrol penyakitnya secara teratur. Dengan rutin
mengkonsumsi obat anti-hipertensi dan diet secara tepat serta kemampuan
mengontrol emosi yang baik, gejala fisik maupun psikologis dapat berkurang dan
timbulnya komplikasi cenderung menurun, sehingga kualitas hidup lansia dapat
meningkat.

Pada penelitian ini masih ditemukan kualitas hidup lansia yang belum
optimal. Kondisi ini muncul akibat beragam faktor, baik dari individu lansia,
keluarga, maupun lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menjamin
kesejahteraan lansia melalui program untuk meningkatkan kualitas hidup. Kualitas
hidup lansia dapat ditingkatkan melalui beberapa program seperti posyandu lansia,
puskesmas keliling, senam lansia, penyuluhan dan perlu diberikannya jaminan
kesehatan kepada lansia. Dengan terpenuhinya segala aspek tersebut maka kualitas
hidup lansia yang baik dapat diwujudkan.
47

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sesuai dengan tujuan penelitian maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Responden sebagian besar berusia 60-70 tahun 53 orang (55%). Responden
sebagian besar perempuan 52 orang (75%). Responden sebagian besar
berstatus menikah orang 52 orang (54%). Responden sebagian besar
berpendidikan SD 48 orang (50%). Responden sebagian besar tidak bekerja
60 orang (62%). Responden sebagian besar paling lama menderita hipertensi
> 6 tahunn 76 orang (79%). Responden sebagian besar tidak teratur meminum
obat hipertensi 64 orang (64%).
2. Kualitas hidup dimensi fungsi fisik lansia dengan hipertensi di Puskesmas
Kedai Durian menunjukkan dalam kategori buruk (67%). Kualitas hidup
kesejahteraan psikologis lansia dengan hipertensi di Puskesmas Kedai Durian
menunjukkan dalam kategori baik (85%). Kualitas hidup dimensi hubungan
sosial lansia dengan hipertensi di Puskesmas Kedai Durian menunjukkan
dalam kategori baik (86%). Kualitas hidup dimensi bahasan spesifik lansia
dengan hipertensi di Puskesmas Kedai Durian menunjukkan dalam kategori
baik (95%).

6.2 Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
acuan sebagai data dalam pengembangan penelitian.
2. Untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dengan hipertensi terutama pada
dimensi fungsi fisik, seperti senam lansia di setiap RW selama satu minggu
sekali, jalan santai satu bulan sekali, mengkampanyekan cara pengelolaan
hipertensi yang tepat, dan melakukan kunjungan rumah bagi lansia yang tidak
aktif melakukan pemeriksaan kesehatan.

También podría gustarte

  • Penelitian Asi Eksklusif
    Penelitian Asi Eksklusif
    Documento5 páginas
    Penelitian Asi Eksklusif
    Priskila Lia
    Aún no hay calificaciones
  • 20 47 1 PB
    20 47 1 PB
    Documento11 páginas
    20 47 1 PB
    Octa Syariantina
    Aún no hay calificaciones
  • Ricci Bab 1
    Ricci Bab 1
    Documento4 páginas
    Ricci Bab 1
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • LAMPIRAN I
    LAMPIRAN I
    Documento1 página
    LAMPIRAN I
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Iii-Iv
    Bab Iii-Iv
    Documento3 páginas
    Bab Iii-Iv
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • To Aipki Regional V Batch I 2018
    To Aipki Regional V Batch I 2018
    Documento67 páginas
    To Aipki Regional V Batch I 2018
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Ii PH
    Bab Ii PH
    Documento18 páginas
    Bab Ii PH
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento2 páginas
    Daftar Pustaka
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Bab I-Ii
    Bab I-Ii
    Documento12 páginas
    Bab I-Ii
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Bab I PH
    Bab I PH
    Documento3 páginas
    Bab I PH
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Abstrak Hendra
    Abstrak Hendra
    Documento2 páginas
    Abstrak Hendra
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Rici Bab 1
    Rici Bab 1
    Documento3 páginas
    Rici Bab 1
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Bab V-Vi
    Bab V-Vi
    Documento3 páginas
    Bab V-Vi
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Excel Hendra
    Excel Hendra
    Documento5 páginas
    Excel Hendra
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Ay Iab Strak
    Ay Iab Strak
    Documento2 páginas
    Ay Iab Strak
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 1 Skripsi
    Bab 1 Skripsi
    Documento3 páginas
    Bab 1 Skripsi
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Ayi Kata Pengantar
    Ayi Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Ayi Kata Pengantar
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Bab V-Vi
    Bab V-Vi
    Documento3 páginas
    Bab V-Vi
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Ayi Kata Pengantar
    Ayi Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Ayi Kata Pengantar
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Ayi Cover
    Ayi Cover
    Documento1 página
    Ayi Cover
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Tabel Hendra
    Tabel Hendra
    Documento3 páginas
    Tabel Hendra
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Ayi BAB III
    Ayi BAB III
    Documento1 página
    Ayi BAB III
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • BAB 2 Dan BAB 3
    BAB 2 Dan BAB 3
    Documento21 páginas
    BAB 2 Dan BAB 3
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • ABSTRAKDILA
    ABSTRAKDILA
    Documento2 páginas
    ABSTRAKDILA
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Documento2 páginas
    Bab Iv
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Judul Persetujuan Alfi
    Judul Persetujuan Alfi
    Documento1 página
    Judul Persetujuan Alfi
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Bab I
    Bab I
    Documento4 páginas
    Bab I
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 1 Skripsi
    Bab 1 Skripsi
    Documento3 páginas
    Bab 1 Skripsi
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones
  • Kata Pengantar Alfi
    Kata Pengantar Alfi
    Documento1 página
    Kata Pengantar Alfi
    Rika Andriani
    Aún no hay calificaciones