Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
http://irmaswift.blogspot.com/2015/08/penjelasan-mujahadah-nafs-ukhuwah-dan.html?m=1
Welcome To My BlogMenu
Happy Reading !
A. Mujahadah An-Nafs
1. Pengertian
Mujahadah an nafs sering disebut juga dengan kontrol diri, yaitu perjuangan sungguh-sungguh atau
jihad melawan ego atau nafsu pribadi. Kontrol diri seringkali diartikan sebagai kemampuan untuk
menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa kearah
konsekuensi positif, kontrol diri pun merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan
digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan.
Jika kita menilik secara hakiki, nafsu diri atau disebut sebagai hawa nafsu merupakan poros kejahatan.
Karena, nafsu diri memiliki kecenderungan untuk mencari berbagai kesenangan. Inilah kenapa Nabi
Muhammad SAW menegaskan bahwa jihad melawan nafsu lebih dahsyat daripada jihad melawan
musuh.
a. Allah memberikan derajat tertinggi dan mulia disisi Allah bagi orang yang berhijrah bersama Nabi
Muhammad SAW. Nabi yang rela berkorban dan meninggalkan nafsu duniawi dan memilih berjuang
di jalan Allah.
b. Hendaknya umat islam turut berjuang di jalan Allah, bersedia menanggung segala resiko dan duka
perjuangan dan siap berkorban dengan harta dan jiwa.
c. Umat Islam hendaknya bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
ALLAH SWT. Karena Allah selalu melihat dan mengetahui apa yang dilakukan hamba-Nya.
Mujahadah An Nafs sangat penting dalam kehidupan kita. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Kontrol diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan orang lain (interaksi sosial). Hal
ini dikarenakan kita senantiasa hdup dalam kelompok/masyarakat dan tidak bisa hidup sendirian,
seluruh kebutuhan hidup kita pun terpenuhi dari bantuan orang lain, begitu juga kebutuhan psikologis
dan dan sosial kita. Oleh karena itu kita harus kerjasama dengan orang lain.
b. Kontrol diri memiliki peran dalam menunjukkan siapa diri kita (nilai diri)
Dengan mengembangkan kemampuan mengendalikan diri sebaik-baiknya, maka kita akan dapat
menjadi pribadi yang efektif. Kemampuan mengendalikan diri menjadi sangat berarti untuk
meminimalkan perilaku buruk yang selama ini banyak kita jumpai dalam kehidupan di masyarakat juga
dalam tatanan kenegaraan.
a. Kemampuan untuk mengontrol perilaku yang ditandai dengan kemampuan mengahadapi situasi
yang tidak diinginkan.
d. Kemampuan menafsirkan peristiwa dengan melakukan penilaian dan penafsiran suatu keadaan
dengan cara memperhatikan segi-segi positifnya.
Orang yang rendah kemampuan mengontrol diri cenderung akan reaktif dan terus tidak stabil.
a. Prinsip Kemoralan
Agama islam mengajarkan moral yang baik bagi setiap umatnya, misalnya tidak mencuri, tidak
membunuh dan lainnya.
b. Prinsip Kesadaran
Prinsip ini mengajarkan kepada kita agar senantiasa sadar saat suatu bentuk pikiran yang negatif
muncul.
c. Prinsip Perenungan
Dengan melakukan perenungan, maka kita akan cenderung mampu mengendalikan diri.
d. Prinsip Kesabaran
d. Saat ada dorongan hati untuk berniat negatif, maka segera ingat Allah.
e. Bersabar saat menghadapi masalah dan berpikir untuk melakukan respon yang bijaksana dan
bertanggung jawab.
“Mulailah (berbuat baik) kepada dirimu sendiri, makan beri nafkahlah dirimu lebih dahulu. Bila masih
ada yang akan engkau nafkahkan berikanlah kepada keluargamu. Bila masih ada lagi sesudah
memberi keluargamu, berikanlah kepada karib kerabatmu. Dan bila masih ada lagi sesudah memberi
karib kerabatmu, maka bertindaklah seperti itu, yakni utamakanlah yang lebih erat hubungannya
dengan orang yang akan di beri nafkah itu, dan demikianlah seterusnya.” (H.R An Nasa’i dari Jabir)
B. Ukhuwah
1. Pengertian
Ukhuwah adalah ikatan jiwa yang melahirkan perasaan kasih sayang, cinta dan penghormatan yang
mendalam terhadap setiap orang, dimana keterpautan jiwa di tautkan oleh ikatan akidah Islam, iman
dan taqwa. Ukhuwah ini sangat identik dengan kerukunan yang dimiliki umat islam
a. Hendaknya umat Islam menciptakan rasa persaudaraan dan perdamaian di muka bumi ini.
b. Hendaknya umat Islam membina persatuan dan persaudaraan antar sesama manusia
c. Hendaknya umat Islam mendamaikan suadaranya yang berselisih dan mencari jalan keluar yang
paling bijak.
a. Akan mendapatkan rasa manis dan lezatnya iman, sebagaimana sabda Rasulullah: “ Tiga perkara
yang barangsiapa mendapatinya, dia akan merasakan manisnya iman, yaitu dia mencintai Allah dan
Rasul-Nya melebihi daripada kecintaan kepada selain keduanya, dia mencintai saudaranya dan dia
tidaklah mencintainya melainkan karena Allah, dia membenci untuk kembali kepada kekufuran
sebagaimana dia membenci untuk dilemparkan ke dalam An Nar.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
c. Mencintai karena Allah akan mendatangkan iman yang akan mengantarnya ke surga
b. Menebarkan salam
d. Saling memaafkan
C. Husnuzhan
1. Pengertian
Kata Husnuzhan berarti berprasangka baik atau sering disebut juga positive thinking. Lawan kata
husnuzhan adalah su’uzhan, artinya berprasangka buruk. Dalam penerapannya husnuzhan ada tiga,
yaitu husnuzhan kepada Allah SWT, husnuzhan kepada diri sendiri, dan husnuzhan kepada sesama
manusia.
Husnuzhan kepada Allah SWT tidak sebatas ucapan lisan saja, namun benar-benar direflesikan dalam
bentuk tindakan nyata, antara lain sebagai berikut :
Dilakukan agar kita menyadari bahwa kita penuh dengan dosa, agar kita senantiasa selalu berdoa
kepada-Nya.
Husnuzhan kepada diri sendiri erat kaitannya dengan sifat percaya diri. Kita yakin bahwa diri kita
sanggup mengerjakan banyak hal.
Maksudnya kita berbaik sangka terhadap apapun yang dilakukan orang lain atas dasar ketidaktahuan
atau kepastian.
a. Hendaknya umat Islam tidak mempunyai dugaan buruk terhadap orang lain dan
mempergunjingkannya.
b. Hendaknya tidak memberikan tuduhan tentang adanya suatu yang perlu diwaspadai
“Janganlah kalian berprasangka (curiga) , karena sesungguhnya prasangka itu pembicaaran yang
paling dusta. Janganlah kalian saling mencari cari berita atau mendengarkan aib orang, janganlah
kalian mencari cari keburukan orang, janganlah kalian saling menipu, janganlah kalian saling
mendengki, janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian memboikot, dan jadilah kalian hamba
hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari)
17 komentar:
‹
›
Beranda
Mengenai Saya
Irma Alfianti
Lihat profil lengkapku
Beranda