Está en la página 1de 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-6 1

STUDI PENGARUH GENANGAN AIR TERHADAP KERUSAKAN


JALAN ASPAL DAN PERENCANAAN SUBDRAIN UNTUK RUAS
Jl. RUNGKUT INDUSTRI RAYA, Jl. RUNGKUT KIDUL RAYA, Jl.
JEMUR SARI, Jl. NGINDEN RAYA, Jl. MANYAR DAN Jl.
MULYOSARI RAYA
Aan Sulistiyatno, Mohammad Dhanar Such Rufi Fajri, Prof. Ir. Indrasurya B. Mochtar, M.Sc, Ph.D,
Anak Agung Gde Kartika ST., M.Sc, Mahendra Andiek Maulana, ST.,MT
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail:
Indrasurya@ce.its.ac.id
Kartika@ce.its.ac.id
Abstrak — Surabaya saat ini tengah menghadapi I. PENDAHULUAN
tantangan di bidang infrastruktur transportasi. Badan
Perencanaan Pembangunan Kota (Bapekko) Surabaya
menyatakan bahwa 1.374 ruas jalan mengalami
kerusakan. Dari berbagai faktor yang menyebabkan
S urabaya saat ini tengah menghadapi tantangan di bidang
infrastruktur transportasi. Berdasarkan data dari Badan
Perencanaan Pembangunan Kota (Bapekko) Surabaya, dari
kerusaksan jalan, faktor yang paling dominan adalah total 11.021 ruas jalan di Surabaya sebanyak 9.632 ruas jalan
karena pengaruh genangan air.. Diantaranya adalah yang masih layak, 1.374 ruas jalan mengalami kerusakan dan
beberapa ruas jalan yang dapat ditinjau antara lain: Jl. 15 ruas lainnya sedang mengalami perbaikan. Pemerintah Kota
Rungkut Industri Raya, Jl. Rungkut Kidul Raya, Jl. Surabaya telah menganggarkan dana sekitar Rp 200 miliar dari
Jemur Sari, Jl. Nginden Raya, Jl. Manyar, Jl. Mulyosari total anggaran untuk program pengelolaan dan pembangunan
Raya. infrastruktur jalan raya.
Untuk mengetahui ruas jalan yang mengalami Permasalahan kerusakan jalan dipengaruhi oleh
kerusakan karena pengaruh air, maka dilakukan survei beberapa faktor. Menurut Departemen Pekerjaan Umum
identifikasi kerusakan jalan dan kondisi drainase (2007), kerusakan jalan dikarenakan oleh empat hal utama,
menggunakan metode Mochtar (1990), yakni survei Nilai yakni material kontruksi, lalu lintas, iklim dan air. Menurut
Kerusakan Visual (NKV) dan Riding Quality (RQ). Hasil Kepala Bapekko Surabaya, Hendro Gunawan, salah satu
survei menunjukkan bahwa ruas jalan yang mengalami penyebab yang dominan berpengaruh terhadap kerusakan jalan
kerusakan karena pengaruh air dan mejadi fokus di Surabaya adalah karena adanya air yang menggenangi jalan
penelitian adalah ruas jalan Mulyosari. pada saat hujan.
Upaya penanganan kerusakan jalan karena Genangan air dapat mengakibatkan terjadinya
pengaruh genangan air pada ruas jalan Mulyosari : 1) kerusakan jalan dikarenakan air dapat melonggarkan ikatan
perencanaan overlay 5 cm (berdasarkan metode penangan antara agregat dengan aspal. Saat ikatan aspal dan agregat
Mochtar (1990), 2) perencanaan ulang drainase tepi jalan, longgar karena air, kendaraan yang lewat akan memberi beban
yakni dilakukan perencanaan ulang saluran tepi, dimana yang menimbulkan retak atau kerusakan jalan lainnya. Selain
lebar saluran dipertahankan, namun kedalam saluran di itu, genangan air pada permukaan jalan dalam skala yang tinggi
tambah dengan rata-rata penambahan 0,5 meter dan dapat mengakibatkan air tanah yang terletak di bawah
tinggi jagaan 0,5 meter 3) perencanaan saluran drainase permukaan tanah menjadi jenuh. Menurut Nurhudayah (2009),
bawah permukaan (subdrain) untuk mengalirkan air di genangan air menyebabkan dasar perkerasan jalan jenuh
bawah perkerasan jalan, yakni dengan menanam pipa sempurna atau sebagian. Air yang meresap masuk ke dalam
plastik berdiameter 6 inc (15,24 cm) pada kedalaman 0,5 perkerasan jalan dapat mengakibatkan retakan pada struktur
m dari bawah lapisan jalan. Jarak antar pipa outlet yang perkerasan jalan. Hal ini diakibatkan karena lemahnya daya
direncanakan adalah 400 ft m (121,92 m) dengan dukung tanah dasar akibat fluktuasi kadar air tanah di lokasi
kemiringan pipa 0,05. Lapisan drain menggunakan tersebut. Lemahnya daya dukung tanah ini terjadi akibat
agregrat dengan diameter 0,20 in (0,508 cm), nilai pengembangan volume tanah pada tanah dasar perkerasa.
permebailitas tanah K= k = 10,000 ft/day, dan laju Upaya penanganan dan pencegahan kerusakan jalan
infiltrasi tanah 5,735 ft2. Lapisan trench memiliki yang ideal tidak hanya sebatas pada perencanaan overlay atau
kedalaman 50 cm dan ketebalan direncanakan dengan rekontruksi permukaan jalan dengan menggunakan kualitas
ketebalan 14 inchi (31,5 cm) dan nilai permebailitas k = material yang lebih baik saja, akan tetapi juga perlu
500 ft/day direncanakan perbaikan sistem drainase yang ideal sehingga
Kata Kunci— Agregat kasar, Algoritma genetik, Blending, dapat mencegah adanya air yang menggenangi permukaan
Kuat tekan, Uji Hipotesa Statistik, Zona grading ideal. jalan. Selain juga perlu direncanakan upaya untuk mengurangi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2

kejenuhan air yang terdapat dibawah lapisan aspal, yakni


dengan cara mengalirkan air bawah tanah, yakni dengan B. Tingkat Priorias Penanganan Jalan
merencanakan saluran drainase bawah tanah atau yang lebih
dikenal dengan nama saluran Subsurface Drainage. Berdasarkan upaya penanganannya, maka priorotas tingkat
Kondisi ruas jalan di Surabaya yang memiliki tingkat kerusakan jalan pada ruas jalan yang rusak karena pengaruh
kerusakan yang tinggi akibat dari genangan air adalah ruas genangan air dapat dibagi sebagai berikut
jalan yang terdapat di wilayah Surabaya Timur. Diantaranya 1. Rekontruksi jalan
adalah beberapa ruas jalan yang dapat ditinjau antara lain: Jl. Ruas jalan yang perlu penanganan berupa rekontruksi, yakni
Rungkut Industri Raya, Jl. Rungkut Kidul Raya, Jl. Jemur Sari, ruas jalan Rungkut Industri section A segmen 1, 2, dan 6
Jl. Nginden Raya, Jl. Manyar, Jl. Mulyosari Raya. Oleh karena 2. Perencanaan overlay 10 cm
itu, dalam tugas akhir ini, dilakukan identfikasi kerusakan jalan Ruas jalan yang perlu penanganan berupa overlay 10 cm
yang diakibatkan oleh genangan air agar dapat dikaji upaya antara lain:
penanggulangan kerusakan jalannya, yakni melalui perencanaan a. Ruas jalan Rungkut Industri section A segmen 3 dan 4
saluran drainase permukaan dan perencanaan drainase bawah
b. Ruas jalan Jemur Sari section A Segmen 13
permukaan (subsurface drainage).
3. Perencanaan overlay 5 cm
II. URAIAN PENELITIAN Ruas jalan yang perlu penanganan berupa overlay 5 cm an
tara lain:
Penelitian dibagi menjadi 4 tahapan, yakni a. Ruas jalan Mulyosari section A segmen 4
Pertama : Survei kerusakan jalan dan kondisi drainase b. Ruas jalan Rungkut Industri section A segmen 5
dengan menggunakan metode mochtar c. Ruas jalan Jemur Sari section A segmen 9, 11, 12, 14,
(1990), yakni metode Kerusakan Visual (KV) dan 15
dan Riding Quality (RQ) d. Ruas jalan Jemur Sari section B segmen 1.
Kedua : Melakukan identifkasi berdasarkan Nilai
4. Perawatan menengah
Kerusakan Visual (NKV) dan Riding Quality
(RQ), yang meliputi (1) Identifikasi jalan yang Ruas jalan yang perlu penanganan berupa perawatan
rusak karena pengaruh genangan air (2) menengah antara lain:
Tingkat penanganan kerusakan jalan (3) Ruas a. Ruas jalan Mulyosari section A segmen 5 dan 6
jalan yang perlu dilakukan perencanaan ulang b. Ruas jalan Rungkut Kidul section A segmen 1 dan 2
drainase (4) Ruas jalan yang perlu dilakukan c. Ruas jalan Rungkut Industri section B segmen 2, 4, dan
perencanaan saluran subdrain 5
Ketiga : Dilakukan perencanaan ulang drainse dengan d. Ruas jalan Jemur Sari section A segmen 8, 10
menggunakan analisa hidrolika dan analisa
e. Ruas jalan Jemur Sari section B segmen 13, 14
hidrologi. Yang dalam penelitian ini difokuskan
pada ruas jalan Mulyosari f. Ruas jalan Nginden section A segmen 3
Keempat : Dilakukan perencanaan saluran subdrain. Yang g. Ruas jalan Manyar section A segmen 2, 4, dan 5
dalam penelitian ini difokuskan pada ruas jalan 5. Perawatan ringan
Mulyosari Ruas jalan yang perlu penanganan berupa perawatan ringan
antara lain:
a. Ruas jalan Mulyosari section A segmen 1, 2, 3
III. HASIL DAN ANALISA DATA
b. Ruas jalan Rungkut Kidul section A segmen 3
A. Identifikasi Ruas Jalan yang Rusak Karena Genangan Air c. Ruas jalan Rungkut Kidul section B segmen 2, 3
d. Ruas jalan Rungkut Industri section B segmen 1, 3 dan
Ruas jalan yang rusak karena faktor genangan air 6
berdasarkan metode Mochtar (1990) dapat diketahui dengan: e. Ruas jalan Jemur Sari section A segmen 1, 4, 5, 6 dan 7
1. Ruas jalan dengan tingkat kerusakan yang tinggi f. Ruas jalan Jemur Sari section B segmen 3, 4, 5, 6, 7,
2. Ruas jalan dengan frekuensi terjadinya banjir kategori tinggi
8, 9, 10, 11, 12, dan 15
(kategori sering dan selalu)
3. Ruas jalan dengan luas genagan banjir >10% g. Ruas jalan Nginden section A segmen 1 dan 2
4. Beban kendaraan tinggi atau rendah h. Ruas jalan Nginden section B segmen 1, 2 dan 3
Berdasarkan data tersebut, maka ruas jalan yang mengalami i. Ruas jalan Manyar section A segmen 1 dan 3
kerusakan karena pengaruh genangan air adalah sebagai j. Ruas jalan Manyar section B segmen 4
berikut:
1. Ruas Jalan Mulyosari Section A Segmen 4
2. Ruas Jalan Rungkut Industri Section A Segmen 1, 2, 3, 4, 5,
dan 6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3

C. .Upaya penanganan Kerusakan Jalan melalui Perencanaan


Ulang Drainase
Tabel 3.2
Ruas jalan yang perlu dilakukan perencanaan ulang drainase Dinensi Saluran Setelah Perencanaan
permukaan berdasarkan metode Mochtar (1990) adalah ketika Dimensi Baru
Memperdalam
segmen
memenuhi faktor-faktor berikut: Lebar Saluran (m) Kedalaman Saluran (m) Ketinggian Air (m) Tinggi jagaan (m) saluran (m)
1. Ruas jalan dengan tingkat kerusakan yang tinggi 1 1 2.5 2 0.5 1
2. Ruas jalan dengan frekuensi terjadinya banjir kategori tinggi 2 1 2.5 2 0.5 1.2
3 1 2 1.7 0.3 1
(kategori sering dan selalu)
4 1 1.9 1.5 0.4 0.9
3. Ruas jalan dengan luas genagan banjir >10% 5 1 1.9 1.6 0.3 0.9
4. Beban kendaraan tinggi atau rendah 6 1 1.9 1.6 0.3 0.9
7 1 1.8 1.5 0.3 0.8

Perencanaan ulang saluran drainase diperlukan dikarenakan


adanya pengaruh tingginya frekuensi genangan air pada ruas D. Upaya Penanganan Kerusakan Jalan melalui Perencanaan
jalan yang dapat menyebabkan pula tingginya kerusakan jalan, Saluran Subsurface Drainage
sehingga upaya penanganan tidak hanya sebatas upaya Ruas jalan yang perlu dilakukan perencanaan ulang drainase
penanganan kerusakan jalan secara fisik berdasarkan metode permukaan berdasarkan metode Mochtar (1990) adalah ketika
Mochtar (1990), namun juga perlu adanya evaluasi saluran memenuhi faktor-faktor berikut:
drainase yang telah ada. 1. Ruas jalan dengan tingkat kerusakan yang tinggi
Adapun ruas jalan yang perlu direncakanan ulang saluran 2. Ruas jalan dengan frekuensi terjadinya banjir kategori tinggi
drainase antara lain: (kategori sering dan selalu)
1. Ruas Jalan Mulyosari Section A Segmen 4 3. Ruas jalan dengan luas genagan banjir > 10%
2. Ruas Jalan Rungkut Industri Section A Segmen 1, 2, 3, 4, 5, 4. Beban kendaraan tinggi atau rendah. Namun diprioritaskan
dan 6 pada beban kendaraan rendah. Hal ini dikarenakan pada
ruas jalan dengan beban kendaraan tinggi, faktor penyebab
Ruas jalan yang menjadi fokus dalam perencaan ulang
dominan lebih dikarenakan oleh beban kendaraan, bukan
drainase adalah ruas jalan Mulyosari. Berdasarkan perencanaan
analisa hidrologi dan hidrolika dengan menggunakan data karena pengaruh air.
stasiun hujan daerah Keputih tahun 2000-2011, maka Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka ruas jalan yang
didapatkan evaluasi sebagai berikut : perlu dilakukan perencaan subdrain antara lain:
1. Kapasitas saluran tepi pada kondisi full bank maupun pada 1. Ruas jalan Mulyosari section A segmen 4
kondisi terdapat sedimentasi tidak mampu menampung 2. Ruas jalan Rungkut Industri section A segmen 1, 2, 3, 4, 5
limpasan air yang terdapat di jalan dan perumahan, sehingga dan 6
mengakibatkan terjadinya banjir pada ruas jalan 3. Ruas jalan Jemur Sari section B segmen 4 dan 11
2. Untuk dapat mencegah banjir pada ruas jalan, maka Ruas jalan yang menjadi fokus dalam perencaan Saluran
dilakukan perencanaan ulang saluran tepi, dimana lebar Subsurface Drainage adalah ruas jalan Mulyosari. Pada
saluran dipertahankan, namun kedalam saluran di tambah perencanaan saluran subdrain di ruas jalan Mulyosari.
dengan rata-rata penambahan 0,5 meter dan tinggi jagaan Perencanaan dilakukan pada setiap segmen jalan, yakni tiap
0,5 meter 250 m. Tahapan-tahapan dalam perencanaan saluran subdrain
3. Perencanaan tinggi jagaan dimaksudkan agar saluran yakni sebagai berikut :
subdrain dapat ditanam pada batas aman, yakni sedalam 0,5
meter sehingga air yang terdapat disaluran tepi tidak masuk 1. Menghitung Laju Infiltrasi yang direncanakan
kedalam salura subdrain. FHWA (Federal Highway Administration, 1973)
menyarankan faktor 1/3 s/d 2/3 dari intensitas hujan rencana
Tabel 3.1 untuk perencanaan lapisan subsurface drain.
Dimensi Saluran Eksisting Intensitas Hujan yang didapatkan dari data curah hujan dengan
Dimensi Lama periode ulang 5 tahunan yakni sebesar 109,2519 mm/jam
segmen Bentuk Penampang Saluran
Lebar Saluran (m) Kedalaman Saluran (m) L Maka
1 segiempat 1 1.5
Laju Infiltrasi (I) = 2/3 x intensitas hujan maksimum
2 segiempat 1 1.3 = 2/3 x 109,2519 mm/jam
3 segiempat 1 1 = 72,8346 mm / jam
4 segiempat 1 1 = 2,8675 inch / jam
5 segiempat 1 1 Infiltrasi per ft2 :
6 segiempat 1 1
7 segiempat 1 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4

2. Perhiungan panjang alur aliran dan kemiringan aliran Transmisibilitas :


Besarnya panjang aliran dapat dihiung dengan menggunakan
Q 145,439
persamaan = = 2703,342 ft 3 / day
W = ½ lebar jalan i 0.0538
X = Jarak aliran memanjang jalan
k × A = 2703,342 ft 3 / day
Y = Jarak aliran melintang jalan
s = kemiringan melintang Rencana tebal drain :
g = kemiringan memanjang
L = panjang aliran - Ambil t = 4 in, tebal efektif = 4 – 1 = 3 in.
i = kemiringan aliran 3
Untuk dapat menghitung panjang aliran dan kemiringan aliran, A= . 1 = 0.25 ft 2
yakni : 12
X = g/s . W
k × A 2703,342
L = √(W2 + X2) k= = = 10000 ft / day
A 0.25
∆hg = X . g - Ambil t = 3 in, tebal efektif = 3 – 1 = 2 in.
∆hs = W . s
2
∆h = ∆hg + ∆hs
A= .1 = 0.167ft 2
12
i = ∆h/l k × A 2703,342
Diketahui k= = = 16000 ft / day
g = 0,05
A 0.167
Dipertimbangkan bahwa dari kemudahan pelaksanaan
s = 0,02
ketebalan 4 in (=10,16 cm) lebih dipilih dibanding ketebalan
W = 3 meter = 9,84 feet
yang lebih kecil 3 in (= 7,62 cm).
Maka
Pemeriksaan menggunakan nomograf Koefisien transmibilitas
Panjang Alir aliran adalah
Y = 9,35 feet vs rasio W/s (FHWA, 1973).
X = (9,35) x (0,05 / 0,02) = 23,375 feet
W 9,84
L = 2 23,375² + 9,84² = 25,36 ft - Hitung harga W/s  = = 492
s 0.02
∆h A-B = 23,375 (0.05) = 1,16875 ft
- Dengan W/s = 492 serta I = 5,735 in/hr , baca nomograf
∆h B-C = 9,84 (0.02) = 0,1968 ft
diperoleh harga coefficient of transmisibility C = kb×tb =
∆h A-C = 1,16875 + 0,1968 = 1,36555 ft 100,000 inch-ft/day.
i = 1,36555 /25,36 = 0.0538 - Untuk tb = 4 in 
kb = C/tb = 100.000/4 = 25.000 ft/day > 10.000 ft/day,
3. Perhitungan transmisibilitas dan tebal drain berarti drain mempunyai kemampuan melewatkan air lebih
Transmisibilitas, diperlukan untuk mengestimasi jumlah dari kebutuhan (OK)
aliran yang dibuang atau kemampuan lapisan drain untuk
mengalirkan air. 4. Kecepatan aliran dalam lapisan drain
Q Kecepatan aliran dalam lapisan drain (rembesan, seepage)
k*A= => Q= LxI dihitung dari rumus berikut :
i Q
V = k.i = = Vd
Q = total aliran sepanjang alur A
k = koefisien permeabilitas
k.i Vd
A = Luas drain Vs = =
i = kemiringan aliran ne ne
L = panjang aliran Di mana
I = laju infiltrasi Vd = kecepatan aliran melalui penampang total.
maka Vs = kecepatan aliran melalui pori di antara butiran material
Q = LxI Maka
= 25,36 x 5,735
= 145,439 ft/ day 3 k × i 10.000 × 0.0538
Vs = = = 2690 ft / day
ne 0.2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5

5. Waktu yang diperlukan air untuk mengalir melalui sistem 8.


drainase 9. Perencanaan trench
Perlu pula diketahui, berapa lama partikel air berada dalam Trench adalah bagian dari sistem sub surface drainage
lapisan drain sebelum mencapai outlet. Waktu perjalanan yang te’mpat untuk meletakkan collector pipe. Kedalaman trench
diperlukan air untuk mengalir melalui lapisan drainase menuju 0.50 m dan dilindungi oleh nonwoven geotextile, tujuannya
outlet diestimasi dengan Hukum Darcy. adalah untuk mencegah masuknya butiran halus dari tanah
S yang mudah tererosi ke lapisan drain. Lebar trench dibuat 4
t= inchi lebih lebar dari diameter pipa. Trench terdiri dari material
Vs batuan dengan koefisien permeabilitas (k) yang tinggi. Grafik
Dimana: untuk menentukan koefisien permeabilitas trench pipa kolektor.
t = waktu perjalanan dapat dipakai untuk menentukan harga k.
S = jarak maksimum aliran /seepage pada lapisan drain Jika diketahui
Vs = kecepatan aliran / seepage Tebal lapisan trench = 14 inchi = 1,17 ft
Maka Infiltrasi rencana = 2 inchi/jam
Lebar ½ sumbu jalan = 9,84 ft = 10 ft
Gunakan Grafik untuk menentukan koefisien permeabilitas
trench pipa kolektor. Dari W = 10′ dan I = 2 in/hr, dibaca
harga. B.kt = 700 ft2/day. Dengan lebar trench B = 1.4′,
6. Menghitung diameter drain
diperoleh: kt = 700/1.4 = 500 ft/day. Berupa material yang
Kebutuhan material drain Gunakan kurva pada Gambar
bersih, potongan batu tipis (chips) atau sejenisnya.
Estimasi koefisien permeabilitas material. sHarga k = 10,000
ft/day, maka material drain (open graded harus mempunyai D15
Bagian-bagian subdrain, terdiri dari :
= 0.20 in atau sedikit lebih besar.
1. Pipa kolektor berlubang, dengan diameter 6 inchi inc
7. Perencanaan diameter pipa kolektor dan jarak outlet (15,24 cm) dengan kemiringan pipa 0,05.
Pipa kolektor (collector pipe) dan pipa outlet merupakan 2. Trench yang terdiri dari kerikil dengan kt = 500 ft / day,
bagian yang penting pada sistem sub surface drainage, karena dengan ketebalan (14 inchi) 31,5 cm
tanpa kedua macam pipa tersebut sistem drainase tak dapat 3. Nonwoven Geotextil, untuk mencegah masuknya butiran
berfungsi dengan baik. Meskipun jalan dibuat dari agregat halus dari tanah yang mudah tererosi ke lapisan trench
dengan permeabilitas tinggi, namun tanpa sistem outlet yang
baik, air akan terkumpul di bagian terendah dan menyebabkan
kerusakan jalan. Pipa dengan lubang-lubang (perforated pipe)
atau pipa dengan slot perlu ditempatkan di bagian terendah
atau di tempat lain yang memerlukan untuk mencegah
terperangkapnya air dan agar air dapat mengalir dengan baik.
Kemiringan hidrolik dalam pipa kolektor kira-kira sama
dengan kemiringan longitudinal jalan, meskipun untuk suatu
kasus khusus tidak demikian. Diameter pipa, kemiringan dan
jarak pipa dapat dipilih sesuai dengan kondisi dan
pertimbangan ekonomis. Cara pemakaian nomograf dapat
dilihat langsung pada gambar tersebut.
Gambar 3.1 Bagian-bagian subdrain
Ada dua pilihan pipa, yaitu pipa berlubang-lubang
(perforated pipe) yang smooth (licin) dan corrugated pipe
Saluran subdrain direncanakan di samping saluran tepi dan di
(kasar/bergerigi). Dalam perencanaan ruas jalan Mulyosari,
pasang memanjang jalan. Pada setiap 121,92 m, dipasang pipa
digunakan pipa berlubang-lubang yang smooth.
outlet untuk mengalirkan air dari pipa kolektor menuju saluran
Jika diketahui
tepi.
Penentuan diameter pipa dan jarak pipa outlet dengan
menggunakan nomograf Nomograf untuk pemilihan diameter
pipa kolektor dan jarak outlet:
- Dengan g = 0.05, dan coba D = 6 in (CMP = corrugated
metal pipe),  memotong pivot (1). titik (a)
- Dengan I = 5,735 in/hr dan lebar perkerasan (= lebar alur)
W = 9,84 ft  memotong pivot (2). titik (b)
- Hubungkan titik (a) dan (b) akan memotong garis distance
(jarak), diperoleh harga 400 ft..
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6

Gambar 3.2. Detail pemasangan Saluran di Lapangan

IV. KESIMPULAN

Upaya penangana kerusakan jalan tidak hanya


difokuskan pada upaya perbaikan perkerasan (overlay dan
rekontruksi jalan) dan perencanaan drainase tepi jalan raya saja,
akan teapi juga perlu direncanakan pembangunan saluran
drainase bawah permukaan tanah untuk dapat membebaskan air
bawah tanah yang dapat memperlemah perkerasan jalan dari
dalam.
Salah satu fokusan yang dibahas dalam penelitian ini
adalah upaya penanganan kerusakan jalan untuk ruas jalan
Mulyosari. Upaya penanganan kerusakan jalan karena
pengaruh genangan air pada ruas jalan Mulyosari : 1)
perencanaan overlay 5 cm (berdasarkan metode penangan
Mochtar (1990), 2) perencanaan ulang drainase tepi jalan,
yakni dilakukan perencanaan ulang saluran tepi, dimana lebar
saluran dipertahankan, namun kedalam saluran di tambah
dengan rata-rata penambahan 0,5 meter dan tinggi jagaan 0,5
meter 3) perencanaan saluran drainase bawah permukaan
(subdrain) untuk mengalirkan air di bawah perkerasan jalan,
yakni dengan menanam pipa plastik berdiameter 6 inc (15,24
cm) pada kedalaman 0,5 m dari bawah lapisan jalan. Jarak
antar pipa outlet yang direncanakan adalah 400 ft m (121,92
m) dengan kemiringan pipa 0,05. Lapisan drain menggunakan
agregrat dengan diameter 0,20 in (0,508 cm), nilai
permebailitas tanah K= k = 10,000 ft/day, dan laju infiltrasi
tanah 5,735 ft2. Lapisan trench memiliki kedalaman 50 cm dan
ketebalan direncanakan dengan ketebalan 14 inchi (31,5 cm)
dan nilai permebailitas k = 500 ft/day

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sulistiyano,dkk. 2012. Studi Pengaruh Genangan Air Terhadap


Kerusakan Jalan Aspal Dan Perencanaan Subdrain Untuk Ruas Jl.
Rungkut Industri Raya, Jl. Rungkut Kidul Raya, Jl. Jemur Sari, Jl.
Nginden Raya, Jl. Manyar Dan Jl. Mulyosari Raya. Jurusan Teknik
Sipil. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
[2] Anonim. 27 Mei 2010. Pendapat Pakar ITB Soal Kerusakan Jalan
Bandung. http://www.itb.ac.id/news/. Diakses tanggal 28 Oktober 2011
pukul 22.00
[3] Anonim. 11 Februari 2011. 1.374 Ruas Jalan di Surabaya Rusak.
http://www.surabayapost.co.id/
?mnu=berita&act=view&id=7eaa7c67117376b607e146307eae3312&jen
is=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c Diakses tanggal 28 Oktober
2011 pukul 21.50
[4] Darmawan, Adi.2006. Studi Kerusakan Jalan Piyungan – Wonosari
dari Aspek Geoteknik. UGM : Jogjakarta
[5] Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Faktor-faktor penyebab kerusakan
jalan. Jakarta
[6] Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Pedoman Perencanaan Sistem
Drainase Jalan. Jakarta
[7] Direktorat Jendral Binamarga. 1991. Tata cara pemeliharaan
perkerasan kaku. No: 10T/BNKT/1991.Jakarta
[8] Hasmar, (2002), Drainase Perkotaan, UII Press,Yogyakarta.
2002.Jurusan Teknk Sipil FTSP ITS.

También podría gustarte