Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
BAB I
PENDAHULUAN
diterapkan dibanyak negara sejak tahun 1995. Menurut laporan World Health
Organization (WHO) tahun 2015, terdapat sekitar 9,6 juta kasus TB baru. Dengan
jumlah kematian akibat tuberkulosis sebanyak 1,5 juta kematian. Dari kasus
di Indonesia diperkirakan sekitar 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000
penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun (41 per 100.000 penduduk). Angka
129 per 100.000 penduduk kasus TB yang terjadi di Indonesia. Diantara seluruh
diperkirakan sebanyak 6700 (19%) kasus baru TB dan terdapat 12% kasus TB-RO
dari TB dengan pengobatan ulang.3 Menurut WHO pada tahun 2015 ditemukan
ditemukan pada tahun 2014 yaitu sebesar 324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi
2
yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Total kasus tuberkulosis di tiga
provinsi tersebut diperkirakan sebesar 38% dari jumlah seluruh kasus baru di
Indonesia.3 Secara umum angka notifikasi kasus BTA positif baru dan semua
penyakit serta tipe pasien TB, sehingga dapat dilakukan pengobatan agar sembuh
salah satu upaya paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari
diberikan dalam bentuk paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang tepat
diberikan dalam dosis yang tepat, ditelan secara teratur dan diawasi langsung oleh
diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap awal serta tahap
TB memiliki jangka waktu panjang. Jangka waktu Panjang ini dapat menimbulkan
positif pada awal pengobatan, yang pada hasil akhir pengobatan bakteriologis
3
menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya. Faktor-faktor yang
yang baik, sanitasi lingkungan yang baik, dan kepatuhan pasien dalam menjalani
dalam meminum obat dan kepatuhan minum obat dipengaruhi adanya PMO.2
Sejalan dengan meningkatnya kasus TB, pada awal tahun 1990 WHO dan
Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci, yaitu, komitmen politis dengan
dengan supervisi dan dukungan bagi, sistem pengelolaan dan ketersediaan OAT
yang efektif, dan sistem monitoring, pencatatan, dan pelaporan kasus TB yang
Berdasarkan strategi DOTS dapat dilihat bahwa, salah satu strategi yang
dukungan bagi pasien. Penerapan strategi ini salah satunya adalah dengan
tuberkulosis pada saat minum obat setiap harinya dengan menggunakan panduan
menelan seluruh obat yang diberikan sesuai anjuran dengan cara pengawasan
4
memilih datang ke fasilitas kesehatan terdekat dengan kediaman pasien atau PMO
Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo yang dikeluarkan pada tahun 2012
Ngawi Kabupaten Ngawi, yang dikeluarkan pada tahun 2017 mendapatkan hasil
bahwa PMO yang berperan aktif memberikan dampak yang postif bagi penderita
pasien dalam meminum obat yang sangat dipengaruhi oleh peran PMO.
Ciranjang.
Ciranjang.
2. Menganalisa distribusi PMO berdasarkan tingkat pengetahuan di
periode 2017-2018.
5. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan PMO terhadap tingkat
periode 2017-2018.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tuberkulosis Paru
2.1.1.1 Definisi
meskipun organ lainnya dapat terlibat hingga sepertiga kasus. Jika tidak
biasanya terjadi melalui penyebaran udara droplet nuklei yang diproduksi oleh
2.1.1.2 Epidemiologi6,7
yang ditemukan pada tahun 2015 sebesar 330.729 kasus. Jumlah kasus
besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di
tiga provinsi tersebut sebesar 44% dari jumlah seluruh kasus baru di
Indonesia. Jumlah kasus TB pada laki-laki lebih tinggi 1,4 kali dibandingkan
pada perempuan.
bakteri tahan asam berbentuk batang, tidak berspora, dengan lebar 0,5 μm dan
atau gram negatif. Bakteri ini dapat terlihat di bawah mikroskop apabila telah
diperlukan bakteri ini untuk berkembang biak berkisar 12-18 jam sehingga
kultur harus diinkubasi selama tiga sampai delapan minggu pada suhu 37° C
lapisan murein yang terdiri dari banyak lipid, struktur terpenting pada bakteri
D.
Gambar 2.1
Mycobacterium tuberculosis
(Harrison’s Principle of
Internal Medicine, ed.18)
8
basil yang dihirup terjebak pada saluran napas bagian atas dan dikeluarkan oleh
dalam fagosom dengan memblokade fusi antara fagosom dan lisosom sehingga
dari mikobakterium.
kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan
baru yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup
dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag
dan bakteri akan menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi yang
berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa). Hal ini akan menjadi kalsifikasi
nonaktif.
9
Setelah infeksi awal, jika respons sistem imun tidak adekuat maka
penyakit akan menjadi lebih parah. Progresifitas penyakit parah dapat terjadi
akibat infeksi ulang atau reaktivitas. Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan
terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Makrofag
membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Daerah yang
mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan
membentuk suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel. Lesi yang membesar
darah di sekitar, maka pada tubuh penjamu akan ditemukan gejala klinis
seperti batuk dengan sputum yang berdarah, dan di dalam sputum tersebut
2.1.1.3 Klasifikasi6,2
Tuberkulosis diklasifikasikan menjadi tuberculosis paru dan
tuberculosis ekstraparu.
A. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru,
aktif.
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA
aktif.
- Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan
biakan M. Tuberculosis.
2. Berdasarkan tipe pasien
Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.
dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.
b. Kasus kambuh (relaps)
pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif. Bila BTA negatif
atau biakan negatif tetapi gambaran radiologi dicurigai lesi aktif atau
kemungkinan:
11
dan lain-lain.
- TB paru kambuh yang ditentukan oleh dokter spesialis yang
Kasus defaulted atau drop out adalah pasien yang telah menjalani
d. Kasus gagal
Kasus gagal adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum
e. Kasus kronik
f. Kasus Bekas TB
- Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada) dan
mendapat pengobatan OAT 2 bulan serta pada foto toraks ulang tidak
tubuh lain selain paru, misalnya kelenjar getah bening, selaput otak, tulang,
kecil.
endogen infeksi laten jauh yang terjadi beberapa tahun setelah infeksi
2.1.1.4 Diagnosis6
gejala respiratorik (atau gejala organ yang terlibat) dan gejala sistemik. Gejala
respiratorik seperti batuk lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, sesak nafas, dan
berikut:
- Fibrotik pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas
- Kalsifikasi atau fibrotic.
- Kompleks ranke.
- Fibrotoraks / Fibrosis parenkim paru dan atau penebalan pleura.
c) Pemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan analisis cairan pleura dan uji Rivalta cairan pleura
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam
jumlah yang cukup dan dosis yang tetap sesuai dengan kategori pengobatan.
Pada tahap ini penderita mendapatkan obat setiap hari dan perlu diawasi
2. Tahap lanjutan
16
Pada tahap ini penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh
menjadi:
a. Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
Paduan ini dianjurkan untuk TB paru kasus baru dengan BTA positif,
pasien TB paru BTA negatif foto thoraks positif, dan pasien TB ekstra
paru.
b. Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati
radiologis dalam memantau kemajuan pengobatan. Laju Endap Darah (LED) tidak
digunakan untuk memantau kemajuan pengobatan karena tidak spesifik untuk TB.
uji dahak, yaitu sewaktu dan pagi. Hasil pemeriksaan dinyatakan negatif bila
kedua contoh uji dahak tersebut negatif. Bila salah satu contoh uji positif atau
Hasil
Definisi
Pengobatan
Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis
positif pada awal pengobatan yang hasil pemeriksaan
Sembuh
bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif
dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.
Pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara
lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum
Pengobatan
akhir pengobatan hasilnya negative namun tanpa ada
lengkap
bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhi
pengobatan
20
Hasil
Definisi
Pengobatan
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif
atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau
Gagal lebih selama pengobatan atau kapan saja apabila
selama dalam pengobatan diperoleh hasil laboratorium
yang menunjukkan adanya resistensi OAT
Pasien TB yang meninggal oleh sebab apapun sebelum
Meninggal
memulai atau sedang dalam pengobatan
Pasien TB yang tidak memulai pengobatannya atau
Putus berobat yang pengobatannya terputus selama dua bulan terus
menerus atau lebih
Pasien TB yang tidak diketahui hasil akhir
pengobatannya. Termasuk dalam kriteria ini adalah
Tidak dievaluasi “pasien pindah (transfer out)” ke kota/kabupaten lain
dimana hasil akhir pengobatannya tidak diketahu oleh
kabuaten/kota yang ditinggalkan
angka kesembuhan yang tinggi dan merupakan strategi yang paling efektif.
Dimana angka kesembuhannya mencapai 56 juta orang antara tahun 1995 sampai
2012.
21
terdedia.
2. Pemeriksaan mikroskopik sebagai komponen utama untuk mendiagnosa
baik oleh pasien maupun oleh petugas kesehatan yang akan ikut mengawasi
terutama tipe menular. Strategi ini akan memutus penularan TB dengan demikian
secara langsung terhadap penderita tuberculosis pada saat minum obat setiap
harinya.
a. Persyaratan PMO:
22
dengan pasien.
b. Petugas PMO
Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, seperti Bidan di Desa,
Perawat, Juru imunisasi, Pekarya, Sanitarian, dan yang lain. Bila tidak
selesai pengobatan.
- Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur.
- Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu
pencegahannya
- Cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan)
- Pentingnya pengawasan agar pasien berobat teratur.
- Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera
secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow-up) paling sedikit dua kali
berturut-turut memiliki hasil negatif (yaitu pada akhir pengobatan dan atau
(OAT) yang diminum secara teratur sampai selesai dengan pengawasan yang
ketat. Masa pemberian obat memang cukup lama yaitu 6-8 bulan secara terus-
menerus, sehingga dapat mencegah penularan kepada orang lain. Meskipun sudah
ada cara pengobatan tuberkulosis dengan efektivitas tinggi, angka sembuh lebih
sering berada dalam kondisi rentan dan lemah, baik fisik maupun mentalnya.
Kelemahan itu dapat menyebabkan pasien tidak berobat, putus berobat, dana tau
menghentikan pengobatan.
mencapai hasil yang maksimal dalam kesembuhan pasien. Faktor-faktor lain yang
penyakit TB paru.
2) Logistik obat
B. Faktor penderita ditentukan oleh:
24
adekuat
2) Menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan bergizi, cukup
yang tidak baik, lantai rumah yang lembab, sirkulasi udara yang buruk
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Semakin
informasi.
B. Media massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal ataupun non formal dapat
peningkatan pengetahuan.
C. Lingkungan
Lingkungan merupakn seluruh kondisi yang ada disekitar individu. Lingkungan
(BTA). Tingkat kesembuhan pada pasien TB paru dapat menurun, jika terdapat
salah satunya adalah terdapat PMO. Kinerja PMO yang baik dipengaruhi oleh
Resistensi
Tingkat
TB Kesembuhan Tingkat Strategi
Paru Kepatuhan DOTS
Efektifitas
obat PMO
Tingkat Tingkat
Gambar 2.7 Diagram KerangkaPengetahuan
Pemikiran pendidikan
BAB III
26
Subjek dalam penelitian ini adalah Pasien TB Paru dan Petugas Pengawas
3.1.1 Populasi
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh Paasien TB Paru dan
Obat (PMO) dan pasien TB paru di Puskesmas DTP Ciranjang periode 2017.
Ciranjang
5. Pengawas Minum Obat (PMO) bagi pasien TB paru yang memiliki hasil
kuesioner
Sampel yang diambil secara total sampling PMO pada pasien dewasa
Berdasarkan hasil survey yang didapatkan penulis, total PMO pada pasien dewasa
dewasa periode 2017. Data yang digunakan berupa data primer yaitu kuesioner
Variabel terikat dari penelitian ini adalah Tingkat kesembuhan pada pasien
TB paru.
sampai
dengan saat
pengambilan
data
dilakukan
Penilaian
yang
2. Tingkat dilakukan Kuesioner 1. Baik, jika Ordinal
Pengetahu terhadap nilai benar
jawaban 75-100%
an
individu 2. Cukup, jika
mengenai nilai benar
pertanyaan 56-75%
seputar 3. Kurang, jika
nilai nenar
<74%
3. Tingkat
Kesembuhan
adalah hasil Data Kategori
Tingkat 1. Sembuh
dari upaya Rekam k
Kesembuh Medik 2. Tidak
dalam
Sembuh
an menjaga
kondisi fisik,
mental, dan
kesejahteraan
social.
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada awal penelitian, peneliti melakukan survei pertama untuk
melihat data apa saja yang tercantum dalam rekam medik penderita TB
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas DTP Ciranjang yang
Obat (PMO) pada pasien TB Paru dewasa yang sudah diambil data
3. Pengolahan Data
a. Editing
Untuk melihat data yang masuk memenuhi syarat atau tidak.
untuk diolah.
d. Cleaning
Peneliti akan memeriksaan data yang telah dimasukkan ke dalam
pemasukkan data.
4. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
dan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Selain itu, penelitian ini
ini:
Pengolahan data
Hasil Penelitian
4. Analisis data
5. Laporan Skripsi
6. Sidang Skripsi
Aspek Etika dalam penelitian ini adalah mendapat perizinan dari pihak
Puskesmas DTP Ciranjang selaku pemilik catatan medik dan tidak mencantumkan
nama pasien (anonym) saat mengambl data identitas pasien untuk menjaga
kerahasiaan pasien.
33
khususnya bagi peneliti, dan umumnya bagi pembaca dan tidak merugikan subjek
kedudukan sosial.
4. Autonomy, dalam penelitian ini peneliti merahasiakan identitas subjek,
penelitian ini peneliti tidak memberi tekanan kepada subjek penelitian yang dapat
Tingkat Pendidikan n %
TK
SD
SMP
SMA
PT
Tingkat Pengetahuan n %
Baik
Cukup
Kurang
34
Tingkat Kesembuhan n %
BTA (+)
BTA (-)
Tingkat Pengetahuan n %
Baik
Cukup
Kurang
Baik
Cukup
Kurang