Está en la página 1de 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hidraulika adalah suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan hukum-
hukum yang berlaku pada zat cair baik zat cair itu diam maupun
bergerak(mengalir).
Pada masa sekarang ini banyak sekali dijumpai bangunan-bangunan yang
berhubungan dengan air, misalnya : saluran irigasi, bendungan, spil way, dan lain-
lain.
Bangunan-bangunan tersebut untuk merencanakannya memerlukan
pengetahuan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan aliran dalam
saluran terbuka, seperti mengenai karakteristik aliran dalam kondisi tertentu juga
pengaruh bangunan air terhadap profil aliran dan sebagainya.

Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang
bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran air yang
melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam perencanaan bangunan air untuk
pendistribusian air maupun pengaturan sungai.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Menentukan koefisien debit
2. Mengamati profil muka air pada peluapan di atas ambang tajam.
3. Menentukan energi yang dihancurkan pada loncatan air

1.3 Alat dan Bahan


1. Satu set model saluran terbuka
2. Model Ambang Tajam.
3. Point Gauge
4. Mistar
1.4 Prosedur Pelaksanaan
1. Pada saluran pasang “ambang tajam”
2. Ukur y1,hw,dan debit aliran (∆H Venturimeter) untuk berbagai macam
debit, isilah rongga di bawah kelopak pancaran dengan udara (kondisi
melekat, bebas dan tenggelam .
3. Amati profil muka air untuk debit aliran kecil atau apabila aliran melekat
pada bidang permukaan hilir model “ambang tajam”
4. Naikkan debit aliran perlahan-lahan sampai aliran memisahkan diri dari
permukaan hilir “ambang tajam”
5. Hitung Cw untuk semua pengukuran
6. Gambarkan Cw vs hw/P dan C’w vs H’w/P
7. Berilah komentar mengenai perubahan karakteristik aliran, apabila bagian
bawah kelopak pancaran tidak di beri udara. Berilah tinjauan lebih lanjut
mengenai peng
8. aruh awal dan pengaruh kontraksi samping.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ambang Tajam


Jenis peluap ambang tajam ini merupakan salah satu konstruksi pengukur
debit yang banyak dijumpai di saluran - saluran irigasi maupun laboratorium.

Debit aliran yang terjadi pada ambang tajam dihitung dengan


menggunakan formula sebagai berikut :
Q=

Dengan (h) adalah tinggi muka air di atas ambang.

Keterangan :

Q = debit aliran ( m 3 /dtk )

h = tinggi air di atas ambang (m)

P = tinggi ambang (m)

Gambar aliran di atas ambang tajam.

Total head line


h

H P

Gambar 2.1 Aliran pada Ambang Tajam


2.1 Karakteristik Aliran
Karakteristik aliran yang melalui ambang dengan tipe karakteristik sebagai
berikut:
1. Keadaan loncat
Keadaan loncat adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran
tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
2. Keadaan peralihan
Keadaan peralihan adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran
mulai dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
3. Keadaan tenggelam
Keadaan tenggelam adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran
dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
Dalam kondisi nyata di lapangan, ambang ini berguna untuk meninggikan
muka air di sungai atau pada saluran irigasi sehingga dapat mengairi area
persawahan yang luas. Selain itu, ambang juga dapat digunakan untuk
menentukan debit air yang mengalir pada saluran terbuka.

2.2 Macam Kondisi pada Ambang Tajam


Dasar Ambang Tipis dan Ambang Lebar

Hu=hc Hu
hc

t t

A
B
Gambar 2.2 Ambang Tipis dan Ambang Lebar

Gambar 2.2 menunjukkan gambar Ambang tipis (A; t < 0.5 Hu) dan
Ambang lebar (B, t > 0,66 Hu ); aliran tidak stabil apabila: 0.5 Hu < t < 0.66 Hu.
Sketsa Aliran Melalui Ambang Tajam.
Gambar 2.3 Nappe Bebas

Gambar 2.4 Nappe Tertekan

Q1 = (1,08 – 1. 10).Q.........................(1)

Dimana:
K = konstanta
L = Lebar Ambang

Gambar 2.5 Nappe Tenggelam

Q2 = 1,84 . K . L . H13/2.........................(2)
Gambar 2.6 Nappe Melekat

Q3 =(1,2 – 1,3) . Q............................(3)

2.3 Dasar Teori Perhitungan


Untuk rectangular sharp crested weir, berlaku formula sebagai berikut:

2 3⁄
𝑄 = 3 . 𝐶𝑑. 𝑏. √2𝑔. ℎ 2 .....................(4)

𝑄
𝐶𝑑 = 2 3 ..............................(5)
.𝑏.√2𝑔.ℎ ⁄2
3

Jika ambang tajam pada seluruh lebar saluran maka koefisien debit (Cd) adalah
sama dengan:

h
Cd  0,602  0,05. .......(6)
p
Dimana:

h = tinggi peluapan disebelah hulu ambang tajam

p = tinggi ambang tipis dari dasar

a. Menghitung Koefisien Kecepatan (Cv)

Q
Cv = 3
2
1.704 . Cd . b . hw

geometri aliran yang dipengaruhi oleh aliran hulu.


b. Menentukan Debit Aliran Aktual (Qact)

Persamaan Bernoulli

E1 = E2

2 2
P1 V1 P V2
Z1    2   Z2
γ air 2g γ air 2g

Karena saluran horizontal maka Z1 = Z2

P1  P2 V2  V1
2 2

 ............................................................(1)
γ air 2g

Hukum Kontinuitas

A1.V1 = A2.V2

A 2 .V2
V1 
A1


0,25.3,14.d .V  2

0,25.3,14.d 
2 2
2
1

4 2
d .V
V  2 4 2 ...........................................................................(2)
2
1
d1

Substitusikan persamaan (2) ke dalam persamaan (1) :

4 2
d 2 .V2
V2 
2

P1  P2
4
d1

γ air 2g

2 
4
V2 1  d 2 4
P1  P2  .d 1 
 ..........................................................(3)
γ air 2g

Dalam kondisi keseimbangan didapat :

P1 + air (H + y) = P2 + air.y + Hg.H


P1 + air.H + air.y = P2 + air.y + Hg.H

P1 + air.H = P2 + Hg.H

P1 P γ Hg
 ΔH  2  ΔH
γ air γ air γ air

P1 P γ Hg ΔH
 2  - ΔH
γ air γ air γ air

P1  P2 (γ Hg - γ air )H

γ air γ air

P1  P2
 ΔH(γ Hg  γ air ) ; dimana Hg = 13,6 ; air
γ air
=1

P1 - P2
 12,6 H ................................................(4)
γ air

25,2H .g
V2 
2

 d24 
1  4
 d1 

Q = A2 . V2

 0,25. 3,14 . d 2 . (25,2 . H . g) 12 


Q =  ...........................................(5)
2


1  d 2 /d 1
4
1
4 2

Dari data diketahui :

d1 = 3,14 cm

d2 = 2,00 cm

g = 981 cm/det2

maka persamaan (1) menjadi :

Qact = 253,773√∆𝑯
(penentuan nilai koefisien C saluran lihat pada lampiran)

Dimana :Q = Debit sebenarnya yang melewati ambang(cm3/det)

∆H = Selisih tinggi air raksa pada manometer (cmHg)

2.4 Loncat Air


Apabila tipe aliran di saluran turbulen berubah dari aliran superkritis
menjadi subkritis, maka akan terjadi loncat air. Loncat air merupakan salah satu
contoh bentuk aliran berubah cepat (rapidly varied flow). Gambar 2.1.
Menunjukkan tampang memanjang saluran dengan kemiringan berubah dari
kemiringan curam menjadi landai. Keadaan ini terjadi misalnya pada kaki
bangunan pelimpah. Aliran di bagian hulu adalah subkritis sedang di bagian hilir
adalah superkritis. Di antara kedua tipe aliran tersebut terdapat daerah transisi
dimana loncat air terjadi.

suatu loncatan hidrolik akan terbentuk pada saluran, jika bilangan Froude
aliran F1, kedalaman aliran y1, dan kedalaman hilir y2, memenuhi persamaan
sebagai berikut
𝑦2 1
= 2 (√1 + 8𝐹1 2 − 1)
𝑦1

Pengaruh gravitasi terhadap aliran dapat dinyatakan dengan angka


Froude. Untuk menghitung angka Froude pada awal loncat air dan di bagian hilir
setelah loncatan air digunakan persamaan sebagai berikut :
𝑉
Fr =
√(𝑔.ℎ)

dimana :
Fr = angka froude,
V = kecepatan aliran (cm/det),
g = gravitasi (cm/det2),
Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan sebagai energi
air per satuan berat pasa setiap penampang saluran, diperhitungkan terhadap dasar
saluran. Untuk saluran dengan kemiringan kecil dan dan tidak ada kemiringan
dalam aliran airnya (a=1), maka energi spesifik dapat dihitung dengan persamaan:
𝑉2
𝐸 = 𝑦 + 2𝑔

dimana:
E = energi spesifik pada titik tinjauan (m)
y = kedalaman air di titik yang ditinjau (m)
V = kecepatan air di titik yang ditinjau (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/24837254/Bab_II_Aliran_Diatas_Ambang_Tajam
2. https://www.scribd.com/doc/289635034/Ambang-Tajam
3. http://ocw.upj.ac.id/files/Handout-CIV-108-Modul-6-Pintu-Sorong-dan-Air-
Loncat.pdf
4. https://www.scribd.com/document/242387444/BAB-1-Ambang
5. https://www.academia.edu/27886332/BUKU_PETUNJUK_HIDROLIKA_SI
PIL.docx
6. Modul Praktium Hidraulika Fakultas Teknil Univesitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru

También podría gustarte