Está en la página 1de 9

SHOLAT UNTUK JASMANI DAN ROHANI

BERWUDHU :
Berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat
mencegah dari infeksi gigi dan mulut. Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidung,
melalui rongga hidung sampai ke tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk
mensucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman.
Selama ini kita ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama
pernapasan. Dengan istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) dapat dicegah. Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang fungsi utamanya
membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi juga
mengatur suhu tubuh, fungsi ekskresi dan media komunikasi antar sel saraf untuk rangsang
nyeri, panas dan sentuhan secara tekanan. Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya
ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan kelembaban. Berwudhu merupakan salah satu
metode menjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit. Jika kulit sering kering
akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit terutama mudah terinfeksi kuman, seperti kita
ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banyak kuman.
Air untuk berwudhu adalah air yang suci dan bersih, persenyawaan atom Hidrogen dengan
atom Oksigen, kemudian membentuk H2O (air). Air adalah zat yang paling netral di antara
zat-zat kimia yang lain. Dengan berwudhu terjadi proses peremajaan dan pencucian kulit,
selaput lendir, juga lubang tubuh yang terbuka (pori kulit, rongga mulut, hidung dan telinga)
yang berhubungan dengan udara terbuka yang penuh dengan debu yang menutupi pori-pori
kulit tubuh kita, sehingga menghalangi asam susu atau asam lelah (yaitu zat asam yang
menimbulkan kelelahan) untuk keluar dari tubuh kita. Dengan membasuh daerah-daerah
terbuka, maka diharapkan pori-pori pada kulit tubuh kita tetap bersih, sehingga proses
pengeluaran sisa
Wudhu berfungsi mengurangi tekanan emosi yang berlebihan di saraf-saraf kita, sehingga
cenderung menurunkan stres dan tingkat kemarahan, membangun daya tahan, menyehatkan
dan menstabilkan kondisi tubuh, bagi orang mengantuk, bisa mengangkat kembali gairah dan
kesegaran tubuh, meratakan suhu tubuh yang tidak rata akibat aktifitas kita, sebab bagian
tubuh yang dipakai bekerja, suhunya akan meningkat daripada yang lain.
Arti rohaniahnya : Allah memerintahkan kita untuk menggunakan pancaindra dan tubuh kita
untuk perbuatan-perbuatan yang bersih dan tetesan air wudlu berubah menjadi malaikat yang
mendoakan agar Allah mengampuni dosa-dosa kita dan dapat meredakan amarah.
BERDIRI LURUS UNTUK SHALAT :
Bermanfaat untuk meluruskan tulang belakang dan menjadi awal dari sebuah latihan
pernapasan, pencernaan dan tulang.
TAKBIRRATUR IKHRAM :
Takbir dengan mengangkat tangan merupakan latihan awal pernapasan yaitu dengan
meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa Oksigen mengalir lancar.
Paru-paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung
dan tulang belakang yang mencembung. Susunan ini didukung oleh dua jenis otot yaitu yang
menjauhkan lengan dari dada (abductor) dan mendekatkannya (adductor).
RUKUK :
Rukuk yang tumakninah atau tenang, melancarkan aliran darah di tubuh mengalir ke jantung,
ke pangkal otak, terutama ke semua bagian otak dengan sempurna karena sejajarnya letak
bahu dengan leher sehingga otak bekerja lebih baik. Aliran akan semakin lancar bila rukuk
dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada leher, rukuk
juga mengempiskan pernapasan. Pelurusan tulang belakang pada saat gerakan rukuk
mencegah terjadinya pengapuran dan akan mengempiskan ginjal. Rukuk melatih kandung
kemih untuk mencegah dari gangguan prostat, sedangkan penekanan kandung kemih oleh
tulang belakang dan tulang kemaluan akan melancarkan kemih (buang air kecil).
Melancarkan aliran darah ke kepala, terutama ke semua bagian otak sehingga otak bekerja
lebih baik. Sel darah merah berfungsi untuk membawa Oksigen dan nutrisi (sari-sari
makanan) yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan kerja seluruh
organ-organ tubuh supaya kerjanya bisa maksimal. Di jantung, Oksigen dibutuhkan untuk
menggerakkan otot-otot jantung supaya bisa memompa darah yang mengandung Oksigen dan
nutrisi dengan sempurna menuju ke sel-sel seluruh tubuh. Kadar Oksigen yang tinggi yang
masuk ke dalam sel-sel tubuh lewat gerakan shalat, terutama mengerjakan shalat Subuh yang
tepat waktu menyebabkan sel-sel penyakit seperti kanker menjadi tidak dapat tumbuh,
sehingga dapat mencegah penyakit kanker, asma dan mencegah berbagai penyakit. Dengan
adanya energi dari Oksigen yang cukup dapat membantu memperbaiki dan mengaktifkan sel,
bagus digunakan untuk terapi bagi mereka yang menderita sakit diabetes, gagal ginjal dan
penyakit lainnya. Oksigen menangkal radikal bebas, sehingga membantu regenerasi sel-sel di
kulit wajah seperti manfaat vitamin E membuat kulit menjadi cantik, mencegah penuaan dini
menyebabkan awet muda. Oksigen menstabilkan tekanan darah, meningkatkan metabolisme,
ekskresi, kegiatan hormon, kegiatan enzim untuk pembelahan sel-sel. Oksigen yang cukup
pada sel-sel tubuh membuat sel-sel berfungsi secara normal dan membantu sistem peredaran
darah supaya kita tidak kesulitan bernafas, sehingga membuat fungsi tubuh manusia dapat
bekerja secara optimal dan masih banyak manfaat Oksigen bagi tubuh dan anggota tubuh.
Khusus bagi perokok aktif dan pasif, Oksigen di tubuhnya tidak bisa lagi mengeluarkan
racun-racun dan zat-zat kimia lainnya dari darah dan paru-parunya.
IKTIDAL :
Organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian,
sehingga pencernaan menjadi lancar.
SUJUD :
Gerakan sujud secara kontinyu dapat memacu kecerdasan otak, sujud yang tumakninah bisa
mengalirkan darah yang mengantarkan Hemoglobin yang membawa Oksigen yang memadai
dan nutrisi (glukosa untuk energi otak) dari tubuh ke otak sampai ujung otak dengan lancar
dan sempurna, sehingga meningkatkan daya ingat dan mencerdaskan otak dan insya Allah
bisa menyembuhkan penyakit-penyakit di kepala, misalnya stroke, vertigo, pusing dan
sebagainya. Maka penting sekali jika sujud harus tumakninah, supaya darah mengalir ke otak
dengan sempurna, sampai ujung otak kita terisi dengan Oksigen dan nutrisi secara maksimal,
sehingga sel-sel saraf yang ada di kepala khususnya di otak bekerja dengan sempurna. Otak
membutuhkan 60% Oksigen, sedangkan tubuh hanya membutuhkan 40% Oksigen dari
seluruh Oksigen yang masuk ke seluruh sel-sel tubuh lewat paru-paru.
Faedah paling penting dari semua gerakan sujud adalah melancarkan aliran darah menuju
otak yang membutuhkan glukosa sebagai bahan bakarnya. Gerakan itu juga melindungi
jaringan pembuluh darah ke otak dari kerusakan atau gangguan, sekaligus menjaga kelenjar-
kelenjar yang berada di dalamnya. Aliran darah yang mengalir sangat lancar dan sangat
banyak karena gerakan sujud yang tumakninah yang membawa Oksigen dan nutrisi yang di
dalamnya terkandung glukosa sebagai bahan bakar yang memadai yang meningkatkan fungsi
kerja otak. Otak merupakan pusat eksekusi yang menentukan kerja dan aktifitas semua organ
tubuh. Pengaruh kurangnya pasokan Oksigen dan nutrisi ke otak, berakibat terserang
syncope, yaitu kehilangan kesadaran akibat kurangnya aliran darah yang mengandung
Oksigen dan nutrisi menuju otak . Posisi sujud menjaga tubuh dari bertambahnya hormon
beta endorphin pemicu syncope. Sujud dapat melenturkan jaringan otot sekitar panggul, yang
membantu melindungi tubuh dari serangan wasir dan sakit otot atau reumatik. Sujud
mencegah terjadinya sembelit, mengobati gangguan rahim pada wanita dan menurunkan
kadar gula darah sehingga kita terhindar dari gangguan fungsi otak dan terhindar dari
gangguan fungsi jaringan saraf pusat, terutama membebaskan tubuh dari materi-materi
berbahaya seperti hormon serotin dan hormon serotonin (ke-2 hormon ini berfungsi sebagai
neurotransmitter).
DUDUK TAWARRUK (Duduk Di antara Dua Sujud) :
Duduk tawarruk dan duduk iftirasi memiliki banyak faedah, gerakan ini menjaga kelenturan
sendi lutut dan menjaga keutuhan cairan membrannya (synovial membrane ), melenturkan
persendian pangkal paha, jaringan otot kaki, serta jaringan otot lutut dan pergelangan kaki.
Dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga
dapat mencegah terjadinya pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki jadi
tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki mulai dari mata kaki sehingga
pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara
optimal menopang tubuh kita. Duduk tawarruk mencegah penyakit kandung kemih, prostat,
saluran vas deverenss (darah) dan mencegah impotensi. Duduk tawarruk adalah berguna
untuk tidak menyebabkan atau mencegah darah yang baru saja berada di otak mengalami
pengurangan darah secara mendadak yang akan membahayakan kesehatan tubuh, duduk
tawarruk berguna untuk tetap mempertahankan aliran darah ke otak sesuai kadar yang
dibutuhkan otak, karena 2 lutut yang dilipat dalam duduk tawarruk berguna menahan aliran
darah yang baru berada di otak supaya tidak balik ke paru-paru.
DUDUK IFTIRASI (Duduk Tasyahhud Akhir ) :
Menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang menyebabkan penderitanya tak mampu
berjalan.
SALAM :
Gerakan memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri melibatkan 21 jaringan otot untuk
menghilangkan kegelisahan, menjaga kelenturan urat leher yang akan mempercepat aliran
getah bening dari leher ke jantung, mengencangkan kulit wajah, menghilangkan kegelisahan,
ketegangan dan rasa lelah di leher sehingga tidak lagi terserang sakit kepala dan sebagainya.
Arti rohaniahnya : Ahli shalat harus selalu berbuat baik kepada tetangga kiri dan kanannya,
menolong sesamanya, tidak merugikan orang lain, sebab ketika salam bertekad untuk
menyelamatkan sesamanya dan lingkungannya.
SHALAT DAN KESEHATAN MENTAL
Ibadah shalat adalah ajaran agama yang diwahyukan dari Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad
saw. Karena itu ibadah shalat pasti mempunyai banyak hikmah didalamnya. Kalau kita
pelajari al-qur’an dan as-sunnah maka akan kita temukan pennjelasan tentang hikmah dari
pelaksanaan shalat, diantaranya yaitu pengaruh pelaksanaan terhadap kesehatan mental
manusia.
Dalam shalat terjadi hubungan rohani atau spiritual antara manusia dengan Allah. Dalam aksi
spiritualisasi islam, shalat dipandang sebagai munajat (berdoa dalam hati dengan khusu’)
kepada Allah. Orang yang sedang shalat, dalam melakukan munajat, tidak merasa sendiri. Ia
merasa seolah-olah berhadapan dengan Allah, serta didengar dan diperhatikan munajatnya.
Suasana spiritualitas shalat yang demikian, dapat menolong orang mengungkapkan segala
perasaan, keluhan dan permasalahannya kepada Allah. Dengan suasana shalat yang khusu’ itu
pula orang memperoleh ketenangan jiwa (annafsul muthmainnah) karena merasa diri dekat
dengan Allah dan meperoleh ampunannya.
Bagi manusia yang melaksanakan shalat wajib secara terus menerus dan melaksanakan shalat
sunnah secara rajin. Dan semua shalat itu dilaksanakan secara khusu’ maka nilai-nilai
kesehatan mental yang terkandung didalam ibadah shalat tersebut akan berpengaruh pada
dirinya. Nilai-nilai kesehatan mental yang terdapat dalam ibadah shalat tersebut tertuang
dalam bentuk fungsi shalat sebagai pengobat (curative), pencegah (preventive), pembina
(constructive), dalam kesehatan mental.
a) Shalat sebagai obat bagi gangguan jiwa
Satu hal yang disebutkan dalam sebuah hadits, berkaitan erat dengan perawatan kejiwaan,
yaitu orang yang melaksanakan shalat dengan baik, wudhunya sempurna, dilaksanakan tepat
pada waktunya dan terpenuhi semua rukun dan syaratnya disertai dengan khusu’, maka Allah
akan memberikan ampunan kepada orang tersebut. Dalam pandangan ahli jiwa, ampunan
terhadap dosa dan kesalahan merupakan obat bagi gangguan kejiwaan, karena salah satu
penyebab gangguan kejiwaan adalah merasa bersalah atau berdosa. Orang akan tergoncang
jiwanya apabila ia merasa bersalah dan berdosa kepada Tuhan. Jadi dapat dikatakan bahwa
shalat merupakan sarana pengobatan kejiwaan atau mempunyai fungsi kuratif terhadap
penyakit dan gangguan kejiwaan.
b) Shalat sebagai pencegahan terhadap gangguan kejiwaan
Manusia dalam kehidupannya selalu menghadapi berbagai macam problem dan cobaan
hidup, hal yang tidak menyenangkan selalu terjadi. Dan dengan melaksanakan shalat lima
waktu dengan khusu’ dan dilaksanakan secara terus menerus maka dapat dihindari perasaan
yang tidak mengenakkan di hati, karena manusia selalu mengungkapkannya lima kali sehari
melalui ibadah shalat dengan keyakinan bahwa pengungkapannya langsung didengar,
dipahami dan diperhatikan oleh Allah karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Sedangkan bagi orang yang rajin shalat sunnah, akan merasakan ketenangan dan ketntraman
batin yang lebih karena intensitas pengungkapan perasaan dan permohonan manusia
dilakukan lebih sering, lebih dari lima kali sehari. Pada saat seseorang sedang shalat, maka
seluruh alam fikiran dan perasaannya terlepas dari semua urusan dunia yang membuat dirinya
stress. Sesaat jiwanya tenang, ada kedamaian dalam hatinya.
Shalat dzuhur dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan
(fungsi preventive). Menurut perhitungan kejiwaan, bila perasaan tidak tenang dan pikiran
penuh dengan berbagai masalah yang tidak terselesaikan, maka daya pikir akan menurun atau
bahkan mungkin tidak bekerja. Sedangkan apabila orang tersebut mengalami masalah-
masalah yang agak menyakitkan, menggelisahkan dan mencemaskan, maka semua itu tidak
dapat hilang hanya dengan istirahat siang selama 1 jam yang diberikan kantor. Hal tersebut
harus di atasi dengan pelegaan batin yang dapat dilakukan dengan shalat dzuhur.
Shalat ashar dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan
(fungsi preventive). Kemampuan jasmani beraktivitas atau bekerja pada waktu siang hari
dalam keadaan panas, memang tidak sekuat pagi hari lagi. Kesegaran jasmani menurun,
kemampuan berfikir agak berkurang, sebaliknya emosi mudah terangsang. Dari sana dapat
kita lihat bahwa fungsi sholat asar sebagai pencegah gangguan kejiwaan adalah dengan sholat
asar, syaraf-syaraf dan otot-otot yang tegang karena bekerja di waktu siang hari dapat
kembali regang dan rileks. Sehingga dengan begitu, kondisi fisik dan psikis manusia tetap
terjaga.
Shalat maghrib dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan
(fungsi preventive). Pada waktu pergantian siang dan malam, yang kadang-kadang
mencekam jiwa, terutama bagi mereka yang merasa kurang berhasil mengerjakan tugasnya.
Setelah matahari terbenam, azan magrib bekumandang. Dengan demikian terlepaslah dirinya
dari berbagai macam hal yang mengganggu perasaan, dan ini jelas merupakan pencegahan
terhadap gangguan kejiwaan.
Shalat isya dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan (fungsi
preventive). Agar tidur nyenyak, mohonlah perlindungan kepada Allah agar dijaga Nya
selama tidur. Buatlah perhitungan terhadap pekerjaan sehari tadi, mulai dari bangun tidur
sampai kepada malam menjelang tidur kembali. Inilah tempat kita muhasabah diri dan
introspeksi diri. Hal ini dilakukan agar hati menjadi tenang dan semua anggota tubuh serta
pikiran dapat beristirahat secara maksimal.
c) Fungsi ibadah shalat sebagai Pembina kesehatan jiwa.
Sebagai pembina kesehatan jiwa manusia, shalat mempunyai manfaat memperkuat mental
dan menambah kesehatan jiwa. Karena pendekatan kepada Allah lebih ditingkatkan dengan
kesadaran dan kemauan untuk lebih banyak memperoleh kesempatan untuk menentramkan
batin manusia. Kalau kesehatan jasmani dapat diperbandingkan dengan kesehatan jiwa yaitu
dalam makan ada yang disebut empat sehat lima sempurna maka dapat ditujukan shalat wajib
merupakan pokok-pokok yang menjamin terciptanya kesehatan jiwa dan shalat sunnah
mempunyai pengaruh untuk menambah kuatnya mental manusia.
SHOLAT DAN KESEHATAN EMOSIONAL
Sebenarnya para ahli masih memperdebatkan khalbu yang dimaksud di sini, sebagian para
ahli berpendapat bahwa khalbu itu adalah jantung. Namun jika dilihat dari fungsi jantung,
rasanya fungsi yang disebutkan dalam hadist ini belum terpenuhi semua dengan fungsi
jantung yang sudah diketahui. Oleh karena itu, apapun sebenarnya bagian tubuh yang
dimaksud dalam hadist ini, bagian ini bisa mengacu kepada komponen sistem limbik yang
menonjol yaitu amigdala. Hal ini dapat disimpulkan karena fungsi amigdala yang begitu
besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Jika amigdala bekerja dengan baik maka
baik pula sistem yang lain karena pengaruhnya sehingga menghasilkan kepribadian yang baik
pula pada seseorang.
Dapat kita perhatikan bahwa amigdala maupun hipotalamus (yang juga menerima sinyal dari
amigdala) memiliki fungsi ganda yang saling berlawanan, artinya perubahan yang akan
dihasilkan dari perangsangan ini dapat mimicu komponen pembentuk stres namun juga dapat
memicu komponen pembentuk ketentraman jiwa . Komponen perilaku ini pada amigdala
maupun pada hipotalamus berada pada nukleus-nukleus berbeda sehingga pemunculannya
berdasarkan bagian mana yang mengalami perangsangan. Komponen perilaku yang berbeda
ini tidak akan dapat muncul pada saat bersamaan. Tidak akan pernah suatu perasaan stres
akan muncul secara bersamaan dengan perasaan senang. Jika emosi timbul, hal ini akan
terjadi umpan balik dimana rangsangan ini akan terjadi peningkatan keresahan sehingga
situasi panik pada akhirnya akan timbul. Hal ini terjadi karena rangsangan ini terjadi
pengembalian melalui hipotalamus ke sistem limbik kemudian ke korteks prefrontal. Di
korteks prefrontal akan terjadi peningkatan kadar katekolamin. Sehingga membuat orang
yang sedang emosi tidak terkendali secara keseluruhan termasuk tidak terkontrol dalam
perbuatan, termasuk melakukan perbuatan yang mungkar. Sehingga tidak mungkin perasaan
senang akan muncul pada saat yang bersamaan kecuali jika ada perangsangan untuk rasa
senang atau rasa tentram dari luar. Hal ini sesungguhnya sudah dijelaskan oleh Allah Swt. di
dalam Al Quran
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu
sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (Q.S. Al Baqarah 42).
Karena perangsangan terhadap komponen prilaku ini bergantung pada bagian mana yang
dirangsang, maka dengan melakukan sujud pada saat shalat akan meningkatkan perangsangan
untuk komponen perilaku tentram, damai dan bahagia sebalikknya akan menekan
perangsangan komponen perilaku untuk perasaan emosi, cemas, marah, gelisah serta rasa
seksualitas. Pada akhirnya hal ini dapat menekan perilaku lanjutan dari perilaku cemas,
emosi, dan marah yaitu perbuatan keji dan mungkar.
Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) Dan Dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Ankabuut: 45).
Sekarang akan dibahas mekanisme kerja amigdala mempengaruhi sistem limbik yang lain
dengan bagusnya aliran darah yang diperolehnya melalui sujud sehingga terbentuk
kepribadian yang mulia pada diri seseorang. Emosi diproses di amigdala baik secara langsung
atau melalui komponen sistem limbik yang lain yang sinyalnya diberikan oleh amigdala.
Untuk komponen emosi yang kerjanya dijalarkan ke hipotalamus, maka yang menentukan
komponen emosi apa yang akan timbul – baik itu rasa senang atau kecewa, marah atau
bahagia serta komponen emosi yang lain – ditentukan oleh amigdala. Hipotalamus hanya
sebagai tempat pembentukan, namun konsep atau pola emosi yang akan dibentuk sudah
ditentukan oleh amigdala walaupun hipotalamus sendiri dapat menghasilkan komponen
perilaku dengan menggunakan rangsangan listrik pada penelitian terdahulu. Komponen
perilaku yang dibentuk ditentukan oleh bagian mana dari hipotalamus yang dirangsang oleh
amigdala. Jika bagian hipotalamus yang dirangsang adalah yang bertanggung jawab terhadap
timbulnya rasa marah (nukleus perifornikal), maka akan muncul rasa marah, sebaliknya jika
bagian ini ditekan oleh amigdala maka rasa marah akan tertekan, maka yang muncul adalah
perasaan tenang. Selain rasa marah, amigdala juga akan mempengaruhi pemunculan
komponen-komponen emosional lainnya
Secara normal, tubuh kita selalu memperoleh rangsangan dari lingkungan, sebagai tanggapan
umum untuk rangsangan ini, kelompok sel saraf tertentu yang dinamakan caeruleun nucleus
menghasilkan norepinefrin, maka jika kadar norepinefrin ini terlalu rendah maka akan
menyebabkan depresi sedangkan jika kadarnya terlalu banyak maka akan menghasilkan stres
yang berat. Bagian lain yang disebut daerah substansia Nigra pada formation reticularis
menghasilkan dopamin jika dirangsang oleh perasaan senang atau tenang. Selain itu
perangsangan oleh perasaan senang atau tenang akan mengikuti suatu rute yang dinamakan
pleasure reward mesolimbic yang terutama diperantarai oleh amigdala, hipakampus dan
nucleus accumbens. Rute ini dipicu oleh pengeluaran serotonin oleh hipotalamus saat
perasaan senang atau tenang muncul, selanjutnya serotonin ini memicu segmental ventral
menghasilkan dopamin, dopamin ini selanjutnya di kirim ke amigdala, hipakampus dan
nucleus accumbens yang akan bertanggung jawab terhadap rute pleasure reward
mesolimbic.Oleh karena itu, perangsangan amigdala mengatur sistem limbik yang lain sesuai
dengan sinyal yang diterima olehnya. Karena sinyal yang diterima berupa norepinefrion atau
dopamin atau yang lainnya adalah sutau neurotransmiter sehingga memerlukan aliran darah
untuk transportasinya. Maka secara langsung aliran darah sangat mempengaruhi
perangsangan yang sampai ke amigdala. Salah satu yang paling penting adalah, dopamin
sangat sukar menembus sawar darah otak sehingga sistem limbik yang diperantarai oleh
neurotransmiter ini yaitu ketentraman jiwa relatif sukar dicapai. Kerena rangsangan dari
lingkungan terus menerus datang maka untuk menanggapai hal ini caeruleun nucleus
menghasilkan norefinefrin. Kadar norefrinefrin yang dihasilkan oleh caeruleun nucleus ini
adalah faktor penyebab ketegangan. Ketegangan ini membuat orang sering berkeluh kesah.
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (Q.S. Al Ma`aarij: 19).
Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa rasa ikhlas dan khusyu sangat penting saat sujud
dalam shalat untuk memperoleh ketenangan jiwa dan ketentraman batin . Karena dengan
ikhlas dan khusyu` akan memicu perangsangan jalur produksi dopamin yang akan
didistribusikan ke amigdala untuk merangsang komponen perilaku tenang, ketentraman jiwa
dan ketenangan emosi. Pentingnya rasa ikhlas dan khusyu` saat sujud dalam memperoleh
ketenangan jiwa dan kebahagiaan bathin. Kita harus berusaha untuk mendatangkan perasaan
nyaman dan tenang dalam shalat. Rasa ikhlas dan khusyu` mutlak di harus ada dalam shalat
jika ingin memperoleh ketentraman jiwa dan ketenangan emosi sesuai dengan firman Allah
Swt.
Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. dan (katakanlah): “Luruskanlah
muka (diri)mu[*] di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan
ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana dia Telah menciptakan kamu pada permulaan
(demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)”. (Q.S. Al Araaf 29).
Jika rasa ikhlas dan khusyu` tidak muncul maka yang terjadi adalah suatu perasaan hampa,
tidak ada perubahan emosi dan perilaku yang akan kita peroleh setelah melakukan shalat.
Bahkan bisa menyebabkan semakin bertambahnya emosi atau kecemaasan yang dihadapi.
Hal ini sesuai seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa terjadi umpan balik yang
menyebabkan perangsangan sistem limbik untuk komponen stres melalui hipotalamus yang
akhirnya dilanjutkan ke korteks prefrontal dengan menghasilkan katekolamin berlebihan.
SHOLAT DAN KESEHATAN INTELEKTUAL
Pertama, proses mengetahui dapat bersifat intelektual maupun spiritual. Menurut kaum
filosof, setiap momen pencerahan intelektual yang paling berkualitas terjadi akibat kontak
antara jiwa suci dengan apa yang diistilahkan sebagai akal aktif (akal yang berperan sebagai
penerima wahyu/pencerahan). Pencerahan dicapai lewat suatu pengalaman religius, tidak bisa
hanya lewat proses berpikir biasa. Dalam suatu momen pencerahan, pengetahuan hadir begitu
saja dalam diri (hati). Dalam konteks ini, sholat yang telah dikerjakan dengan baik akan
menghadirkan dan menyucikan akal, jiwa, atau hati sehingga terjadilah kontak dengan sang
penyampai pengetahuan dan pencerahan (hadirnya pengetahuan) bisa terjadi.
Kedua , sholat yang khusyuk membawa seseorang dari kesadaran penuh akan kondisi sekitar
kepada kondisi antara tidur dan jaga (flow), yang dalam suatu penelitian disebutkan,
menempatkan otak dalam suatu keadaan yang mampu mentransmisikan gelombang alfa.
Gelombang ini diyakini yang terbaik sebab pada keadaan otak seperti inilah kreativitas
(kemampuan untuk memperoleh pemikiran terbaik) terjadi. Pada keadaan jaga biasa otak
memancarkan gelombang beta, sedangkan pada keadaan tidur gelombang teta dan delta. Pada
keadaan flow, pelaku sudah melewati masa kesadaran penuh, tapi tak sampai tingkat tertidur.
Biasanya, untuk mencapai level kreatif seperti ini, para ahli menyarankan agar orang
bermeditasi.
Tetapi, pada saat yang sama, ia juga perlu menjaga agar ia tak sampai tertidur. Mereka
menyarankan beberapa kegiatan yang diteliti dapat mewakili modus seperti ini, semisal:
bersantai di bak mandi, mengemudikan mobil di jalan raya yang sepi, mendengarkan musik
klasik, dan sebagainya. Nah, shalat dapat menciptakan keadaan antara jaga dan tidur secara
lebih baik daripada kegiatan-kegiatan lain yang disarankan para ahli itu. Mengapa? Karena,
jika dalam meditasi, pembacaan doa, apalagi kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti
mendengarkan musik, bersantai di bak mandi, menyetir di jalan sepi dsb masih
memungkinkan pelakunya tertidur.
Maka sholat dapat memenuhi kedua syarat itu sekaligus: di satu sisi mensyaratkan
kekhusyukan dan thuma’ninah sehingga otak mampu memancarkan gelombang alfa. Di sisi
lain, sholat mengandung bacaan dan gerakan yang berubah-ubah sehingga tetap dapat
memelihara seseorang dalam keadaan jaga, betapapun khusyuknya ia melakukan shalat.

También podría gustarte