Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
sebab itu, kegiatan ini dinamakan Proyek Pelayaran Perintis. II. URAIAN DESAIN ULANG
Pada tahun 2000 jumlah pelabuhan singgah kapal-kapal
perintis sebanyak 180 buah. Jumlah ini jauh lebih banyak Dalam mengerjakan desain ulang ini, data yang
dibutuhkan meliputi principal dimension, lines plan,
dari pelabuhan singgah pada awal penyelenggaraan
general arrangement dan data Titik Berat Kapal Perintis
pelayaran perintis. Mengingat begitu banyak pelabuhan
200 DWT. Setelah didapatkan data-data di atas kemudian
yang harus disinggahi kapal-kapal perintis dan kecil
dilakukan pemeriksaan stabilitas kapal eksisting dengan
kemungkinan untuk segera ditinggalkan, maka keberadaaan menggunakan naval architecture commercial software
pelayaran perintis tidak boleh dianggap bersifat sementara Pemeriksaan hambatan kapal dilakukan dengan
lagi. Sesuai dengan kondisi geografis, keutuhan dan menggunakan software Hullspeed. Kemudian menentukan
keamanan wilayah negara serta keadaan perekonomian parameter perbandingan ukuran utama dengan
daerah-daerah yang berada di sepanjang pantai, kehadiran menggunakan metode kapal pembanding. Dari data kapal
pelayaran perintis sudah merupakan kebutuhan yang tidak pembanding diambil ukuran dari terkecil hingga terbesar
dapat dielakkan. Faktor-faktor itulah yang mendasari untuk dijadikan parameter dalam memodifikasi ukuran
kebijakan pemerintah menjadikan pelayaran perintis sebagai utama.
satu sub sistem angkutan laut nasional sebagaimana Kemudian melakukan pemodelan lambung kapal dengan
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 tahun menggunakan Maxsurf Pro 11.12. Pemodelan dilakukan
1999. sebagai langkah awal untuk mendapatkan model yang
Angkutan perintis merupakan pemberian jasa layanan mendekati dengan keadaan yang sebenarnya. Langkah
transportasi dimana terjadi campur tangan pemerintah yang selanjutnya melakukan modifikasi model 1 yakni modifikasi
berbentuk pemberian subsidi karena terjadi dengam menambah tinggi kapal sebesar 0.4 meter. Setelah
ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. penambahan tinggi dilakukan tentu akan terjadi perubahan
Angkutan perintis terjadi di daerah-daerah terpencil dimana titik berat kapal, perubahan ini kemudian dihitung dengan
daya beli efektif masyarakat berada di bawah tarif jasa
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2
C. Analisis Stabilitas
Table III-2 Analisis Stabilitas Kapal Eksisting
Berdasarkan IS Code A749(18)Ch3
No Kriteria IMO Unit
Kondisi Gambar IV-1 Model Modifikasi.
A1 B1 B2 B3 B4 B5 B6
1 Area 0 to 30 3.151 m.deg 1.007 0 0 0 3.615 0 0 B. Pemodelan Kapal
2 Area 0 to 40 5.157 m.deg 1.117 0 0 0 6.793 0 0
3 Area 30 to 40 1.719 m.deg 0.17 0.524 0.524 2.784 3.178 0.524 2.78 Selanjutnya dari data ukuran utama dan Lines Plan tiap
4 Max GZ at 30 or Greater 0.2 m 0.047 ‐0.01 ‐0.01 ‐0.179 0.363 ‐0.01 ‐0.182 model modifikasi dimodelkan dalam Naval architecture
5 Angle of maximum GZ 25 deg 25 0 0 0 45 0 0
6 Initial GMT 0.15 m 0.15 ‐0.16 ‐0.16 ‐0.432 0.351 ‐0.16 ‐0.427 commercial software 11.12.
Status PASS PASS FAIL FAIL FAIL FAIL PASS FAIL FAIL
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3
Gambar IV-3 Compartment Definition Window Dari analisis kriteria pada Table IV-1, menerangkan
bahwa hasil perhitungan stabilitas model 1 hanya memenuhi
(pass) standar persyaratan IS Code pada kondisi B4.
Gambar IV-4 Hasil pemodelan tangki dengan Dari analisis kriteria pada Table IV-2, menerangkan
menggunakan naval architecture commercial software bahwa hasil perhitungan stabilitas model 2 hanya memenuhi
(pass) standar persyaratan IS Code pada kondisi B4.
D. Perencanaan Load Case
Table IV-3 Analisis Stabilitas Model 3 Berdasarkan IS
Pada tahap ini akan dilakukan perencanaan Load Case Code A749(18)Ch3
dengan tujuan agar bisa diketahui keadaan kapal secara Kondisi
No Kriteria IMO Unit
teknis dalam berbagai kondisi. Dalam tugas akhir ini akan A1 B1 B2 B3 B4 B5 B6
dibuat kondisi pembebanan menjadi tujuh kondisi secara 1 Area 0 to 30 3.151 m.deg 8.642 10.099 5.56 3.458 10.202 5.56 3.5
2 Area 0 to 40 5.157 m.deg 12.923 17.286 8.728 4.362 17.402 8.728 4.351
garis besar, yaitu: 3 Area 30 to 40 1.719 m.deg 4.281 7.186 3.168 0.904 7.218 3.168 0.852
4 Max GZ at 30 or Greater 0.2 m 0.458 0.76 0.331 0.151 0.762 0.331 0.149
1. Kondisi kapal dalam keadaan kosong (A1) 5 Angle of maximum GZ 25 deg 29 43 31 24 43 31 23
Status PASS PASS PASS PASS PASS FAIL PASS PASS PASS
2. Kondisi stabilitas berdasarkan IMO:
a. Pada saat kapal keadaan full load, kondisi tangki Dari analisis kriteria pada Table IV-3, menerangkan
consumable dalam keadaan penuh, dan tanpa bahwa hasil perhitungan stabilitas model 3 tidak memenuhi
pengisian tangki ballas (B1). (fail) standar persyaratan IS Code pada kondisi B3.
b. Pada saat kapal keadaan full load, kondisi tangki
consumable dalam keadaan 50%, dan tanpa pengisian
tangki ballas (B2).
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4
Table IV-6 Analisis Stabilitas Model 6 Berdasarkan IS Gambar IV-5 Rencana Umum Model Kapal Terpilih
Code A749(18)Ch3
Kondisi
No Kriteria IMO Unit
A1 B1 B2 B3 B4 B5 B6
1 Area 0 to 30 3.151 m.deg 13.515 14.136 10.015 8.247 14.259 10.015 8.322
2 Area 0 to 40 5.157 m.deg 20.791 23.878 15.957 12.089 24.043 15.957 12.131 V. KESIMPULAN
3 Area 30 to 40 1.719 m.deg 7.276 9.741 5.942 3.843 9.783 5.942 3.809
4 Max GZ at 30 or Greater 0.2 m 0.741 1.025 0.601 0.427 1.028 0.601 0.426 Berdasarkan kajian teknis yang telah diuraikan pada bab-
5 Angle of maximum GZ 25 deg 32 43 34 28 43 34 27 bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
Status PASS PASS PASS PASS PASS PASS PASS PASS PASS
berikut:
Dari analisis kriteria pada Table IV-6, menerangkan 1. Ukuran Utama Optimum yang didapat dari
bahwa hasil perhitungan stabilitas model 6 pada kondisi A1 pengerjaan Tugas Akhir ini adalah model kapal IV
sampai kondisi B6 dinyatakan memenuhi (pass) standar dengan LOA= 44.30 m, LPP= 39.90 m, B= 10.5 m
persyaratan IS Code yang ditetapkan. dan H=3.6 m.
2. Model kapal IV pada kecepatan 11 knot
F. Hambatan Kapal menghasilkan hambatan sebesar 36.43 kN, memiliki
periode oleng sebesar 31 detik dan memenuhi
Penentuan hambatan dari keenam model yang telah
kriteria stabilitas (IMO International Code on Intact
dibuat yaitu dengan menggunakan bantuan software
Stability, 2008 ).
Hullspeed, untuk perhitungan hambatan pada program ini
3. Model kapal IV dipilih sebagai model kapal terbaik
dibutuhkan beberapa input yaitu model yang telah dibuat
karena memenuhi kriteria stabilitas (IMO
dari software Maxsurf dan input lainnya adalah menentukan
International Code on Intact Stability, 2008 ) pada
kecepatan model kapal.
semua kondisi pembebanan, memiliki nilai
Dari hasil perhitungan kenaikan hambatan kapal tidak
hambatan lebih kecil dibandingkan model kapal VI
signifikan yakni kenaikan hambatan per model sebesar 1
dan memiliki periode oleng lebih dibanding model
kN.
kapal VI.Ch3 dan memilik hambatan total kapal
terkecil.
G. Rencana Umum
Pada tahap pembuatan rencana umum ini, dilakukan Ada beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai
normalisasi tata ruang di setiap ruangan berdasarkan pertimbangan apabila ada penelitian dengan topik serupa.
rencana umum sebelumnya. Dengan normalisasi ini ruangan Pertama, karena keterbatasan waktu pada penelitian tugas
utama, ABK dan geladak kemudi kapal ini memiliki space akhir ini hanya dilakukan pada stabilias intact saja. Pada
yang lebih besar dibanding kapal sebelumnya. Pada Gambar penelitian selanjutnya penelitian juga dapat dilakukan pada
IV-5 ditunjukkan rencana umum kapal yang telah dilakukan stabilitas damage. Kedua, pada penelitian tugas akhir ini,
normalisasi. performa kapal yang diuji melalui naval architecture
commercial software hanya berupa stabilitas, tahanan dan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT
yang telah memberikan kesehatan, ilmu serta inspirasi bagi
penulis, kepada keluarga atas semua doa, semangat serta
motivasi yang diberikan tanpa henti, Ir. Wasis Dwi
Aryawan, M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang
dengan sabar memberikan arahan dan nasehat selama
penyelesaian Tugas Akhir, senior, teman-teman dan pihak
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih atas
segala bantuan dan doa dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Santoso, IGM, Sudjono, YJ, 1983. “Teori Bangunan Kapal”. Jakarta,
Indonesia: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
[2] Derret, D.R dan C.B Barras, 1999. “Ship Stability for Master and
Mates”. Butterworth-Heineman.
[3] Wibowo, Fadwi Mukti. 2011. “Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomis
Konversi Kapal Tanker Marlina XV 29990 DWT Menjadi Bulk
Carrier”. FTK-ITS:Surabaya.
[4] Code on Intact Stability Criteria for All Types of Ships Covered by
IMO Instruments, 2008 edition, IMO, London.
[5] Lewis, Edward V., 1988. “Principal of Naval Architecture Second
Revision Volume I Stability and Strength”. Jersey City, NJ: The
Society of Naval Architects and Marine Engineers.
[6] Putra, I Kadek Yasa Permana. 2011. “Perancangan Kapal
Catamaran Multi Purpose Untuk Pelayaran Bawean-Gresik Pada
Cuaca Ekstrim”. FTK-ITS:Surabaya.
[7] Fatahillah, Zainul Arifin. 2013. “Analisis Teknis dan Ekonomis
Konversi Landing Craft Tank (LCT)Menjadi Self-Propelled Oil Barge
(SPOB)”. FTK-ITS:Surabaya.
[8] http://m.dephub.go.id/read/opini/kapal-perintis-memanusiakan-
manusia-pulau-terluar. 07 Maret 2014
[9] http://m.dephub.go.id/read/berita/direktorat-jenderal-perhubungan-
laut/7-unit-kapal-perintis-akan-segera-dibangun-oleh-kemenhub. 07
Maret 2014
[10] http://m.dephub.go.id/read/berita/direktorat-jenderal-perhubungan-
laut/kontrak-pembangunan-7-kapal-perintis-akan-ditandatangani. 07
Maret 2014
[11] https://www.linkedin.com/groups/formula-given-below-describes-
what-3717991.S.46936003 diakses tanggal 15 Maret 2014