Está en la página 1de 6

Anisa | Kejang Demam

Kejang Demam
Anisa Septa Rini
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh di atas 38 °C yang disebabkan oleh
suatu
proses ekstrakranium. Kejang demam diklasifikasikan menjadi dua yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam
kompleks. Seorang anaklaki-lakiusia 3 tahun 11 bulan, 1 hari SMRS anak mengalami demam dan sudah diberikan obat
penurun panas namun demam semakin meningkat. ±10 jam demam, pasien mengalami kejang 1x, ±10 menit bersifat umum
dengan mata mendelik keatas,tangandan kaki menekuk berulang. Riwayar kejang sebelumnya tidak ada.Dari pemeriksaan
fsik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, gizi baik, nadi: 100x/menit
reguler,
0
pernafasan 28 x/menit, suhu 38,2 C.Pada pemeriksaan thorax dan abdomen dalam batas normal.Pada
pemeriksaan
rangsang meningeal negatif. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin 11,7 g/dl, hematokrit
34%,
kadar LED 36mm/jam, leukosit 8300/ul, dan trombosit 257.000/UL. Kejang pada anak ini timbul didasari oleh adanya
riwayat demam. Pada pasien ini diberikan terapi pengobatan intermiten yaitu diazepam dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/hari.
Prognosis pada anak baik.

Kata kunci: anak, kejang demam

Febril Convulsion
Abstract
Febrileconvulsion are seizures that occur in the body temperature rises above 38 °C which is caused by a process
extracranium. Febrile convulsion are classifed into two simple febrile convulsion and febrile convulsion complexes. A son
aged 3 years and 11 months, 1 day before hospitalized, child fever and had been given medication for fever, but the fever is
increasing. ±10 hours of fever, the patient had seizures 1x, ±10 minutes is common with bulging eyes upward, hands and
feet fexed repeatedly. Seizures when child were brought to the clinic for treatment. There is no previous history of
seizures. From the physical examination found the general condition seemed being ill, awareness compos ments, good
nutrition, pulse: 100 x/min regular, respiratory 28 x/min, the temperature 38,2 °C. On examination of the thorax and
abdomen within normal limits.On examination of meningeal negative stimuli. In the laboratory tests found levels of
hemoglobin 11.7 g/dl, hematocrit 34%, LED levels 36 mm/hour, leukocytes 8300/ul, and platelets 257,000/ul. Seizures in
children arise based on a history of fever. In these patients given therapeutic treatment of intermittent diazepam dose is
0.3-0.5 mg/kg/day. Children prognosis is good.

Keywords: child, febrile convulsion

Korespondensi: Anisa Septa Rini, S.Ked, alamat Jl. DR Sutomo no.27 Bandar Lampung, nomor HP +6285768501313, e-mail
anisaseptarini@yahoo.com

Pendahuluan termasuk dalam kejang demam.Bila anak berumur


Kejang Demam adalah bangkitan kurang dari 6 bulan atau lebih dari 15
kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38 °C) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang
terjadi ketika fungsi otak tdak normal
sehingga menyebabkan terjadi perubahan
gerakan, perhatan, dan kesadaran. Kejang
demam tdak disertai infeksi susunan saraf
pusat (SSP) atau berupa gangguan elektrolit
akut, terjadi pada anak diatas usia 1 bulan dan
tdak ada riwayat kejang tanpa demam
sebelumnya. Terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun. Insiden tertinggi terjadi
pada usia 18 bulan. Kejang disertai demam
pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tdak
J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016|26
Anisa | Kejang Demam
tahun mengalami kejang didahului
demam, ada kemungkinan lain misalnya
infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan
1,2
terjadi bersama demam.
Kejang demam
diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
1. Kejang demam
sederhana.
Kejang demam yang berlangsung
singkat, kurang dari 15 menit, dan
umumnya akan berhent sendiri. Kejang
berbentuk umum tonik dan atau klonik,
tanpa gerakan fokal.Kejang tidak
berulang dalam waktu 24 jam.Kejang
demam sederhana merupakan
80% diantara seluruh kejang
3
demam.
2. Kejang demam
kompleks.
Kejang yang berlangsung selama >15
menit. Kejang fokal atau parsial satu
sisi, atau kejang umum didahului
kejang

J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016|27


parsial.Berulang atau lebih dari 1 kali dalam nadi 100 x/menit reguler, isi
3
24 jam.
Kejang demam kompleks dan
khususnya kejang demam fokal merupakan
prediksi untuk terjadinya epilepsi. Sebagian
besar penelit melaporkan angka kejadian
4
epilepsi kemudian hari sekitar 2-5%.
Ada beberapa faktor yang mungkin
berperan dalam menyebabkan kejang demam,
yaitu demamnya sendiri, efek produk toksik
daripada mikroorganisme (kuman dan virus)
terhadap otak, respon alergik atau keadaan
imun yang abnormal oleh infeksi, perubahan
keseimbangan cairan atau elektrolit,
ensefalitis viral (radang otak akibat virus)
yang ringan atau yang tdak diketahui atau
ensefalopat toksik sepintas, dan gabungan
semua faktor diatas.
Demam yang disebabkan oleh
imunisasi juga dapat memprovokasi kejang
demam. Anak yang mengalami kejang setelah
imunisasi selalu terjadi waktu anak sedang
demam. Kejang setelah imunisasi terutama
didapatkan setelah imunisasi pertusis (DPT)
5
dan morbili (campak).

Kasus
Pasien datang dengan keadaan umum
tampak sakit sedang, mengeluhkan BAB cair 2
hari Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS)
sebanyak 1/4 gelas berukuran 250 cc
sebanyak
4-5 x/hari, BAB cair berwarna kuning, tdak
terdapat darah dan lendir. Setelah itu 1 hari
SMRS anak rmengalami demam dan sudah
diberikan obat penurun panas namun demam
tdak turun dan semakin meningkat. Setelah
kurang lebih 10 jam demam, pasien
mengalami kejang 1x kurang lebih 10 menit
bersifat umum dengan mata mendelik keatas
dan tangan serta kaki menekuk berulang.
Setelah kejang anak tertidur beberapa saat,
kemudian anak sadar dan dapat minum air.
T idak terdapat mual dan muntah dan
juga tdak ada batuk dan pilek. Pasien
mengalami penurunan nafsu makan, hanya
makan sedikit- sedikit dan terkadang
dimuntahkan. Saat kejang anak dibawa
berobat ke puskesmas, saat di puskesmas
anak langsung dirujuk ke RSAM. Pasien
mempunyai riwayat mencret dan pernah
dirawat pada usia 1 tahun. Riwayar kejang
sebelumnya tdak ada. Dari pemeriksaan fsik
didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang, kesadaran compos ments, gizi baik,
dan tegangan cukup, pernafasan 28 bahwa diare akut adalah buang air besar pada
0
x/menit, suhu 38,2 C. Pada pemeriksaan bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai
paru tdak ditemukan suara nafas perubahan konsistensi tnja menjadi cair
tambahan dan paru dalam keadaan normal dengan atau tanpa lendir dan darah yang
dan pada pemeriksaan abdomen tdak berlangsung kurang dari 1 minggu. Pada anak
dieraba hepar dan lien dan abdomen dibawah 5 tahun penyebab diare tersering
dalam keadaan normal. Pada pemeriksaan adalah rotavirus sehingga terapi yang paling
rangsang meningeal tdak menunjukkan pentng dilakukan adalah menambah
keadaan positf. Lalu dilakukan kekurangan cairan dengan lima lintas
6,7,8
pemeriksaan penunjang berupa diare.
pemeriksaan laboratorium ditemukan
kadar hemoglobin
11,7 g/dl, hematokrit 34%, kadar LED
36
mm/jam, leukosit 8300/ul, dan
trombosit
257.000
/UL.

Pembah
asan
Pada kasus ini, anak didiagnosis
kerja kejang demam sederhana dilihat dari
gejala klinis dan diperkuat dengan
pemeriksaan fsik dan pemeriksaan
penunjang yang dilakukan. Adapun gejala
klinik untuk kejang demam sederhana
antara lain kejang terjadi pada kenaikan
o ,
suhu tubuh (suhu rectal >38 C) berusia 6
bulan-5 tahun, kejang berlangsung
singkat <15 menit, kejang bersifat umum,
dan kejang tidak berulang dalam waktu 24
6
jam.
Kejang pada anak ini timbul
didasari oleh adanya riwayat demam.
Karena itu sangat pentng untuk
mengetahui penyebab demam pada
pasien. Demam yang muncul pada
pasien, kemungkinan besar berhubungan
dengan infeksi. Untuk mengidentfikasi
penyebab dari BAB cair tersebut perlu
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fsik
dan pemeriksaan penunjang. Hasil
pemeriksaan fsik penting yang didapatkan
pada anak yaitu pada inspeksi, dan
pemeriksaan abdomen.
Dari anamnesis, diketahui bahwa
BAB cair terjadi 2 hari sebelum pasien
mengalami demam dan kejang kejang,
yang artnya awitan bersifat akut. Awitan
bersifat akut merupakan salah satu tanda
dan gejala dari diare akut. T idak
didapatkan darah dan lendir pada BAB
sehingga tdak perlu diberikan
antibiotik. Untuk diagnosis diare akut
dalam kasus ini sesuai menurut defnisi
Pada inspeksi abdomen tdak kecil resiko berulangnya kejang demam;
ditemukan adanya massa atau perut kembung. lamanya demam sebelum kejang, semakin
Perut kembung dan keras adalah gejala dari pendek jarak antara mulainya demam dengan
obstruksi pada usus. Pada tap anak dengan terjadinya kejang, makin besar resiko
diare harus ditanyakan sejak kapan, frekuensi, berulangnya kejang demam.
9

dan konsistensi serta tedapat darah atau Pada kasus ini tdak terdapat faktor-
7
tdak. Pada anak ini tdak ditemukan adanya faktor untuk diberikannya pengobatan
darah dan lendir serta masih terdapat ampas intermiten, dimana pada kasus ini suhu anak
pada BAB. o
tdak sampai 38,5 C, umur 3 tahun 11 bulan
Untuk menguatkan diagnosis, maka dimana resiko untuk berulang kejang demam
perlu dilakukan pemeriksaan penunjang. sedikit, dan juga tdak terdapat riwayat kejang
Pemeriksaan penunjang pada anak dilakukan demam pada keluarga. Sehingga pada kasus ini
dengan pemeriksaan darah lengkap. Hasil hanya diberikan pengobatan saat kejang.
pentng pemeriksaan penunjang dapat dilihat
dari jumlah leukosit anak yang didapatkan Kejang
keesokan harinya. ↓
Keputusan untuk merawat anak diazepam rektal 5 mg (BB<10 kg) dan 10 mg
dengan kejang demam di rumah sakit (BB>10kg), tunggu 5 menit
bergantung pada situasi klinis dan keadaan ↓
keluarga. Anak sebaiknya berada di rumah Diazepam rektal
sakit minimal dalam beberapa jam dan di ↓
evaluasi ulang. Jika penyebab demam telah Tunggu 5 menit, oksigenasi, infus
diketahui dan ditatalaksana dengan baik, ↓
mereka dapat dipulangkan. Hal ini tergantung Fenitoin iv 15mg/kgBB
pada follow up pasien. Jika kondisi klinis anak ↓
masih tdak stabil, jika masih mungkin kejang 20 menit
disebabkan meningits, atau jika orangtua ↓
anak tdak terlihat cukup mandiri, sebaiknya ICU, pentobarbital 50mg iv, ventilator jika
anak dirawat di rumah sakit. perlu
Pemberian obat kejang demam Gambar 1. Pengobatan Kejang
terbagi menjadi 3 yaitu pengobatan saat
kejang, pengobatan rumatan, dan pengobatan Untuk penatalaksanaan diare pada kasus
6
intermiten. Pada kasus dengan kejang ini sudah sesuai yaitu sesuai dengan rencana
demam sederhana, anak dengan fakor resiko terapi tpe A (diare tanpa dehidrasi).
o 6
berupa demam yang melebihi 38,5 C Mengikut lima lantas yaitu:
diberikan terapi pengobatan intermitten yaitu 1. Rehidrasi oral sepert makanan cair, serta
diazepam dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3 input cairan melalui infusyang diberikan
dosis saat pasien demam atau intrarectal tap yaitu infus RL dan kaen3b untuk
8 jam sebanyak 5 mg (BB<10 kg) dan 10 mg kebutuhan elektrolit pasien, untukoralit
4
(BB>10kg). diberikan 200 cc setiap anak BAB.
Saat ini diazepam merupakan obat 2. Pemberian zinc pada anak >6 bulan
pilihan utama untuk kejang demam fase akut, sebanyak 20 mg/hr selama 10 hari
karena diazepam mempunyai masa kerja yang 3. Diet dengan ASI pada <6 bulan dan
singkat. Diazepam dapat diberikan secara makanan pada >6 bulan
intravena atau secara rektal,jika diberikan 4. Antibiotik diberikan hanya pada anak
secara intramuskular absorbsinya lambat. dengan diare berdarah dan kolera,
Pemberian diazepam secara rektal aman dan padakasus ini tdak perlu diberikan
efektif serta dapat pula diberikan oleh orang antibiotik, sehingga pada anak tdak
4
tua di rumah. perludiberikan antibiotik
Faktor resiko terjadinya kejang demam 5. Edukasi kepada orangtua
berulang dan harus diberikan terapi Prognosis pada kasus ini dubia ad
1
intermiten adalah riwayat kejang demam bonam. Walaupun kejang demam
dalam keluarga, usia kurang dari 18 bulan, mengkhawatrkan bagi orangtua, prognosis
tngginya suhu sebelum kejang demam, makin pada anak cukup baik. Hanya sebagian kecil
yang berkembang menjadi epilepsi atau kejang 3. IDAI. Kejang Demam Apakah
tanpa demam di kemudian hari. T idak Menakutkan?. Ikatan Dokter Anak
ada resiko kerusakan otak, akan tetapi Indonesia [internet]. 2009. [Disitasi pada
dapat terjadi keterlambatan intelektual dan Tanggal 30 Juli 2012]. Tersedia dari:
1,4
motorik sebagai akibat dari kejang demam. http://www.idai.or.id/kesehatan/artikel.a
sp?q=2009421101559.
Simpulan 4. Deliana M. Tatalaksana Kejang Demam
Kejang pada anak ini timbul didasari pada Anak. Jurnal Sari Pediatri. 2002;
oleh adanya riwayat demam. Demam yang 4(2):59-62.
muncul pada pasien, kemungkinan besar 5. Christopher SL, Westermeyer RR, Plantz
berhubungan dengan infeksi. Pada pasien ini SH, Talavera F, Rebecchi T. Seizures in
diberikan terapi pengobatan intermitten yaitu Children. 2011.
diazepam dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/hari. 6. Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S.
Walaupun kejang demam mengkhawatrkan Konsensus Penatalaksanaan Kejang
bagi orangtua, prognosis pada anak cukup baik Demam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2006.
Daftar Pustaka 7. Juffri M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S,
1. Faudi, Tjipta B, Noor W. Faktor Rosalina I, Mulyani NS. Gastroenterologi-
Resiko Bangkitan Kejang Demam Pada hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
Anak. Jurnal Sari Pediatri. 2010; 2011.
12(3):142-3. 8. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,
2. American Academy of Pediatrics. Febrile Febrile Seizures, Nelson textbook of
Seizures: Clinical Practce Guideline for Pediatrics. Editisi ke-17. Philadelphia: WB
the Long-term Management of the Child Saunders company; 2004.
With Simple Febrile Seizures. 9. Lumbantobing SM. Kejang Demam.
Pediatrics. Jakarta: FKUI; 2007. hlm. 1-39.
2008; 121(6):1281-6.

También podría gustarte