Está en la página 1de 14

KONSEP PENYAKIT

A. Pengertian

Diare atau diarrheal desease berasal dari kata diarrola (bahasa Yunani) yang berarti

mengalir terus, merupakan suatu keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu

frekuen.Diare secara epidemiologik biasanya didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang

lunak atau cair 3 kali atau lebih dalam satu hari.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari

biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah

cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer,

Arif., et all. 1999)

B. Epidemiologi

Badan Kesehatan Dunia memperkirakan lebih dari 1,8 milyard kasus diare terdapat di

dunia, dan 3 juta diantaranya berakhir dengan kematian. Di negara berkembang diare akut

masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, dengan tingkat kejadian lebih dari 12

episode diare pertahun pada anak yang berusia di bawah 5 tahun. Diare akut pada anak juga

menimbulkan kematian sebesar 4,6 juta dan 25-30% dari padanya terjadi pada anak di

bawah 5 tahun (Glass dkk, 1991; Lundgren dkk, 2001). Berdasarkan hasil ”Riskesdas 2007,

diare dapat menyebabkan kematian sebesar 42% pada bayi (Juffrie & Mulyani, 2009). Di

Indonesia, terdapat 60 juta kejadian diare pertahun di mana pada setiap anak mengalami

lebih dari satu kejadian diare (Suraatmaja, 2002).


C. Etiologi/Klasifikasi

Penyakit diare dapat disebabkan oleh :

a. Infeksi oleh karena Penyebaran kuman yang menyebabkan diare

Terdiri atas : Virus (rotavirus), Bakteri ( E.colli, Salmonella, Shigella, Vibrio,

Campylobacter jejuni, dll) dan penyebab lain seperti parasit (Entamuba hystolitica).

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui

makanan /miniman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja

penderita.

b. Malabsorsi : Gangguan dalam pencernaan makananan

c. Alergi makanan dan keracunan makanan

d. Imunodefisiensi / imunosupresi(kekebalan menurun)

Keadaan ini biasanya berlangsung sementara setelah infeksi virus (campak) dan

mungkin berlangsung lama seperti pada penderita AIDS

e. Faktor lingkungan dan perilaku

Klasifikasi diare sbb :

a. Diare akut

Diare akut merupakan penyebab awal penyakit pada anak dengan umur < 5 tahun,

dehidrasi dapat terjadi dan dapat mengakibatkan kefatalan kira-kira pada 400 anak tiap

tahun di Amerika Serikat ( Kleinman, 1992 dalam Wholey & Wong’s, 1994).

Diare akut adalah BAB dengan frekuensi meningkat > 3 kali /hari dengan

konsistensi tinja cair, bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu kurang dari 1

minggu. Diare akut lebih banyak disebabkan oleh agent infectius yang mencakup virus,

bakteri dan patogen parasit.

b. Diare Kronik
Kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan konsistensi cair

dengan durasi 14 hari atau lebih ( Wholey & Wong’s, 1994)

D. Manifestasi Klinis

1. Tinja/ feces menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah.

2. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.

3. Bila sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka timbulah dehidrasi bahkan

syok hipovolemik.

E. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik,

akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam rongga usus meninggi,sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga

usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare.Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding

usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya

diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.Ketiga gangguan motalitas usus,

terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare

pula.Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya microorganisme hidup ke dalam

usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,mikroorganisme tersebut

berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi

hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.Sedangkan akibat dari diare akan

terjadi beberapa hal sebagai berikut:


1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input),

merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.Metabolisme lemak

tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalamtubuh, terjadinya penimbunan

asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam

meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan

terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak

yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karenaadanya gangguan

penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati danadanya gangguan absorbsi

glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jikakadar glukosa darah menurun hingga 40

mg% pada bayi dan 50% padaanak-anak.

4. Gangguan gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkanoleh:-

Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang

bertambah hebat.-Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran

dansusu yang encer ini diberikan terlalu lama.-Makanan yang diberikan sering tidak

dapat dicerna dan diabsorbsidengan baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,akibatnya perfusi

jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan

perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. PH dan kadar gula dalam tinja

c. Bila perlu diadakan uji bakteri

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, denganmenentukan PH

dan cadangan alkali dan analisa gas darah.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

G. Penatalaksanaan Medis

Dasar pengobatan diare adalah:

1. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.

a. Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan

yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6

bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengandehidrasi

ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formulalengkap disebut oralit, sedangkan

larutan gula garam dan tajindisebut formula yang tidak lengkap karena banyak

mengandung NaCl dan sukrosa.

b. Cairan parentral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat,dengan rincian sebagai berikut:

1) Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

a) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15

tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus1 ml=20 tetes)


b) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt(infusset berukuran 1

ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (setinfus 1 ml=20 tetes)

c) 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

1) 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15tts atau 10

tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

3) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

a). 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15tts atau 7

tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

b). 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1ml=15 tts atau 3

tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

c). 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.-

4). Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

a) Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1

(4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.Kecepatan : 4 jam pertama :

25 ml/kgBB/jam atau 6tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20

tts).

b) Untuk bayi berat badan lahir rendahKebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam,

jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).


H. Komplikasi

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan

pada elektro kardiagram)

4. Hipoglikemia.

5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktasekarena kerusakan

vili mukosa, usus halus.

6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita jugamengalami

kelaparan.
PENDEKATAN PROSES KEPERAWATAN

I. Pengkajian

A. Identifikasi

1. Klien

Nama(inisial) :

Tempat/tanggal lahir :

Jenis kelamin :

Status perkawinan :

Jumlah anak :

Agama/suku :

Warga Negara :

Bahasa yang digunakan:

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat rumah :

2. Penanggung jawab

Nama :

Alamat :

Hubungan dengan klien:


B. Data Medik

1. Dikirim oleh :

2. Diagnosa medik

Saat masuk :

Saat pengkajian :

C. Keadaan Umum

1. Keadaan Sakit : klien tampak sakit sedang

Alasan : klien dalam posisi duduk

2. Tanda-tanda vital

a. Kesadaran

Kualitatif : Compos Mentis

Kuantitatif

Skala Coma Glasgow : Respon Motorik 6

Respon Bicara 5

Respon Membuka Mata 4

JUMLAH 15

b. Tekanan darah : 100/70 mmHg

c. Suhu : 37ºC

d. Nadi : 92x/mnt

e. Pernapasan : Frekuensi 24x/mnt

Irama : teratur

Jenis : Dada

3. Pengukuran

a. Tinggi badan : 160 cm

b. Berat badan : 61,5


D. Pengkajian Pola Kesehatan

1. Persepsi Kesehatan-Manajemen Kesehatan

a. Data Subjektif:

Pasien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting. Upaya keluarga dan

pasien untuk mempertahankan kesehatannya yaitu dengan menjaga pola makan

yang teratur serta bergizi dan selalu menjaga lingkungan tempat tinggal. Pasien

mengatakan biasanya makan menggunakan sendok namun jarang mencuci

tangannya sebelum makan.

b. Data Objektif

Kebersihan rambut : rambut tampak berminyak

Kulit kepala : kulit kepala terlihat adanya ketombe

Kebersihan kulit : kulit pasien terlihat kering

Hygiene rongga mulut : gigi terlihat kuning dan napas berbau

2. Nutrisi Metabolik

a. Data Subjektif

o Keadaan sebelum sakit :

Sebelum sakit pasien makan 3x sehari habis 1 porsi, biasanya makan bubur

atau nasi, sayur dan lauk apa adanya dirumah.

o Keadaan saat sakit :

Nafsu makan pasien menurun, hanya makan 3 sendok dari makanan yang

disediakan RS.

b. Data Objektif

o Hidrasi kulit : turgor kulit kurang

o Sclera : normal tidak ikterik

o Abdomen : peristaltik usus 20x/mnt


3. Pola Eliminasi

a. Data Subjektif

o Keadaan sebelum sakit :

Sebelum sakit pasien BAB seecara normal dan tidak ada gangguan, dalam

satu hari 1x BAB dengan konsistensi tinja warna kuning kecoklatan padat

agak lembek.

o Keadaan saat sakit :

Selama sakit pasien BAB lebih dari 8x sehari

b. Data Objektif

Pasien BAB konsistensi cair sekitar 800cc tiap kali BAB, selalu disertai dengan

BAK konsistensi warna kuning keruh, ±800cc urin yang keluar tiap harinya.

4. Pola aktivitas dan Latihan

a. Data Subjektif

o Keadaan sebelum sakit :

Pasien mengatakan sebelum sakit ia melakukan aktivitasnya tanpa ada

masalah

o Keadaan saat sakit :

Selama sakit pasien banyak istirahat, pasien mengeluh lemas. Ketika

jenuh pasien biasanya duduk di tempat tidur dan mengobrol dengan pasien

sekamar.

b. Data Objektif

o Makan : dilakukan sendiri/mandiri

o Mandi : dengan bantuan anggota keluarga

o Berpakaian : mandiri

o Kerapihan : dengan bantuan anggota keluarga


o Buang air besar : dengan bantuan orang

o Buang air kecil : dengan bantuan orang

o Mobilisasi tempat tidur : dengan bantuan alat

5. Pola Istirahat dan Tidur

a. Data Subjektif

o Keadaan sebelum sakit :

Sebelum sakit pasien mengatakan tidur selalu nyenyak tidak ada gangguan

o Keadaan saat sakit :

Selama sakit pasien mengalami ketidaknyamanan dalam tidurnya karena

suasana RS yang ramai dan pasien bolak–balik ke kamar mandi karena

BAB lebih dari 8x sehari.

b. Data Objektif

o Expresi wajah mengantuk : Positif

o Banyak menguap : Positif

6. Pola Kognitif dan Perseptual

Pasien tidak mengeluh adanya nyeri (kram abdomen) selain itu tidak ada keluhan

yang berkenaan dengan kemampuan sensasi yaitu penglihatan, pendengaran,

penghidu, peengecap maupun sensasi perabaan. Pasien juga tidak menggunakan

alat bantu pendengaran maupun alat bantu penglihatan.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

a. Data Subjektif

Pasien selalu optimis agar kembali sehat sediakala serta ingin

segera pulang ke rumah agar bisa menjalani kehidupan sehari – hari seperti

biasa.
b. Data Objektif
o Suara dan penglihatan : suara tegas, penglihatan normal

o Postur tubuh : tinggi

8. Pola Peran dan Hubungan dengan sesama (koping)

a. Data Subjektif

Keluarga mengatakan pasien tidak ada masalah dalam berhubungan dengan

kerabat, teman serta tetangga.

b. Data Objektif

Pada saat pengkajian pasien sangat kooperatif dan tenang

9. Pola Reproduksi – Seksualitas

Pasien berjenis kelamin perempuan dengan umur 53 tahun, sudah menikah

dikaruniai 2 anak. Tidak ada gangguan di organ reproduksinya.

10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Sterss

a. Data Subjektif

Pasien dalam menghadapi masalah agak tertutup bahkan diam, jarang terbuka

dengan orang lain. Pasien lebih memilih untuk menyimpan masalahnya sendiri

dan berusaha tanpa bantuan orang lain memecahkan masalahnya

b.Data Objektif

Pasien terlihat lebih suka melakukan sesuatu sendiri

11. Pola Sistem Nilai Kepercayaan

a. Data Subjektif

o Keadaan sebelum sakit:

Pasien beragama Islam dan dalam keluarga pasien tidak ada keyakinan/

kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan maupun dalam pengobatan

yang dijalani. Keluarga pasien termasuk keluarga yang khusuk dalam


menjalankan perintah agama. Selama sehat pasien sholat lima waktu dan

tidak ada yang terlalaikan.

o Keadaan saat sakit:

semenjak sakit dan dirawat, klien tidak pernah menjalankan sholat lima

waktu.

También podría gustarte