Está en la página 1de 9

HUKUM BISNIS

“HUKUM PASAR MODAL”

Disusun Oleh :
Latifatul Choiriyah Umami ( 01115065 )
Regina Sisca Fortunata ( 01115008 )
Rida Silviatul Hidayah ( 01115094 )

Dosen Pengampuh:
Shergan Antonius, SE., M.SA.

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI


UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
Tahun 2017
A. Definisi dan Sumber Hukum
Secara Umum Pasar Modal dapat didefinisikansebagai suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersil dan semua lembaga
perantara dalam bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.
Dalam arti sempit, pasar modal adalah pasar yang disiapkan guna memperdagangkan
saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakaijasa para
perantara pedagang efek.
Pasar Uang (Money Market) adalah pasar dengan instrument keuangan jangka pendek yang
diperjualbelikan. Juga sering disebut dengan kredit jangka pendek. Pasar uang dibutuhkan
dalam sistem perekonomian karena banyaknya perusahaan serta individu yagn mengalami
aruskas yang tidak sesuai.
Perbedaan antara pasar modal dengan pasar modal adalah perihal jangka waktunya.
Pasar modal ini juga terdapat serangkaian peraturan perundang-undangan yang mengatur
cara pemenuhan modal suatu perusahaan melalui penawaran umum, perdagangan efek,
termasuk lembaga, profesi penunjang yang terkait dengan efek dan perusahaan public yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkan yang disebut hukum pasar modal.
Sumber hukum yang menjadi landasan dan ruang lingkup kegiatan industry pasar modal
adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang PAsar Modal
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan kegiatan di
Bidang Pasar Modal.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara PEmeriksaan di Bidang
Pasar Modal
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995 tentang Pencabutan
keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.010/1995 tentang Pasar Modal
sebagaimana telah diubah terakhir dengan keputusan Menteri Keuangan Nomor
285/KMK.010/1995
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham
atau Unit Penyertan Reksa Dana oleh Pemodal Asing.
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham
Efek oleh Pemodal Asing (maksimal 85% dari modal disetor).
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.010/1997 tanggal 4 September 1997
tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing melalui Pasar Modal.

1
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 179/KMK.010/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang
Permodalan Perusahaan Efek.
9. Seperangkat Peraturan Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Ketua Bapepam sejak tanggal
17 Januari 1996.

B. Struktur Kelembagaan Pasar Modal Indonesia


Eksistensi Kelembagaan Pasar Modal Indonesia
Eksistensi pihak atau institusi yang terlibat dalam kegiatan pasar modal Indonesia
mempunyai dasar pijakan yang legal karena tercantum dalam Undang-undang Pasar Modal.
Bapepam–LK secara structural merupakan lembaga yagn berada dibawah Kementerian
Keuangan Republik Indonesia.

Lembaga yang Terkait dalam Bidang Pasar Modal


Otoritas Pasar Modal
Agar Pasar Modal dapat berjalan dengan teratur, wajar, efisien, serta melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Undang-undang
Pasar Modal, Bapepam-LK diberikan otoritas luas dalam pasar modal yang meliputi
fungsnya sebagai berikut :
1. Melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dalam kegiatan pasar
modal yaitu dengan menempuh upaya-upaya, baik dalam bentuk aturan, pedoman,
bimbingan, arahan maupun secata represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan
pengenaan sanksi.
2. Mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien, serta
melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

2
Fasilitator Pasar Modal
Aktivitas pasar modal difasilitasi oleh tiga lembaga yagn merupakan SRO, antara lain :
1. Bursa Efek, yaitu pihak yang menyelenggarakan dan mnyediakan sistem atau sarana
untuk mempertemukan penwaran jual dan beli efek Pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangankan efek diantara mereka.
2. Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP), yaitu pihak yang menyelenggarakan jasa kliring
dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa.
3. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), yaitu pihak yang menyelenggarakan
kegiatan custodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan Pihak Lain.
Perusahaan Efek
Merupakan perusahaan yang telah mendapat izin untuk melakukan kegiatan sebagai :
1. Penjamin emisi efek, yaitu pihak yang membuat kontrak emiten untuk melakukan
penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan.atau tanpa kewajiban untuk membeli
sisa efek yagn tidak dijual.
2. Perantara pedagang efek, yaitu pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek
untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
3. Manajer investasi, yaitu pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk
para nasabah atau mengelola portofolioinvestasi kolektif untuk sekelompok nasabah,
kecuali perusahaan asuransi, dana pension, dan Bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perndang-undangan yagn berlaku.
Lembaga Penunjang
Yang termasuk lembaga penunjang meliputi :
1. Biro Administrasi Efek (BAE), yaitu pihak yagn berdasarkan kontrak dengan emiten
melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan
efek.
2. Kustodian, yaitu pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta yagn berkaitan
dengan efek serta jasa lain, termasuk deviden, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan
transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
3. Wali Amanat, yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat
utang.
4. Perusahaan Pemerintah Efek, yaitu lembaga yang daoat menjembatani kesenjangan
informasi antara emiten dan investor, menyediakan informasi standar atas tingkat resiko
kredit suatu perusahaan, bahkan dibeberapa Negara, perusahaan pemeringkat efek

3
menjadi motor utama pertumbuhan pasar obligasi melalui pendidikan, penyebarluasan
informasi, dan kegiatan riset yang dilakukannya.
Profesi Penunjang Pasar Modal
Profesi Penunjang pasar modal meliputi :
1. Akuntan, yaitu seorang akuntan yang memperoleh izin dari Menteri Keuangan RI dan
terdaftar di Bapepam-LK.
2. Konsultan Hukum, yaitu seorang ahli yagn memberikan pendapat hukum kepada pihak
lain dan terdaftar di Bapepam.
3. Penilai, yaitu pihak yang memberikan penelianan atas aset perusahaan dan terdaftar di
Bapepam-LK
4. Notaries, yaitu pejabat umum yang berwenang membuat akta autentik dan terdaftar di
Bapepam-LK
5. Penasihat Investasi, yaitu pihak yang memberikan nasihat mengenai penjualan atau
pembelian efek dengan memperoleh imbalan jasa.
Investor (Pemodal)
Investor adalah pihak terpenting dalam kegiatan pasar modal. Dan dalam pasar modal
Indonesia, investor domestic dan investor asing, perorangan atau institusi yang mempunyai
karakteristik masing-masing.
Emiten, Perusahaan Publik, dan Reksadana
Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum dalam rangka menjaring dana bagi
kegiatan usaha perusahaan atau pengembangan usaha perusahaan. Kegiatan penawaran
umum melalui pasar modal merupakan salah satu cara untuk menghimpun dana masyarakat.
Penawaran umum tersebut baru dapat dilakukan setelah pernyataan pendaftaran tersebut
dinyatakan efektif
1. Prinsip Keterbukaan (full disclosure Principle)
Dalam menjalankan aktivitasnya di pasar modal, emiten wajib menerapkan prinsip
keterbukaan informasi (full disclosure). Pelaksanaan prinsip keterbukaan dilakukan
dalam tiga tahap, yaitu
a) Tahap keterbukaan pada saat emiten melakukan penawaran umum (primary
market level).
b) Tahap keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan sahamnya di
bursa efek (secondary market level).

4
c) Tahap keterbukaan karena terjadi peristiwa penting yang laporannya harus
disampaikan secara tepat waktu kepada Bapepam-LK dan bursa efek (timely
disclosure).

2. Tujuan Keterbukaan
Prinsip keterbukaan (full disclosure principle) mempunyai tiga tujuan sebagai berikut.
a. Memelihara kepercayaan publik terhadap pasar modal.
b. Menciptakan pasar modal yang efisien.
c. Memberikan perlindungan kepada investor.
Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh
300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kuranya
Rp3.000.000.000 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Reksa Dana (Mutual Fund) adalah wadah dan pola pengelolaan dana atau modal bagi
sekelompok investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia
di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana. Undang-Undang Pasar
Modal Nomor 9 Tahun 1995 Pasal 1 butir 27 mendefinisikan reksa dana sebagai “Wadah
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.” Dari kedua definisi di atas,
terdapat tiga unsur penting dalam pengertian reksa dana, yaitu (1) adanya kumpulan dana
masyarakat, baik individu maupun institusi, (2) investasi bersama dalam bentuk sebuah
portofolio efek yang telah terdiversifikasi, dan (3) manajer investasi dipercaya sebagai
pengelola dana milik masyarakat investor. Adapun bentuk reksa dana, antara lain
1. Perseroan
Emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham dan
selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek
yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.
2. Kontrak investasi kolektif (KIK)
Kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit
penyertaan dana.

C. Penawaran Umum (Initial Publik Offering / IPO)

5
Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk
menjualn efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yagn diatur dalam undang-undang
ini dan peraturan pelaksanaannya.
Emiten akan melibatkan PEE (underwrite) untuk menjamin penawaran tersebut dan profesi
penunjang pasar modal, seperti konsultan hukum, akuntan, notaries, dan penilai untuk
membantu membuat prospectus.
Manfaat penawaran umum bagi perusahaan yang menerbitkan efek (Emiten)
1. Meningkatkan modal dasar perusahaan,
2. Memiliki catatan keuangan yang lebih baik dan tertib,
3. Meningkatkan perolehan keuntungan.
4. Pembesaran volume usaha karena membesarnya potensi laba,
5. Prestise perusahaan di masyarakat meningkat,
6. Memberikan likuiditas para pemegang saham sendiri,
7. Pemegang saham cenderung menjadi konsumen setia produk perusahaan,
8. Memungkinkan pendiri melakukan diversifikasi usaha,
9. Memungkinkan masyarakat untuk mengetahui nilai perusahaan dari kekuatan tawar-
menawar saham,
10. Mempermudah usaha pembelian perusahaan lain (ekspansi ) dengan mencari dana dari
lembaga keuangan tanpa melepaskan saham.
Tahapan dalam penawaran umum
Dikelompokkan menjadi empat tahapan, yaitu (1) persiapan, (2) pengajuan pernyataan
pendaftaran, (3) penjualan saham, dan (4) pencatatan saham di bursa efek.
Konsekuensi Penawaran Umum
1. Kewajiban untuk melakukan keterbukaan
2. Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan pasar modal, dan
3. Menepati dan memenuhi hak-hak pemegang saham.
Setelah perusahaan GO-Public dan mencatat efeknya di bursa, emiten sebagai perusahaan
public wajib menyampaikan laporan secara rutin atau berkala maupun laporan lain jika ada
kejadian penting kepada Bapepam-LK dan BEI.

D. Instrumen Pasar Modal


Instrumen Pasar modal meliputi :
1. Instrumen Utang atau saurat berharga yagn bersifat utang (debt instruments),
2. Surat berharga yang bersifat pemilikan (equity instruments)

6
3. Reksa Dana (mutual funds),
4. Instrumen derivative (derifatives instrument), dan
5. Instrumen lainnya.

E. Aksi Korporasi (Corporate Action)


Aksi korporasi merupakan istiah di pasar modal yang menunjukkan aktivitas strategis
emiten atau perusahaan tercatat ayng berpengaruh terhadap kepentingan saham.
Bentuk-bentuk Aksi Korporasi
Beberapa bentuk aksi korporasi yagn umumnya dilakukan emiten, antara lain :
1. Pembagian dividen, baik tunai maupun saham
2. Emecahan saham
3. Penyatuan saham
4. Saham bonus
5. Penawaran umum terbatas
6. Pembelian kembali saham
7. Merger, akuisisi, spin-off
8. Additional listing, seperti private placement, konversi saham, baik dari warrant, rights,
maupun obligasi.
Kebijakan itu dapat dilakukan tepisah atau terkait antara satu dengan yang lain tergantung
dari keputusan pemegang saham. Sedangkan pemegang saham berkepentingan untuk
melakukan aksi korporasi ini karena pengaruh harga saham, jumlah saham yang beredar,
dividen, dana tambahan, perubahan permodalan perusahaan, dan perubahan komposisi
kepemilikan dan dilusi saham.
Landasan Hukum Pelaksanaan Aksi Korporasi
Pelaksanaan aksi korporasi umumnya mengacu pada landasan hukum atau beberapa
ketentuan yang diatur sebagai berikut :
1. Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan TErbatas
2. Ketentuan Bapepam-LK
3. Ketentuan Bursa.

F. Kejahatan Pasar Modal


Kejahatan pasar modal adalah segala bentuk pelanggaran yang berhubungandengan kegiatan
pasar modal, baik pelanggaran terhadap ketentuan peraturan-peraturan pasar modal maupun
peraturan-peraturan lain yang ada kaitannya dengan kegiatan di pasar modal.

7
Tindakan-tindakan Pidana di Pasar Modal
Undang-undang pasar modal menggariskan jenis-jenis tindak pidana dalam bidang pasar
modal diantaranya :
1. Penipuan (fraud)
Digolongkan sebagai tindakan pidana, karena telah dijelaskan dalam Pasal 90 /undang-
undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mengenai larangan menipu atau
mengelabuhi pihak lain.
2. Manipulasi pasar (market manipulation)
Dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk mencampuri
operasi pasar yang bebas dan wajar dan membuat gambaran yagn semu, salah,
menyesatkan mengenai harga atau pasar untuk sekuritas, komoditas atau nilai tukar.
3. Perdagangan orang dalam (insider trading)
Yang dimaksud dengan orang dalam adalah
a. Komisaris, direktur, atau pegawai emiten atau perusahaan public
b. Pemegang saham utama emiten atau perusahaan public
c. Orang perseorangan yagn karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan
usahanya dengan emiten memungkinkan orang terseut memperoleh ind=formasi
orang dalam atau pihak yagn dalam waktu enam bulan terakhir tidak lagi menjadi
pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b diatas.
Orang dalam yang telah disebut tersebut dilarang melakukan tindakan menjual informasi
kepada pihak manapun yang patut diduganya dapat menggunakan onformasi yang
dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek.
4. Informasi menyesatkan (misrepresentation)
5. Penawaran umum tanpa melalui otoritas pasar modal (unregister issuer), dan
6. Lembaga profesi pasar modal melakukan tanpa izin (unregister professional)
Pelanggaran di pasar modal
Pelanggaran ayng terjadi di pasar modal tersebut dikelompokkan menjadi 2, yaitu (1)
pelanggaran yang bersifat administrasi dan (2) pelanggaran yang bersifat teknis.

También podría gustarte