Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
id
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Andhika Aji Nugroho, G0008197, 2011. Effect of Salam Leaf Extract [Syzgium
polyanthum (Wight) Walp] to Decrease Blood Triglyceride White Rats (Rattus
norvegicus). Surakarta. Medical Faculty of Sebelas Maret University.
Objectives: This study aims to determine the effect of salam leaf extract [Syzgium
polyanthum (Wight) Walp] to the decrease in blood triglyceride levels of white
rats (Rattus norvegicus).
Methods: This research laboratory of experimental research with pre and post test
design with control group. Wistar white rats by 30 tails, ± 200 g body weight, age
± 2 months, divided into 5 groups by random sampling, six rats per group. Group
I (control negative), group II (positive control), group III, IV, and V (bay leaf
extract [Syzgium polyanthum (Wight) Walp] doses of I, II, and III). All groups
were fed hiperkolemik, group II plus gemfibrozil 20 mg/200 g BW / day, group
III, IV, and V plus a salam leaf extract [Syzgium polyanthum (Wight) Walp] with
a dose of 0.18 g, 0.36 g, and 0.72 g/200 g BW/day. The study was conducted for
35 days. On day 28 and day 35, all rats have blood drawn from the orbital vein for
blood triglyceride levels measured pretest and posttest. The data were statistically
analyzed with one-way ANOVA test and post hoc test.
Results : There are significant differences from the difference between pretest and
posttest levels of blood triglycerides white rats (p < 0.001), with post hoc test
results showed the negative control comparison with gemfibrozil is p < 0.001, and
the comparison group of salam leaf extract with gemfibrozil is p > 0.05 , and
comparison of three doses of salam leaves are p > 0.05.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PRAKATA
commit to user
Andhika Aji N.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................ vi
1. Trigliserida ..................................................................................... 6
2. Gemfibrozil .................................................................................... 10
C. Hipotesis ............................................................................................ 20
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Jenis Penelitian.................................................................................... 21
B. Lokasi Penelitian................................................................................. 21
C. Subjek Penelitian................................................................................. 21
A. Simpulan .......................................................................................... 49
B. Saran................................................................................................. 49
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3. Hasil Selisih Kadar Trigliserida Posttest dan Pretest Tikus Putih ......... 42
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Post Hoc terhadap Data Selisih Kadar
Trigliserida ............................................................................................. 44
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rerata Kadar Trigliserida Darah Tikus Putih Sebelum dan Setelah
Perlakuan ........................................................................................... 39
Gambar 2. Rerata Selisih Kadar Trigliserida Darah Tikus Putih Setelah dan
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8. Hasil Analisis Post Hoc Test Selisih Kadar Trigliserida Darah
Walp]
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
kini dan mendatang akan tetap digunakan oleh dua per tiga penduduk dunia
Salah satu tanaman berkhasiat obat yang ada di Indonesia adalah daun
lain dalam herba daun salam dapat dipisahkan dengan cara ekstraksi
diketahui dosis yang efektif dari ekstrak daun salam, maka perlu dilakukan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
darah, dan menetapkan dosis efektif dari perlakuan dosis bertingkat ekstrak
lebih efektif dalam memisahkan zat-zat aktif pada daun salam yang
Pada era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi dan sistem informasi
fasilitas layanan makanan cepat saji yang sangat tinggi lemak, tinggi kalori
dan rendah serat, penggunaan kendaraan bermotor, lift, serta remote control
berolah raga dan kurang memperhatikan pola makan yang sehat (Hellerstein
dari asupan makanan yang tidak digunakan akan diubah oleh tubuh dan
lemak yang berasal dari makanan atau dari kelebihan kalori akibat makanan
makan saat kenyang, dapat dihambat oleh trigliserida untuk mencapai otak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Akan tetapi tidak sedikit
B. Perumusan Masalah
norvegicus) ?.
pemberian gemfibrozil?.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
3. Apakah ada perbedaan yang bermakna antar ketiga dosis daun salam
norvegicus)?.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Sebagai dasar penelitian lebih lanjut dengan metode yang lebih baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Trigliserida
lipid utama pada deposit lemak tubuh dan makanan (Mayes, 2003).
Assocation, 2010).
1992).
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
jenuh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
trigliserida, yang tersusun dari sebuah inti gliserol dan tiga rantai
ukuran yang sangat kecil sehingga enzim pencernaan yang larut air
Hall, 2007).
dalam sel epitel (Linder, 1992). Setelah memasuki sel epitel, asam
e. Hipertrigliseridemia
(Silbernagel, 2007).
2. Gemfibrozil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
c. Nama lain
asing yaitu Salam leaf, selain itu terdapat pula nama simplisia dari
d. Deskripsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
berwarna gelap, rasanya agak sepat. Bijinya bulat, diameter 8-9 cm.
e. Kandungan kimia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
2000).
trigliserida darah antara lain adalah niasin, tannin, dan vitamin C. Dari
Lapis Tipis (KLT), daun salam terbukti mengandung tannin dan niasin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
vitamin B3, bersifat larut air dan alkohol, banyak terdapat dalam biji-
penelitian yang melibatkan lebih dari 8.000 orang pada tahun 1969 -
berfungsi sebagai anti oksidan kuat, anti peradangan, dan anti kanker,
hal itu tidak berlaku pada individu dengan kadar kolesterol dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
(Kumalaningsih, 2008).
Sayangnya vitamin C bersifat tidak stabil, bila terkena cahaya dan pada
darah.
tikus putih jantan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih stabil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Tikus putih jantan tidak dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi dan
Tikus relatif resisten terhadap infeksi dan sangat cerdas. Ada satu
sifat lain yang membedakan tikus dengan hewan percobaan lain yaitu
tikus tidak dapat muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim di
Mangkoewidjojo, 1988).
6. Propiltiourasil (PTU)
dalam air (Pyto Medica, 1993). Tikus dalam keadaan normal relatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
al., 2003).
adalah 0,01%, artinya dalam 1 liter air terlarut 10 gram PTU. Air
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
B. Kerangka Pikir
: mengandung
: berpengaruh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
C. Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
strain Wistar, berat badan ± 200 gram, dan berumur 2 bulan. Tikus putih
D. Teknik Sampling
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
mana (t) merupakan jumlah kelompol dan (n) adalah jumlah sampel
(n - 1) (5-1) > 15
(n - 1) (4) > 15
4n - 4 > 15
4n > 19
tikus putih per kelompok, sehingga jumlah total sampel adalah 30 ekor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
F. Rancangan Penelitian
J1 L1 M1 N1
J2 L2 M2 N2
Analisis
K L3 M3 N3
J3 statistik
I
J4 L4 M4 N4
J5 L5 M5 N5
Keterangan :
G. Identifikasi Variabel
(Wight) Walp].
3. Variabel luar :
stres.
hormonal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
1. Variabel Bebas
salam yang dipakai adalah daun salam yang masih muda, yaitu
2. Variabel terikat
Karanganyar.
a. Makanan
yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
1) Makanan hiperkolesterolemik
setiap pukul 07.00 WIB dan 16.00 WIB dengan melalui sonde
lambung.
b. Jenis Kelamin
c. Umur
d. Berat Badan
e. Faktor genetik
genetik. Pada penelitian ini digunakan tikus putih dari galur yang
f. Stres
a. Penyakit Hati
dikendalikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
d. Hormonal
pada air minum tikus (Phyto medica, 1993). Faktor ini tidak dapat
yang mahal.
I. Perhitungan Dosis
dosis untuk manusia dengan berat badan (BB) 70 kg pada tikus dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
Dosis II = 2 x dosis I
= 2 x 0,18 gr/hari
= 2 x 0,36 gr/hari
2. Dosis Gemfibrozil
dikonversi untuk tikus putih dengan berat badan kurang lebih 200 gram
menjadi :
BB/hari
1 ml suspensi (aquades)
CMC adalah zat yang digunakan untuk mensuspensi larutan. CMC yang
didapatkan 1% CMC.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
b. Sentrifuge
c. Pipa kapiler/hematokrit
d. Tabung sentrifuge
e. Spuit
f. Bekker glass
g. Timbangan digital
h. Spektofotometri Stardust
i. Sonde lambung
j. Pipet ukur
k. Cawan petri
c. Makanan hiperkolesterolemik
d. Tablet Gemfibrozil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
K. Alur Penelitian
Randomisasi
Puasakan ± 12 jam
(hari ke-28)
Puasakan ± 12 jam
(hari ke-35)
Analisis Statistik
L. Cara Kerja
1. Persiapan
mengandung 0,18 gr, 0,36 gr, dan 0,72 gr ekstrak daun salam.
III.
gemfibrozil.
2. Pemberian Perlakuan
dengan kecepatan 3000 rpm dan diambil serumnya. Pada serum darah
b. Pada hari ke 29-35 setiap tikus diberi perlakuan yang berbeda menurut
1) Kelompok I :
2) Kelompok II :
Diberi pakan pelet pada pagi hari dan pada sore hari diberikan pelet
3) Kelompok III :
Walp] Dosis I
16.00 WIB diberikan suspensi berupa pelet dan ekstrak daun salam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
4) Kelompok IV :
Walp] Dosis II
16.00 WIB diberikan suspensi berupa pelet dan ekstrak daun salam
5) Kelompok V :
Diberi pakan pelet pada pagi hari dan pada sore hari ditambah
0,72 gr/200 gram BB/hari hari yang dibuat suspensi dalam aquades
sonde lambung.
3. Sesudah Perlakuan
3000 rpm dan diambil serumnya. Serum darah yang telah diambil
M. Analisis Data
dengan uji Post Hoc test. Uji Anova adalah uji untuk membandingkan
mean lebih dari dua kelompok, sedangkan uji Post Hoc Test
membandingkan antarkelompok.
alternatif non parametrik yang sebading dengan uji Anova, yaitu uji
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Wistar, berumur kira-kira 2 bulan, dan berat badan ± 200 gram, Tikus putih
(kelompok kontrol positif), kelompok III, IV dan V (kelompok ekstrak daun salam
[Syzgium polyanthum (Wight) Walp] dosis 0,18 gr/200 gram BB/hari, dosis 0,36
gr/200 gram BB/hari dan dosis 0,72 gr/200 gram BB/hari). Perlakuan diberikan
pretest adalah untuk melihat apakah data awal menunjukkan tingkat perbedaan
yang bermakna atau tidak. Bila data awal menunjukan hasil yang signifikan (p <
0.05), maka penelitian ini memiliki validitas yang rendah. Namun, apabila data
awal (pretest) menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (p > 0.05), maka
penelitian ini memiliki tingkat validitas yang tinggi. Dengan kata lain, nilai p
posttest (data akhir) dapat dipercaya atau memiliki tingkat kepercayaan yang baik.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
a. Pretest
trigliserida darah tikus putih (Rattus norvegicus) pretest adalah dengan uji
Pada data kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus norvegicus) pretest
kelima kelompok tersebut dilakukan uji normalitas, dan hasilnya adalah kontrol
(+) nilai p = 0,499, kontrol (-) nilai p = 0,382, dosis I nilai p = 0,413, dosis II nilai
p = 0,390, dosis III nilai p = 0,656 (p > 0,05). Sedangkan dari uji homogenitas
Anova. Hasilnya adalah nilai p = 0,071 (p > 0,05), yang artinya tidak ada
b. Posttest
sesudah perlakuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
c. Selisih (posttest-pretest)
rendah, maka hasil negatif yang dihasilkan dari penghitungan selisih kadar
Tabel 3. Hasil Selisih Kadar Trigliserida Posttest dan Pretest Tikus Putih
(minimal – maksimal)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
tikus putih (Rattus norvegicus) yang paling banyak di antara kelima kelompok
commit kontrol
perlakuan yaitu 60,0 mg/dl. Kelompok to user negatif menunjukkan penurunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang sangat kecil yaitu 2,0
mg/dl. Kelompok ekstrak daun salam [Syzgium polyanthum (Wight) Walp] dosis I
sebesar 43,8 mg/dl. Kelompok ekstrak daun salam [Syzgium polyanthum (Wight)
Walp] dosis II menunjukan penurunan kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus
trigliserida darah tikus putih (Rattus norvegicus) sebesar 44,8 mg/dl. Akan tetapi
[Syzgium polyanthum (Wight) Walp] dosis II. Jadi, di antara ketiga kelompok
yang diberi ekstrak daun salam [Syzgium polyanthum (Wight) Walp], kelompok
ekstrak daun salam [Syzgium polyanthum (Wight) Walp] dosis II adalah yang
norvegicus).
Pada hasil selisih kadar trigliserida pretest dan posttest kelima kelompok
tersebut dilakukan uji normalitas, dan hasilnya adalah kontrol (+) nilai p = 0,191,
kontrol (-) nilai p = 0,765, dosis I nilai p = 0,254, dosis II nilai p = 0,278, dosis III
nilai p = 0,279 (p > 0,05), sedangkan dari uji homogenitas kelima kelompok
diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan rerata
selisih kadar trigliserida yang signifikan, sehingga perlu dilanjutkan dengan uji
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
post hoc untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan selisih
kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus norvegicus) pretest dan posttest yang
signifikan.
Rangkuman hasil uji post hoc disajikan dalam Tabel 4 dan hasil analisis
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji post hoc terhadap Data Selisih Kadar Trigliserida
Hasil uji Post hoc didapatkan nilai p untuk perbandingan rerata selisih
(posttest-pretest) kadar trigliserida darah tikus putih kelompok kontrol (-) dengan
kontrol (+) sebesar p = 0,000 (p < 0,05), sehingga didapatkan perbedaan rerata
Hasil uji Post hoc didapatkan nilai p untuk perbandingan rerata selisih
(posttest-pretest) kadar trigliserida darah tikus putih kelompok kontrol (-) dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
daun salam dosis I, II dan III sebesar p < 0,05, sehingga didapatkan perbedaan
rerata selisih (posttest-pretest) kadar trigliserida darah tikus putih yang signifikan.
Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun salam dosis I, II dan III
Hasil uji Post hoc didapatkan nilai p untuk perbandingan rerata selisih
(posttest-pretest) kadar trigliserida darah tikus putih kelompok kontrol (+) dengan
daun salam dosis I, II dan III sebesar p > 0,05, sehingga tidak didapatkan
perbedaan rerata selisih (posttest-pretest) kadar trigliserida darah tikus putih yang
Hasil uji Post hoc didapatkan nilai p untuk perbandingan rerata selisih
(posttest-pretest) kadar trigliserida darah tikus putih kelompok daun salam dosis I
dengan daun salam dosis II dan III sebesar p > 0,05, begitu juga dengan
kelompok daun salam dosis II dengan daun salam dosis III sebesar p > 0,05,
trigliserida darah tikus putih yang signifikan antarketiga dosis daun salam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
lemak babi dan kuning telur bebek dapat meningkatkan kadar trigliserida darah
tikus putih (Rattus norvegicus). Peningkatan kadar trigliserida darah tikus putih
(Rattus norvegicus) ini disebabkan karena tingginya kandungan asam lemak dan
kolesterol dalam minyak babi dan kuning telur bebek. Minyak babi pada usus
didistribusikan dalam bentuk kilomikron (Gibney et al., 2002). Oleh karena itu,
maka kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus norvegicus) akan meningkat
(PTU) pada air minum yang diberikan pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang
darah pada tikus putih (Rattus norvegicus). Tikus dalam keadaan normal relatif
resisten terhadap perubahan profil lipid karena tikus cenderung memiliki sifat
one-way Anova, begitu juga kadar triglserida darah tikus putih (Rattus
norvegicus) posttest. Hasil pengujian kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
coba. Pemberian perlakuan tidak dapat dilakukan jika kadar trigliserida darah
kelompok perlakuan secara homogen. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya
perbedaan yang bermakna dari uji one-way Anova yang dilakukan terhadap data
bukan akibat perbedaan kadar trigliserida awal sebelum perlakuan. Hasil analisis
Kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus norvegicus) posttest dan pretest
pada kelompok yang diberi obat gemfibrozil (kontrol positif) jauh lebih rendah
tersebut.
Dari ketiga dosis ekstrak daun salam [Syzgium polyanthum (Wight) Walp]
yang digunakan, ternyata dosis II (0,36 gr/200 gram BB/hari) merupakan dosis
yang paling banyak menurunkan kadar trigliserida darah. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pemberian dosis yang tinggi belum tentu memberikan efek
yang maksimal. Hal ini mungkin salah satunya bisa diakibatkan karena reseptor
mengalami kejenuhan, selain itu juga mungkin bisa diakibatkan karena obat yang
justru tidak lebih efektif dalam menurunkan kadar trigliserida. Meski demikian,
hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa penurunan kadar trigliserida akibat
daun salam dosis I, ternyata tidak berbeda secara bermakna dengan penurunan
Karena tidak ada perbedaan secara bermakna, maka sulit untuk menentukan
dosis minimal yang sudah bisa menurunkan kadar trigliserida, dan dosis maksimal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. Simpulan
2. Penurunan trigliserida akibat pemberian daun salam dosis I, II, dan III,
gemfibrozil.
norvegicus).
B. Saran
baik terhadap hewan uji untuk mengetahui secara lebih terperinci efek
yang sudah dapat menurunkan kadar trigliserida, dan dosis maksimal yang
dapat ditoleransi.
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
3. Perlu dilakukan penelitian dengan jangka waktu yang lebih lama untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Daftar Pustaka
Brown, C.T. 2006. Penyakit aterosklerotik koroner. In : Sylvia A.P. And Lorraine
M. W. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Vol.1. Edisi
6. Jakarta: EGC, pp: 576-611.
Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid II. IKAPI. Jakarta. pp:
162-5.
commit
Oxford: Blackwell Science, to user
pp: 92-114.
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2007. Metabolisme Lemak. In : Luqman Y.R.,
Huriawati H., Andita N., Nanda W. (eds). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC. pp: 893-894.
Hellerstein, M.K. and Parks, E.J. 2001. Obesity and overweight. In: Greenspan,
F.S., and David, G.G. (eds). Basic & Clinical Endocrynology. New York:
Lange Medical books/McGraw-Hill. Pp: 356-370.
Horton, R., Moran, L.A., Ochs, R.S., Rawn, D.J., Scrimgeour, K.G. 2002.
Principles of Biochemistry. 3th ed. USA: Prentice Hall, p: 491
Katzung, B.G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta: EGC, pp:
550-551.
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Linder, M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara
Klinis. Jakarta: UI-Press, pp: 64-5.
Malloy, M.J. and Kane, J.P. 2001. Disorder of lipoprotein metabolism. In:
Greenspan, F.S. and Gardner, D.G. Basic and Clinical Endocrynology.
New York: Lange Medical Books/Mc-Graw Hill, p: 721.
Mayes, P.A. 2003. Bioenergetika dan metabolisme karbohidrat serta lipid. In:
Murray R.K., Granner D.K., Mayes P.A., Rodwell, V.W. (eds). Biokima
Harper. Edisi 25. Jakarta: EGC. pp: 254-281.
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Murti, B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, pp: 136-7.
Plaisance, E.P., Grandjean, P.W., Mahurin, A.J. 2009. Independent and combined
effects of aerobic exercise and pharmacological strategies on serum
triglyceride concentrations: A qualitative review. Phys Sportsmed J
37(1): 11-9.
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Wart P. 2004. Rats! Rodents and Human are Similiar. Washington: Well Source,
Inc. pp: 79-86.
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Zino, S., Skeaff, M., Williams, S., Mann, J. 1997. Randomised controlled trial of
effect of fruit and vegetable consumption on plasma concentration of fats
and antioxidant. BMJ. 314:1787.
commit to user
56