Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dilakukan pada tanggal 19 Maret 2016 pada pukul
10.00 wita di Panti Werdha dengan metode observasi langsung, pemeriksaan fisik,
wawancara, dan catatan medis klien.
1. IDENTITAS
Nama : NY.J
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 75 Tahun
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat rumah : Jalan Ciung Wanara No. 1
2. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh nyeri pada mata kiri post operasi menyebar ke kepala saat
terpapar sinar matahari atau baru bangun tidur.
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan yang dirasakan saat ini
Klien mengatakan penglihatannya mulai terasa kabur sejak lebih kurang 3
tahun yang lalu. Semenjak operasi klien mengeluh nyeri pada mata kiri.
Nyeri dirasa setelah klien terpapar sinar matahari langsung atau baru
bangun tidur. Nyeri dirasakan menyebar sampai ke kepala disertai mata
kiri terasa panas dan berair. Klien mengatakan skala nyerinya 5 dari 0-10
skala nyeri yang diberikan (sedang). Klien mengatakan mata kirinya terus
berair dan mengeluarkan kotoran.Klien dengan post operasi katarak 16
hari yang lalu dan telah banyak mendapatkan informasi dari perawat panti
33
serta pendamping yang bertugas mengenai perawatan luka pada post
operasi serta pantangan – pantangan yang harus diperhatikan oleh klien.
Tetapi setelah dilaksanakan pengkajian , terlihat banyak sekret yang
menumpuk pada mata kiri dan ternyata klien belum memahami beberapa
pantangan yang arus dijalaninya. Obat – obatan: bila nyeri biasanya
perawat memberikan Gentamycin Salp 3x1, klien tidak memiliki alergi
terhadap obat – obatan, makanan maupun zat paparan lain seperti debu,
cuaca tidak ada pada klien.
b. Masalah kesehatan Gerontik/ keturunan
Klien mengatakan tidak menderita penyakit lain, klien merasa sehat –
sehat saja. Klien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit keturunan seperti: DM, Hipertensi, PJB, asma dan
riwayat penyakit menular seperti: HIV/AIDS, TB, Hepatitis
Genogram :
Keterangan:
= Laki - laki = Klien NY.J
34
1. Pola makan
Klien hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan dari dapur
umum panti. Klien mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang
disediakan tanpa keluhan mual. Klien mengatakan tinggal di panti
membuatnya makan teratur 3x/hari dengan snack 2x/hari sehingga
klien merasakan badannya lebih gemuk semenjak tinggal di panti. BB
sekarang: 54 kg, keadaan gigi klien: sudah ompong semuanya, klien
mengatakan tidak ada kesulitan menelan dan mengunyah makanan.
2. Pola minum
Klien mengatakan biasa minum hanya 5-6 gelas perhari (±1000-
1200cc ) ditambah dengan kadang – kadang minum kopi, susu, atau
teh yang disediakan di panti.
3. Pola tidur
Klien mengatakan biasa tidur siang 2-3 jam dan tidur malam tenang
selama 5-7 jam perhari. Kebutuhan istirahat tidur kadang – kadang
terganggu bila nyeri pada luka post operasi kambuh.
4. Pola eliminasi (BAB/BAK)
Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi, frekuensi 3-4
x/hari, jumlah biasa (±1400 cc/ hari). Klien tidak pernah mengompol.
5. Aktivitas sehari – hari
Aktivitas (ADL) 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi ditempat tidur
Mobilisasi berpindah
Berias
ROM
Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Membutuhkan alat bantu
2 :Membutuhkan pengawasan orang
3 : membutuhkan bantuan orang lain
35
4 : Ketergantungan total
Pemenuhan kebutuhan ADL klien dari hasil pengamatan klien mampu
melakukan aktivitas kebutuhan makan, mandi, ke kamar kecil dan
berpakaian, berpindah, berias dan ROM secara mandiri.
6. Rekreasi
Klien mengaku sering jalan – jalan kekamar –kamar yang lain untuk
menengok teman – temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga
mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan senam lansia
setiap hari Selasa dan Kamis serta kegiatan rekreatif setiap hari Rabu,
karena ada hiburan serta kesempatan bertemu dengan teman –
temannya yang lain.
7. Indeks KATZ :
Indeks Keterangan
A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.
B Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.
C Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.
E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu
fungsi yang lain.
G Ketergantungan untuk enam fungsi tersebut
Lain – Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
lain diklasifikasi sebagai C, D, E, F dan G
Berdasarkan indeks KATZS, pemenuhan kebutuhan ADL klien diskor
dengan A karena berdasarkan pengamatan klien mampu memenuhi
kebutuhan makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil dan berpakaian
secara mandiri..
b. Psikologis
1. Mental (SPMSQ/ MMSE)
Short Portabel Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Skore
N0 Pertanyaan
+ -
1. Tanggal berapa hari ini?
2. Hari apa sekarang ini?
36
3. Apa nama tempat ini?
4. Berapa nomer telepon anda?
4a. Dimana alamat anda? Tanyakan hanya klien tidak
mempunyai telepon
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapa presiden indonesia sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dam tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total
Penilaian SPMSQ :
Kesalahan 8 - 10 fungsi intelektual berat
Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
Kesalahan 3 - 4 fungsi intelektual ringan
Kesalahan 0 - 2 fungsi intelektual utuh
Penilaian skor klien 8 = fungsi intelektual berat
Berdasarkan Short Portabel Mental Status Questionaire (SPMSQ), klien
tergolong intelektual utuh karena mampu menjawab semua pertamyaan
kecuali pertanyaan nomor 6 yaitu tanggal kelahirannya klien mengatakan
lupa.
2. Keadaan emosi
Emosi klien stabil
3. Konsep diri
Identitas diri :
Klien sudah dapat menerima keadaannya, tidak merasa malu
dengan keadaannya
Gambaran diri :
37
Klien tidak merasa terganggu dengan keadaannya/penampilan
sekarang ini.
Ideal diri :
Klien merasa puas apa yang didapatkannya selama ini
Peran diri :
Klien sudah tidak dapat lagi menjalankan perannya sebagai ibu
rumah tangga, anak maupun sebagai seorang nenek
Harga diri :
Klien merasa bahwa dirinya masih berguna dan klien masih punya
semangat untuk sembuh.
4. APGAR Gerontik
APGAR Gerontik
No Fungsi Uraian Skore
1 Saya puas bahwa dapat kembali pada Gerontik 2
Adaptasi saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara Gerontik saya 1
Hubungan membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Saya puas bahwa Gerontik saya menerima dan 2
Pertumbuhan mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas atau arah baru.
4 Saya puas dengan cara Gerontik saya 2
mengespresikan afek dan berespon terhadap
Afeksi
emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai.
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya dan 1
Pemecahan
saya menyediakan waktu bersama-sama
Keterangan :
Skor 2 jika selalu
Skor 1 jika kadang-kadang
Skor 0 jika hampir tidak pernah
Penjelasan : Apgar gerontik pada lansia, score 8, dimana artinya lansia
dalam keadaan normal
38
c. Sosial
1. Dukungan Gerontik
Klien mengatakan mendapatkan dukungan dari teman-temannya
maupun petugas di panti
2. Hubungan dengan Gerontik
Di dalam hubungan sehari-hari klien tidak mengalami hambatan.
3. Hubungan dengan orang lain
Di dalam hubungan sehari-hari klien dengan orang lain tidak
mengalami hambatan.
d. Spiritual
1. Pelaksanaan ibadah
Klien mengatakan beragama Hindu, klien biasa sembayang di pura
dekat panti dan selalu mengikuti kegiatan keagamaan
2. Keyakinan tentang kesehatan
Klien mengatakan bahwa penyakit yang dialaminya bisa sembuh dan
merupakan cobaan yang di berikan Tuhan
e. Pemeriksaan Fisik
Tinjauan Sistem
1. Keadaan umun : Baik, klien tampak bersih
2. GCS : E4V5M6
3. Tingkat kesadaran : Compos mentis
4. Suhu : 36,8oC Nadi : 76 x/menit
Tekanan Darah :130/80 mmHg RR :18 x/menit
Tinggi Badan : 150 cm BB : 54 Kg
5. Kepala (rambut)
a. Inspeksi
- Kulit kepala : bersih
39
- Rambut : tidak rontok dan beruban
- Tidak ada luka
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
7. Mata
a. Inspeksi
- Terdapat sekret pada mata kiri
- Mata kiri berair dan hiperemis
- Mata kiri hiperemis
- Riwayat post operasi katarak 16 hari yang lalu
- Mata kiri tertutup perban
b. Palpasi
- Terdapat ada nyeri tekan
8. Hidung
a. Inspeksi
- Bentuk : simetris
- Penciuman : baik
- Keadaan : bersih, tidak ada secret dan darah
- Luka : tidak ada
- Tidak ada pernapasan cuping hidung
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
9. Telinga
a. Inspeksi
- Keadaan : bersih, tidak ada secret dan darah
- Bentuk : simetris
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
c. Pendengaran telinga baik
10. Mulut
a. Inspeksi
- Mukosa bibir : lembab
- Gigi : lengkap
- Lidah : bersih
- Tonsil : normal
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa.
11. Leher
a. Inspeksi
- Keadaan : Baik/normal, leher simetris tidak ada distensi vena
jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.
b. Palpasi
- Keadaan : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar
parotis dan kelenjar tiroid. Tidak teraba
massa/tumor
12. Thorak
40
a. Payudara
Inspeksi : bentuk simetris, keadan bersih, tidak ada luka/ lesi,
putting susu menonjol, tidak bengkak
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
b. Jantung
Inspeksi : terlihat pulsasi ictus cordis, tidak ada luka ataupun
jejas.
Palpasi : teraba pulsasi jantung dan ictus cordis di ICS 5
sinistra, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : suara jantung dulnes
Auskultasi : suara jatung S1-S2 tunggal regular/ normal, tidak
ada suara jantung tambahan (gallop/murmur)
c. Paru-Paru
Inspeksi : bentuk simetris, pergerakan dada normal, tidak ada
luka.
Palpasi : pengembangan dada simetris, vibrasi tactile
premitus simetris, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara paru resonan (normal)
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler (normal), tidak ada
suara nafas tambahan (wheezing/ rales/ronchi)
13. Abdomen
a. Inspeksi
- Pemeriksaan : tidak ada distensi abdomen
- Luka : tidak ada luka
b. Auskultasi
- Peristaltik usus : 20x/menit
c. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
distensi abdomen, tidak terdapat massa.
d. Perkusi : perkusi abdomen timpani
14. Genetalia
Tidak terkaji
15. Anus
Tidak terkaji
16. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Kanan : tidak terdapat odema, tidak ada clubbing finger,
tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan
Kiri : tidak terdapat odema, tidak ada luka, tidak ada nyeri
tekan.
b. Ekstremitas bawah
Kanan : tidak terdapat odema, tidak ada sianosis pada ujung
kuku, tidak ada luka
Kiri : tidak terdapat odema, tidak ada sianosis pada ujung kuku,
tidak ada luka
c. Kekuatan otot
555 555
41
555
555
8. INFORMASI/DATA PENUNJANG
Hasil pemeriksaan gluko test negatif
4. ANALISA DATA
ANALISA DATA PADA KLIEN LANSIA“NY. J”
DENGAN POST OPERASI KATARAK
DI PANTI WERDHA
TANGGAL 19 MARET S/D 22 MARET 2016
42
2. - Klien mengatakan mata kiri Infeksi
terasa panas
- Klien mengatakan mata
kirinya terus berair dan
mengeluarkan kotoran. - Terdapat sekret pada
mata kiri .
- Mata kiri berair dan
kemerahan
- Riwayat post operasi
katarak 16 hari yang
lalu.
- TD= 130/80 mmHg
3. - N=76x/menit Risiko cidera
- S=36,8 oC
43
skala nyerinya 5 dari 0-10 skala nyeri yang diberikan (sedang), mata kiri
berair dan hiperemis, TD=130/80 mmHg, N=76x/menit dan S=36,8oC.
Proses Terjadinya :tindakan pembedahan yang dilakukan akan menyebabkan
kerusakan kontinuitas dari mata sehingga terjadinya robekan akibat insisi
pembedahan yang mengakibatkan saraf merespon ke otak untuk
merespon rangsangan nyeri
b. P: Infeksi
E: Peningkatan kerentanan sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh.
S: Klien mengatakan mata kiri terasa panas, klien mengatakan mata kirinya
terus berair dan mengeluarkan kotoran, terdapat sekret pada mata kiri,
mata kiri berair dan kemerahan, riwayat post operasi katarak 16 hari
yang lalu, TD=130/80 mmHg, N=76x/menit dan S=36,8oC.
Proses terjadinya : akibat dari interupsi pembedahan pada area yan diinsisi
menyebakan robekan yang menyebabkan terjadinya proses inflamasi
sehingga meningkatkan kerentanan sekunder dari tubuh untuk merespon
inflamasi tersebut dan meningkatkan terjadinya infeksi.
c. P:Risiko Cedera
E: Keterbatasan penglihatan
Proses terjadinya : pada klien dengan katarak akan mengalami penurunan
fungsi penglihatan dan dalam penangananya setelah pembedahan mata
akan ditutup menggunakan perban sehingga mengakibatkan keterbatasan
fungsi penglihatan pada lansia yang mengalami katarak, hal tersebut akan
mengakibatkan tinggi peluang terjadinya risiko cidera
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan interupsi pembedahan jaringan tubuh
ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada mata kiri post operasi
menyebar ke kepala saat terpapar sinar matahari atau baru bangun tidur,
klien mengatakan riwayat operasi katarak mata kiri 16 hari yang lalu, klien
mengatakan skala nyerinya 5 dari 0-10 skala nyeri yang diberikan
44
(sedang), mata kiri berair dan hiperemis, TD=130/80 mmHg, N=76x/menit
dan S=36,8oC
2. Infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder terhadap
interupsi permukaan tubuh ditandai dengan klien mengatakan mata kiri
terasa panas, klien mengatakan mata kirinya terus berair dan mengeluarkan
kotoran, terdapat sekret pada mata kiri, mata kiri berair dan kemerahan, ,
Riwayat post operasi katarak 16 hari yang lalu, TD=130/80 mmHg,
N=76x/menit dan S=36,8oC.
3. Risiko Cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan ditandai
dengan mata kiri klien tampak tertutup perban.
45
C.RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN PADA KLIEN LANSIA“NY. J”
DENGAN POST OPERASI KATARAK
DI PANTI WERDHA
TANGGAL 19 MARET 2016
Hari/
Tujuan dan Kriteria
Tgl/ Diagnosa Rencana Keperawatan Rasional
Hasil
Jam
Sabtu, Nyeri (akut) Setelah dilakukan asuhan Observation :
19 berhubungan keperawatan 3x24 jam 1. Monitor keadaan umum dan 1. Pemantauan keadaan umun dan tanda
Maret dengan interupsi diharapkan nyeri yang Tanda-tanda vital klien. vital mutlak diperlukan pada klien
2016 pembedahan dirasakan klien berkurang post- pembedahan.
Pukul : jaringan tubuh dengan kriteria hasil : 2. Kaji nyeri klien dengan teknik 2. Mengetahui tingkat nyeri yang
10.30 ditandai dengan : 1. Klien mengatakan PQRST dirasakan klien
Wita DS : nyeri pada mata kiri Nursing Treatment:
- Klien mengeluh sudah berkurang 3. Pertahankan tirah baring saat nyeri 3. Tirah baring akan mengurangi nyeri
nyeri pada mata 2. Skala nyeri 1-3 dari 0- berlangsung yang dirasakan
kiri post operasi 10 skala nyeri yang 4. Bantu klien untuk mengatur posisi 4. Posisi yang nyaman akan mengurangi
menyebar ke diberikan. yang nyaman. penekanan dan mencegah
kepala saat 3. Tanda- tanda vital ketegangan.
terpapar sinar dalam batas normal 5. Lakukan tindakan penghilanagn 5. Beberapa tindakan penghilang nyeri
46
matahari atau (TD=110/70-120/80 nyeri non invasif atau non non invasive dalam usaha
baru bangun mmHg, N= 60- farmakologik, seperti berikut : meningkatkan kenyamanan klien
tidur 100x/menit,RR:16- posisi: tinggikan bagian kepala
- Klien 20x/menit,S=36-370C) tempat tidur, berubah – ubah
mengatakan 4. Mata klien tidak antara berbaring pada punggung
riwayat operasi berair dan mata tidak dan pada sisi yang tidak dioperasi.
katarak mata hiperemis 6. Lakukan teknik distraksi dan 6. Mengurangi nyeri dengan pengalihan
kiri 16 hari yang (kemerahan) relaksasi perhatian klien dari rasa nyeri yang
lalu. sedang berlangsung.
- Klien 7. Atur posisi yang nyaman dengan 7. Posisi yang nyaman dapat
mengatakan meninggikan bagian kepala, dan mengurangi nyeri yang dirasakan
skala nyerinya 5 berbaring miring kearah mata klien.
dari 0-10 skala yang tidak sakit.
nyeri yang 8. Delegatif dalam pemberian obat 8. Obat analgetik untuk penghilang
diberikan topical Gentamycin Salp 3x1 nyeri yang dirasakan klien
(sedang). Education :
DO: 9. Jelaskan bahwa nyeri dapat 9. Nyeri dapat terjadi sampai anastesi
- Mata kiri berair terjadi sampai beberapa jam lokal habis dengan memahami hal ini
dan hiperemis setelah operasi. dapat membantu mengurangi
- TD=130/80 kecemasan.
mmHg, 10. Jelaskan kepada klien untuk 10. Pembatasan diperlukan untuk
menghindari aktivitas seperti : mengurangi gerakan mata dan
47
- N=76x/menit berbaring pada sisi yang mencegah peningkatan tekanan intra
dan dioperasi, mengangkat beban okuler.
- S=36,8oC melebihi 10 kg
48
terus berair periodik luar
dan Education:
mengeluarkan 5. Ajarkan pada klien dan keluarga 5. Mencegah infeksi nosokomial di
kotoran. mengenai cara pencegahan infeksi. rumah sakit selama perawatan klien
DO: dan mencegah infeksi dari luar
- Terdapat rumah sakit yang biasa disebabkan
sekret pada karena terlalu banyak pengunjung
mata kiri . klien.
- Mata kiri 6. Ajarkan teknik perawatan 6. Mencegah infeksi pada mata dan
berair dan kebersihan mata: melindungi mata klien dari sinar
kemerahan - Cara matahari
- Riwayat post membersihkan sekret.
operasi - Menggunak
katarak 16 an pelindung mata bila keluar
hari yang lalu. di siang hari 7. Menurunkan jumlah bakteri pada
- TD=130/80 tangan, mencegah kontaminasi area
49
Colaboration: infeksi yang terjadi pada klien,
9. Kolaborasikan antibiotik dan obat kecuali untuk infeksi karena virus.
lain bila klien terkena infeksi.
50
Colaboration : risiko cedera.
6. Kolaborasi dalam pemberiaan obat 6. Mual-muntah dapat
anti emetik sesuai indikasi. meningkatkan TIO, memerlukan
tindakan segera untuk mencegah
cedera okuler.
D. IMPLEMENTASI
51
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA KLIEN LANSIA “NY. J”
DENGAN POST OPERASI KATARAK
DI PANTI WERDHA
TANGGAL 19 MARET S/D 22 MARET 2016
52
operasi katarak mata kiri 16
hari yang lalu.
Perawat
13.30 wita Dx.1 - Melakukan perawatan luka secara DO:
periodik - Terdapat sekret pada mata kiri
- Mata kiri berair dan kemerahan
Perawat
53
berikan obat topical
Gentamycin Salp pada mata
DO:
- Klien tampak diberikan obat
topical Gentamycin Salp pada
mata
15.30 wita Dx. 2 - Mengobservasi tanda terjadinya
Perawat
infeksi DS:
- Klien mengatakan mata kiri
terasa panas
- Klien mengatakan mata kirinya
terus berair dan mengeluarkan
kotoran.
Perawat
DO:
- Terdapat sekret pada mata kiri .
- Mata kiri berair dan kemerahan
16.00 wita Dx. 2 - Mengajarkan teknik perawatan Perawat
kebersihan mata: (cara DS:
membersihkan secret,dan - Klien mengatakan mengerti
menggunakan pelindung mata bila dengan teknik perawatan
keluar di siang hari kebersihan mata yang
54
diajarkan
DO:
Perawat
- Klien terlihat kooperatif
belajar membersihkan sekret
mata.
- Klien sudah punya kacamata
17.30 wita Dx. 2 - Melakukan teknik yang tepat untuk pelindung sinar matahari.
membersihkan mata dari dalam
Perawat
keluar dengan tisue basah/bola kapas DS:
untuk tiap usapan, ganti balutan. - Klien mengatakan matanya
terasa lebih nyaman.
DO:
- Klien mau untuk dibersihkan
matanya menggunakan tissue Perawat
basah
18.00 Wita Dx.3 - Mengkaji dan identifikasi faktor - Mata klien tampak lebih bersih
risiko cedera yang mungkin terjadi
pada klien. DS:
- Klien mengatakan matanya
terasa kabur sejak ±3 tahun
22.30 Wita Dx.1 - Melakukan pemberian Gentamycin yang lalu.
Salp pada mata
55
DS:
- Klien mengatakan mau di
berikan obat topical
Gentamycin Salp pada mata
DO:
- Klien tampak diberikan obat
topical Gentamycin Salp pada
06.30 Wita Dx.3 - Tinggikan tempat tidur. Letakkan mata
benda dimana klien dapat melihat
dan meraihnya tanpa klien
menjangkau terlalu jauh DS:
- Klien mengatakan mampu
menjangkau piring atau benda-
benda yang dibutuhkan klien
DO:
- Klien terlihat mampu
07.00 Wita Dx.1 - Melakukan pemberian Gentamycin menjangkau benda-benda yang
Salp pada mata dibutuhkan klien
DS:
56
- Klien mengatakan mau di
berikan obat topical
Gentamycin Salp pada mata
DO:
09.00 Wita Dx.1 - Melakukan teknik distraksi dan - Klien tampak diberikan obat
relaksasi topical Gentamycin Salp pada
mata
DS:
- Klien mengatakan nyeri pada
matanya sudah sedikit berkurang
DO:
- Klien tampak nyaman
Minggu, 20 Dx.1,2 - Memonitoring TTV klien DO : Perawat
Maret 2016 - TTV klien :
Pukul : 10.30 TD=130/80 mmHg,
Wita N=74x/menit dan S=36oC Perawat
57
- Klien tampak lebih nyaman
Perawat
14.00 Wita Dx.1 - Mengkaji nyeri klien dengan teknik DS :
PQRST - Klien mengatakan nyeri pada
matanya sudah sedikit
berkurang
- Klien mengatakan skala
nyerinya 4 dari 0-10 skala Perawat
nyeri yang diberikan (sedang).
58
Gentamycin Salp pada mata Perawat
DO:
- Klien tampak diberikan obat
topical Gentamycin Salp pada
mata
18.00 Wita Dx.2 - Menekankan pentingnya tidak
Perawat
menyentuh/ menggaruk mata yang DS:
di operasi. - Klien tampak kooperatif ketika
dijelaskan
DO:
- Klien tampak mengerti tentang
pentingnya tidak menyentuh/ Perawat
menggaruk mata yang di
operasi.
22.30 Wita Dx,1 - Melakukan pemberian Gentamycin
Salp pada mata DS:
- Klien mengatakan mau di
berikan obat topical
Gentamycin Salp pada mata
DO:
- Klien tampak diberikan obat
59
07.00 Wita Dx.1 - Melakukan pemberian Gentamycin topical Gentamycin Salp pada
Salp pada mata mata
DS:
- Klien mengatakan mau di
berikan obat topical
Gentamycin Salp pada mata
DO:
- Klien tampak diberikan obat
topical Gentamycin Salp pada
09.00 Wita Dx.3 - Tinggikan tempat tidur. Letakkan mata
benda dimana klien dapat melihat
dan meraihnya tanpa klien DS:
menjangkau terlalu jauh. - Klien mengatakan mampu
menjangkau piring atau benda-
benda yang dibutuhkan klien
DO:
- Klien terlihat mampu
menjangkau benda-benda yang
dibutuhkan klien
60
Maret 2016 - TTV klien :
Pukul : 10.30 TD=130/70 mmHg,
Wita N=80x/menit dan S=36,5oC
Perawat
61
nyerinya 3 dari 0-10 skala
Perawat
nyeri yang diberikan
14.30 Wita Dx.1 - Melakukan pemberian Gentamycin
Salp pada mata DS:
- Klien mengatakan mau di
berikan obat topical
Gentamycin Salp pada mata
Perawat
DO:
- Klien tampak diberikan obat
topical Gentamycin Salp pada
mata
18.00 Wita Dx.2 - Menekankan pentingnya tidak
menyentuh/ menggaruk mata yang DS:
Perawat
di operasi. - Klien tampak kooperatif ketika
dijelaskan
DO:
- Klien tampak mengerti tentang
pentingnya tidak menyentuh/
menggaruk mata yang di
Perawat
operasi.
22.30 Wita Dx,1 - Melakukan pemberian Gentamycin
Salp pada mata
62
DS:
- Klien mengatakan mau di
berikan obat topical
Gentamycin Salp pada mata
DO:
- Klien tampak diberikan obat
topical Gentamycin Salp pada
07.00 Wita Dx.1 - Melakukan pemberian Gentamycin mata
Salp pada mata
DS:
- Klien mengatakan mau di
berikan obat topical
Gentamycin Salp pada mata
DO:
- Klien tampak diberikan obat
topical Gentamycin Salp pada
09.00 Wita Dx.3 - Tinggikan tempat tidur. Letakkan mata
benda dimana klien dapat melihat
dan meraihnya tanpa klien DS:
menjangkau terlalu jauh. - Klien mengatakan mampu
menjangkau piring atau benda-
63
benda yang dibutuhkan klien
DO:
- Klien tampak terbebas dari
cidera
- Klien terlihat mampu
menjangkau benda-benda yang
dibutuhkan klien
E. EVALUASI
EVALUASI KEPERAWATAN PADA KLIEN LANSIA “NY. J”
DENGAN POST OPERASI KATARAK
DI PANTI WERDHA
TANGGAL 19 MARET S/D 22 MARET 2016
64
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Selasa, 22 Maret Dx. 1 S: Perawat
2016 Nyeri Akut - Klien mengatakan nyeri pada mata kiri sudah berkurang
Pukul : 10.30 Wita berhubungan - Klien mengatakan skala nyeri 3 dari 0-10 skala nyeri yang diberikan.
dengan interupsi O:
pembedahan - Tanda- tanda vital klien dalam batas normal (TD=130/70-120/80 mmHg,
jaringan tubuh - N= 80x/menit, S=36,50C)
- Mata klien tidak berair dan mata tidak hiperemis (kemerahan)
A:
- Tujuan no. 1,2,3 tercapai, Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
P:
- Pertahankan kondisi klien
Selasa, 22 Maret
2. 2016 Dx.2 S: Perawat
Pukul : 10.30 Wita Infeksi - Klien mengatakan matanya tidak terasa panas lagi
berhubungan O:
dengan - Tanda- tanda vital klien dalam batas normal (TD=130/70-120/80 mmHg,
peningkatan N= 80x/menit, S=36,50C)
kerentanan - Mata klien tidak berair dan tidak ada secret
sekunder
65
terhadap A:
interupsi - Tujuan no. 1,2,3 tercapai, Masalah keperawatan infeksi teratasi
permukaan P:
Selasa, 22 Maret tubuh - Pertahankan kondisi klien
2016
O:
3. Pukul : 10.30 Wita Risiko Cedera - Klien mampu terbebas dari cidera Perawat
berhubungan A:
- Tujuan no. 1 tercapai, Masalah keperawatan risiko cidera tidak terjadi
dengan
P:
keterbatasan
- Pertahankan kondisi klien
penglihatan
66