Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
DISUSUN OLEH :
SITI SHARLYA WARTINI
NPM : 016.02.0387
DI SUSUN OLEH :
SITI SHARLYA WARTINI
NPM : 016.02.0387
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN PERDARAHAN TALI PUSAT
I.KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang
terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat
dari trauma, pengikatan tali pusat yang kurang baik
atau kegagalan proses pembentukan trombus normal.
Tetapi merupakan hal yang normal apabila pendarahan
yang terjadi disekitar tali pusat dalam jumlah yang
sedikit. Dimana, pendarahan tidak melebihi luasan
uang logam dan akan berhenti melalui penekanan yang
halus selama 5 menit. Selain itu perdarahan pada
tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya penyakit
pada bayi. Selain itu perdarahan pada tali pusat
juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi
seperti septicemia atau infeksi local. Bayi baru
lahir harus sering diamati selama usia beberapa hari
pertama, sehingga jika perdarahan terjadi, tindakan
segera dapat dideteksi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko injuri b.d kelemahan fisik karena efek
perdarahan
2. Nyeri b.d perdarahan dalam jaringan
3. Risiko kerusakan mobilitas fisik b.d efek
perdarahan pada jaringan.
4. Perfusi jaringan tidak efektif (perifer) b/d
penurunan konsentrasi Haemoglobin (Hb) darah.
5. Resiko kekurangan volume cairan b.d faktor resiko
kehilangan cairan melalui rute abnormal
(perdarahan)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. DP I
Tujuan : Menurunkan risiko injuri
Intervensi :
1. Awasi tanda-tanda vital klien.
2. Awasi perdarahan
3. Ciptakan lingkungan yang aman dan memungkinkan
proses pengawasan.
4. Ajarkan metode perawatan bayi dengan hati-hati
kepada orang tua.
5. Beri informasi yang yang tepat dan akurat
kepada orang tua tentang keadaan anaknya.
b. DP II
Tujuan : Pasien tidak menderita nyeri atau
menurunkan intensitas atau skala nyeri yang dapat
diterima anak.
Intervensi :
1. Tanyakan pada orang tua klien tentang nyeri
yang diderita.
2. Kaji skala nyeri.
3. Evaluasi perubahan perilaku anak.
4. Beri posisi yang nyaman
5. Kolaborasi penggunaan analgetik.
6. Hindari penggunaan placebo saat pengkajian /
penatalaksanaan nyeri.
c. DP III
Tujuan : Menurunkan resiko kerusakan mobilitas
fisik.
Intervensi :
1. Elevasi dan immobilisasikan sendi selama
episode perdarahan.
2. Konsultasikan dengan ahli terapi fisik untuk
program latihan.
3. Konsultasikan dengan perawat kesehatan
masyarakat dan terapi fisik untuk supervisi ke
rumah.
4. Kaji kebutuhan untuk manajemen nyeri.
5. Diskusikan diet yang sesuai.
d. DP IV
Tujuan : Perfusi jaringan efektif
Intervensi :
1. Awasi tanda-tanda vital.
2. Kaji perubahan nadi perifer, warna kulit,
membran mukosa, ataupun perubahan suhu tubuh.
3. Cek validasi hasil laboratorium untuk
monitoring pemberian transfusi darah.
4. Atur posisi klien dengan kepala lebih tinggi.
5. Pertahankan lingkungan yang nyaman.
6. Lakukan tindakan suportif untuk menghentikan
perdarahan.
Beri tindakan pada area perdarahan 10 – 15
menit.
Mobilisasi dan elevasi area hingga diatas
ketinggian jantung.
Gunakan kompres dingin untuk vasokonstriksi.
e. DP V
Tujuan : Sedikit atau tidak terjadi perdarahan
Intervensi :
1. Monitor tanda-tanda vital.
2. Monitor intake dan output cairan.
3. Awasi perdarahan.
4. Anjurkan memeberikan diit/ASI sesering mungkin
5. Kolaborasi pemberian transfusi darah.