Está en la página 1de 4

3.1.

1 Judul
Perbedaan Pertumbuhan Bayi Baru Lahir Lotus Birth
3.1.2 Penulisan
1. Helyssa
2. Sri Mulyati
3. Rusmartini
3.1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persalinan metode penundaan
pemotongan tali pusat (louts birth) dengan pertumbahan bayi baru lahir
3.1.4 Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross section.
Penelitian ingin mengetahui adanya hubungan antara variabel bebas (denpenden) dan
variabel terikat (dependen) dimana variabel terikat adalah pertumbuhan bayi baru lahir,
variabel bebas adalah persalinan louts birth umur ibu, pekerjaan dan paritas.
Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di klinik di wilayah Jakarta
Timur baik lahir secara lotus maupun tidak lotus. Sampel penelitian adalah sebagian ibu
yang lahir lotus dan tidak lotus lahir pada bulan januari sampaii bulan desember 2013.
Jumlah sampel sebesar 1011 orang pengambilan sampel di lakukan secara total populasi
pengambilan data sekunder analilsis data urifariet dan bifariet.
3.1.5 Hasil Penelitian
Menurut tabel 1 BB lahir < 2500 gram dikategorikan sebagai BBLR beberapa faktor
suatu yang menyebabkan terjadinya BBLR adalah umur ibu beresiko jarak kehamilan
jarak pendek <1 tahun ( deptesri 2008), hal ini di sebabkan karena faktor genetik asupan
ibu nutrisi saat hamil dan penyakit DM gestasional ( pemkes RI 2013 ) BB bayi saat lahir
akan mempengaruhui kesiapan bayi dalam adaptasi dengan perubahan lingkungan dan
sirkulasi darah pada masa selanjutnya.
Pemberian sebagai suplemen dan obat tersebut telah merupakan progam pemerintah baik
pada pelayanan ante natal maupun bayi baru lahir.ketika memberikan asuhan kehamilan,
diharapkan setiap bidan tetap meningkan kualitas pelayanan dan tetap tetap
meningkatkan ibu hamil untuk mengkonsumsi bebagai suplemen yang memang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Begitu juga ketika memberikan
asuhan pada bayi baru lahir setiap bidan tidak terburu-buru untuk memotong tali pusar,
memfasilitasi pelaksanaan IMD sampai dengan 1 jam, memberikan vitamin k dan
vitamin A.
Tabel 2 menunjukan bahwa sebesar 63,1% ibu melahirkan dengan metode lotus,
sebagian umur ibu adalah tidak beriseko yaitu sebesar 91%, sebanyak 60,4% responden
bekerja dan memiliki paritas rendah sebesar 76,6%. Ibu yang memilih melahirkan
dengan metode lotus adalah sebenar 63,1%. Angka ini sedikit lebih besar dengan hasil
penelitian mulyat (2014) bahwa proporsi ibu yang melahirkan dengan metode lotus birth
di klinik bersalin di wilayah jakrta timur sebesar 43,1% hal ini kemungkinan disebabkan
semakin banyaknya ibu hamil yang memilih melahirkan dengan metode lotus birth.
Persalinan lotus yang dimaksud pada penelitian ini adalah penundaan pemotongan tali
pusat setelah 24 jam bayi lahir. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan pemberian asi
ekslusif pada bayi baru lahir. Kebijakan yang diambil di klinik bersalin ani rahadjo di
dasarkan pada Buckley ( 2006, yang menjelasakan bahwa dengan metode lotus brith bayi
akan menerima tambahan 50 -100 mil darah yang di kenal sebagai transfusi
TABEL 3
Hasil analisis bivariat di dapatkan bahwa rata rata berat badan bayi pada pengukuran
pertama ( 0-7 hari) adalah 3085 gram dengan standar deviasi 4012, 08 gram pada
pengukuran kedua ( 0-28 hari) di peroleh rata rata berat badan 4042,34gram dengan
standar deviasi 641,844gram. Terlihat perbedaan mean antara pengukuran pertama dan
kedua adalah 1456,8gram dengan standar deviasi 229,776gram. Hasil uji statistik dengan
uji T air red test juga di dapatkan nilai P =0,000, yang artinya ada perbedaan
pertumbuhan bayi yang lahir pada usia 0-7 hari dan usia 0-28 hari.
TABEL 4
Menggambarkan bahwa tidak ada hubungan yang signivikan antara metode persalinan
lotus dengan pertumbuhan bayi usia 28 hari. Hasil penelitian ini tidak sesuai BUCKLEY
( 2006 ) yang menyebutkan bahwa dengan metode loyus birth, bayi akan menerima
tambahan 50-100 mil darah yang di kenal sebagai transfusi ini mengandung zat besi, sel
darah merah, keeping darah, dan bahan gizi lain, yang akan beramnfaat dengan bayi
sampai tahun pertama. Hal ini kemungkinan di sebab kan karena banyak faktor lain yang
mempengaruhi pertambahan BB bayi berusia 80 hari sseperti asupan nutrisi, kasih
sayang dan sebaginya, metode louts birth belum lazim di lakukan di indonesia, masih
banyak – pro kontra terhadap metode lotus birth ini walapun sebenarnya metode lotus
birth merupakan cara fisiologis dalam proses kelahiran bayi
TABEL 5
Hasil penelitian juga menunjukan pertumbuhan bayi usia 7 hari pada ibu berkerja lebih
baik dari bayi yang lahir dari ibu yang tidak bekerja, dengan mean 255,30gram, standar
deviasi 231,903gram, dan P valuwe 0,000. Hal ini mungkin disebabkan karena ibu
bekerja memiliki akses yang lebih luas mendapatkan informasi tentang upaya untuk
meningkatkan BB bayi. Saat hamil ibu bekerja memiliki uang yang cukup untuk
membeli makanan dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayi nya. Ia tidak tergantung
dengan suaminya, kapan pun ia menginginkan makanan tertentu, dia akan mudah
memperolehnya ditempat kerja dan lingkungannya.
TABEL 6
Menunjukan bahwa rata-rata pertambahan BB bayi pada pengukuran pertama adalah
346,40 gram dengan standar deviasi 268,134 gram. Pada pengukuran kedua diperoleh
rata-rata pertambahan BB adalah 1457,21 gram dengan standar deviasi di 511,408 gram
hasil uji statistik didapat nilai P value sebesar 0,000 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan signifikan antara pertambahan BB bayi pengukuran pertama (usia 7 hari) dan
kedua (usia 28 hari) pada metode persalinan lotus.

Bab IV
Analisis kelompok
Menurut kelompok kami lotus birth ada dampak baik dan buruknya. Dampak baiknya
bayi memiliki banyak darah yang mengandung o2,nutrisi,dan antibodi. Kemudian bayi yang
lahir menggunakan lotus birth memiliki kadar zat besi lebih tinggi di usia empat bulan
dibandingkan dengan bayi yang tali pusarnya langsung dipotong beberapa detik pasca lahir
dan juga untuk mencegah anemia.

También podría gustarte