Está en la página 1de 3

ASKEP VULNUS LACERATUM

05.25 kumpulan artikel kesehatan 1 comment


LAPORAN PENDAHULUAN
VULNUS LACERATUM

1. Pengertian.

Vulnus laceratum adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi
pemisahan jaringan yang semula normal, luka robek terjadi akibat kekerasan yang hebat
sehingga memutuskan jaringan.
Secara umum luka dapar dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Simple, bila hanya melibatkan kulit.
2) Kompukatum, bila melibatkan kulit dan jaringan dibawahnya.
Trauma arteri umumnya dapat disebabkan oleh trauma benda tajam ( 50 % ) misalnya
karena tembakan, luka-luka tusuk, trauma kecelakaan kerja atau kecelakaan lalu lintas, trauma
arteri dibedakan berdasarkan beratnya cidera :
1) Derajat I adalah robekan adviticia dan media, tanpa menembus dinding.
2) Derajat II adalah robekan varsial sehingga dinding arteri juga terluka dan biasanya menimbulkan
pendarahan yang hebat.
3) Derajat III adalah pembuluh darah putus total, gambaran klinis menunjukan pendarahan yang
tidak besar, arteri akan mengalami vasokontriksi dan retraksi sehingga masuk ke jaringan karen
elastisitasnya.

2. Etiologi.
Luka dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu:
1) Trauma mekanis yang disebabkan karena tergesek, terpotong, terbentur dan terjepit.
2) Trauma elektris dan penyebab cidera karena listrik dan petir.
3) Trauma termis, disebabkan oleh panas dan dingin.
4) Truma kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam dan basa serta zat iritif dan berbagai
korosif lainnya.

3. Patofisiologi.
Jenis-jenis luka dapat dibedakan dua bagian, yaitu luka tertutup dan luka terbuka, luka
terbuka yaitu dimana terjadi hubungan dengan dunia luar, misalnya : luka lecet ( vulnus
excoratiol ), luka sayat ( vulnus invissum ), luka robek ( vulnus laceratum ), luka potong ( vulnus
caesum ), luka tusuk ( vulnus iktum ), luka tembak ( vulnus aclepetorum), luka gigit ( vulnus
mossum ), luka tembus ( vulnus penetrosum ), sedangkan luka tertutup yaitu luka tidak terjadi
hubungan dengan dunia luar, misalnya luka memar.
4. Tanda dan Gejala.
Tanda-tanda umum adalah syok dan syndroma remuk ( cris syndroma ), dan tanda-tanda
lokal adalah biasanya terjadi nyeri dan pendarahan. Syok sering terjadi akibat kegagalan sirkulasi
perifer ditandai dengan tekanan darah menurun hingga tidak teraba, keringat dingin dan lemah,
kesadaran menurun hingga tidak sadar.
Syok dapat terjadi akibat adanya daerah yang hancur misalnya otot-otot pada daerah yang
luka, sehingga hemoglobin turut hancur dan menumpuk di ginjal yang mengakibatkan kelainan
yang disebut “lower Nepron / Neprosis”, tandanya urine berwarna merah, disuria hingga anuria
dan ureum darah meningkat.

5. Pemeriksaan Diagnostik.
Pemeriksaan diagnostik yang dinilai adalah pemeriksaan Hb, Ht, dan leukosit, pada
pendarahan Hb dan Ht akan menurun disertai leukositosis, sel darah merah yang banyak dalam
sedimen urine menunjukan adanya trauma pada saluran kencing, jika kadar amilase 100 unit
dalam 100 mll, cairan intra abdomen, memungkinkan trauma pada pankreas besar sekali.

6. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan.


1) Nyeri B. D adanya luka.
 Kaji tingkat dan intensitas nyeri serta durasi nyeri.
 Alihkan persepsi px terhadap rasa nyeri.
 Monitor TTV.
 Anjurkan tehnik relaksasi seperti menarik nafas dalam.
2) Gangguan pola tidur B. D nyeri.
 Kaji tingkat dan intensitas nyeri serta durasi nyeri.
 Monitor TTV.
 Atur posisi px senyaman mungkin.
3) Keterbatasan aktifitas B. D kelemahan otot.
 Monitor TTV.
 Bantu px untuk melakukan aktifitas.
 Anjurkan px untuk melakukan latihan ROM.
 Libatkan keluarga px dalam pemenuhan aktifitas.
7. Daftar Pustaka.
ISFI. 2000. ISO Indonesia. Jakarta: Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.
Purnawati, et, all. 1992. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Ralami ahmad. 1977. Kamus Kedokteran. Jakarta: Djambatan.
Posted in:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

1 komentar:

Amalia Ihsani Hakim Silalahi says:


31 Mei 2013 09.34 Reply
penanggulanagan nya gak dibuat ya .
_.

Posting Komentar

Search

Share

También podría gustarte