Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
NIM : PO.62.20.1.15.137
Abstrak: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kanker Leher Rahim di RSUD Ulin
Banjarmasin. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker
leher rahim. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional.
Pengumpulan data melalui wawancara dengan pertanyaan terstruktur Populasi penelitian adalah seluruh
wanita dengan diagnose kanker organ reproduksi wanita yang memeriksakan diri ke RSUD Ulin
Banjarmasin. Sampel diipilih secara accidental sampling berjumlah 90 orang. Analisis data menggunakan
analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariabel dengan uji Chi-Square dan analisis
multivariat dengan uji Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian didapatkan kejadian kanker leher rahim
sebesar 57,8%, umur awal melakukan hubungan seksual sebesar 52,2%, jumlah perkawinan 2 kali sebesar
7,8%, paritas >3 orang sebesar 26,8% dan menggunakan kontrasepsi hormonal >5 tahun sebesar 62,1%.
Variabel yang berhubungan dengan kanker leher rahim adalah umur awal melakukan hubungan seksual
p=0,001 dengan OR sebesar 4,5, paritas >3 orang p=0,030 dengan OR sebesar 3,1 dan penggunaan
kontrasepsi hormonal >5 tahun p=0,000 dengan OR sebesar 26,3. Umur awal melakukan hubungan
seksual merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan kanker leher rahim.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang Negara, sedangkan penyakit ini dapat dicegah
telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di dengan deteksi dini lesi prakanker yang apabila
dunia maupun di Indonesia. Di seluruh dunia kanker segera diobati tidak akan berlanjut menjadi kanker
leher rahim merupakan jenis kanker kedua terbanyak leher rahim (WHO,2006).
yang diderita perempuan (WHO,2006). Penelitian Penyebab kanker leher rahim adalah Human
WHO 2005 menyebutkan terdapat lebih dari Papiloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui
500.000 kasus baru dan 260.000 kasus kematian hubungan seksual Samadi, 2010). Perempuan
akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya terjadi biasanya terinfeksi HPV saat usia belasan tahun
di Negara berkembang (Petignat & Roy, 2007). sampai tiga puluhan, tetapi kanker akan muncul 10-
Diperkirakan insidens kanker leher rahim di 20 tahun sesudahnya. Faktor resiko terjadinya
Indonesia sekitar 100 per 100.000 penduduk (Azis, infeksi HPV adalah hubungan seksual pada usia dini,
2001). Setiap harinya terdapat 41 kasus baru kanker berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan
leher rahim dan 20 diantaranya meninggal dunia dan memiliki pasangan yang suka berganti-ganti
sehingga diperkirakan setiap satu jam seorang pasangan. Ko-faktor yang memungkinkan infeksi
perempuan meninggal karena kanker leher rahim HPV berisiko menjadi kanker leher rahim antara lain
(Yuliatin, 2010). Seiring dengan meningkatnya status imunitas (pasien HIV positif), jumlah paritas
populasi, maka insidens kanker leher rahim juga yang banyak, merokok, ko-infeksi dengan penyakit
meningkat sehingga meningkatkan beban kesehatan menular
Darmayani, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kanker Leher Rahim 173
Kontrasepsi
Tabel 1. Kanker Organ Reproduksi Wanita Di
RSUD Ulin Banjarmasin Responden yang menggunakan kontrasepsi
sebesar 67,8% dan sebesar 95,1% menggunakan
Jumlah kontrasepsi hormonal dengan lama pemakaian >5
Kanker
f %
Leher Rahim 52 57,8 tahun sebesar 62,1%.
Ovarium 27 30,0
Endometrium 7 7,8 Tabel 4. Kontrasepsi Responden
Chorion 1 1,1
Myoma uteri 3 3,3 Jumlah
Total 90 100 Karakteristik
f %
Sumber: Data Primer Kontrasepsi:
a. Ya 61 67,8
Status Perkawinan b. Tidak 29 32,2
Kontrasepsi Hormonal:
Pada saat wawancara tentang umur awal
a. Ya 58 95,1
melakukan hubungan seksual semua responden b. Tidak (IUD) 3 4,9
menjawab usia menikah (kawin) pertama, sehingga Lama Kontrasepsi Hormonal
pada penelitian ini variabel umur awal hubungan a. <5 tahun 22 37,9
seksual adalah usia kawin pertama responden. b. >5 tahun 36 62,1
Paritas (Rauf, 2006) dan 50% kasus baru kanker leher rahim
21,1 6,7 3,1 ter jadi pada pada wanita yang sebelumnya tidak
>3 orang 0,030
<3 orang 36,7 35,6 (1,1 8,7) pernah melakukan pemeriksaan pap smear atau IVA
Kontrasepsi (DepKes, 2005).
Hormonal Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 90
23,6
>5 tahun 56,9 5,2 0,000
(5,3 103)
pasien kanker organ reproduksi wanita yang
<5 tahun 12,1 25,9 melakukan pemeriksaan ke RSUD Ulin sebesar
Sumber: Data Primer 57,8% menderita kanker leher rahim dan sebagian
besar pada usia menopause (46-60 tahun) sebesar
Hasil analisis bivariat dengan uji pearson chi- 51,1%, berpendidikan dasar sebesar 80,0% dan
square didapatkan 3 variabel yang berhubungan sebagian besar datang berobat pada stadium III B.
yaitu umur awal hubungan seksual, paritas dan Perjalanan penyakit kanker leher rahim sangat
kontrasepsi hormonal. lambat yaitu dimulai pada tahap pra kanker (kanker
leher rahim dini) terdiri dari displasia ringan,
Analisis Multivariat sedang, berat dan kanker stadium 0 (karsinoma in
situ/ KIS). KIS berkembang menjadi kanker invasif
Tabel 6. Analisis Regresi Logistik Faktor-Faktor memerlukan waktu 10-20 tahun. Kanker invasif
Yang Berhubungan Dengan Kejadian terdiri dari stadium I, II, III dan IV (Dwipayono,
Kanker Leher Rahim di RSUD Ulin 2003). Pasien dapat mengeluh nyeri yang berat,
Banjarmasin nyeri dapat dirasakan saat penderita melakukan
hubungan seksual, adanya perdarahan abnormal
Variabel Model 1 () pervagina saat defekasi perlu dicurigai kemungkinan
kanker leher rahim tingkat lanjut. Biasanya penderita
Umur awal hubungan seksual: dengan gejala kanker leher rahim seperti keluar
<20 tahun 0,02*) >20 tahun darah sewaktu melakukan hubungan seksual sudah
didiagnosa kanker leher rahim stadium IIIB dan
Paritas
yang lebih parah lagi pada stadium IVB sel kanker
>3 orang 0,243 <3 orang
sudah menjalar ke otak dan paru-paru sehingga
Kontrasepsi Hormonal nyawa penderita akan semakin sulit untuk
>5 tahun 0,574 <5 tahun diselamatkan (Setiati, 2009).
Jika kanker leher rahim ditemukan pada tahap
Keterangan: *) Signifikan <0,05 prakanker, maka peluang untuk sembuh sangat
Analisis Multivariat dengan Uji Regresi besar, untuk itu pentingnya pemeriksaan untuk
mendeteksi kanker leher rahim. Pemeriksaan bisa
Logistik Ganda dibangun dengan memasukkan
dilakukan dengan tes pap smear, IVA, kolposkopi
semua variabel yang berhubungan pada analisis
atau tes HPV-DNA. Saat ini juga sudah ada vaksin
bivariat yang bertujuan untuk melihat semua
variabel yang diprediksi berhubungan dengan untuk mencegah infeksi HPV onkogenik 16 dan
kejadian kanker leher rahim. 18 yang diperkirakan menjadi penyebab 70
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa persen kasus kanker serviks di dunia. Oleh
hanya 1 variabel yang bermakna memiliki hubungan sebab itu vaksinasi telah direkomendasikan oleh
dengan kejadian kanker leher rahim yaitu umur awal IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan HOGI
melakukan hubungan seksual. (Himpunan Onkologi Genekologi Indonesia)
untuk dapat mulai diberikan pada remaja putri
PEMBAHASAN mulai usia 10 tahun. Pemeriksaan deteksi dini
dan vaksinasi merupakan cara efektif untuk
1. Kanker Leher Rahim
mencegah dan mengobati kanker leher rahim
Kanker leher rahim merupakan salah satu
penyakit neoplastik yang paling sering diderita (Nuranna, 2010).
wanita di dunia. Sekitar 85% kejadian kanker leher
2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan
rahim terjadi di negara berkembang. Penyakit ini
merupakan penyebab kematian utama kanker pada Kanker Leher Rahim
wanita (Wittet, 2008). Analisis bivariat menunjukkan bahwa
Sebagian besar pasien kanker leher rahim
datang berobat pada stadium lanjut, karena pada umur awal hubungan seksual <20 tahun ( 0,001),
stadium awal penyakit ini tidak menimbulkan gejala paritas
176 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 172-177
Hasil penelitian Abdullah, dkk (2013)
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
SIMPULAN