Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
ANTROPOMETRI
A. DESKRIPSI
Antropometri berasal dari kata lain yaitu anthropos yang berarti manusia dan metron yang berarti
pengukuran, dengan demikian antropometri mempunyai arti sebagai pengukuran tubuh manusia
(Bridger, 1995). Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, tinggi, lebar, berat dan
lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Data atntropometri digunakan untuk
mengembangkan perancangan untuk tinggi, ruang, genggaman, dan jangkauan untuk stasiun
kerja dan peralatan dengan tujuan untuk mengakomodasi dimensi tubuh dari potensi
tekanan/bahaya kerja (Wickens et al, 2004). Dengan mengetahui ukuran dimensi tubuh pekerja,
dapat dibuat rancangan peralatan kerja, stasiun kerja dan produk yang sesuai dengan dimensi
tubuh pekerja sehingga dapat menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan kerja.
Tujuan Praktikum
1. Membekali mahasiswa dengan konsep berpikir (prosedural), penganalisaan, dan
perancangan.
2. Mampu mengetahui interaksi antara manusia, mesin, peralatan, bahan, maupun
lingkungan kerjanya.
3. Mampu memahami adanya sejumlah data antropometri dan menggunakannya untuk
perancangan/pengaturan sistem kerja.
4. Mahasiswa dapat merancang desain stasiun kerja.
5. Mampu merancang desain produk berdasarkan data antropometri.
LANDASAN TEORI
Antropometri
1. Konsep Antropometri
Akhir abad ke 19 antropometri mulai digunakan secara luas pada berbagai disiplin ilmu. Pada
masa itu pula antropometri bersama-sama dengan biomekanika menjadi sesuatu yang sangat
menarik ahli rekayasa (Kroemer et., 1994). Dalam hal perancanagan fasilitas kerja, data tentang
ukuran tubuh manusia (data antropometri) menjadi penting dalam merancang alat, fasilitas kerja
dan stasiun kerja. data antropometri digunakan sebagai dasar oleh para ergonom untuk
merancang, dengan tujuan agar terjadi kesesuaian antara dimensi tubuh manusia (pengguna)
denganrancangan yang digunakan. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan
diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:
1) Perancangan areal kerja (workstation, interior mobil, dll).
2) Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll).
3) Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll).
4) Perancangan lingkungan kerja fisik.
Rancangan yang menggunakan data antropometri diharapkan akan memudahkan
pengguna dalam beraktivitas sehingga dapat meningkatkan kemampuan kerja yang akan
berdampak pada peningkatan produktivitas kerja (Purnomo, 2013).
Pengukuran antropometri dibagi berdasarkan dua bagian, yaitu:
1) Antropometri statis: pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi
diam.
2) Antropometri dinamis: pengukuran dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh
yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.
Terdapat 3 kelas pengukuran dinamis, yaitu :
a) Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan
mekanis dari suatu aktivitas.
Contoh : Dalam mempelajari performa atlet.
b) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh : Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan
dengan berdiri atau duduk.
Selain faktor-faktor di atas, ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi
variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia, seperti:
a. Cacat
b. Faktor iklim
c. Kehamilan (pregnancy)
B. Kecukupan data
Untuk menghitung kecukupan data dapat digunakan perhitungan berikut (Barnes,
1900) :
K = Tingkat kepercayaan
Bila tingkat kepercayaan 99%, maka k = 2,58 3
Bila tingkat kepercayaan 95%, maka k = 1,96 2
Bila tingkat kepercayaan 68%, maka k 1
S = Derajat ketelitian (1-10%)
a. Apabila N N (jumlah pengamatan teoritis lebih kecil atau sama
dengan pengamatan yang sebenarnya dilakukan), maka data
tersebut dinyatakan telah mencukupi untuk tingkat kepercayaan dan
derajat ketelitian yang diinginkan.
b. Tetapi jika sebaliknya, dimana N > N (jumlah pengamatan teoritis
lebih besar dari jumlah pengamatan yang ada), maka data tersebut
dinyatakan tidak cukup. Dan agar data tersebut dapat diolah, maka
data pengamatan harus ditambah sampai lebih besar dari jumlah data
pengamatan teoritis.
C. Keseragaman Data
Dalam uji keseragaman data ada dua parameter yang digunakan yaitu
Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB). Perhitungan
BKA dan BKB dapat ditentukan dengan rumus berikut ini (Montgomery,
2002) :
D. Persentil
Persentil adalah nilai dari suatu dimensi antropometri yang mewakili presentase populasi
yang memiliki ukuran dimensi tertentu atau lebih rendah. Informasi ini sangat penting
dalam tahap perancangan karena dapat membantu untuk memperkirakan presentase
populasi pengguna yang dapat diakomodasi oleh desain tertentu (Wickens et al, 2004).
STUDY CASE
Diketahui jumlah siswa di SMA Sukaraja sebanyak 150 siswa. Dari ke 150 siswa tersebut,
diambil 10 siswa untuk dijadikan sampel. Dari ke 10 siswa tersebut diukur dimensi tubuhnya.
Salah satu dimensi yang digunakan adalah tinggi popliteal (tpo). Setelah melakukan pengukuran
didapatkan data sebagai berikut :
Tentukan kecukupan, keseragaman data dan P95, bila tingkat keyakinan 95% dan derajat
ketelitiannya 5% !
Barnes, Ralph M. 1900. Motion and Time Study Design and Measurement of Work.
Singapore: John Wiley & Sons, Inc.
Bridger R.S. 1995. Introduction to Ergonomic. Singapore: Mc. Graw Hill International.
Kroemer, K.H.E., Kroemer, H.B and Kroemer-Elbert, K.E 1994. Ergonomics, How To Design for
Ease & Effiency. New Jersey: Prentice Hall. Englewoods Clifts.
Montgomery, Douglas C.; Runger, George C. 2002. Applied Statistics and Probability for
Engineers. America : John Wiley & Sons, Inc.
Niebel, B. & Freivalds, A., 2002. Methods, Standards and Work Design 11th
ed. Recherche, 67, p.02.
Pheasant, Stepehen. 1988. Bodysoace : Antropometry, Ergonomics and the Design
of Work. London : Taylor & Francis Ltd.
Purnomo, Hari. 2013. Antropometri dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Roebuck, J.A., 1995. Anthropometric Methods: Designing to Fit the Human Body,
Human Factors and Ergonomics Society Santa Monica, CA.
Wickens, C.D.; Lee J.D.; Liu Y.; Gorden Becker S.E. 2004. An Introduction to
Human Factors Engineering. 2nd Edition. Pearson Education Inc.
G
Gambar 2. Posisi Duduk
Tinggi Ukur jarak vertikal alas duduk sampai ujung atas kepala.
1 Duduk TDT Subyek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke depan
Tegak dan membentuk sudut siku-siku
Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai tulang
Tinggi Bahu
2 TBD bahu yang menonjol pada saat subyek duduk tegak.
Duduk
Tinggi Mata Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai mata
3 TMD
Duduk pada saat subjek duduk tegak.
Ukur jarak horisontal antara kedua lengan atas, subyek duduk
4 Lebar Bahu LB tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah
direntangkan ke depan. (Deltoid)
Ukur jarak horisontal antara kedua tulang bahu atas, subyek
5 Lebar Bahu LBA duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan
Atas lengan bawah direntangkan ke depan. (Acromion)
Tinggi Pegangan
Tangan (Grip) Pada
Ukur vertikal pegangan tangan ke telapak kaki
Posisi Tangan
40 TGB pada posisi tangan vertikal ke atas dan tubuh
Vertical Ke Atas
berdiri tegak
Dan Berdiri Tegak
Tinggi Pegangan
Tangan (Grip) Pada
Ukur jarak vertikal pegangan tangan hingga dasar
Posisi Tangan
41 TGD panggul pada saat posisi tangan vertikal ke atas dan
Vertikal Ke Atas
duduk tegak
Dan Duduk Tegak
Tinggi Bagian Ukur jarak vertikal dari telapak kaki hingga pada
69 Tengah Telapak TTI bagian tengah punggung kaki pada saat berdiri
Kaki tegak
Ukur jarak vertikal dari telapak kaki pada bagian
Jarak Horizontal
tungkai kaki ke mata kaki.
70 Tangkai Mata Kaki JHMI