Está en la página 1de 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Keperawatan
Gawat Darurat I Status Kegawatandaruratan Pada Sistem Kardiovaskuler:
Angina Pektoris ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini disajikan berdasarkan pengamatan dan penyeleksian dari
berbagai sumber. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik Manajemen
Risiko Bencana Pariwisata. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu V.M. Endang S.P. Rahayu, Skp, M.Pd selaku Kepala Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
2. Bapak I DGP Putrayasa, S.Kp.,M.Kep.,Sp.MB selaku Ketua
Program Studi DIV Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
3. Ns. I Made Sukarja, S.Kep, M.Kep selaku Penanggungjawab Mata
Kuliah Kperawatan Gawat Darurat 1.
4. Semua teman teman yang telah membantu serta memberikan
dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
Penyusun menyadari sesungguhnya bahwa laporan ini masih ada
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan selanjutnya. Dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Denpasar, Oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................
D. Manfaat Penulisan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian Angina Pektoris.........................................................................
B. Klasifikasi Angina Pektoris.........................................................................
C. Etiologi........................................................................................................
D. Patofisioogis................................................................................................
E. Tanda dan Gejala.........................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................
G. Pengobatan..................................................................................................
H. Konsep Asuhan Keperawatan......................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasanya suatu pola hidup yang tidak sehat tentunya akan menimbulkan
berbagai macam permasalahan kesehatan. Utamanya bagi sistem kardiovaskuler.
Salah satunya adalah penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelompok
penyakit jantung yang terutama disebabkan penyempitan arteri koronaria akibat
proses aterosklerosis atau spasme koroner, atau kombinasi dari keduanya. Secara
statistik, angka kejadian penyakit jantung koroner di dunia terus meningkat dari
tahun ke tahun, baik di negara berkembang maupun negara maju. Di Amerika
misalnya, sekitar 500.000 orang meninggal akibat penyakit ini tiap tahunnya. Di
Eropa, 40.000 dari 1 juta orang juga menderita penyakit jantung koroner.
Di Indonesia, penyebab kematian mulai bergeser dari penyakit infeksi ke
penyakit kardiovaskular. Secara keseluruhan, jumlah kematian akibat PJK di
seluruh dunia adalah sekitar 15 juta per tahun atau 30% dari seluruh kematian
dengan berbagai sebab. Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina
pektoris.
Angina pektoris ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada
yang timbul pada waktu melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. Hal
ini menunjukkan bahwa telah terjadi > 70% penyempitan arteri koronaria. Angina
pektoris dapat muncul sebagai angina pektoris stabil (APS, stable angina), dan
keadaan ini bisa berkembang menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma
koroner akut (SKA) atau yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak (heart
attack) dan bisa menyebabkan kematian. (American Heart Association (AHA))
Mengingat tingginya angka kematian akibat PJK, maka kami sebagai
mahasiswa/i pembuat makalah ini akan menjelaskan lebih banyak lagi mengenai
Angina Pektoris ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari angina pektoris?
2. Apa sajakah klasifikasi dari angina pektoris?
3. Apa sajakah etiologi dari angina pektoris?
4. Bagaimanakah patofisiologis dari angina pektoris?
5. Bagaimanakah tanda dan gejala angina pectoris?
6. Apa sajakah pemeriksaan penunjang angina pektoris?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan dari angina pektoris?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari angina pektoris
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari angina pektoris
3. Untuk mengetahui etiologi dari angina pektoris
4. Untuk mengetahui patofisiologis dari angina pektoris
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala angina pektoris
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari angina pektoris
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari angina pektoris

D. Manfaat
Memberikan gambaran dan penjelasan mengenai masalah pada sistem
kardiovaskuler khususnya pada angina pektoris

H. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
- Identitas klien
Identitas klien mencakup : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
agama, pekerjaan, suku bangsa, status perkawinan, alamat, diagnosa
medis, no RM/CM, tanggal masuk, dan alasan masuk.
- Pengkajian Primer
a. Airway
Napas pendek ( timbul tersembunyi dengan dispnea sebagai
gejala menonjol pada emfisema) khususnya pada kerja, cuaca
atau berulangnya sulit napas, rasa dada tertekan,
ketidakmampuan untuk bernapas, batuk menetap dengan
produksi sputum setiap hari terutama pada saat bangun,
episode batuk hilang timbul, terdapat sputum bersih,kental
ataupun berwarna merah muda,bianyanya tidak produksi pada
tahap dini meskipun dapat menjadi produktif, thacipnea.
b. Breathing
Biasanya cepat, dapat lambat, fase ekspirasi memanjang
dengan mendengkur, penggunaan otot bantu pernapasan, bunyi
napas mungkin redup dengan ekspirasi mengi, mnyebar,
lembut atau krekels lembab kasar, ronkhi, mengi sepanjang
area paru pada ekspirasi dan kemungkinan selama inspirasi
berlanjut sampai penurunan atau tidak adanya bunyi napas
abnormal.
c. Circulation
Takikardia, distritmia, tekanan darah normal meningkat atau
menurun,, peningkatan frekuensi jantung, bunyi jantung
mungkin normal 54 lambat / murmur sistolik transien lambat
(disfungsi otot tapilaris) mungkin ada saat nyeri,,kulit /
membran mukosa lembab, dingin, pucat pada adanya
vasokontriksi

d. Disability
Kelemahan umum/kehilangan massa otot, mudah lelah,kadang
muncul keringat dingin, nyeri hilang saat beristirahat

- Pengkajian Sekunder
SAMPLE
1) Sign and Simptom
Kaji tanda dan gejala pada pasien mengalami angina pektoris.
Pasien dengan angina mengalami nyeri tajam pada dada yang
bisa disebabkan oleh kekurangan O2 pada jantung
2) Alergi
Kaji adanya alergi makanan, dan obat.
3) Medication/obat-obatan
Kaji oba-obatan yang diminum seperti sedang mengalami
pengobatan hipertensi, kencing manis, jantung, dosis atau
penyalahgunaan obat.
4) Penyakit penyerta/Pregnant.
Kaji penyakit yang dimiliki pasien selain penyakit jantung
seperti DM, HT, atau terjadi kehamilan/haid.
5) Last Meal
Kaji makanan terakhir yang dikonsumsi pasien, dikonsumsi
berapa jam sebelum kejadian, periode menstruasi juga dikaji.
6) Event or Environment.
Kaji kejadian yang bersangkutan dengan sebab cedera
(kejadian yang menyebabkan terjadinya keluhan utama)

a. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan masalah
yang lalu. Perawat mengkaji klien atau keluarga dan berfokus
kepada manifestasi klinik dari keluhan utama, kejadian yang
membuat kondisi sekarang ini, riwayat kesehatan masa lalu, dan
riwayat kesehatan keluarga.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji
pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini. Keluhan utama yang
biasa muncul pada klien Angina Pectoris adalah sakit dada
di daerah sternum atau dibawah sternum, atau dada sebelah
kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri kadang-kadang
dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan
kanan.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Faktor pencetus yang paling sering menyebabkan angina adalah
kegiatan fisik, emosi yang belebihan atau setelah makan.
1) Nyeri dapat timbul mendadak ( dapat atau tidak berhubungan
dengan aktivitas).
2) Kualitas nyeri : sakit dada dirasakan di daerah mid sterna daa
anterior, subternal prekordial, rasa nyeri tidak jelas tetapi
banyak yang menggambarkan sakitnya seperti ditusuk-tusuk,
dibakar maupun ditimpa benda berat/tertekan.
3) Penjalaran rasa nyeri ke rahang, leher dan lengan dan jari
tangan kiri, lokasinya tidak tentu seperti epigastrium, siku
rahang, abdomen, pungggung dan leher.
4) Gejala dan tanda yang menyertai rasa sakit seperti : mual,
muntah, keringat dingin, berdebar-debar dan sesak nafas.
5) Waktu/lama nyeri : pada angina pectoris tidak melebihi 30
menit dan umumnya masih respon dengan pemberian obat-
obatan anti angina, sedangkan pada infark rasa sakit lebih dari
30 menit tidak hilang dengan pemberian obat-obatan anti
angina, biasanya akan hilang dengan pemberian analgesic

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Pada angina pectoris dianggap sebagai penyakit yang berhubungan
dengan lingkungan. Misalnya pada orang yang sering merokok,
polusi udara, dan paparan di tempat kerja.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat keluarga dengan penyakit jantung (AMI), DM
,hipertenso, stroke dan penyakit pernafasan (asma).
f. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik fokus pada klien dengan angina pectoris, yaitu :
1) Kepala
a) Rambut
Mengaji warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain
rambut, palpasi kepala.
b) Wajah
Simetris atau tidak, apakah ada nyeri tekan
Tanda: Muka tampak kemerahan karena demam (flusy).
c) Mata
Apakah ada benda asing yang masuk seperti logam, emas, batu
dan lain sebagianya, lihat bila ada kelainan pada konjungtiva dan
bagian mata lainnya. Apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia,
lensa mata keruh.
Tanda: mata anemis
d) Telinga
Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda
adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah
belakang telinga, keluar cairan dari telinga, melihat serumen
telinga berkurangnya pendengaran, telinga kadang-kadang
berdenging, adakah gangguan pendengaran
e) Hidung
kaji pernapasan cuping hidung, nyeri tekan, keluar sekret
Tanda: Hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis)
2) Mulut
Tanda: Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering,
terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan.
Tenggorokan, kaji adanya tanda-tanda peradangan tonsil, infeksi
faring, cairan eksudat
Tanda: tenggorokan mengalami hiperemia pharing
3) Leher
Adakah nyeri tekan, pembesaran kelenjar tiroid, adakah
pembesaran vena jugularis
Tanda: terjadi pembesaran kelenjar limfe pada sudut atas rahang
daerah servikal posterior.
4) Thorax
- Inspeksi, amati bentuk dada pasien, bagaimana gerak
pernapasan, frekuensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
Intercostale
- Auskultasi, adakah suara napas tambahan, Adakah sesak
nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
Tanda: Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada
foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru
sebelah kanan (efusi pleura), Ronchi (+)
5) Jantung
Inspeksi
Pada klien dengan angina pectoris, terlihat adanya tampak
perubahan ekspresi wajah seperti meringis, merintih, keluar
keringat dingin,muka pucat, tampak distensi vena jugularis

Palpasi
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus
biasanya menurun.
Perkusi
Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor,
sedangkan diafragma mendatar/menurun.
Auskultasi
Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung ekstra
S3/S4 menunjukkan gagal jantung atau penurunan
kontraktilitas, kalau murmur menunjukkan gangguan katup
atau disfuungsi otot papilar, perikarditis.

6) Abdomen
Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen,
Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus, Adakah pembesaran
lien dan hepar, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas
Tanda: mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepetomegali),
asites. Pada palpasi terjadi pembesaran hati dan limfe, pada
keadaan dehidrasi turgor kulit dapat menurun
7) Kulit
Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya,
Turgor kulit menurun, kelembaban dan suhu kulit di daerah
sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka,
tekstur rambut dan kuku.
Tanda: Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan
muncul keringat dingin, dan lembab.
8) Ekstremitas
Apakah terdapat oedema, cepat lelah, lemah dan nyeri
Tanda: Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
9) Genetalia
Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda infeksi, Poliuri,
retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Ansietas
c. Penurunan Curah Jantung
a. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRETERIA HASIL INTERVENSI

1. Nyeri akut b.d proses peradangan NOC : Pain Management



konjungtiva ditandai dengan masuknya Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara
benda asing (corpus alienum) pada mata. Pain control, komprehensif termasuk lokasi,
Batasan Karakteristik Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
Bukti nyeri dengan menggunakan Kriteria Hasil : kualitas dan faktor presipitasi
standar daftar periksa nyeri untuk Observasi reaksi nonverbal dari
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
pasien yang tidak dapat ketidaknyamanan
nyeri, mampu menggunakan tehnik Gunakan teknik komunikasi
mengungkapkannya (mis., Neonatal nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, terapeutik untuk mengetahui
Infant Pain Scale, Pain Assesment mencari bantuan) pengalaman nyeri pasien
Checklist for Senior with Limited Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan Kaji kultur yang mempengaruhi
Ability to Communicate) menggunakan manajemen nyeri respon nyeri
Diaphoresis Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, Evaluasi pengalaman nyeri masa
Dilatasi pupil
frekuensi dan tanda nyeri) lampau
Ekspresi wajah nyeri (mis., mata
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri Evaluasi bersama pasien dan tim
kurang bercahaya, tampak kacau,
berkurang kesehatan lain tentang
gerakan mata berpencar atau tetap Tanda vital dalam rentang normal
ketidakefektifan kontrol nyeri
pada satu focus, meringis)
Focus menyempit (mis., persepsi masa lampau
waktu, proses berfikir, interaksi Bantu pasien dan keluarga untuk
dengan orang dan lingkungan) mencari dan menemukan
Focus pada diri sendiri
dukungan
Keluhan tentang intensitas
Kontrol lingkungan yang dapat
menggunakan standar skala nyeri
mempengaruhi nyeri seperti
(mis., skala Wong-Baker FACES,
suhu ruangan, pencahayaan dan
skala analog visual, skala penilaian
kebisingan
numerik) Kurangi faktor presipitasi nyeri
Keluhan tentang karakteristik nyeri Pilih dan lakukan penanganan
dengan menggunakan standar nyeri (farmakologi, non
isntrumen nyeri (mis., McGill Pain farmakologi dan inter personal)
Questionnaire, Brief Pain Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
Inventory) menentukan intervensi
Laporan tentang perilaku Ajarkan tentang teknik non
nyeri/perubahan aktivitas (mis., farmakologi
Berikan analgetik untuk
anggota keluarga, pemberi asuhan)
Mengekspresikan perilaku (mis., mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol
gelisah, merengek, menangis,
nyeri
waspada)
Perilaku distraksi Tingkatkan istirahat
Perubahan pada parameter Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
fisiologis (mis., tekanan darah, nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien
frekuensi jantung, frekuensi
tentang manajemen nyeri
pernafasan, saturasi oksigen, dan
endtidal karbon dioksida (CO2))
Perubahan posisi untuk Analgesic Administration
menghindari nyerii Tentukan lokasi, karakteristik,
Perubahan selera makan kualitas, dan derajat nyeri
Putus asa
Sikap melindungi area nyeri sebelum pemberian obat
Sikap tubuh melindungi Cek instruksi dokter tentang
Faktor yang berhubungan : jenis obat, dosis, dan frekuensi
Agens cedera biologis (mis., Cek riwayat alergi
infeksi, iskemia, neoplasma) Pilih analgesik yang diperlukan
Agens cedera fisik (mis., abses, atau kombinasi dari analgesik
amputasi, luka bakar, terpotong, ketika pemberian lebih dari satu
mengangkat berat, prosedur bedah, Tentukan pilihan analgesik
trauma, olahraga berlebihan) tergantung tipe dan beratnya
Agens cedera kimiawi (mis., luka
nyeri
bakar, kapsaisin, metilen klorida, Tentukan analgesik pilihan, rute
agens mustard) pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
2. Penurunan Curah Jantung NOC : NIC :
Cardiac Care
Cardiac Pump Effectiveness
Definisi : Ketidkadkuatan darah yang Evaluasi adanya nyeri dada
Circulation Status
Catat adanya disritmia jantung
dipompa oleh jantung untuk memenuhi Vital Sign Status
Catat adanya tanda dan gejala
kebutuhan metabolik tubuh penurunan cardiac output
Kriteria Hasil : Monitor satus cardiovaskuler
Monitor status pernafasan yang
Faktor-faktor resiko : Tanda Vital dalam rentang normal (tekanan
menandakan gagal jantung
Perubahan afterload darah, nadi, respirasi, suhu)
Monitor balance cairan
Dapat mentoleransi aktifitas, tidak ada
Perubahan kontraktiitas Monitor toleransi aktifitas pasien
kelelahan
Perubahan frekuensi jantung
Tidak ada edema paru, perifer dan tidak ada
Perubahan preload Vital Sign Monitor
asites
Perubahan irama Tidak ada penurunan kesadaran Monitor TD,nadi,suhu dan RR
Perubahan volume sekuncup
Batasan Karakteristik: Monitor sianosis perifer
Perubahan frekuensi/irama jantung
Monitor jumlah dan irama
Aritmia jantung
Bradikardi, takikardi
Monitor kualitas dari nadi
Perubahan EKG
Monitor TD,Nadi,RR
Palpitasi
sebelum,selama dan setelah
Perubahan Preload aktivitas
Perubahan Afterload
Monitor bunyi jantung
Perubahan kontraktilitas
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

Monitor pola penafasan


abnormal

Monitor suara paru

3. Ansietas b.d tindakan invasive NOC: NIC:


Definsi : Perasaan tidak nyaman atau Tingkat kecemasan: Mengurangi rasa cemas
kekawatiran yang Samar disertai respon Kriteria Hasil: Intervensi :
autonom (sumber sering kali tidak spesifik Kegelisahan Tenangkan klien dan
atau tidak diketahui oleh individu); Rasa khawatir melakukan pendekatan.
perasaan takut yang disebabkan oleh Ketegangan otot Kaji perspektif situasi
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini 6Ketegangan wajah
stress klien.
Iritabilitas
merupakan isyarat kewaspadaan yang Berikan informasi
Masalah prilaku
memperingatkan individu akan adanya Panic faktual mengenai diagnosis,
Tekanan darah meningkat terapi, dan prognosis.
bahaya dan kemampuan individu untuk
Denyut nadi meningkat Bantu pasien untuk
bertindak menghadapi ancaman. Pernapasan meningkat
Gangguan tidur untuk meminimalisir rasa cemas
yang timbul.
Batasan Karakteristik Kaji tanda-tanda
Perilaku : kecemasan baik secara verbal
Penurunan produktivitas maupun non verbal.
Gerakan yang ireleven
Terapi relaksasi
Gelisah Intervensi:
Melihat sepintas Pemikiran untuk relaksasi dan
Insomnia kebaikan, batas dan jenis dari
Kontak mata yang buruk relaksasi yang ada. (example
Mengekspresikan kekawatiran meditasi, music, dan relaksasi
karena perubahan dalam peristiwa otot)
Menetapkan intervensi untuk
hidup
relaksasi yang akan digunakan
Agitasi
Membiarkan pasien rileks
Mengintai Menggunakan nada yang lembut
Tampak waspada dengan pelan, berirama
Affektif :
Gelisah, Distres
Kesedihan yang mendalam
Ketakutan
Perasaan tidak adekuat
Berfokus pada diri sendiri
Peningkatan kewaspadaan
Iritabihtas
Gugup senang beniebihan
Rasa nyeri yang meningkatkan
ketidakberdayaan
Peningkatan rasa ketidak berdayaan
yang persisten
Bingung, Menyesal
Ragu/tidak percaya diri
Khawatir
Fisiologis :
Wajah tegang, Tremor tangan
Peningkatan keringat
Peningkatan ketegangan
Gemetar, Tremor
Suara bergetar
Simpatik :
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Diare, Mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar-debar
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan denyut nadi
Peningkatan reflek
Peningkatan frekwensi pernapasan
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi superfisial
Lemah, Kedutan pada otot
Parasimpatik :
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan darah
Penurunan denyut nadi
Diare, Mual, Vertigo
Letih, Ganguan tidur
Kesemutan pada ekstremitas
Sering berkemih
Anyang-anyangan
Dorongan cegera berkemih
Kognitif :
Menyadari gejala fisiologis
Bloking fikiran, Konfusi
Penurunan lapang persepsi
KesuIitan berkonsentrasi
Penurunan kemampuan belajar
Penurunan kemampuan untuk
memecahkan masalah
Ketakutan terhadap konsekwensi
yang tidak spesifik
Lupa, Gangguan perhatian
Khawatir, Melamun
Cenderung menyalahkan orang
lain.

Faktor Yang Berhubungan :


Perubahan dalam (status ekonomi,
lingkungan,status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran, status
peran)
Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi/kontaminan interpersonal
1. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya :Intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi ; ketrampilan
interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta
dokumentasi intervensi dan respon pasien.Pada tahap implementasi ini
merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat
untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang muncul pada
pasien

2. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemungkinan
terjadi pada tahap evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi berfokus pada
ketepatan perawatan yang diberikan dan kemajuan pasien atau kemunduran
pasien terhadap hasil yang diharapkan. Evaluasi merupakan proses yang
interaktif dan kontinu karena setiap tindakan keperawatan dilakukan, respon
klien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang yang
diharapkan.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Angina pektoris ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada
yang timbul pada waktu melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. Hal
ini menunjukkan bahwa telah terjadi > 70% penyempitan arteri koronaria. Angina
pektoris dapat muncul sebagai angina pektoris stabil (APS, stable angina), dan
keadaan ini bisa berkembang menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma
koroner akut (SKA) atau yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak (heart
attack) dan bisa menyebabkan kematian. (American Heart Association (AHA))
Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan
didaerah jantung. atau nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran
oksigen terhadap miokardium. Angina Pektoris merupakan suatu penyakit
berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke
otot-otot jantung.

B. Saran
Sebagai penulis makalah ini, kami menyarankan kepada mahasiswa agar
lebih memahami konsep dari penyakit angina pektoris sebagai dasar dalam
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas serta mampu memberikan
pengarahan dan motivasi pada keluarga dengan klien yang menderita angina
pektoris.
Pathway

Aterosklerosis Pajanan
Spasme pembuluh Stress Latihan Makan
terhadap
darah Fisik makanan berat
dingin

Adrenalin Kebutuhan O2 Aliran O2


meningkat Jantung meningkat ke
mesentrikus
Vasokontriksi
pembuluh darah
Aliran O2 ke
Jantung
Aliran O2 arteri
koronaria

Jantung
kekurangan O2

Iskemia otot
jantung

Kontraksi Pembentukan
miokardium asam laktat oleh
miokardium

Penurunan Nyeri Takut mati


Curah Jantung dada/Angina

Ansietas
Nyeri Akut

También podría gustarte