Está en la página 1de 5

A.

DEFINISI BATUAN DAN TANAH

Batuan merupakan material dari kerak bumi, terbentuk dari satu atau lebih mineral sangat
terikat bersama-sama yang begitu sedikit diubah oleh pelapukan yang kemas dan sebagian
besar mineral induk masih ada.
Tanah merupakan massa alami partikel diskrit atau butir-butir , ringan dan terikat
bersama , berasal dari produk dari pelapukan batuan baik in situ atau yang telah megalami
transportasi , dengan atau tanpa admikstur konstituen organik , yang tidak dalam formasi atau
hanya sedikit litifikasi.
B. BATUAN

Klasifikasi Batuan

Berdasarkan Geologi
Berdasarkan aspek Geologi, batuan di kelompokan berdasarkan asal-usul yaitu batuan
beku, batuan sedimen, atau batuan metamorf, dan di klasifikasikan berdasarkan karakteristik
petrografi, termasuk didalamnya komposisi mineral, tekstur dan kemas.
Berdasarkan Keteknikan
Berdasarkan keteknikan, batuan sering mengacu pada batuan utuh atau insitu. Batuan
utuh mengacu pada sebuah bongkah atau fragmen batuan bebas dari kerusakan, dimana sifat
hidrolik dan mekanik nya di kontrol oleh karakteristik petrografi dari material, Klasifikasi
berdasarkan tekan uniaksial nya kekuatan dan kekerasan.

Karakteristik Keteknikan dari Massa Batuan

Secara Umum
Karakteristik Keteknikan dari massa batuan yang dilihat dari aspek tiga kondisi umum :
Batuan utuh
Batuan terdekomposisi
Batuan tidak utuh
Batuan Utuh
Batuan utuh adalah batuan yang segar, tidak terkena pelapukan dan bebas dari
diskontinuitas dan reaksi yang mengaplikasi tekanan sebagai sebuah massa padat yang
disebut utuh dalam tata nama keteknikan. Permeabilitas, kekuatan dan deformabilitas secara
langsung berhubungan dengan kekerasan dan densitas, begitu juga untuk kemas dan
penyemenan.
Batuan Terdekomposisi
Dekomposisi oleh pelapukan menyebabkan batuan menjadi lebih permeabel, lebih
mudah tertekan dan lebih lemah. Seperti pada tingkat dekomposisi yang tinggi,
mempengaruhi blok batuan dan diskontinuitas, sifat nya mendekati tanah.
Batuan Tidak Utuh
Diskontinuitas atau kerusakan, memperlihatkan kelemahan bidang pada massa, kontrol
dari sifat keteknikan dengan membagi massa menjadi blok-blok yang terpisahkan oleh
rekahan seperti sesar, kekar, foliasi, belahan, lapisan dan slickenside. Kekar adalah yang
paling banyak menyebabkan kerusakan pada batuan. Kekar mempunyai sifak fisik berupa
jarak, bukaan yang besar, konfigurasi dan kekerasan permukaan.

C. TANAH

Kelompok dan Kelas Tanah serta Hubungan Karakteristik dengan Sifat


Keteknikan
Berdasarkan Geologi
Secara Geologi, tanah dikelompokkan atau di klasifikasi pada beberapa dasar, seperti :
Asal : residual, colluvial, aluvial, aeolian, glacial, and sedentary
Keterbentukan : limpah banjir, estuari, laut, moraine dll
Tekstur : Ukuran partikel dan gradasi
Pedologi : Iklim dan morfologi
Berdasarkan Keteknikan
Kelas
Tanah di klasifikasikan pada sebuah dasar keteknikan yang berdasarkan gradasi,
plastisitas dan material organik dan di deskripsikan secara umum sebagai kohesion dan
kohesif, butir atau bukan butir.
Kelompok
Tanah di kelompokan berdasarkan karakteristik keteknikan sebagai tanah kuat atau
lemah, sensitif datau tidak sensitif, dapat di tekan atau tidak, dapat mengembang atau tidak,
dapat di tembus atau tudak; atau di kelompokan berdasarkan fenomena fisik seperti erodible ,
es - rentan , atau metastabil ( dilipat atau liquefiable , dengan struktur menjadi tidak stabil di
bawah perubahan lingkungan )
Tanah juga dikelompokan secara umum menjadi kerikil, pasir, lanau, lempung,
organik dan campuran.
Komponen
Dasar
Didefinisikan oleh ukuran butir, komponen tanah umumnya dianggap termasuk ke dalam
bongkah, berangkal, kerikil, pasir dan lempung.
Kelompok Besar
Berdasarkan ukuran butir, karakteristik fisik, dan komposisi, tanah mungkin di bagi menjadi
menjadi beberapa kelompok besar:
1. Bongkah dan Berangkal, adalah satu unit individu.
2. Butir tanah, termasuk kerikil, pasir dan lanau adalah material kohesi.
3. Tanah Lempung adalah kohesif material.
4. Tanah Organik terbentuk dari material organik.
Butir atau Tanah Kohesi
Karakteristik
Bongkah dan Berangkal normal nya merespon tekanan sebagai unit individu. Kerikil , pasir ,
lanau merespon tekanan sebagai massa dan butir tanag yang paling signifikan.
Butiran Mineral
Tipe
Mineral dominan dalam butiran tanah adalah kuarsa yang pada dasarnya stabil, tidak bereaksi
dan tidak terdeformasi. Terkadang, pasir dan lanau akan termasuk garnet, magnetiti dan
hornblende. Pada iklim dimana disintegrasi mekanik sangat cepat dan dekomposisi kimia
yang lemah, mika, feldspar, atau gipsum mungkin ada, tergantung dari batuan sumber.
Lempung
Karakteristik
Lempung tersusun dari partikel mineral yang memanjang dari dimensi koloid, umumnya
berukuran kurang dari 2 m. Sifat dikendalikan oleh permukaan bukan kekuatan massa yang
diturunkan.
Material Organik
Asal dan Formasi
Asal
Materi Organik berasal utamanya dari pembusukan tumbuhan dan kadang dari binatang.
Formasi
Topsoil terbentuk dari tumbuhan mati dan menjadi tetap dengan tanah surfisial. Ketebalan
lapisan dan karakteristik adalah fungsi dari iklim dan drainase.Hal itu terkait dengan lereng
dan tipe tanah. Drainase butir tanah yang baik adalah diatas muka air, yang jelek di kuarsa
dan mineral yang lain., mengembankan lapisan humus yang sangat tipis, bahkan dalam iklim
lembab, sebagian ketika tanah sedang dingin. Temperature tanah diatas 30C merusak humus
karena aktivitas bakteri, dimana akumulasi humus dibawah 20C. Fenomena ini adalah bukti
di negara tropis dimana topsoil umumnya tipis, kecuali drainase nya kurang baik.
Hubungan dengan Sifat Keteknikan
Secara Umum
Pengkelompokan tanah yang besar mempunyai perbedaan karakteristik yang berhubungan
secara langsung dengan sifat keteknikannya.
Karakteristik
Tanah berbutir : gradasi, massa jenis relatif, bentuk butir dan komposisi mineral
Tanah Lempung : tipe mineral, kimia, plastisitas, dan sejarah tekanan.
Material Organik : Persentasi materi organik dengan partikel tanah dan sejarah
tekanan.
Campuran : Kombinasi karakteristik tetapi massa jenis relatif dengan cepat menjadi
tidak signifikan.

Klasifikasi dan Deskripsi Tanah


Secara Umum
Sistem klasifikasi saat ini membahas tata nama untuk mendeskripsikan sebuah contoh
tanah dalam hal gradasi, plasisitas dan komposisi organik sebagai penentuan secara visual
atau berdasarkan indeks tes di laboratorium. Klasifikasi ini tidak membahas tata nama untuk
mendeskripsikan tipe mineral, bentuk butir, urutan perlapisan atau kemas.
Deskripsi secara menyeluruh dari satu perlapisan tanah perlu untuk memberikan dasar
untuk mengantisipasi sifat keteknikan, untuk contoh yang representatif untuk uji laboratorium
atau untuk menentukan kondisi representatif untuk tes in situ, serta untuk korelasi dari hasil
tes dengan data sebelumnya.
Sistem Klasifikasi Sekarang
Ringkasan umum dari sistem klasifikasi menentukan ukuran butir komponen diantaranya :
American Association of State Highway Officials (AASHO M-145)
Unified Classification System (ASTM D2487)
American Society for Engineering Education System
MIT Classification System
USCS
USCS (Unified Soil Classification System) merupakan salah satu cara klasifikasi
tanah yang sering digunakan yang diusulkan oleh Cassagrande. Dasar klasifikasi
USCS membedakan berdasarkan pada sifat tekstur tanah dan melihat jenis ukuran
butri tanah yang kemudian dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
Tanah berbutir halus merupakan tanah yang dapat lolos saringan 200 mesh lebih
dari 50%.
Tanah berbutir kasar merupakan tanah yang dapat lolos saringan > 200 mesh
lebih dari 50%.
Tanah organik.

Dimana: SM = Pasir lanauan GP = Kerikil gradasi buruk MH = Lanau plastisitas


tinggi (wL<50%) CL = Lempung plastisitas rendah (wL>50%)
Contoh: SC = Pasir (S) lempungan (C) , GW = Kerikil (G) gradasi baik (W), ML =
Lanau (M) plastisitas rendah (L ; batas cair wL < 50 % ) CH = Lempung (C)
plastisitas tinggi (H ; batas cair wL > 50 % )
D. MANFAAT DI BIDANG KETEKNIKAN
1. Dengan mengetahui karakteristik clay yang bersifat swelling dan daya dukung
tanah yang sangat rendah digunakan pondasi tiang dan pembuatan vertical drain
(PVD) jika ingin dibangun infrastruktur dan drainase diatas tanah tersebut.
2. Untuk mengatasi tanah ekspansif yang kembang susut apabila dipengaruhi air
maka lantai bangunan dipisahkan dari tanah pondasi (plat wafel) untuk mencegah
retak pada lantai.
3. Untuk mengatasi tanah rentan likuifaksi maka dilakukan dewatering atau
menurunkan derajat kejenuhan agar tidak terjadi amblesan dan penggunaan
flexible joint dalam struktur bangunan untuk mengurangi bahaya likuifaksi.

Daftar Pustaka: Roy E. Hunt. 2007. Characteristics of Geologic Materials and Formations A
Field Guide for Geotechnical Engineers. New York: CRC Press

También podría gustarte