Está en la página 1de 8

KEPUTUSAN DIREKTUR RSI IBNU SINA PADANG

NOMOR: /SK/DIR/RSI-ISPD/II/2016

TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINEN
DI RSI IBNU SINA PADANG

DIREKTUR RSI IBNU SINA PADANG

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka ketertiban dan kelancaran pelayanan di RSI Ibnu
Sina Padang, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang
profesional dan bermutu tinggi dengan mengutamakan keselamatan dan
pelayanan yang berfokus kepada pasien;
b. Bahwa pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan mengutamakan pelayanan
yang aman dan memberikan perlindungan dari resiko infeksi terkait
dengan pelayanan kesehatan;
c. Bahwa dalam pelayanan yang aman yang memberikan perlindungan dari
resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan termasuk pengelolaan
linen yang meminimalisasi resiko penularan infeksi;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, b dan c dalam
mewujudkan pelayanan yang aman dan bermutu tinggi, perlu
membentuk Keputusan Direktur RSI Ibnu Sina Padang tentang
Pengelolaan Linen di RSI Ibnu Sina Padang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit

RSI IBNU SINA PADANG


Jl. Gajah Mada Kelurahan Gunung Pangilun Padang Telp. 0751-444712/ 7054318 fax. 0751-443115
Email : rsi.ibnusina_padang@yahoo.co.id website : www.rsiibnusinapadang.com
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/2007 tentang
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382/Menkes/2007 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RSI IBNU SINA PADANG TENTANG
PENGELOLAAN LINEN DI RSI IBNU SINA PADANG.
Kedua : Kebijakan Pengelolaan Linen di RSI Ibnu Sina Padang sebagaimana yang
dimaksud tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur RSI Ibnu Sina
Padang ini.
Ketiga : Kebijakan Pengelolaan Linen di RSI Ibnu Sina Padang sebagaimana yang
dimaksud dalam diktum kesatu merupakan pedoman bagi petugas
kesehatan dalam melaksanakan pengelolaan linen yang meminimalisasi
resiko penularan infeksi di rumah sakit.
Keempat : Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS).

Ditetapkan di Padang
Pada tanggal Februari 2016
Direktur,

dr. Erlinengsih, MARS

RSI IBNU SINA PADANG


Jl. Gajah Mada Kelurahan Gunung Pangilun Padang Telp. 0751-444712/ 7054318 fax. 0751-443115
Email : rsi.ibnusina_padang@yahoo.co.id website : www.rsiibnusinapadang.com
Lampiran
Keputusan Direktur RS Ibnu Sina Padang
Nomor : /SK/DIR/RSI-ISPD/II/2016
Tanggal : Februari 2016

PENGELOLAAN LINEN DI RSI IBNU SINA PADANG

I. Kebijakan Umum
A. Pengadaan linen harus memenuhi kriteria dari bahan yang kuat, menyerap air, tidak terlalu
tipis dan mudah dicuci, tahan pada suhu air 100 0C
B. Kegiatan Laundry harus dilaksanakan pada ruangan-ruangan yang terpisah sesuai
kegunaannya yaitu ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan
kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris
atau pengering untuk alat-alat termasuk linen.
C. Pengangkutan linen menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen
bersih dan linen kotor.
D. Kantong pembungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan untuk
membungkus linen kotor.
E. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor.
F. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.
G. Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda.
H. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen harus menggunakan pakaian kerja
khusus, alat pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, serta
telah memperoleh imunisasi hepatitis B.

II. Kebijakan Khusus


A. Pengorganisasian
1. Pengelolaan linen dilaksanakan secara sentralisasi di Instalasi Binatu RSI Ibnu Sina
Padang
2. Instalasi Binatu dipimpin oleh Kepala Instalasi dan bertanggung jawab kepada
Direktur Umum, SDM dan Pendidikan. Untuk
3. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Instalasi dibantu oleh :
a. Penanggungjawab pelayanan
b. Penanggung jawab administrasi dan logistik
c. Sub Penanggung jawab penerimaan linen kotor dan pendistribusian linen
d. Sub Penanggung jawab pencucian
e. Sub Penanggung jawab pengeringan dan penstrikaan
f. Sub Penanggung jawab penjahitan
g. Sub Penanggungjawab administrasi dan logistik

B. Ruangan lingkup
Ruang lingkup kegiatan pokok Instalasi Binatu meliputi sebagai berikut
1. Proses Penerimaan Linen Kotor
2. Proses Perendaman dan Pencucian Linen

RSI IBNU SINA PADANG


Jl. Gajah Mada Kelurahan Gunung Pangilun Padang Telp. 0751-444712/ 7054318 fax. 0751-443115
Email : rsi.ibnusina_padang@yahoo.co.id website : www.rsiibnusinapadang.com
3. Proses Pengeringan dan Penyetrikaan
4. Pelipatan dan Penyotiran
5. Penyimpanan
6. Pendistribusian
7. Penjahitan dan Pengguntingan
8. Logistik dan Administrasi

C. Zona/area laundry :
1. Area Kotor dilakukan proses
a.Penerimaan linen kotor
b. Penimbangan.
c. Pemisahan (linen infeksi dan non infeksi ).
d. Perendaman.
e. Pencucian.
f. Pemerasan.
2. Area Bersih dilakukan proses :
a.Pengeringan.
b. Penyotiran Noda
c. Penyetrikaan.
d.Sotiran linen rusak
e. Pelipatan
f. Penyimpanan.
3. Area Distribusi dilakukaan poses:
a. Pendistribusian Linen
b. Untuk kegiatan Administrasi laundry.

D. Jenis linen
1. Perlak
2. Sarung bantal
3. Bed cover
4. Selimut
5. Kain penyekat/scherm
6. Taplak
7. Barak Schort
8. Baju Pasien
9. Baju petugas
10. Baju operasi
11. Macam macam Doek
12. Handuk Pasien
13. Bowl
14. Dll

E. Bahan Cucian
Bahan pencucian pada instalasi binatu menggunakan bahan pencucian kimiawi dengan
komposisi dan kadar tertentu agar tidak merusak bahan yang dicuci/linen mesin cuci, kulit
petugas yang melaksanakan dan limbah bangannya tidak merusak lingkungan

RSI IBNU SINA PADANG


Jl. Gajah Mada Kelurahan Gunung Pangilun Padang Telp. 0751-444712/ 7054318 fax. 0751-443115
Email : rsi.ibnusina_padang@yahoo.co.id website : www.rsiibnusinapadang.com
Bahan kimia yang dipakai secara umum terdiri dari :
1. Alkali
Mempunyai peran meningkatkan fungsi atau peran deterjen dan emulsifier serta
membuka pori dari linen
2. Deterjen : sabun pencuci
Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara global
3. Emulsifier
Mempunyai peran untuk mengemulsi kotoran yang berbentuk minyak dan lemak
4. Bleach = pemutih
Mengangkat kotoran/noda, mencemerlangkan linen, dan bertindak sebagai
desinfektan, baik pada linen yang berwarna, dan yang putih
5. Sour/penetral
Menetralkan sisa dari bahan kimia pemutih sehingga pH-nya menjadi 7 atau netral
6. Softener
Melembutkan linen. Digunakan pada proses akhir pencucian

F. Penatalaksanaan Linen
1. Kualifikasi Linen :
a. Linen bersih
b. Linen kotor infeksius adalah linen kotor bekas pakai pasien dengan penyakit
menular dan terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh.
c. Linen kotor ternoda
d. Linen Steril
e. Linen kotor non infeksius adalah Linen kotor yang berasal dari rungan
administrasi, apotik,ruang tunggu dan ruang perawatan yang bukan pengakit
menular

2. Penanganan linen kotor di ruangan


a. Pemisahan linen :
Gunakan APD
Segera dilepas dari tempat tidur, pisahkan linen kotor infeksius dan kotor non
infeksius
Linen kotor infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning dengan
label yang jelas
Segera kirim dengan trolly tertutup.
Dilarang mengibaskan linen dan meletakkan linen di lantai
b. Penempatan Linen
Pemisahan antara linen kotor infeksius dan non infeksius
Kantong harus kuat
Kantong dengan warna kuning untuk linen infeksius
Cegah terjadinya kontaminasi lingkungan.
c. Pengangkutan linen.
Menggunakan kereta dorong yang tertutup.
Kereta dorong berbeda untuk linen bersih dan linen kotor
Jangan menyeret linen di lantai
Jangan meletakan linen sementara di lantai

RSI IBNU SINA PADANG


Jl. Gajah Mada Kelurahan Gunung Pangilun Padang Telp. 0751-444712/ 7054318 fax. 0751-443115
Email : rsi.ibnusina_padang@yahoo.co.id website : www.rsiibnusinapadang.com
d. Pengiriman Linen kotor ke laundry
Petugas ruangan mengantar linen kotor ke laundry
Petugas ruangan masuk dari pintu ruangan peneriman cucian dan tidak boleh
masuk dari ruangan linen bersih
Penerimaan linen kotor di laundry harus dibedakan anatara linen kotor
infeksius dan non infeksius
Bagian penerimaan di laundry melakukan pencatatan jumlah linen, kedua
belah pihak pengirim dan penerima harus menandatangani buku timbang
terima linen
Petugas penerima selalu memakai sarung tangan rumah tangga, masker,
pelindung mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu boots saat
melakukan penghitungan linen.

3. Penangan Linen di Laundry.


a. Penilaian linen kotor :
Tingkat kekotorannya ( berat,sedang atau ringan )
Jenis linen ( tipis, berwarna,atau tidak berwarna ,dasar linen )
Linen infeksius/ternoda atau tampa noda

b. Pengumpulan /pemisahan linen :


Gunakan alat pelindung Diri (sarung tangan rumah tangga, masker, pelindung
mata (bila diperlukan), apron/celemek dan sepatu boots)
Pisahkan linen kotor terkontaminasi dan non terkontaminasi/sesuai
karakteristik linen
Linen kotor dipegang menggunakan sarung tangan rumah tangga dengan
gerakan yang sesedikit mungkin untuk mencegah kontaminasi pada udara dan
petugas
Diperiksa dan dicatat bila ditemukan peralatan kesehatan seperti needle/alat
suntik atau instrumen operasi atau benda tajam yang terbawa bersama dengan
linen, untuk selanjutnya dilaporkan kepada tim PPIRS dan unit kerja terkait.
Segala peralatan yang ditemukan disimpan pada wadah/tempat yang aman
untuk dilakukan proses selanjutnya.
Bila linen terkontaminasi darah, cairan tubuh dilakukan perendaman selama
10 menit dalam bak perendaman berisi larutan klorin 0,5%.
Setelah 10 menit cairan perendam dibuang dan ditiriskan, selanjutnya linen
baru dapat dilakukan proses pencucian. Bila linen dikirim keluar RS harus
dimasukan ke dalam kantong kuning diikat dan diberi label infeksi dan
tuliskan jenis & jumlah linen.

c. Proses pencucian linen :


1. Sebelum melakukan pencucian petugas terlebih dahulu memakai APD
(sarung tangan rumah tangga, masker, pelindung mata (bila diperlukan),
apron/celemek dan sepatu boots)
2. Lakukan penimbangan. Untuk linen yang infeksius harus terlebih dahulu yang
telah dilakukan proses perendaman selama 10 menit dengan larutan klorin
0,5% dan telah ditiriskan

RSI IBNU SINA PADANG


Jl. Gajah Mada Kelurahan Gunung Pangilun Padang Telp. 0751-444712/ 7054318 fax. 0751-443115
Email : rsi.ibnusina_padang@yahoo.co.id website : www.rsiibnusinapadang.com
3. Gunakan detergen berdasarkan tingkat kontaminasi (infeksius) dan tingkat
noda: berat, sedang, ringan, linen berwarna
Linen infeksius diperlukan suhu 60 - 90oc
Linen non infeksius diperlukan suhu 50 - 80oc
Waktu pencucian 45 menit ( tergantung mesin cuci )
Waktu pelaksanaan pencucian:
Prewash lebih kurang 10 menit
Pembuangan ke-1 dilanjutkan pencucian utama selama 15 menit
dengan memasukan jenis alkali
Pembuangan ke-2 dilanjutkan dengan pencucian ke 2 selama 20 menit
dengan masukan deterjen dan alkali sesuai dengan kapasitas mesin
dan tingkat noda linen .
Pembuangan ke-3 dilanjutkan dengan pencucian ke-4 / akhir dengan
memasukan Sour selama 15 menit
Pembuangan ke-5 dengan memakai softener selama 5 menit menuju
ke proses pengeringan

d. Proses pengeringan
Periksa linen yang perlu dicuci ulang sebelum pengeringan
Linen yang sudah diperas dimasukan kedalam mesin pengering dengan suhu
40oc / 60oc
Linen tipis 10-20 menit
Linen tebal 15-20 menit
Linen tebal perlu pengeringan
Gordyn tidak perlu pengeringan dengan mesin

e. Proses Penyetrikaan
Alat yang digunakan : roll proses untuk kain lembaran, rotary press untuk
piyama, baju pasien, gordyn
Proses penyetrikaan dilakukan pada kain dengan kondisi bersih

f. Proses Pelipatan
Pada proses pelipatan dilakukan penyortiran terhadap linen yang rusak
Tempat pelipatan harus bersih jauh dari daerah kotor agar linen tidak
terkontaminasi.
Pelipatan sesuai dengan yang sudah ditentukan dengan tujuan mempermudah
penggunaannya.

g. Proses penyimpanan
a. Selalu menjaga kebersihan linen
b. Tempatkan sesuai dengan jenis linen dan disiman per unit
c. Lingkungan harus bersih dan kering tidak bercampur dengan penyimpanan zat
kimia serta tidak menyentuh lantai atau tempat terbuka
d. Jangan mencapur linen bersih & linen kotor
e. Adanya sistim pencatatan barang

RSI IBNU SINA PADANG


Jl. Gajah Mada Kelurahan Gunung Pangilun Padang Telp. 0751-444712/ 7054318 fax. 0751-443115
Email : rsi.ibnusina_padang@yahoo.co.id website : www.rsiibnusinapadang.com
h. Pendistribusian Linen
Selalu menjaga kesterilan dan kebersiahan linen & cuci tangan
Gunakan sistim FIFO
Pastikan semua perlatan yang akan digunakan bersih dan kering
Jaga linen jangan jatuh ke lantai
Linen dikirim dengan trolly tertutup dengan kantong biru untuk linen bersih
dan kantong kuning untuk linen kotor atau infeksisus
Pendistribusian linen sudah memakai system sentralisasi

G. Hal-hal yang direkomendasikan pada petugas pengelolaan linen baik di ruangan


maupun di laundry adalah menerapkan kewaspadaan standar:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Gunakan alat pelindung diri
Tutup kepala
Masker bisa
Pelindung mata (bila perlu)
Sarung tangan rumah tangga heavy duty
Apron kedap air
Sepatu boot
3. Kereta dorong linen kotor dan linen bersih harus terpisah
4. Kereta dorong linen kotor dicuci setiap hari

III. Pembinaan, Pengawasan


A. Pembinaan dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh Dewan Direksi RSI Ibnu Sina
Padang melalui Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS).
B. Pembinaan dapat dilaksanakan antara lain melalui pelatihan, bimbingan teknis, konsultasi
dan lain-lain.
C. Pengawasan dilaksanakan dua macam, yakni pengawasan internal, yang dilakukan oleh
atasan langsung satuan kerja/instalasi terkait di lingkungan RSI Ibnu Sina Padang, dan
pengawasan eksternal, yang dilakukan oleh Komite dan Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.

IV. Penutup
Demikian kebijakan ini disusun agar program pencegahan dan pengendalian infeksi rumah
sakit di RSI Ibnu Sina Padang dapat diselenggarakan dengan baik dan secara bermakna
menekan angka kejadian infeksi rumah sakit/ nosokomial di RSI Ibnu Sina Padang.

Direktur,

dr. Erlinengsih,MARS

RSI IBNU SINA PADANG


Jl. Gajah Mada Kelurahan Gunung Pangilun Padang Telp. 0751-444712/ 7054318 fax. 0751-443115
Email : rsi.ibnusina_padang@yahoo.co.id website : www.rsiibnusinapadang.com

También podría gustarte