Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Dokter : anak ibu kebetulan kembar mereka saling bertanya, yang satu bertanya kepada
saudaranya apa nanti cita-citamu? Saudaranya itu menjawab aku nanti kalau sudah
besar mau jadi pegawai PLN. Alasannya? Saudaranya menjawab sudah lama kita disini
gelap-gelapan tanpa ada alat penerang jadi aku ingin kita keluar dari kegelapan.
Kembali saudaranya yang satu bertanya, kalau kamu apa nanti cita-citamu kalau sudah besar?
Lalu saudara kembarnya menjawab kalau aku nanti sudah besar aku mau jadi intel.
Alasannya? Saudaranya menjawab aku sangat kesal melihat orang yang selau datang
mengintip kita disini.
Kembali saudaranya bertanya. Siapa itu?lalu ia menjawab, itu.. yang sering datang mengintip
kita disini..! Itu yang kepala botak. Kenapa? kembali saudaranya bertanya .lalu
ia menjawab aku sangat kesal melihat dia tapi yang sangat kusesalkan ialah setiap kali
ia mau pulang ia selalu meludahi kita, untuk itu aku ingin jadi intel untuk mencari
siapa dia.
Suatu hari ada seorang anak kecil mencuri mangga dari pohon milik
tetangganya
dan tertangkap basah oleh si pemilik pohon tersebut, lalu si pemilik
pohon itu
berkata dengan nada berteriak: "Hei! dasar bandel, ayo turun elu dari
pohon
mangga gue. Entar gue bilangin ama bapak elu ye!"
Tetapi si anak bukannya segera turun malah dia mendongak ke atas
pohon sambil
berkata: "Pak, cepetan turun, Pak, kita udeh ketahuan!"
Nyebut Sep
Suatu hari, mang Usep, si penjual sayur keliling yang masih muda
belia,
ditabrak mobil. Si penabrak langsung ngacir meninggalkan si korban yang
tergeletak di sisi jalan dan orang2 sekitar yang memaki-maki. Orang2
segera
berkerumun menolong mang Usep, tukang sayur kesayangan mereka. Kondisi
mang
Usep sangat parah. Darah meleleh di sekujur tubuhnya. Nampaknya ajal
sudah
dekat. Seorang ibu, tidak tega melihat keadaannya. Beliau mendekat lalu
berkata, "Nyebut... Sep... Nyebut...!" Maksudnya agar mang Usep
mengingat
nama-Nya di saat2 terakhir. Mang Usep, dengan kekuatan terakhirnya
berusaha
menggerakkan bibirnya. Dia lalu berkata dengan nyaring, "SAYUUUUUURRR.
........"
Memelas
Tidak Melihat