Está en la página 1de 7

A.

Aliran Fluida
Aliran Fluida secara ekstrim bisa menjadi komplek. Tetapi beberapa keadaan demikian
dengan model relatif sederhana .Fluida ideal adalah fluida yang inkompresibel (yaitu yang
densitasnya sulit diubah )tidak memiliki gesekan dalam disebut viskositas.cairan umur
mendekati keadaan inkompresibel dan memerlakukan gas sebagai fluida inkompresibel
jika benda tekanan antara satu daerah lainnya tidak terlalu jauh. Dalam mekanika fluida,
maka aliran fluida dapat dibagi menjdi 3 jenis, yaitu: aliran laminer, aliran turbulen, dan
aliran transisi.
1. Aliran Laminer
Aliran laminer terjadi apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur
denganmembentuk garis lintasan kontiniu dan tidak saling berpotongan. Aliran laminer
juga dapat terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat
cairmempunyai kekentalan besar. Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-
lapisan, atau lamina-laminadengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran
laminar ini viskositasberfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan.
2. Aliran Turbulen
Aliran turbulen terjadi apabila pergerakan dari partikel- partikel fluida sangat
tidakmenentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan,
yangmengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaanaliran turbulen maka turbulensi
yangterjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida
sehinggamenghasilkan kerugian-kerugian aliran.
3. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen
(Kodoatie,R,J. 2002)

B. Persamaan-Persamaan Diferensial Aliran Fluida


Persamaan dasar aliran yang telah dinyatakan didalam bentuk matematis untuksuatu
volume kontrolsembarang, juga dapat dinyatakan di dalam bentuk matematisuntuk jenis
volume kontrol yangistimewa, elemen difrensial. Persamaan-persamaandifrensial aliran
fluida ini menyediakan cara untuk menentukan variasi titik-per-titikproperti fluida.
Viskositas (kekentalan) fluida besarnya dapat ditentukan melalui pengukurun terhadap
tingkat hambatan yang ditimbulkan pada aliran fluida yang bersangkutan. Viskositas
merupakan properti dari semua fluida nyata dan viskositas inilah yang membedakan fluida
nyata dengan fluida ideal (fluida tak berviskositas). Hambatan geser terukur sebagai gaya
geser total. Satuan tegangan geser adalah gaya geser persatu-satuan luas.Viskositas
dinamik ditunjukkan sebagai perbandingan antara tegangan geserdan gradien kecepatan.
Oleh karena itu dimensinya adalah gaya dikalikan dengan waktu persatuan luas atau massa
persatuan panjang dan waktu. Dalam sistem SI tentang satuan, tegangan geser diberi satuan
N/m2 dan gradient kecepatan dengan satuan (m/dt)/m. oleh karena itu satuan dari viskositas
dinamik adalah sebagai berikut:
=2()
=../2
2 =. (1)
Viskositas kinematik (v) didefinisikan sebagai perbandingan antara viskositasdinamik dan
rapat
massa:
= (2)

Persamaan Navier-Stokes

Persamaan Navier-Stokes (dinamakan dari Claude-Louis Navier dan George Gabriel


Stokes) adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari
suatu fluida seperti cairan dan gas. Persamaan-persamaan ini menyatakan bahwa
perubahan dalam momentum (percepatan) partikel-partikel fluida bergantung hanya
kepada gaya viskos internal (mirip dengan gaya friksi) dan gaya viskos tekanan eksternal
yang bekerja pada fluida. Oleh karena itu, persamaan Navier-Stokes menjelaskan
kesetimbangan gaya-gaya yang bekerja pada fluida.

Persamaan Navier-Stokes memiliki bentuk persamaan diferensial yang menerangkan


pergerakan dari suatu fluida. Persaman seperti ini menggambarkan hubungan laju
perubahan suatu variabel terhadap variabel lain. Sebagai contoh, persamaan Navier-Stokes
untuk suatu fluida ideal dengan viskositas bernilai nol akan menghasilkan hubungan yang
proposional antara percepatan (laju perubahan kecepatan) dan derivatif tekanan internal.

Untuk mendapatkan hasil dari suatu permasalahan fisika menggunakan persamaan Navier-
Stokes, perlu digunakan ilmu kalkulus. Secara praktis, hanya kasus-kasus aliran sederhana
yang dapat dipecahkan dengan cara ini. Kasus-kasus ini biasanya melibatkan aliran non-
turbulen dan tunak (aliran yang tidak berubah terhadap waktu) yang memiliki
nilai bilangan Reynold kecil.

Untuk kasus-kasus yang kompleks, seperti sistem udara global seperti El Nio atau daya
angkat udara pada sayap, penyelesaian persamaan Navier-Stokes hingga saat ini hanya
mampu diperoleh dengan bantuan komputer. Kasus-kasus mekanika fluida yang
membutuhkan penyelesaian berbantuan komputer dipelajari dalam bidang ilmu tersendiri
yaitu mekanika fluida komputasional Persamaan Navier Stokes adalah bentuk diferensial
dari hukum kedua Newton tentang gerakan.
Persamaan gerak yang paling lengkap untuk elemen fluida berviskositas dalam medan
gravitasi adalah persamaan Navier Stokes. Ditinjau elemen fluida dengan volume .
Tegangan permukaan pada elemen fluida adalah tegangan normal () dan tegangan geser
(). Tegangan geser () memberikan Gambaran untuk menunjukkan bidang tempat
bekerjanya tegangan geser yang bekerja sesuai dengan arah tegangan geser. Ditinjau dari
elemen fluida berbentuk kubus dengan sisi , , . Massa dari elemen fluida:
=
= . = (). (4)
Dengan = + +
= vektor kecepatan fluida dengan komponen ,
= + +
= vektor posisi dengan komponen x,y,z.
Vektor kecepatan dengan komponennya dapat ditulis dalam bentuk matriks kolom
berikut ini.
= ()
Apabila , dan merupakan fungsi dari x, y, z,t maka fungsi komponen kecepatan
ini dapat ditulis dalam bentuk:
= (, , , ) (5.1)
= (, , , ) (5.2)
= (, , , ) (5.3)
Diferensial total dari persamaan diatas adalah:
= + ++ (6.1)
(6.2) = + ++
= + ++(6.3)
Jika persamaan (6.1), (6.2), dan (6.3) dibagi dengan maka dapat diperoleh persamaan
berikut:
= + ++ (7.1)
= + ++ (7.2)
= ++ (7.3)
, , dan persamaan (7.1), (7.2)dan (7.3)tidak lain adalah percepatan dalam arah x,
arah y, dan arah z. Oleh karena itu vektor percepatan dapat ditulis menjadi:
= () (8)
dengan :
= (9.1)
= (9.2)
= (9.3)
Maka pada persamaan (9.1), (9.2), dan (9,3) dapat ditulis kembali:
= + + + (10.1)
= + + + (10.2)
= + + + (10.3)
Persamaan (10.1), (10,2), dan (10,3) dikenal dengan sebutan percepatan total dengan:
= (11,1)
= (11,2)
= (11,3)
Keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada elemen fluida akibat tegangan normal dan
tegangan geser dalam arah x, y dan z adalah:
= (++) (12,1)
= (++) (12,2)
= (++) (12,3)
Maka tegangan geser pada elemen fluida (Newtonian Fluid):
= (+) (13.1)
= (+) (13.2)
= (+) (13.3)
Dengan = (14.1)
= (14.2)
= (14.3)
Sedangkan tegangan normal yang bekerja pada elemen untuk fluida Newtonian
(Newtonian Fluid) adalah:
= = + 2+ (++) (15.1)
= = + 2+23 (++) (15.2)
= = + 2+23 (++) (15.3)
Dari persamaan (15.1), (15.2), dan (15.3) untuk fluida bervikositas nilai rata- rata dari
jumlah ketiga tegangan normal tersebut disebut tekanan. Jika nilai tegangan geser pada
persamaan (14.1),(14.2), dan (14.3) dan nilai tegangan normal pada persamaan
dimasukkan (15.1), (15.2), dan (15.3) dimasukkan ke dalam persamaan (12.1), (12.2), dan
(12.3) dan hasilnya disubstitusi ke persamaan kontinuitas. Maka diperoleh persamaan:
= ( + 2 ) (16)
Apabila vektor gaya F= m. A dan massa = serta koefisien viskositas
kinematika
=
dimasukkan ke persamaaan (16) menghasilkan persamaan vektor berikut:
= 1
+ ( 2) (17)
Gabungan persamaan (10.1), (10.2) dan (10.3) menghasilkan persamaan vektor berikut:
= 1
+ ( 2) (18)
Dalam koordinat kartesian untuk kekekalan momentum menggunakan persamaan Navier
Stokes
dapat disusun menjadi:
+++= 1+ (22 +22 +22 )
(19.1)
+++= 1+ (22 +22 +22
)(19.2)
+++= 1+ (22 +22 +22 )
(19.3)
Persamaan (18), (19.1), (19.2), dan (19.3merupakan persamaan kekekalan momentum
yang dikenal dengan persamaan Navier Stokes. Persaman ini berlaku untuk fluida dengan
viskositas tidak sama dengan nol.

Contoh soal dan pembahasan


1. Suatu fluida dengan densitas tetap mengalir ke dalam tangka besar yang kosong dan tak
tentu pada 8 L/s. sebuahkeran dipasang untuk mengatur aliran keluar pada laju 4 L/s.
turunkan dan selesaikan persamaan diferensial yang menggambarkan proses ini sampai
interval 50 detik.

Penyelesaian
Neraca massa :
Laju akumulasi = input output
()
= (8 4)

Karena densitas konstan, sehingga

= (8 4) = 4

Dalam liter per detik
Kondisi awal pada waktu t = 0, volume dalam tangki = 0
2. Sebuah tangka berisi 8 liter air yang mengandung 32 gram bahan kimia. Sebuah larutan
yang memngandung 2 gram/liter bahan kimia mengalir masuk kedalam tangka dengan
kecepatan 4 liter/menit, dan larutan yangvtelah diaduk rata dikeluarkan dengan kecepatan
2 liter/menit. Hitung jumlah bahan kimia dalam tangka setelah 20 menit. Berapa
konsentrasi bahan kimia didalam tangka pada waktu itu?
Penyelesaian :
1
Model PD + +4 = 8

Diperoleh penyelesaian
1
= +4 [( + 4)2 + 16]
296
20 = ,
3

Konsentrasi : 3 7/18

También podría gustarte