Berdasarkan data diatas diperoleh informasi bahwa pertumbuhan aset pemerintah
daerah adalah sebesar 10,58%. Angka pertumbuhan aset tersebut dikategorikan baik. Pertumbuhan aset lebih banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan aset lancar yang sangat signifikan, yaitu 82,14% dari tahun 2013. Pertumbuhan aset lancar yang paling menonjol terjadi pada penambahan kas di kas BLU sebesar 1.406,38%, peningkatan persediaan 180,39%, penambahan kas di kas puskesmas 100%, peningkatan piutang pajak 76,64%, penambahan kas di kas bendahara umum daerah 50,25% dan peningkatan asuransi dibayar dimuka 46,82%. Jika dilihat dari peningkatan presentase yang sangat mencolok, yaitu 1.406,38% kenaikan yang sangat signifikan sebesar Rp 34.537.415.820,46. Kas pemerintah daerah yang ditempatkan di kas BLU ini meningkat pesat karena disebabkan BLU yang dikelola pemerintah daerah pekalongan sudah dijadikan BUMD berarti telah dipisahkan dari APBD. Selain itu kabupaten pekalongan memiliki badan layanan umum cukup banyak. Sehingga tidak heran jika presentasenya yang sangat mencolok. Selain itu persediaan meningkat signifikan sebesar Rp 38.897.740.224,85 (180,39%). Dari informasi tersebut perlu dipertanyakan persediaan apa yang memberikan kontribusi peningkatan sebesar itu. Persediaan yang terlalu besar bisa merugikan pemerintah daerah, sebab dana akan terhenti di persediaan, sedangkan bisa jadi nilai persediaan akan menurun. Terkait dengan pencatatan akuntansi perlu dipertanyakan apakah pemerintah daerah menggunakan metode FIFO atau rata-rata tertimbang dalam menentukan nilai akhir persediaan. Sementara itu penambahan kas terjadi di kas puskesmas sebesar Rp 3.005.679.894,00 (100%). Puskesmas itu ditunjang alat-alat pengobatan dan pelayanan yang sangat baik, sehingga membuat masyarakat lebih sering ke puskesmas dengan berjalannya arus kas masuk lebih sering terjadi. Piutang pajak juga naik secara signifikan yaitu 76,64%. Hal ini memberikan sinyal adanya peningkatan dalam penunggakan pajak oleh para wajib pajak. Namun bisa jadi selama tahun 2014 pemerintah daerah gencar melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, sehingga meningkatkan pendapatan pajak dan penunggakan pajak juga naik. Dilihat dari kas yang masuk di pemerintah daerah juga mengalami peningkatan yaitu penambahan kas di bendahara umum daerah sebesar Rp 34.832.984.422,00 (50,25%). Kemungkian kas yang masuk berupa dana alokasi umum ataupun khusus. Selain itu, didapat dari pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Hal ini kas yang masuk ke bendahara umum daerah mengalami peningkatan. Selain kas di bendahara umum daerah, peningkatan yang cukup signifikan juga terjadi pada pos asuransi dibayar dimuka sebesar Rp 158.874.150,00