Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik laut terbesar nomor dua di dunia
setelah China. Pemerintah bertekad menguranginya dan mendaur ulang sampah tersebut
hingga menjadi aspal.
Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, mengungkapkan data jumlah sampah plastik di
laut Indonesia mencapai 0,48 juta-1,29 juta ton per tahun.
Dalam 8 tahun ke depan, pemerintah ingin menguranginya sampai 70%, dan
mengalokasikan dana hingga US$ 1 miliar.
"Kami sudah menjajaki kerja sama dengan Belanda untuk berbagi teknologi mengelola
sampah plastik. Kami juga menjaga agar sampah plastik di darat itu tidak sampai ke laut.
Jadi sampah di laut Indonesia juga bukan berasal dari Indonesia saja," kata Menko
Maritim, Luhut Binsar Panjaitan.
Persoalan sampah plastik di laut kembali menjadi sorotan dunia saat sebanyak 30 kantong
plastik dan sampah plastik lainnya ditemukan dalam perut paus berparuh cuvier di perairan
Norwegia, beberapa waktu lalu.
Temuan sampah plastik itu mencerminkan betapa sampah plastik di lautan pada saat ini telah
menjadi satu dari sekian banyak masalah serius yang harus segera diatasi oleh negara-negara
yang memiliki laut dan garis pantai, termasuk Indonesia.
Hal ini juga berlaku bagi Indonesia. Sebagai negara kepulauan dengan ratusan garis
pantai, tentu akan sangat mengerikan bagi wisatawan saat mendapati dirinya berjalan-
jalan di pantai yang penuh dengan plastik sampah. Hal inilah yang terjadi di Indonesia.
Sampah plastik di pesisir laut Indonesia membuat pemerintah semakin serius untuk
mengatasinya. Pemerintah menargetkan mengurangi sampah plastik hingga 70 persen pada
akhir 2025 mendatang.
"Pemerintah akan memberikan pembiayaan hingga Rp 1 miliar dollar AS per tahun untuk
mengurangi sampah di laut," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar
Pandjaitan dalam siaran pers, Kamis kemarin (23/2).
Target yang ambisius itu sangat bisa dipahami. Pasalnya, sampah plastik di laut bukan
hanya mengancam keindahan pesisir pantai bagi wisatawan, melainkan juga mengancam
kehidupan ikan, mamalia, burung laut, bahkan terumbu karang.
Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, ikan-ikan yang memakan sampah
plastik ini akan berbahaya untuk keberlanjutan industri perikanan yang pada akhirnya
bisa berimbas pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. "Masalah sampah ini saling kait-
mengait antara satu dengan yang lain, dari mulai kesehatan, wisata, hingga pertumbuhan
ekonomi,".
Masyarakat kata Luhut, akan terkena dampak negatif dari segi ekonomi. Nelayan
misalnya akan sulit mendapatkan ikan, bahkan budidaya rumput laut tidak akan berhasil
jika lautnya tercemar sampah plastik.