Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
A. PENGANTAR
Manakah prinsip-prinsip moral dasar yang memadai dan dapat dijadikan sebagai dasar
pertanggungjawaban hidup bermoral? Pertanyaan ini menjadi pertanyaan mendasar di dalam
setiap tindakan moralitas manusia. Di dalam setiap tindakannya, manusia secara sadar atau tidak
sadar selalu mencari pendasaran objektif dan rasional agar tindakannya dapat dikatakan
bertanggungjawab. Meskipun kesadaran moral manusia selalu mengarahkan pada suara hatinya
sebagai dasar dan sumber moralitas, dasar-dasar moral yang objektif dan rasional tetap
diperlukan. Pendasaran objektif dan rasional inilah yang kerapkali diistilahkan dengan prinsip-
prinsip moral dasar. Prinsip-prinsip moral menjadi landasan di dalam mempertimbangkan dan
mengambil keputusan tindakan moral. Dengan kata lain, prinsip-prinsip moral mendasari semua
norma-norma moral yang lebih konkret. Magnis Suseno menyebutkan ada tiga prinsip dasar
moral, yakni prinsip sikap baik, prinsip keadilan dan prinsip hormat terhadap diri sendiri.1
Ketiga prinsip moral dasar ini disarikan dari teori-teori etika normatif yang juga berusaha
menjawab secara sistematis dan rasional pertanyaan tentang prinsip moral dasar manusia.
Apa yang menentukan prinsip-prinsip moral dasar seseorang? Lawrence Kohlberg
berpendapat bahwa pilihan prinsip moral seseorang sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kesadaran moralnya.2 Prinsip dasar moral yang paling dangkal menurutnya adalah prinsip moral
yang dikendalikn oleh kepentingan egoistic individual semata. Pada tahap ini, orientasi dasar
seseorang adalah diri dan kepentingannya sendiri. Di dalam tahap yang lebih tinggi, individu
tidak lagi digerakkan semata-mata oleh kepentingan egonya, melainkan pada kepentingan dan
harapan orang lain dan masyarakatnya. Maka, prinsip moral dasarnya adalah hukuman dan
tatanan. Di dalam tahap yang lebih tinggi, hidup moral dipandang sebagai penerimaan tanggung
jawab pribadi atas dasar prinsip-prinsip yang dianut dalam batin. Maka, orientasi prinsip moral
dasarnya adalah pada prinsip-prinsip moral universal seperti keadilan, kejujuran.
Sumbangan Kohlberg adalah sumbangan terpenting di dalam filsafat moral karena
mampu memetakan prinsip-prinsip moral dasar manusia secara sistematis dan rasional. Melalui
pendekatan Kohlberg, kita dapat menemukan pendasaran dari etika-etika normatif. Misalnya, di
1
Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 129 140
2
Franz Magnis-Suseno, 12 Tokoh Etika Abad Ke-20, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), 149 169.
B. HANDOUT
Filsafat moral di dalam merefleksikan moralitas manusia dapat dipahami dari tiga sudut,
yakni: sebagai fenomenologi moral yang menjelaskan fenomen kesadaran moral individu,
3
Disarikan dari Disarikan dari Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar (Yogyakarta: Kanisius, 1995) dan Bertens, Etika,
(Kanisius: Yogyakarta, 2013)
1. Prinsip kebahagiaan
Prinsip moral dasar yang hendak dikemukakan di dalam pendekatan ini bahwa tujuan
kehidupan manusia adalah kebahagiaan dan oleh karenanya, dasar dari segala tindakan moral
seseorang adalah agar kebahagiaan tercapai. Prinsip kebahagiaan didiskusikan oleh tiga teori
etika normatif, yakni hedonisme etis, etika pengembangan diri dan utilitarisme.
2. Prinsip Legalitas
3. Prinsip Relativisme
Prinsip yang ketiga adalah relativisme moral yang didalamnya terkandung etika situasi
dan relativisme kultural. Relativisme menegaskan bahwa hanya tujuan membenarkan sarana,
tak ada lainnya.
a. Etika situasi
Beberapa ciri khas dari etika situasi yang dapat kita diskusikan. Pertama, etika situasi
menegaskan bahwa setiap orang dan setiap situasi adalah unik, maka tanggung jawab kita
terhadapnya tidak dapat disalurkan melalui norma-norma moral dan peraturan-peraturan umum.
Dengan kata lain, di dalam setiap situasi orang yang bersangkutan harus memutuskan secara
otonom apa yang akan dilakukannya. Etika situasi mau menentang dua ekstrem yakni legalisme
dan antinomisme. Legalisme memahami moralitas sebagai ketaatan terhadap hukum yang
berlaku dimana-mana dan selalu. Orang kehilangan unsur tanggungjawabnya karena ia tinggal
menerapkan hukum dan peraturan yang berlaku. Sementara itu, antinomisme adalah anarkisme
moral yang menilak prinsip dan arahan moral serta mengembalikan keputusan moral pada
keputusan otonom individu dalam situasinya. Posisi ini juga ditolak karena manusia selalu hidup
dan berakar dalam komunitas budaya tertentu. Moral komunitas ini berlaku sebagai penerang
dan bukan hukum.
Kedua, kualitas moral sebuah tindakan tergantung dari situasi. Apakah tindakan itu wajib
dilakukan atau tidak, tidak dapat dipstikan kecuali dengan memperhatikan situasi konkret.
Misalnya, larangan untuk berbohong: bagaimana kalau berbohong menjadi satu-satunya cara
saya mencegah bahwa orang tak bersalah tidak dibunuh?
Prinsip-prinsip moral yang sudah kita diskusikan di atas memperlihatkan pemikiran yang
rasional dan sistematis, tetapi memiliki beberapa kelemahan. Franz Magnis-Suseno
berpandangan bahwa diperlukan prinsip-prinsip moral dasar yang memadai untuk situasi dan
konteks zaman ini. Ia mengajukan tiga macam prinsip moral dasar yakni prinsip sikap baik,
prinsip keadilan dan prinsip hormat terhadap diri sendiri.
Di dalam tahap ini, seorang mulai belajar bahwa ia harus juga memperhatikan harapan
dan kepentingan orang lain apabila ia ingin diperlakukan dengan baik. Namun, orang lain dilihat
semata-mata sebagai sarana pemenuhan harapanku. Maka, prinsip moral dasarnya adalah
intstumental-relativistik yakni moralitas pasar, moralitas do ut des (aku memberi supaya engkau
4
Disarikan dari Franz Magnis-Suseno, 12 Tokoh Etika Abad Ke-20, (Yogyakarta; Kanisius, 2000), 149-169.
Jika digambarkan di dalam bagan, skema Kohlberg akan memperlihatkan pula letak pembagian
etika-etika normatif:
D. Kesimpulan
Ketiga prinsip moral dasar di atas haruslah dilaksanakan secara seimbang artinya tidak
memutlakkan yang satu dan melupakan yang lainnya. Konteks atau situasi juga menentukan
bagaimana ketipa prinsip moral dasar tersebut dilaksanakan di dalam kehidupan konkret.
Dapat dikatakan bahwa prinsip keadilan dan hormat pada diri merupakan syarat
pelaksanaa sikap baik, sedangkan prinsip sikap baik menjadi dasar mengapa seseorang bersedia
untuk bersikap adil. Bahwa keadilan dan hormat terhadap diri sebagai prasyarat pelaksanaan
kebaikan berarti bahwa berbuat baik dengan melanggar keadilan atau dengan melupakan harga
diri secara moral tidak dapat dibenarkan.
Di dalam kehidupan nyata, jika terjadi tabrakan antara dua prinsip di atas, kita harus
melihat situasi yang terjadi. Seperti di dalam etika situasi, pertimbangan moral teoretis tidak
pernah mencukupi. Situasi memberikan pendasaran bagi pelaksanaan ketiga prinsip moral
tersebut. Akan tetapi ada sebuah prinsip yang membantu sebagai patokan yakni prinsip
E. BACAAN DISKUSI
Berikanlah tanggapan dan analisismu terhadap opini di bawah ini! Analisislah berdasarkan
prinsip-prinsip moral dasar yang sudah dijelaskan!
Seorang perempuan diketahui mengidap kanker ganas dan hampir mati. Hanya ada satu
obat yang dapat menyembuhkannya. Harganya 2 juta US dolar, karena yang menemukan orang
Amerika. Obat itu tak bisa ditawar. Maka sang suami, Heinz, berusaha mati-matian berhutang
kesana kemari untuk mendapatkan uang membeli obat itu. Namun malang, ia hanya dapat
mengumpulkan setengah dari harga obat tersebut. Kepada sang dokter, Heinz memohon
keringanan agar dia dapat membeli obat itu dengan harga murah. Kalau boleh dia ingin mencicil.
Tapi sang dokter tetap menolak member keringanan harga obat tersebut. Akhirnya, pada malam
hari Heinz nekat mencuri obat tersebut dari gudang obat sang dokter.
Lawrence Kolberg, seorang psikolog yang mengarang cerita ini, bertujuan untuk
mengetahui perkembangan moral seseorang. Pertanyaan yang diajukan adalah, Haruskah sang
suami melakukan perbuatan tersebut? Tentunya tidak ada jawaban yang ideal. Kalau Heinz tidak
mencuri, berarti dia tega membiarkan istrinya yang sedang sekarat itu. Tapi kalau dia mencuri,
berarti Heinz adalah penjahat yang benar-benar menyayangi istrinya.
F. BACAAN ANJURAN
Bertens. 2003. Etika, Jakarta: Gramedia.
Chang, William. 2009. Bioetika Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
Higgins, Gregory, C. 2006. Dilema Moral Zaman Ini (Terj.). Yogyakarta: Kanisius.
Rachels, James. 2004. Filsafat Moral (Terj.). Yogyakarta: Kanisius.
Suseno, Franz Magnis. 1987. Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius.
_________________. 2003. 12 Tokoh Etika Abad Ke-20, Yogyakarta: Kanisius.