Está en la página 1de 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Melalui kepribadian
inilah setiap pribadi seseorang memiliki ciri khas masing-masing. Begitu pula dengan sebuah
negara. Setiap negara juga memiliki kepribadian masing-masing. Melalui kepribadian
tersebut sebuah negara dikenal luas. Kepribadian tersebut tidak akan lepas dari sejarah negara
tersebut.
Indonesia sendiri memiliki sebuah kepribadian yang menjadi ciri khas dari Indonesia
itu sendiri yaitu Pancasila.Sebagai dasar negara, Pancasila justru telah dibicarakan bahkan
sebelum Indonesia menyatakan kemerdekaannya melalui pembacaan proklamasi oleh Ir.
Soekarno dan Hatta. Membutuhkan proses pembahasan yang panjang sebelum akhirnya
memperoleh keputusan final seperti teks Pancasila yang kita kenal saat ini.
Bangsa Indonesia dan juga dasar negara yaitu Pancasila, terbentuk berdasarkan
perbedaan. Pancasila sendiri hadir sebagai penengah adanya perbedaan yang ada. Dan
sebagai bentuk kepribadian bangsa Pancasila membuat Indonesia hadir dengan ciri khas yang
membedakannya dengan negara lain.

1.2. Identifikasi Masalah


Permasalahan penelitian yang kami ajukan ini dapat diidentifikasi permasalahannya
sebagai berikut :

1. Kepribadian Bangsa Indonesia.


2. Pancasila sebagai kepribadian Bangsa Indonesia.
3. Dampak positif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
4. Dampak negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.

1.3. Batasan Masalah


Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka
penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh
sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan Pancasila sebagai kepribadian
Indonesia. Serta berfokus kepada pengaruh globalisasi terhadap nilai nasionalisme dan
generasi muda.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masaalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cermin dari pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia?

1
2. Apa dampak positif dan negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan globalisasi bagi generasi muda?
4. Bagaimana cara mengantisipasi dampak pengaruh negatif dari globalisasi?

1.5. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan pembuatan laporan mini riset ini adalah untuk memenuhi salah-satu
tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, serta untuk mengetahui tentang pentingnya
Pancasila sebagai pembentuk kepribadian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia dan mengetahui dampak dan cara mengantisipasi dari pengaruh globalisasi
terhadap nilai nasionalisme dan generasi muda.

1.6. Manfaat Penelitian


Manfaat atau Kegunaan Penelitian Teoritis:
1. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi
sebagai perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat
pada umumnya.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya tentang implementasi nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indonesia.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar serta pedoman untuk penelitian
berikutnya yang sejenis.
Manfaat atau Kegunaan Penelitian Praktis
Manfaat bagi peneliti
1. Untuk menerapkan imu yang diperoleh di bangku kuliah dalam mempelajari nilai-
nilai nasionalisme.
2. Sebagai calon pendidik, pengetahuan selama mengadakan penelitian ini dapat
ditransformasikam pada peserta didik khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Manfaat bagi pemilih pemula
1. Agar para pemilih pemula sebagai generasi muda mengetahui pentingnya
implementasi nilai-nilai Nasionalisme dan Pancasial sebagai kepribadian bangsa
Indonesia.
2. Melalui kegiatan penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan dan
kerangka acuan bagi para pengambil keputusan, terutama dalam memberikan
pengetahuan dan perhatian khusus.

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1. Studi Literatur

Secara etimologis istilah Pancasila berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin,
dalam bahasa sansekerta perkataan Pancasila memilki dua macam arti secara leksikal
yaitu: panca artinya lima syila vokal I pendek artinya batu sendi, alas, atau
dasar syiila vokal i pendek artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting
atau yang senonoh

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan
susila yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis kata
Pancasila yang dimaksudkan adalah adalah istilah Panca Syilla dengan vokal i pendek
yang memilki makna leksikal berbatu sendi lima atau secara harfiah dasar yang memiliki
lima unsur. Adapun istilah Panca Syiila dengan huruf Dewanagari bermakna 5 aturan
tingkah laku yang penting.

Sila yang dimaksud adalah di sebutkan dibawah ini:


1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan Yang Di Pimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/
Perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pengertian Pancasila menurut para tokoh:

Notonegoro

Pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi
pandangan hidup bangsa indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan
serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.

Muhammad Yamin

Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, asas,
dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. dengan demikian pancasila
merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting
dan baik.

Soekarno

3
Pancasila adalah isi jiwa bangsa indonesia yang turun temurun yang sekian abad
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. dengan demikian, pancasila tidak saja
falsafah negara. tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

Perkataan pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan Budha India. ajaran


budha bersumber pada kitab suci Tri Pitaka dan Vinaya pitaka, yang kesemuanya itu
merupakan ajaran moral untuk mencapai surga. ajaran pancasila menurut Budha adalah
merupakan lima aturan (larangan) atau five moral principles, yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh para penganutnya. adapun isi lengkap larangan itu adalah :
Panatipada veramani sikhapadam samadiyani, artinya jangan mencabut nyawa makhlum
hidup atau dilarang membunuh. Dinna dana veramani shikapadam samadiyani, artinya
jangan mengambil barang yang tidak diberikan. maksudnya dilarang mencuri. Kameshu
micchacara veramani shikapadam samadiyani, artinya jangan berbuat zina. Musawada
veramani shikapadam samadiyani, artinya jangan berkata bohong atau dilarang berdusta. Sura
merayu masjja pamada tikana veramani, artinya janganlah minum-minuman yang
memabukkan.

Nilai nilai pancasila secara intrinsik bersifat filosofis, dan di dalam kehidupan
masyarakat indonesia nilai pancasila secara praktis merupakan filsafat hidup (pandangan
hidup). nilai dan fungsi filsafat pancasila telah ada jauh sebelum indonesia merdeka. hal ini
dibuktikan dengan sejarah majapahit (1293). pada waktu itu hindu dan budha hidup
berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu prapanca menulis negara
kertagama (1365). dalam kitab tersebut telah terdapat istilah pancasila empu tantular yang
mengarang buku sutasoma yang di dalamnya memuat seloka yang berbunyi : Bhineka
Tunggal ika tan Hana Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda namun satu jua adanya,
sebab ada tidak agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya
realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu agama Hindu dan Budha. bahkan salah satu
kerajaan yang menjadi kekuasaannya yaitu pasai jutru telah memeluk agama islam.

2.2. Kerangka Teoritis

2.2.1. Pengertian Kepribadian Bangsa

Kepribadian adalah keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri dan prilaku


seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau di
katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam
menghadapai situasi yang di hadapi. Atau keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan
tempramen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam
tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai
kecenderungan perilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas
pribadinya.

Bangsa adalah Perkumpulan orang yang saling membutuhkan dan berinteraksi untuk
mencapai tujuan bersama dalam suatu wilayah. Persekutuan hidup dalam suatu negara bisa
merupakan persekutuan hidup mayoritas dan minoritas. Bangsa dalam arti sosiologis
antropologis diikat oleh ikatan ikatan seperti ras, tradisi, sejarah, adat istiadat, agama atau
kepercayaan, bahasa dan daerah. Ikatan ini disebut ikatan primordial.

4
Jadi dapat disimpulkan pengertian kepribadian bangsa adalah suatu ciri khas atau pola
sikap yang menjadi standart baku kumpulan beberapa orang yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan bersama secara konsisten dalam menghadapi situasi apapun.

2.2.2. Pengertian Pancasila


Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara
Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV
yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Tantular. Pancasila ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan Pancasila
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Adapun fungsi dari pancasila, antara lain :

Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila dalam pengertian ini adalah
seperti yang dijelaskan dalam teori Von Savigny artinya bahwa setiap Bangsa punya
jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa
Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa
Indonesia yaitu pada jaman Sriwijaya dan Majapahit. Hal ini diperkuat oleh Prof. Mr.
A.G. Pringgodigdo dalam tulisann beliau dalam Pancasila. Beliau mengatakan antara
lain bahwa tanggal 1 Juni 1945 adalah Hari Lahir istilah Pancasila. Sedangkan
Pancasila itu sendiri telah ada sejak adanya Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. diwujudkan dalam sikap mental dan
tingkah laku serta amal perbuatan sikap mental. Sikap mental dan tingkah laku
mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan Bangsa lain. Ciri Khas inilah
yang dimaksud dengan kepribadian.
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Artinya Pancasila
dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari dan juga merupakan satu kesatuan
yang tidak bisa dipisah-pisah antara satu dengan yang lain.
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia atau Dasar Falsafah Negara atau
Philosofis Granslog. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur
pemerintahan Negara, atau pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan Negara yang sesuai dengan bunyi pembukaan Undang-undang Dasar
1945.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber Hukum. atau sumber tertib hukum bagi
Negara Republik Indonesia. Sumber tertib hukum Republik Indonesia adalah
pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi
suasana kejiwaan serta watak Bangsa Indonesia. Cita-cita itu meliputi cita-cita
mengenai kemerdekaan Individu, kemerdekaan Bangsa, perikemanusiaan, keadilan
sosial dan perdamaian Nasional. Cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan
negara. Cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan.

5
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pada saat bangsa Indonesia
mendirikan negara atau Proklamasi 17 Agustus 1945. Bangsa Indonesia belum
mempunyai Undang-undang Dasar Negara yang tertulis. 18 Agustus 1945 disahkan
pembukaan dan batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 oleh PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). PPKI merupakan penjelmaan atau wakil-wakil
seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur itu untuk membela
Pancasila untuk selama-lamanya.
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia. Cita-cita luhur Negara
Indonesia tegas dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Karena
pembukaan Undang-undang Dasar 1945 merupakan penuangan jiwa proklamasi yaitu
jiwa Pancasila, sehingga Pancasila merupakan cita-cita dan tujuan bangsa indonesia.
Cita-cita luhur inilah yang akan disapai oleh Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai palsafah hidup yang mempersatukan Bangsa. Pancasila merupakan
sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Karena Pancasila adalah
palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan
norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan
tepat bagi Bangsa Indonesia untuk mempersatukan Rakyat Indonesia.

2.2.3. Pancasila Sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia


Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian
Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah
pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh
kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana
waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan
berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda
dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di
sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat
dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup
dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-
bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan
jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.
Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri salah satunya
yaitu merupakan Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan
corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia,
serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain.
Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal,
yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa
Indonesia.
Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

6
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan
mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan
merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang
merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan
bangsa kita.
Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya
dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita
kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku
sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang
hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan
membela Pancasila.

2.2.4. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kepribadian Bangsa Indonesia


Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah.
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,
kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan
Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses,
globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi
ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi
dan Komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan
seperti bidang ideology politik, ekonomi, social budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain.
Teknologi informasi komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang
kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan
lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam
globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi
dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu
globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh
negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik,
ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme
terhadap bangsa.

2.2.4.1. Pengaruh Positif Globalisasi Terhadap Nilai-nilai Nasionalisme :


1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme
terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan

7
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan
meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional
bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos
kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk
meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

2.2.4.2. Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai-nilai Nasionalisme :


1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan
berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi
akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.)
membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa
Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh
masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,
karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat
menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu
kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku
sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan
kehidupan bangsa.

Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap


nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap
bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala
masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan
dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap
tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional,
ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

2.2.4.3. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda


Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-
hari anak muda sekarang.

8
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis
yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian
tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut
mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan
cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa
dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan
mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang
berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar
dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs
porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa
sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan
menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun
dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya
adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu
ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut?
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda.
Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap
budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah
penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa
nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi
pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.

2.2.4.4. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme


Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai
produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan permasalahan kepribadian bangsa
Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang merupakan desain penelitian
yang bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha memanipulasi seting penelitian,
melainkan melakukan studi terhadap suatu fenomena.
Alasan menggunakan metode penelitian kualitatif adalah berdasarkan pendapat Alsa (2003)
yaitu penelitian kualitatif umumnya dipakai apabila peneliti tertarik untuk mengeksplorasi
dan memahami satu fenomena sentral, seperti proses atau peristiwa. Data yang muncul dalam
penelitian kualitatif ini berbentuk kata-kata, dan bukan rangkaian angka. Cara-cara yang
digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah dengan melakukan wawancara langsung
dan tak langsung.

3.2. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain Wawancara langsung dan
kajian pustaka.

3.3. Variabel Penelitian


Variabel penelitiannya adalah mahasiswa Universitas Prima Indonesia yaitu Omsa
Dosmana Panjaitan dan mahasiswa UNIMED yaitu Fahri Husaini.

3.4. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data kualitatif dilakukan sesuai dengan pendekatan studi kasus,
sehingga analisis data yang digunakan dengan cara menelaah jawaban-jawaban yang
dikumpulkan yang dapat didapat dari subjek penelitian. Jawaban-jawaban tersebut diorganisir
dengan cara mengidentifikasikan dan mengkategorisasikan sesuai dengan tujuan-tujuan
penelitian. Hal ini sesuai dengan langkah pokok penelitian studi kasus yang diungkapkan
oleh Sudjarwo (2001).

10
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan Hasil Penelitian


Data Narasumber
1. Nama : Omsa D. Panjaitan
Asal Kampus : Universitas Prima Indonesia
Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris

2. Nama : Fahri Husaini


Asal Kampus : Universitas Negeri Medan
Jurusan : Penidikan Kewarganegaraan
Tabel Hasil Wawancara

No. Identitas Hasil Wawancara

1. Pernyataan Umum Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama
dari dasar negara kita, Negara Republik Indonesia.
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit
pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara
Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Tantular. Pancasila ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945 dan rumusannya tercantum dalam
pembukaan UUD 1945.

2. Daftar Pertanyaan Mahasiswa Jurusan


Mahasiswa Jurusan PKN
Wawaancara : Pendidikan Bhs. Inggris

Menurut anda, apa Pancasila memiliki fungsi Pancasila itu banyak


sajakah yang yang besar. Dimana fungsinya. Yang pertama
menjadi fungsi Pancasila menjadi landasan sebagai pandangan hidup
Pancasila bagi negara yang bersifat mem- Indonesia yang artinya
Indonesia dan persatukan dan memberi- pancasila itu meng-
sesungguhnya kan keadilan. Adapun gambarkan bagaimana
sejak kapan keberadaan Pancasila itu Indonesia itu harus
Pancasila itu ada? sejak adanya Indonesia itu berkembang dan untuk
sendiri. eksistensinya diakui oleh
Negara lain. Yang kedua
pancasila sebagai hukum
dasar dan hukum tertinggi,
misalnya jika ada peraturan
perundang-undangan yang
tidak berdasarkan dengan
pancasila, maka peraturan

11
tersebut bisa dibubarkan.
Yang ketiga sebagai
ideology, dan sebagai
dasar Negara. Jika dilihat
dari nilai-nilainya,
Pancasila sudah ada sejak
Indonesia belum merdeka,
misalnya masyarakat
Indonesia itu sudah
bergama.

Menurut anda apa Pancasila bagi Indonesia Makna dari pancasila


makna Pancasila memiliki makna sebagai sebagai kepribadian
sebagai pedoman hidup dalam Indonesia, jika dilihat dari
kepribadian bangsa melakukan berbagai hal, kepribadian bangsa
Indonesia? seperti dalam organis-asi Indonesia, kita ini adalah
dan kepemerintahan. orang yang religius tapi
tidak memaksakan agama
kepada warganya yang
artinya diberikan
kebebasan untuk memeluk
agamanya masing-masing.

Bagaimana Kepribadian Indonesia saat Kepribadian Indonesia


menurut anda ini sudah bagus dan tetap sekarang ini sudah mulai
kepribadian bangsa menunjukkan ciri dan sifat kebarat-baratan, artinya
Indonesia itu aslinya. sudah banyak mencontoh
sendiri? budaya-budaya barat. Jika
ditinjau dari zaman dahulu,
kepribadian Indonesia itu
masih murni, dimana
belum ada pengaruh-
pengaruh dari luar.

Bagaimana Penerapan Pancasila di Penarapan makna


penerapan makna Indonesia sesungguhnya pancasila di Indonesia
Pancasila di sudah terealisasi dengan masih belum baik,
Indonesia? baik seperti adanya sifat misalnya pada sila perta
toleransi antar umat yaitu makna Ketuhan Yang
beragama dan sifat untuk Maha Esa saat ini masih
saling menolong, namun genting-genting nya karna
sekarang ini tingkat munculnya PKI.
kesadaran orang-orang Penerapannya masih belum
menurun dan tidak maksimal jika dilihat dari
mencerminkan nilai-nilai kelima sila nya, kita belum
Pancasila dengan bersifat sepenuhnya memahami
egois dan membenci maknanya sehingga kita
Pancasila itu sendiri. masih gampang terpengarh
dengan budaya luar

12
Bagaimana Ciri kepribadian bangsa Nilai kepribadian
menurut anda Indonesia terdapat pada Indonesia itu jika dilihat
kepribadian bangsa keberagaman budayanya. dari para pejuang yang
Indonesia yang Dengan adanya kebe- telah membebaskan
didasarkan ragaman itu justru semakin Indonesia dari penjajahan,
Pancasila yang mempersatukan, dan me- mereka pada saat
mencerminkan nimbulkan sifat toleransi. berperang itu tidak saling
nilai budaya dan membeda-bedakan, mereka
keagamaan? semua bersatu demi
kemerdekaan bangsa
Indonesia.

Menurut anda, Pancasila tetap dijadikan Langkah-langkah yang


bagaimana posisi dasar dalam menghadapi dapat ditempuh itu ada
Pancasila terhadap era globalisasi. Pancasila beberapa, misalnya jika
era globalisasi dan dijadikan filter, dan dilihat dari politiknya,
langkah apa saja mengontrol masuknya harapan saya kita harus
untuk kemajuan apapun yang bisa berfikir maju dimana
mempertahankan ditimbulkan. kekuasaan itu bukan
posisi Pancasila di segalanya, tetapi ketika
Indonesia? kekuasaan itu didampingi
oleh pengawasan yang baik
tentu politik itu akan
berjalan dengan baik. Jika
dilihat dari system
ekonomi, system ekonomi
di Indonesia itu sudah
menerapkan pancasila

Bagaimana Menurut saya, bisa saja Menurut saya, bukan


pendapat anda, jika suatu saat Indonesia masalah ideologi yang
suatu saat menganut Ideologi menjadi masalahnya,
Indonesia Liberalisme. Namun kecil melainkan cara berfikir
menganut Ideologi kemungkinan. Karena kita. Jika liberalisme
Liberalisme, tidak mudah mengganti diterapkan di Indonesia
seperti negara- Pancasila itu sendiri. Karna maka otomatis Indonesia
negara di Eropa, Pancasila sudah men- akan berada dikehancuran,
demi kemajuan cerminkan Indonesia karna banyak masyarakat
dan kemakmuran? sesungguhnya. Jika Indonesia yang dipelosok
diganti, maka tidak akan yang tidak memiliki
menunjukkan lagi ciri khas kekuatan modal pasti akan
Indonesia itu sendiri. semakin miskin. Selain itu
pihak swasta maupun
pihak asing akan semakin
berkuasa di Indonesia. Jadi
menurut saya paham
liberalisme tidak dapat di
terapkan di Indonesia.

3. Kesimpulan Hasil Pancasila memiliki fungsi dan makna yang besar bagi
Indonesia. Pancasila menjadi pemersatu, pemberi

13
Wawancara keadilan, mengajarkan untuk saling bertoleransi serta
menjadi filter terhadap era globalisasi. Karena Pancasila
itu sen-diri mencerminkan sifat, ciri khas dan
kepribadian bangsa Indonesia, sehingga tidak akan
mampu untuk diganti.

PERTANYAAN DAN JAWABAN


Kelompok Pembanding (Kelompok 6)
Apa-apa sajakah ancaman yang mempengaruhi Pancasila?
Bagaimana Indonesia tanpa Pancasila?
Jawab:
- Ancaman yang mempengaruhi Pancasila yaitu

1. Ancaman pemberontakan yang pernah terjadi di Republik Indonesia tercinta ini


yaitu:
a) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1946 dan 1948.
Pemberontakan PKI ini berlatar belakang ideologi politik Marxisme, Leninisme yaitu
ideologi komunis yang menjadi dasar perjuangan PKI, sangat bertentangan dengan
ideologi Pancasila.
b) Pemberontakan PKI di Jawa Barat dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo yang berhaluan
ideologi ekslusif keagamaan. Ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII) dan mengorganisasi gerakan DI/TII.
c) Di Sulawesi Selatan gerakan DI/TII dipimpin oleh Abdul Qahhar Mudzakkar.
d) Di Aceh, gerakan DI/TII bertujuan mendirikan NII dipimpin oleh Mohammad Daud
Beureuh sebagai tokoh agama Islam. Pada tanggal 7 Agustus 1953.
e) Di Kalimantan Selatan, gerakan DI/TII dipimpin oleh Ibnu Hajar. Mereka semua
menghendaki Islam sebagai Dasar Negara dan Hukum Islam sebagai Undang-undang
Dasar yang berlaku.
f) Pada akhir tahun 1956 dan 1957 terjadi lagi krisis kenegaraan yang membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara yaitu lahirnya gerakan PRRI (Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia) ini bergabung dengan gerakan Pembangunan
Rakyat Semesta (Permesta).
g) Pada tahun 1962 pemberontakan-pemberontakan tersebut di atas seperti DI/TII,
PRRI/Permesta merapat untuk menyusun kekuatan, menyatukan kekuatan dan
muncullah nama gerakan baru yaitu RPI (Republik Persatuan Indonesia). Karena
masalah ideologi masing-masing yang berbeda maka terjadi perpecahan di antara
gerakan ini.
h) Pada tahun 1965 muncul lagi pemberontakan PKI yang dipimpin oleh Aidit yang
berideologi komunis Maxisme-Leninisme. Pemberontakan ini dikenal dengan nama
Gerakan Tiga Puluh September yang didalangi oleh PKI sehingga lebih lazim dikenal
dengan G. 30 S/PKI.

2. Ancaman terhadap Pancasila melalui cara-cara institusional, antara lain :

14
a) Melalui pendekatan ideologi pada saat ini memanfaatkan kebebasan dan keterbukaan
bagi partai-partai politik untuk menentukan asasnya telah banyak dimanfaatkan untuk
mengembangkan berbagai asas selain Pancasila, seperti keagamaan, asas Pancasila
dengan penekanan religiusnya bahkan ada asas yang bersifat kekiri-kirian seperti
demokrasi kerakyatan secara terbuka mereka telah mewadahi dan menggalang
kekuatan dengan bekas tahanan Gerakan 30 September/PKI yang dibebaskan.
Keadaan ini kalau dibiarkan akan membentuk kekuatan yang mampu meniadakan
Pancasila.
b) Kebebasan dan keterbukaan, menimbulkan keberanian partai tertentu untuk
mengatakan bahwa ideologi keagamaan sebagai ideologinya yang tidak mengikuti
Pancasila sebagai ideologi Nasional.
c) Melalui pendekatan politik dapat dikemukakan antara lain politik adalah berarti
kekuasaan, dengan kekuasaan bisa menentukan ideologi yang harus dianut. Biasanya
dilakukan melalui pemberontakan yang dapat melemahkan, mengubah, mengganti
pemerintahan yang syah dan selanjutnya mengembangkan ideologi lain yang
bertentangan dengan Pancasila.
d) Melalui pendekatan ekonomi di era globalisasi dan pasar bebas akibat krisis ekonomi
yang berkepanjangan di Indonesia telah berkembang menjadi krisis kepercayaan di
semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Contoh-contoh
negara-negara di Eropa Timur dan Uni Sovyet yang terpaksa harus merubah sistem
ideologinya karena tekanan krisis ekonomi.
e) Melalui pendekatan sosial budaya dan krisis multi dimensi. Bangsa yang pluralistik
mudah sekali dikembangkan menjadi sentimen-sentimen kesukuan, keagamaan, adat
istiadat, maupun kedaerahan. Lemahnya kemampuan negara untuk memberikan rasa
keadilan, kesejahteraan maupun keamanan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sentimen sosial itu banyak menimbulkan tindak kekerasan yang mengarah pada
disintegrasi bangsa.
f) Melalui pendekatan pertahanan dan keamanan dapat dilakukan dengan cara
menimbulkan huru-hara, tindakan kekerasan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), sehingga menempatkan unsur-unsur keamanan negara
menghadapi kesulitan dalam menanganinya. Dalam kondisi seperti ini bisa saja terjadi
pengambil alihan kekuasaan melalui pemberontakan maupun kudeta militer yang
diikuti dengan penggantian Pancasila sebagai Dasar Negara maupun ideologi
nasional. Pengambil alihan kekuatan secara militer bisa dilakukan secara
sendirisendiri ataupun kerjasama dengan negara asing. Berbagai tekanan, cemoohan,
hujatan pada TNI dan Polri bisa saja mempersulit tugas-tugas TNI dan Polri sebagai
satu komponen utama pengawasan dan pengamanan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berlandaskan Pancasila.

3. Ancaman terhadap Pancasila secara konstitusional, antara lain :


a) Mengganti Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945
dengan ideologi lain seperti ideologi komunis dan ideologi berpahamkan keagamaan;
b) Sengaja menciptakan berbagai peraturan perundang-undangan yang tidak
memperhatikan keterkaitannya dengan nilai dasar Pancasila;
c) Nilai-nilai Pancasila tidak diaktualisasikan ke dalam norma moral, norma hukum
maupun norma pembangunan bangsa;
d) Memperjuangkan aspirasi, ciri atau asas serta jaringan serta program-program yang
bertentangan dengan Pancasila atau mengaburkan Pancasila dengan norma lainnya;
e) Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia ke dalam

15
peraturan perundang-undangan;
f) Pengendoran nilai-nilai gotong-royong, kekeluargaan, tenggang rasa, norma susila,
kesopanan dan adat istiadat bangsa dalam menyusun peraturan perundang-undangan
dan pelaksanaannya;
g) Mengemas substansi seolah-olah menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM),
demokrasi dan keterbukaan tetapi bertentang dengan Pancasila;
h) Pancasila dimanipulasi, diritualkan dan ditafsirkan berbeda dengan nilai-nilai hakiki
melalui peraturan perundang-undangan untuk kepentingan sesaat;

4. Ancaman yang paling berbahaya dan ditakuti oleh negara-negara adalah ancaman
dari terorisme yang tak kenal perikemanusiaan.
Beberapa negara ASEAN sepakat untuk memerangi terorisme seperti kesepakatan
Indonesia, Malaysia dan Filipina. Pertemuan Menteri Luar Negeri 10 negara ASEAN di
Phuket, Thailand (Kamis, 21 Februari 2002) setelah terjadi serangan teroris tanggal 11
September 2001 di Amerika Serikat yang telah setuju terhadap kesepakatan tersebut (Alex
Dinuth, Lemhannas, 2002). Tanda-tanda besar terorisme internasional tampak pada
runtuhnya gedung WTC (World Trade Center) dan markas Pertahanan Pentagon di
Washington DC oleh terorisme internasional berpengaruh luas terhadap sendi-sendi
kehidupan negara di dunia termasuk Indonesia.
Keyakinan kita sebagai masyarakat bangsa Indonesia hendaklah seyakin-yakinnya
mempertahankan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945, karena sangat relevan dengan
karakteristik bangsa Indonesia yang kental dengan gotong-royong, kemanusiaan,
keberadaban, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pancasila dalam masyarakat yang
pluralistik seperti Indonesia sangat sesuai karena Pancasila mengandung nilai-nilai luhur
sangat sakti mempersatukan bangsa. Mewaspadai ancaman terhadap ideologi Pancasila
sekaligus bermakna mewaspadai ancaman terhadap nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
Sila-sila Pancasila jangan sampai dimatikan atau dihilangkan oleh oknum anak bangsa
yang tidak bertanggungjawab.
Indonesia tanpa Pancasila bagaikan rumah tanpa pondasi. Karena Pancasila sangat relevan
dengan karakteristik bangsa Indonesia yang kental dengan gotong-royong, kemanusiaan,
keberadaban, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Dengan kata lain, Indonesia tidak bisa
tanpa Pancasila.

Kelompok 1
Apakah Kepribadian Bangsa yang membentuk Pancasila atau Pancasila yang
membentuk Kepribadian Bangsa?

Jawab:
Kepribadian Bangsa Indonesia adalah karakteristik yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia dan berbeda secara menyeluruh dengan kepribadian bangsa-bangsa yang lain.
Kepribadian Bangsa Indonesia inilah yang membentuk adanya Pancasila. Misalnya, di
Indonesia terdapat beragam agama, untuk menyatukan hal tersebut maka tercipta lah Sila
Pertama yang berbunyi Keetuhanan Yang Maha Esa. Penduduk di Indonesia yang sangat
beragam, mulai dari etnis, ras, suku maka terciptalah Sila Ketiga Persatuan Indonesia.
Begitupula dengan sila-sila lainnya, timbul karena adanya kepribadian bangsa Indonesia.

16
Kelompok 3
Apa sajakah yang menjadi fungsi Pancasila bagi Indonesia dan sesungguhnya sejak
kapan Pancasila itu ada?. Pandangan kelompok kami terhadap hal-hal tersebut?

Jawab:
Pandangan kami terhadap hal-hal tersebut yaitu
Fungsi pokok Pancasila adalah sebagai Dasar Negara. Selain fungsi pokok tersebut,
masih ada fungsi lainnya yaitu :
Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Ideologi berasal dari kata Idea yang
berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita cita dan logos berarti ilmu. Jadi
Ideologi dapat diartikan sebagai Ilmu tentang ide atau gagasan yang bersifat
mendasar. Ideologi ialah seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya oleh suatu
bangsa dan digunakan untuk menata masyarakatnya. Pancasila sebagai ideologi
nasional merupakan kumpulan nilai yang diyakini kebenarannya oleh Bangsa
Indonesia dan digunakan untuk menata masyarakat.
Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan pedoman bagi Bangsa Indonesia
dalam mencapai kesejahteraannya lahir dan batin.
Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia. Menurut Von Savigny bahwa setiap bangsa
punya jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa
Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia lahir bersamaan dengan adanya
Bangsa Indonesia sendiri yaitu sejak jaman dahulu kala. Menurut Prof. Mr. A.G.
Pringgodigdo bahwa Pancasila itu sendiri telah ada sejak adanya Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya Pancasila lahir bersama
dengan lahirnya Bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas Bangsa Indonesia dalam
sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakannya dengan
bangsa lain.
Pancasila sebagai perjanjian luhur artinya Pancasila telah disepakati secara nasional
sebagai dasar negara, pada tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum artinya segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau
tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai Bangsa Indonesia, yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata secara materiil maupun
spiritual, berdasarkan Pancasila.
Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. karena
Pancasila adalah palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung
nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil,
bijaksana dan tepat untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.

Menurut Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo bahwa Pancasila itu sendiri telah ada sejak
adanya Bangsa Indonesia. Bukti yang menyatakan bahwa nilai-nilai pancasila telah
teramalkan dalam kehidupan bangsa Indonesia sendiri sejak dulu kala, kita misalkan pada
zaman Kerajaan Kutai Suatu bukti bahwa nilai pancasila telah hadir pada zaman kutai
sebagai kerajaan pertama di Indonesia adalah ketika Raja Mulawarman mengadakan
kenduri dan memberi sedekah kepada Brahmana kemudian para Brahmana membangun 7

17
yupa sebagai tanda terimakasih. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai sosial politik, dan
ketuhanan (dalam bentuk kerajaan,kenduri, dan sedekah pada Brahmana) telah ada pada
periode itu, dimana bentuk kerajaan dengan agama dijadikan sebagai tali pengikat
kewibawaan raja.

Kelompok 4
Apakah makna Pancasila sesungguhnya bagi Indonesia?

Jawab:
Makna Pancasila sesungguhnya bagi Indonesia, yaitu: sebagai identitas bangsa
Indonesia, sebagai dasar dan pedoman (pancasila itu berperan sebagai pondasi atau landasan
tempat bertumpu bagi segala kegiatan bangsa Indonesia), Pancasila sebagai jiwa bangsa
Indonesia, Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia,
Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia, Pancasila sebagai pandangan hidup yang
mempersatukan bangsa Indonesia, Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia,
Pancasila sebagai moral pembangunan, dan Pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila.
Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat
1) Implementasi Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu a) Percaya dan takwa
kepada Yuhan Ynag Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. b) Hormat menghormati dan
bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
sehingga terbina kerukunan hidup. c) Saling menghormati dan kebebasan
menjalankan ibadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya. d) Tidak memaksakan
suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2) Implementasi Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, yaitu: a) Mengakui
persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara manusia. b)
Saling mencintai sesama manusia. c) Mengembangkan sikap tenggang rasa. d) Tidak
semena-mena terhadap orang lain.menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. e)
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. f) Berani membela kebenaran dan keadilan.
g) Mengembangkan sikap saling menghormati dengan bangsa lain.
3) Implementasi Sila Ketiga: Persatuan Indonesia, yakni : a) Menempatkan persatuan,
kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan
pribadi atau golongan. b) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. c)
Cinta tanah air dan bangsa. d) Bangsa sebagai bangsa Indonesia bertanah air
Indonesia. e) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.
4) Implementasi Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah, yakni: a)
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. b) Tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain. c) Menguntamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama. d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan. e) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. f) Musyawarah dilakukan dengan
akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. g) Keputusan yang diambil harus
dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5) Implementasi Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yaitu: a)
Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan

18
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. b) Besikap adil. c) Menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban. d) Menghormati hak-hak orang lain. e) Suka
memberi pertolongan kepada orang lain. f) Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang
lain. g) Tidak bersikap boros. f) Tidak bergaya hidup mewah. h) Tidak melakukan
perbuatan yang merugikan kepentingan umum. i) Suka bekerja sama. j) Menghargai
karya orang lain. k) Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Kelompok 5
Pandangan kami mengenai jawaban dari narasumber Langkah-langkah yang dapat
ditempuh itu ada beberapa, misalnya jika dilihat dari politiknya, harapan saya kita
harus bisa berfikir maju dimana kekuasaan itu bukan segalanya, tetapi ketika
kekuasaan itu didampingi oleh pengawasan yang baik tentu politik itu akan berjalan
dengan baik. Jika dilihat dari system ekonomi, system ekonomi di Indonesia itu sudah
menerapkan pancasila

Jawab:
Posisi Pancasila dalam era globalisasi adalah sebagai pedoman dalam menghadapi
dampak globalisasi itu sendiri, terkhusunya dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh
globalisasi.
Langkah atau upaya untuk mempertahankan Pancasila di Indonesia yaitu dengan cara
menumbuhkan kesadaran untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila; melaksanakan ideologi
Pancasila secara konsisten; menempatkan Pancasila sebagai sumber hukum dalam pembuatan
peraturan perundangan nasional; menempatkan Pancasila sebagai moral dan kepribadian
bangsa Indonesia.
Sebenarnya sistem ekonomi di Indonesia sudah menganut Sistem Ekonomi Pancasila.
Namun, dalam prakteknya sitem ekonomi Pancasila tidak dimaksimalkan, justru kapitalisme
lah yang berperan didalamnya.

Kelompok 7
Apakah sistem ekonomi Indonesia sesuai dengan Pancasila?
Apakah ada kemungkinan Pancasila tergantikan?

Jawab:
- Sistem ekonomi yang dianut Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila yang berasas
kerakyatan. Namun, dalam prakteknya, kapitalisme atau mungkin neoliberalisme lah
yang banyak berperan dalam sistem ekonomi Indonesia (Namun sejauh ini gagal
karena politik ekonomi diarahkan pada akselerasi pembangunan yang lebih
mementingkan pertumbuhan ekonomi tinggi ketimbang pemerataan hasil-hasilnya).
Mengenai sistem perekonomian Indonesia saat ini, melihat kenyataan seperti
banyaknya pengangguran, kaum pemodal semakin berkuasa, yang miskin semakin
miskin, eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam, kesenjangan social, dan
seterusnya. Bila ditelisik, ternyata sistem perekonomi Indonesia hamper mirip dengan
sistem perekonomian kapitalis. Di Indonesia dapat dihitung dengan jari, para
konglomerat yang menguasai perekonomian. Hanya segelintir orang yang menguasai
perekonomin di Indonesia. Kondisi ini terjadi sebagai konsekuansi kita menganut

19
ekonomi kapitalis, walaupun pemerintah tidak secara gamblang menyatakannya.
Namun pada prakteknya, sistem ekonomi liberal atau kapitalis inilah yang sebenarnya
dijalankan di Indonesia.
- Pancasila takkan tergantikan karena faktanya Pancasila sudah menjadi bagian dari
sejarah Indonesia. lebih dari itu, Pancasila juga membuat Indonesia ada, dan besar
kemungkinan dapat membantu bangsa Indonesia ini tetap bertahan dan berkembang
sampai sekarang.

Kelompok 8
Adakah bukti bahwa sistem ekonomi Indonesia menerapkan Pancasila?

Jawab:
Bukti bahwa sistem ekonomi Indonesia menerapkan Pancasila, yaitu
Sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian maka
sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan yang adil
dan beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi); Persatuan Indonesia (berlakunya
kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam ekonomi);
Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak); serta
Keadilan Sosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama bukan
kemakmuran orang-seorang).
Dari butir-butir di atas, keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi
Indonesia. Keadilan merupakan titik-tolak, proses dan tujuan sekaligus. Pasal 33 UUD 1945
adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia yang berdasar Pancasila, dengan
kelengkapannya, yaitu Pasal-pasal 18, 23, 27 (ayat 2) dan 34.
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan mengusasi hajat hidup rakyat
banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4) Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan permuwakafan
lembaga perwakilan rakyat serta pengawasan terhadap kebijakannya ada pada
lembaga perwakilan rakyat pula.
5) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta
mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
6) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyarakat.
7) Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara diperkembangkan sepenuhnya
dalam batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
8) Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara

20
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan Hasil Penelitian


Kepribadian bangsa adalah suatu ciri khas atau pola sikap yang menjadi standart baku
kumpulan beberapa orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama secara
konsisten dalam menghadapi situasi apapun. Pancasila terdiri dari lima sila, yang merupakan
dasar Negara Indonesia.
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. diwujudkan dalam sikap mental dan
tingkah laku serta amal perbuatan sikap mental. Sikap mental dan tingkah laku mempunyai
ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan Bangsa lain. Ciri Khas inilah yang dimaksud
dengan kepribadian.
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Artinya Pancasila
dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari dan juga merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa dipisah-pisah antara satu dengan yang lain.
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia atau Dasar Falsafah Negara atau
Philosofis Granslog. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur
pemerintahan Negara, atau pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan Negara yang sesuai dengan bunyi pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Pancasila memiliki fungsi dan makna yang besar bagi Indonesia. Pancasila men-jadi
pemersatu, pemberi keadilan, mengajarkan untuk saling bertoleransi serta menjadi filter
terhadap era globalisasi. Karena Pancasila itu sen-diri mencerminkan sifat, ciri khas dan
kepribadian bangsa Indonesia, sehingga tidak akan mampu untuk diganti.

21
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, H. Salam. 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiady Elly M. Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suwarno, P.J., 1993. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

22

También podría gustarte