Está en la página 1de 5

1

3.1 PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan


3.1.1 Proses Produksi Terhadap Kebutuhan
PT Bukit Asam (PERSERO) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung tidak
melakukan kegiatan penambangan batubara, perusahaan ini hanya bertugas
menghancurkan bongkahan batubara ukuran besar yang diangkut dengan Kereta
Api Batubara Rangkaian Panjang (KA Babaranjang) dari Tanjung Enim,
Sumatera Selatan untuk kemudian dihancurkan menjadi ukuran 100 mili. Salah
satu produk yang dihasilkan oleh PT Bukit Asam (PERSERO) Tbk unit pelabuhan
Tarahan Lampung adalah briket batubara.
Batubara yang telah dihancurkan, siap di distribusikan melalui pelabuhan
Tarahan dengan 80% hasil produksi di distribusikan untuk kepentingan industri
lokal dan untuk memenuhi kebutuhan batubara PLTU Suralaya di propinsi
Banten. Sisanya 20% dari hasil produksi di ekspor ke beberapa negara Asia
seperti India, China, Jepang, Taiwan, Pakistan, Vietnam, serta beberapa negara di
Eropa seperti Spanyol, Jerman, Inggris, Kroasia, Belanda dan Italia.
Batubara yang digunakan pada PT Bukit Asam (PERSERO) Tbk unit
pelabuhan Tarahan berasal dari tambang batubara Tanjung Enim Sumatera
Selatan diangkut dengan Kereta Api Babaranjang (Kereta Api Batubara
Rangkaian Panjang) ke Pelabuhan Batubara Tarahan Lampung dengan jarak
tempuh kurang lebih 420 km. Setiap rangkaian kereta api babaranjang terdiri dari
45-60 gerbong yang masing-masing gerbong berisi 50 ton batubara.
Setibanya di Pelabuhan Batubara Tarahan, rangkaian kereta api ini menuju
ke RCD (Rotary Car Dumper) I-IV yaitu alat penumpahan gerbong, dimana
gerbong-gerbong yang bermuatan batubara satu persatu akan dibalikkan guna
menumpahkan isinya. Operasi penumpahan batubara di RCD dilakukan secara
otomatis.
Dari RCD I, II, III, IV batubara diangkut dengan ban berjalan (Belt
Compeyor) ke mesin penghancur batubara pertama (Primary Crusher) dimana
batubara akan dipecahkan menjadi bongkahan-bongkahan yang lebih kecil.
Selanjutnya batubara akan dibawa dengan menggunakan ban berjalan ke tempat

Laporan KKL Bidikmisi Tahun 2017


2

penimbunan batubara yang disebut Stock Pile. PT. Bukit Asam memiliki 4 unit
Stock Pile dengan kapasitas stock batubara sebagai berikut :
1. Stock Pile I = 60.000 ton
2. Stock Pile II = 250.000 ton
3. Stock Pile III = 250.000 ton
Penimbunan batubara pada Stock Pile I, II, III, IV untuk memenuhi
kebutuhan domestik di wilayah Lampung, juga untuk memenuhi kebutuhan
batubara PLTU Suralaya dan kegiatan ekspor.
Pemuatan batubara dari tempat penimbunan (Stock Pile) ke dalam kapal
dilakukan dengan mempergunakan Bulldozer yang mendorong batubara dari
tempat penimbunan kedalam sumur pengambilan (Reclaim Pit) untuk selanjutnya
dibawa ke mesin penghancur batubara kedua (Secondary Crush), dimana
bongkahan batubara akan dipecahkan lagi sampai butirannya sesuai dengan
spesifikasi ukuran yang dikehendaki oleh pemesan. Untuk pengambilan batubara
dari Stock Pile I dan II tidak menggunakan Bulldozer tetapi menggunakan
Steacker Recleamer.
Batubara yang sudah dipecah di secondary crusher kemudian diangkut
dengan ban berjalan ke mesin pemuat kapal dan selanjutnya akan memuatkannnya
ke dalam kapal, kapasitas pemuat kapal ini adalah 5000 ton batubara/jam.

3.1.2 Proses Produksi Terhadap Lingkungan


PT Bukit Asam (PERSERO) Tbk unit pelabuhan Tarahan Lampung juga
melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan dengan
beberapa program yang khusus dilaksanakan antara lain:
- Penghijauan sekitar area perusahaan dan pemukiman penduduk,
- Peduli lingkungan seperti mengadakan pengasapan,
- Memberikan bantuan pendidikan dan kesehatan, dan
- Membantu penduduk lokal dalam pengembangan UKM
Adapun upaya pemantauan lingkungan di Unit Pelabuhan Tarahan meliputi
kegiatan sebagai berikut :
1. Pemantauan kualitas air di seluruh outlet Kolam Pengendapan
Lumpur (KPL).

Laporan KKL Bidikmisi Tahun 2017


3

2. Pemantauan biota laut untuk mengetahui keanekaragaman hayati


yang hidup di laut sekitar pelabuhan.
3. Pemantauan kualitas udara berkaitan dengan kadar debu di area
pelabuhan dan diluar area pelabuhan.
4. Mengukur tingkat kebisingan akibat mobilisasi peralatan.
5. Pemantauan keselamatan kerja dan tingkat kecelakaan kerja.
6. Pemantauan kebersihan lingkungan dan pembuangan sampah.
7. Pemantauan tenaga kerja lokal yang diserap oleh kegiatan
penerangan batubara di Unit Pelabuhan Tarahan.

3.1.3 Kendala dan Tantangan Kedepan Terhadap Kebutuhan Energi


Ketahanan energi sebagai ketersediaan sumber energi yang tidak terputus
dengan harga yang terjangkau. Lebih lanjut, ukuran yang dipakai untuk menilai
suatu negara dikatakan memiliki ketahanan energi apabila memiliki pasokan
energi untuk 90 hari kebutuhan impor setara minyak. Ketahanan energi dianggap
penting karena energi merupakan komponen penting dalam produksi barang dan
jasa. Segala bentuk gangguan yang dapat menghambat ketersediaan pasokan
energi dalam bentuk bahan bakar primer (BBM, gas dan batubara) maupun
kelistrikan dapat menurunkan produktivitas ekonomi suatu wilayah dan jika
magnitude gangguan sampai pada tingkat nasional dapat membuat target
pertumbuhan ekonomi meleset dari yang ditetapkan.
Ada tiga komponen dasar dalam menjaga keberlangsungan pasokan energi,
yaitu:
- Estimasi permintaan energi yang presisi sebagai dasar perencanaan
penyediaan pasokan energi,
- Kehandalan (reliability) pasokan energi yang diusahakan oleh badan
usaha, dan
- Harga energi yang menjadi sinyal bagi badan usaha untuk masuk dalam
penyediaan energi.
Batubara merupakan sumber energi yang cadangannya relatif cukup besar.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, cadangan batubara diperkirakan sekitar 21
milyar ton, sementara produksinya mencapai 353 ribu ton sepanjang tahun 2011.

Laporan KKL Bidikmisi Tahun 2017


4

Kurang lebih 77% produksi batubara tersebut diekspor ke luar negeri.


Berdasarkan data tersebut, potensi batubara cukup besar untuk ditingkatkan dalam
bauran energi nasional mengingat perbandingan antara cadangan dengan produksi
batubara mencapai puluhan ribu kali lipat.
PT Bukit Asam untuk kedepannya akan menargetkan 25 juta ton pertahun
pada tahun 2015 berdasarkan pada rencana strategis PT Bukit Asam, jika jadwal
yang sudah direncanakan terealisasi dengan baik, maka rencana PT Bukit Asam
untuk target produksi 50 juta ton pertahun akan tercapai. Semua itu untuk menuju
PT Bukit Asam emas di tahun 2020.

Laporan KKL Bidikmisi Tahun 2017


5

Laporan KKL Bidikmisi Tahun 2017

También podría gustarte