Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
s = + atau s = + ( 3 )
dimana :
C = tegangan kohesi
= tegangan normal efektif yang bekerja tegak lurus pada bidang geser potensial
1 adalah besaran tegangan vertikal maksimum pada saat terjadinya pergeeseran tanah.
2 adalah besaran tegangan tanah pada tingkat regangan (strain) 20% atau biasa juga
disebut tegangan air pori.
14 Muatan-muatan yang perlu diperhatikan dalam
perancangan pelabuhan
dalam uraian terdahulu telah disinggung karakteristik tanah, daya dukung pondasi dan
stabilitas bangunan laut secara menyeluruh sebagai dasar-dasar pengertian perancang. dalam
kerangka inipun telah pula dimasalahkan beberapa parameter dalam penentuan dimensi dari
ukuran-ukuran pelabuhan dilihat secara teknis. Pula telah disinggung beberapa kriteria dasar
dalam perancangan yang bersangkutan dengan masalah ekonomi mikro dan operasional. Agar
penentuan dimensi lebih dapat dipertanggung jawabkan, maka perlu dibahas besaran muatan
harus diperhatikan sehingga dihindari adanya bahaya kerusakan/keruntuhan ataupun penentuan
dimensi konstruksi yang berlebihan.
pada garis besar maka besaran-besaran muatan tersebut dibagi dalam dua kategori utama yaitu :
1. Muatan Horizontal/Lateral
Besaarnya gaya yang bekerja pada tambatan diukur sesuai skala beaufort, arah angin yang
menentukan dan arus yang bekerja pada tambatan tersebut. Bila pada tambatan tersebut terdapat
kapal sedang bertambat maka yang diperhitungkan adalah luas muka kapal diatas permukaan air,
kemudian dikalikan dengan faktor 1,3 yaitu sebagai ukuran bentuk kapal sebenarnya. Besar gaya
akibat arus adalah 2 2 dimana :
g = percepatan gravitasi
v = kecepatan arus
energi kinetis akibat benturan (the kinetic energic of impact) dari kapal saat dia akan bertambat
dihitung sebagai berikut :
= 12 . . 2
= 12 . ( ) . 2
dimana :
E = Energi kinetis
M = massa kapal
W = Berat kapal
g = Percepatan gravitasi
v = Kecepatan kapal pada saat bertambatan pada sudut 10 dengan tambatan (Lihat
gamabar 16.1)
Energi kinetis ini biasanya 50% (atau 2 ) diterima oleh sistem fender dan sisanya, dipikul oleh
konstruksi tambatan. untuk kapal besar biasanya kecepatan dihitung v = (7,5 - 15) cm/detik
untuk kapal kecil diambil v = 30 cm/detik.
c. Akibat gempa
Bangunan pelabuhan termasuk dalam kategori bangunan khusus maka besaran koefisien gempa
harus dihitung 2 X dari koefisien gempa dasar. Arah kerja gempa harus diperkirakan pada segala
arah. Sebagai akibat gaya gempa yang mendadak, maka dalam perhitungan dapat diizinkan
adanya kenaikan tegangan pada konstruksi konstruksi kayu, beton dan baja sebesar 1,5 X dari
tegangan tegangan yang diizinkan bagi tegangan tegangan tarik tekan dan geser, sedang daya
dukung tanah diizinkan kenaikan antara (30%-50%) tergantung dari janis/klarifikasi tanah.
F=k.W
= ( . . )
= f . . .
dimana :
f = gaya gempa
k = koefisien gempa
Besar koefisien gempa dasar ditentukan berdasar tinggi rendahnya bangunan untuk :
Konstruksi
Jenis tanah
kayu Baja Beton tulang Tembok
2. Muatan vertikal
Muatan vetikal terdiri dari muatan mati (dead load) dan muatan hidup (geraktive load). Muatan
mati terjadi akibat berat konstruksi konstruksi yang terdapat pada bangunan tersebut, sedang
muatan hidup biasanya terdiri dari muatan merata.
muatan-muatan akibat roda-roda truk,mobil, keran, keran mobil dan lain lainperalatan yang
bekerja untuk melakukan bongkar muat dalam pelabuhan. Muatan hidup merata biasanya untuk
menampung muatan-muatan minyak.air.barang-barang curah dan umumnya diambil 2.000 kg/m
- 4.000 kg/m.
dalam merencanakan muatan khusu gerak, maka perencanaan perlu menyesuaikan besaran
muatan tersebut dengan karakteristik muatan untuk peralatan dimaksud berdasarkan keadaan
nyata dan data-data dari pabrik.
Contoh soal 1
Diketahui:
Faktor Kepentingan I = 1,2 (Jembatan dilewati lebih dari 2000 kendaraan perhari, dan tidak
tersedia jalur alternatif lainnya)
Faktor daktilitas struktur jembatan: S = 1,30 0,025.n = 1,30 0,025.(6) = 1,15 (Jembatan Tipe
B: struktur bagian atas jembatan dari balok beton prategang penuh, dan terpisah dengan pilar
jembatan, terbentuk 6 sendi plastis di bagian bawah dan atas pilar).
Berat struktur jembatan (WT) terdiri berat bangunan bagian atas, berat balok pilar, dan berat
setengah pilar = 5 40000 + (0.5 0.7 8 2500) + 3 (0.5 0.5 4 2500) = 214500 kg
= 2000000000 kg/m2
Momen inersia kolom: I = 1/12 0,5 (0,5)3
` = 0,0052 m4
Kekakuan 1 kolom: k = 12 E I / L3
= 243750 kg/m
= 731250 kg/m
T = 1,09 detik
Untuk waktu getar T = 1,09 detik, dari Spektrum Respon Gempa Rencana didapatkan harga
C = 0,33/T
= 0,33/1,09 = 0,30
Simpangan maksimum:
= 2000000000 kg/m2
= 0,0052 m4
Kekakuan 1 kolom: k = 3 E I / L3
= 60937.5 kg/m
= 182812.5 kg/m
T = 6,87 detik
Untuk waktu getar T = 6,87 detik, dari Spektrum Respon Gempa Rencana didapatkan harga
C = 0,33/T = 0,33/6,87 = 0,05
= 1741 kg.
Simpangan maksimum:
h = 250 C.(S/R).T2
= 2 mm
Karena simpangan yang terjadi = 9 mm > dari h = 2 mm, maka dimensi dari kolom-kolom
jembatan dalam arah memanjang perlu diperbesar, misal diubah menjadi 60 cm, kemudian
dilakukan perhitungan ulang.
ukuran/demensi dari dinding penahan tanah ini harus sedemikian rupa hingga dapat
melawan guling (overturning, tilting) dan pergeseran (aliding) dan secara struktural.
harus kuat menahan gaya-gaya lateral, gaya horizontal dan momen lentur.
1) Beberapa kekuatan. Dari Gambar 15.2. maka bagian bagian dinding penahan
tanah diberi nama. nama.
2) Demensi dinding penahan. Sebagaimana diuraikan di muka dalam merancang
dinding penahan tanah, dilakukan berdasarkan terhadap stabilitas guling, ukuran
yang kemudian dihitung stabilitas luncur dan tanah terhadap gaya-gayayang
bekerja pada dinding. Untuk mempermudah perancangan maka berdasarkan
penelitian dan pengalaman dapat direkomendasi ukuran ukuran seperti di bawah
ini untuk kemudian dihitung kembali besaran-besaran gaya struktural dan
stabilitas bangunan tersebut.
a. Dinding berbobot
b. Dinding kantilever
Gambar 15.6
(2) RANKINE, yaitu bila sudut pergeseran antara tanah dan dinding tidak
2
diperhitungkan (H > 600 m). Analoog dengan di atas bila = .
2
Gambar 15.7
Dimana :
Ka adalah koefisien tekanan tanah aktif
Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif
adalah sudut geser dalam
Sementara itutekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan dari
diagram tekanan tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien tekanan tanahnya.
Contoh :
Dimana :
adalah berat volume tanah
H adalah kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah
Ka adalah koefisisen tekanan tanah aktif
Begitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif. Analogi dengan
rumus tekanan tanah pasif. Berikut adalah gambar contoh diagram tekanan tanah
yang terjadi pada sebuah konstruksi turap.
3. Perhitungan Turap
Bangunan perkuatan turap dibuat di Profil 8, dimana di profil tersebut terdapat
tikungan yang kemungkinan besar dapat terjadi gerusan yang mengakibatkan
longsoran,
Menghitung beban P(beban dinding balok pada lereng sepanjang 3m)
1.
Sisi Tegak
Volume = 0,3 x 0,3 x 2,83 = 0,254558 m3
Berat = Volume x berat jenis beton = 0,2546 x 2,4 = 0,61094 ton
Sisi Datar
Volume = 0,3 x 0,3 x 3 = 0,27 m3
Berat = Volume x berat jenis beton = 0,27 x 2,4 = 1,944 ton
d = 3,7m
Maka kedalaman turap adalah = 0,9 m + d
= 0,9 m + 3,7 m
= 4,6 m
Menghitung angka keamanan turap
PA1 = 11,801 T/m
PA2 = 0,115 = 0,115 T/m
PA3 = q x Ka x (0,6+d) x 3
= 1,62 x 0,528 x (0,6+3,7) x 3 = 11,031 T/m
2
PA4 = 0,5 x gsat x Ka x (0,6+d) x 3
= 0,5 x (2,11)2 x 0,528 x (0,6+3,7)2 x 3 = 30,891 T/m
PA = 53,839 T/m
PP = 5,996 d2
= 5,996.(3,7)2
= 82,08335 T/m
SF = PP/ PA 1,2
= 1,525 1,2 Aman
2. Diketahui suatu struktur dinding penahan dan batu kali ( gravity wall ) dengan
pembebanan
dan profil lapisan tanah seperti pada gambar di bawah ini sebagai salah satu solusi
untu keadaan sebenarnya di lapangan di bawah ini.
KETENTUAN :
H3 = 1,50 m B3 = 0,50 m 1 = 30
2 = 30
q = 10 kN/m2
DIMINTA :
Stabilitas Geser
PENYELESAIAN :
Berat Dinding Penahan Tanah dan Beton di atasnya
Bidang 1
W1 =.a.t.
= . 0,50 . 7,00 . 25
= 43,75 kN/m
Bidang 2
W2 =p.l.
= 7,00 . 0,50 . 25
= 87,5 kN/m
Bidang 3
W3 =p.l.
= 5,00 . 1,50 . 25
= 187,5 kN/m
Bidang 4
W4 =p.l.
= 3,00 . 2,50 . 20
= 150 kN/m
Bidang 5
W5 = p . l . ( 1 w )
= 4,00 . 2,50 . ( 20 10 )
= 100 kN/m
W =q.L
= 10 kN/m2 x 2,50 m
= 25 KN/m
x3 = ( . 5,00 ) = 2,50 m
M1 = W1 . x1
= 43,75 . 1,833
= 80,19375 kN
M2 = W2 . x2
= 87,5 . 2,25
= 196,875 kN
M3 = W3 . x3
= 187,5 . 2,50
= 468,75 kN
M4 = W4 . x4
= 150 . 3,75
= 562,5 kN
M5 = W5 . x5
= 100 . 3,75
= 375 kN
M6 = W6 . x6
= 25 . 3,75
= 93,75 kN
Pa1 = Ka . q . H
= . 10 8,50
= 28,333 kN
Pa2 = Ka . 1 . H1 . ( H2 + H3 )
= 120 kN
Pa3 = . Ka . . ( H2 + H3 )2
= . . ( 20 10 ) . ( 4,00 + 1,50 )2
= 50,4167 kN
Pa4 = . w . ( H2 + H3 )2
= . 10 . ( 4,00 + 1,50 )2
= 151,25 kN
Pa5 = . Ka . 1 . ( H1 )2
= . . 20 . ( 3,00 )2
= 30 kN
= 379,9997 kN
Pp = . Kp . . ( H4 )2
= . 3. 20 . ( 3,00 )2
= 270 kN
l6 = . H4 = . 3,00 = 1,00 m
Ph = Pa Pp
= 379,9997 270,0
= 109,9997 kN
Mg = Ma Mp
= 1078,749 270,0
= 808,749 kN
Rh = cd . B + W tan b
B = lebar pondasi ( m )
Rh = cd . B + W tan b
= 392,8017 kN/m
= 3,5709 1,5 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ( dimensi tidak perlu diperbesar
)
Dimana :
Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh tanah dibelakang dinding penahan,
cenderung menggulingkan dinding, dengan pusat rotasi terletak pada ujung kaki depan
dinding penahan tanah.
Dimana :
Karena faktor aman konstruksi dinding penahan tanah terhadap geser dan guling lebih
dari 1,5
( 1,5 ), maka dimensi konstruksi sudah aman dan tidak perlu diperbesar.
Eksentrisitas ( e )
Lebar Efektif ( B ) = B 2e
= 5,00 ( 2 x 1,324 ) m
= 2,352 m
A = B x 1
= 2,352 x 1
= 2,352 m2
Nc = 30,14
Nq = 18,40
N = 15,07
= 0,690
= 0,718
Df =0
dc = dq = d
Sc = Sq = S
Didapat :
qu = iq . C . Nc + iy . 0,5 . B . 2 . N
= 0,707 . 10 . 30,14 + 0,718 . 0,5 . 2,352 . 18 . 15,07
= 213,0898 + 229,043
= 442,1328 kN/m2
Bila dihitung berdasarkan lebar pondasi efektif, yaitu tekanan pondasi ke tanah dasar
terbagi rata secara sama, maka
Atau dapat pula dihitung dengan kapasitas berdasar distribusi tekanan kontak antara
tanah dasar pondasi dianggap linear.
16. Sistem Fender
Pada saat kapal akan menambat pada dermaga, maka baik bagi kapal maupun dermaga perlu
dilindungi agar tidak terjadi kerusakan akibat benturan. akibat benturan ini sebagian energinya
diserap oleh fernder dan sisanya ditahan konstruksi. Sistem fender ini dibagi atas dua bagian
yaitu, fender pelindung (protection fender) dan fender bentur (impact fender)
fender berguna untuk menyerap sebagian tenaga (energi) sebagai akibat benturan kapal pada
dermaga. sebagian tenaga ini harus dapat diserap oleh sistem fender, sedang sisanya dipikul oleh
konstruksi dermaga, sehingga kapal, dermaga bebas dari kerusakan-kerusakan yang mungkin
terjadi.
bila suatu benda dengan suatu massa m ( m = ) bergerak dengan kecepatan v: untuk
menghitung kerja sampai benda tersebut berhenti atau v1 = 0
Bila P adalah gaya dinamis yang merubah kecepayan v menjadi v1 = 0 dan a adalah akselerasi,
sedang s adalah jarak yang ditempuh, maka didapatkan persamaan-persamaan sebagai berikut :
1 2 2 = 2 . .
2
0 2 = 2 =
2
Dimana:
E = energi kinetis
m = massa benda
W = berat benda (dalam hali ini kapal), maka berat seluruh kapal dan muatannya
g = akselerasi bumi
v = kecepatan benda
Dari Gambar 16.1 dilukiskan suatu kapal yang hendak merapat dengan suatu kecepatan v. Pada
arah tegak lurus terhadap garis dermaga, energi yang ditimbulkan benfuran beraturan adalah :
2
= 12 ( sin )2 = 2
2
Bila F adalah resultanta gaya fender dan d adalah pergeseran (displacement) fender maka ada
hubungan:
.
= 2
2
= 2 2
2
. = 2 2 2
= 2 2 2
di mana:
F = gaya bentur yang diserap sistem fender
d = pergeseran fender.
v = kecepatan kapal pada saat menambat (0,3-0,5) m/det.
Ws = massa kapal (kapal yang bermuatan penuh)
= sudut pendekatan (approaching angle)
Dari persamaan ini maka gaya F adalah gaya yang harus dipikul sistem Fender mergantung dari
cara pendekatan kapal pada saat bertambat, maka panjang sentuh Intar kapal dan tambatan
menentukan pula besar energi yang timbul. Besar energi dapat dihitung dari nilai k berdasarkan
Gambar 16.2. di mana :
2
=
2
Sistem Fender
Gambar 16.3
b. Fender gantung
Bentuk fender ini dari yang sedernana sampai yang lebih sulit dalam pelaksanannya.
Biasanya digunakan urtuk konstruksi dermaga untuk menumpung kapal-kapal jenis kecil.
Dikenal beberapa jenis, yaitu :
3. Rantai dilindungi karet
A. Fender ben tur (impact fender) guna menyerap energi yang ditimbulkan benturan kapal
pada dermaga, pada saat ini dikembangkan tiga jenis, vaitu:
1. Fender hidraulis (hydraulic fender)
2. Fender per baja (steel springs).
3. Fender karet (rubber fender)
Dari hasil pengamatan, didapatkan besar penyerapan energi aari ketiga jenis sub sistem
tersebut dilukiskan pada Gambar 16.6., dengan sumbu vertika menunjukkan besaran gaya
serap, sedang sumbu horizontal menunjukkan besaran deformasidari masing-masing jenis
fender
DOLFIN (dolphins)
Sejalan dengan makin besarnya daya muat kapal-kapal khusus (kapal tanki minyak bumi
(200-500) ribu DWT, kapal tambang bijih besi (200-300) ribu DWT dan lain sebagainya)
dan pengembangan fasilitas bongkar muatnya dengan peralatan yang relatif berukuran
lebih kecil (angkutan pipa, ban berjalan dan lain sebagainya), maka ukuran dermaga yang
dibutuhkan untuk penempatan alat-alat tersebut kecil pula adanya. Untuk memikul gaya
horizontal sebagai akibat benturan kapal yang berdaya muat besar pada saat menambat
(dan sebagian akibat angin), dibangunlah suatu konstruksi dolfin yang sanggup memikul
gaya-gaya tersebut. Banyaknya dolfin biasanya 2 (dua) buah atau satu pasang. Jarak
antaranya berkisar antara (60-12)meter sedang letaknya lebih menjorok ke laut
dibandingkan terhadap garis sepadan tambatan. Jarak ini tergantung dari kekakuan daya
lendut dolfin. Tipe rancangan dolfin ini dapat berbentuk fleksibel atau kaku. Bagi kapal-
kapal dengan daya muat besar, maka dolfin ini biasanya dibuat dari tiang-tiang baja,
terikat menjadi satu pada ujung atasnya, baik oleh suatu 'platform' beton tulangatau baja
pengikat.. Pada Gambar 16.3. diperlihatkan beberapa jenis dolfin
17. Beberapa konstruksi dasar dermaga
Dalam merencana dan merancang dermaga pelabuhan harus diperhatikan hal- hal sebagai
berikut
a. Letak dan kedalaman perairan dermaga yang direncanakan.
b. Beban muatan yang harus dipikul dermaga, baik beban terpusat (keran, forklift dan
lain sebagainya).
c. Gaya gaya lateral yang disebabkan manuver kapal ataupun gaya gempa.
d. Karakteristik tanah, terutama yang bersangkutan dengan daya dukung stabilitas
bangunan dan lingkungan maupun kemungkinan penurunan bangunan sebagai akibat
konsolidasi tanah.
e. Sistem angkutan dan penanganan muatan.
f. Pemanfaatan dari bahan-bahan bangunan yang tersedia, melalui penyelidikan bahan
agar dapat dicapai biaya investasi yang cukup wajar dan dengan kualitas konstruksi
yang baik.
g. Tenaga dan peralatan yang tersedia guna melaksanakan rencana tersebut sedemikian
sehingga pelaksanaan pekerjaan lancar dan pada waktu pelaksanaan yang baik.
Berdasarkan hal-hal diatas sesuai dengan massa dan keadaan,maka pada saat telah dibangun
bermacam-macam jenis konstruksi dermaga sebaga berikut:
Enam bagian segmen ini kemudian disatukan dengan daya pratekan (30 T)melalui
masing-masing lubang untuk 8 kabel baja berukuran 7 mm Ujung atas dan ujung bawah
tian,. diameternya membesar yang berguna untuk tumpuan balok balok lantai dan
menahan gaya gaya lateral. Kedalaman pelabuhan Belawan adalah -10,50 m di bawah
MLLW. Sebelum pemancangan dilakukan ngerukan lapisan lumpur sampai kedalaman -
16.00 m di bawah MLLW untuk kemudian diurug dengan lapisan pasir.