Está en la página 1de 43

13.

Karakteristik tanah, Daya dukung pondasi dan stabilitas


pada bangunan-bangunan laut
1. karakteristik dan daya dukung tanah.
Pada setiap bangunan teknik sipil selalu dihadapkan pada masalah pondasi dan
stabilitas yang erat kaitannya dengan masalah karakteristik. Klasifikasi dari daya dukung
tanah. Karakteristik dan struktur tanah sebagai pendukung bangunan keseluruhan banyak
ditentukan atas kekuatan tanah tersebut dan diukur sebagai tekanan tanah yang diijinkan.
Jadi, pada intensitas pembebanan maksimun perhitungan harus didasarkan pada :
a. Daya tekanan tasnah maksimal
b. Penurunan bangunan yang direncanakan
c. Secara struktural maka bangunan tersebut harus dapat memikul gaya-gaya yang
timbul, yaitu gaya-gaya lateral dan vertikal dalam tanah sehingga tidak
menjadikan rusaknya bangunan.
Intensitas pembebanan netto adalah perbedaan antara :
a. Intensitas tekanan awal tanah pada taraf (niveau) pondasi yang bersangkutan
sebelum adanya bangunan
b. Total intensitas tekanan akhir tanah pada saat bangunan sudah didirikan dan
dimuati.
Kapasitas daya dukung tanah ultimat (the ultimate bearing capasity) adalah nilai
intensitas pembebanan netto pada saat mana tanah tergeser, disebabkan gaya geser yang
terjadi sebagai akibat kekuatan tekan tanah maksimal.Umtuk mendalami jenis-jenis tanah
untuk pendukung bangunan, maka pada Tabel 13.1 diklarifikasikan jenis tanah dengan
pembagian utama sebagai berikut :
a. Berangkal (boulder) adalah suatu massa batuan lepas yang agak membundar
karena terabrasi selama terangkut dan memiliki diameter minimal 256 mm.
Bongkah hasil pelapukan in situ disebut bongkah disintegrasi (boulder of
disintegration) atau bongkah ekstrafolasi (boulder of extrafolation).
Blok (block) adalah fragmen batuan yang berukuran sama dengan bongkah,
namun menyudut dan tidak memperlihatkan jejak pengubahan oleh media
pengangkut.
b. Kerakal (coddles) suatu massa batuan lepas yang agak membundar karena
terabrasi selama terangkut dan memiliki diameter 64256 mm. Kerakal hasil
pelapukan in situ disebut kerakal exfoliasi (cobble of exfoliation).
c. Kerikil (gravel) adalah suatu fragmen batuan yang lebih besar dari pasir kasar
atau granul dan lebih kecil dari kerakal serta membundar atau agak membundar
karena terabrasi oleh aksi air, angin, atau es. Jadi, diameter kerikil adalah 464
mm.
d. Pasir (sand) digunakan untuk menamakan agregat partikel batuan yang
berdiameter lebih dari 1/162 mm.
e. Lanau (silt) adalah agregat partikel batuan yang berukuran1/1251/16 mm.
f. Lempung (clay) adalah agregat partikel batuan yang berukuran kurang
dari 1/256 mm.
g. Gambut (peats) jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-
sisa tumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan
organiknya tinggi
Biasanya seorang perencana memisalkan bahwa daerah tekan efektif di bawah tanah yang
dibebani, diperdalam kurang lebih 1 1/2 kali dari lebar daerah tersebut.Kondisi yang
diperkirakan pada daerah dimana efektif terjadi dapat dijabarkan sebagai berikut :\
a. Merata
b. lapisan lunak yang dapat tertekan di atas lapisan keras
c. lapisan keras diatas lapisan lunak
d. dapat berdiri dari bermacam jenis, tebal lapisan.
Keempat jenis kondisi tanah diatas, menentukan perhitungan atau percobaan lapangan
dan digunakan sebagai data dalam hal penentuan macam fundasi dan perkiraan
penurunanannya.
Pada Gambar 13.1 diberikan beberapa simbol dari tanah dan batuan (rocks)

2. Gaya Geser tanah :


Menurut Coulumb, kuta geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir
tanah terhadap desakan atau tarikan. Dengan dasar pengertian ini, bila tanah mengalami
pembebanan akan ditahan oleh (hardiyanto, 2002) :
i) Kohesi tanah yang bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi tidak
tergantung dari tegangan normal yang bekerja pada bidang geser
ii) gesekan antara butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus dengan tegangan
normal pada bidang gesernya.
Pengenalan atas gaya geser tanah (shear strength of soil) diperlukan untuk memecahkan
sebagian masalah gaya geser tanah dan tengangan-tegangan lain yang bekerja padanya
secara praktis: pengetahuan ini diperlukan untuk mengetahuiadaya dukung tanah (soil
bearing capacity), tegangan tanah (vertikal dan horizontal) dan stabilitas sudut pergeseran
tanah (slope stability) pada saat pembebanan. Adanaya gaya geser tanah ini ditemukan
oleh COULUMB (1773) dengan rumus yang diperkenalkan sebagai berikut : (Lihat
gambar 13.2)
Tabel 13.1 Klasifikasi tanah sebagai pemikul pondasi dan dasar-dasar identifikasi lapangan.
Ukuran dan sifat butiran Kompos Kekuatan dan karakteristik struktur
Tipe utama tanah (1) isi (3) Kekuatan (4) Struktur (5)
Tipe (2) Batas-batas sifat Percobaa sifat Identifik
ukuran n asi
diameter lapangan Lapanga
(mm) n
Berangkal (boulder) D > 200 Berangk Lepas Sangat Homog Endapa
Kerakal (cobbles) 80d < al mudah en n utama
200 Kerikil untuk biasany
Kerikil (Gravel) 2 d < 80 'Hoggin' dipindah a terdiri
Non Pasir Bergra Pada Kerikil kan. dari satu
kohesi dasi keadaab berpasir tipe saja
gradas sama kering,
i kasar gaya kohesi Komp Padat Stratifie
kecil atau Pasir ak d
nol. berlanau
Bergra Terdiri dari (silty
dasi pasir halus Sands)
berbeda (0,06-0,2) micaceo
pasir us
sedang
(0,2-0,6)
Dan pasir Berda Pada
kasar (0,6- ya macam
2) Pasir ikat tipe
Lateritis kecil mempu
(Lateriti nyai
c sands) lapisan-
Pasir lapisan
berlemp alternati
ung f.
(clayey
Sands)
Kohes Lanau Plastisit Sukar Loams Halus Mudah Homog Endapa
if dan (silts) as diidentifika Clayey dibentuk en n utama
bergra rendah si dengan siltss Tegu dengan Startifie biasany
dsi mata organic h jari d a terdiri
halus telanjang. silts Dapat dari satu
Cepat micaceo dibentuk tipe
mengering us silts dengan saja.
dan tekanan Bermac
mempunyai jari yang am tipe
sifat keras mempu
abu.Mempu nyai
nyai gaya lapisan-
kohesi : lapisan
0,002 d alternati
< 0,06 f
D < 0,002
Lempung Plasitisi Gumpalan Boulder Sanga Menmbu 'fissture Membel
tas kering clays t s d' ah
sedang dapat halus diantara Intact' dalam
dipatahkan, jari bila 'homog bentuk
tapi tidak digengga en' poly
menjadi Halus m. 'stratifie hedral
abu. sukar Mudah d' sepanja
menjadi dibentuk ng
satu dengan bidang
air. belahan.
Tanpa
Plastisitas Silty Tegu belahan.
dan halu clays h Dapat Endapa
dan (Firm dibentuk n utama
dilarancy ) dengan terdiri
rendah. tekanan dari satu
lekat jari tipe.
kepada jari- Bila
jari dan lapisan-
mengering lapisan
lambat tipis,
maka
tanah
kelihata
n
berlapis
-lapis
Plastisit Menyusut Organic Kaku Tidak 'weathe Biasany
as pada saat clays (stiff) dapat red' a
tinggi mengering dibentuk berbent
dan terlihat dengan uk
patahan jari silindris
(cracks) (column
ar
Lempung Lateritic Keras Sangat strucutu
tebal clays (ilard) keras re)
mempunyai
plastisitas
yang tinggi.
Organ Gambut(P Material Sandy, Tegu Serat-
ic eats organis silty or h serat
berserta, clayey (firm) tertekan
biasanya peats bersamaa
bewarna n
hitam atau
coklat

s = + atau s = + ( 3 )

dimana :

s = tegangan geser tanah

C = tegangan kohesi

= tegangan normal efektif yang bekerja tegak lurus pada bidang geser potensial

= sudut pergeseran dalam (angle of internal friction) dimana nilainya sebanding


dengan koefisien geser antara dua bidang geser yang terjadi pada saat bagian tanah
tersebut bergerak.

1 adalah besaran tegangan vertikal maksimum pada saat terjadinya pergeeseran tanah.

2 adalah besaran tegangan tanah pada tingkat regangan (strain) 20% atau biasa juga
disebut tegangan air pori.
14 Muatan-muatan yang perlu diperhatikan dalam
perancangan pelabuhan
dalam uraian terdahulu telah disinggung karakteristik tanah, daya dukung pondasi dan
stabilitas bangunan laut secara menyeluruh sebagai dasar-dasar pengertian perancang. dalam
kerangka inipun telah pula dimasalahkan beberapa parameter dalam penentuan dimensi dari
ukuran-ukuran pelabuhan dilihat secara teknis. Pula telah disinggung beberapa kriteria dasar
dalam perancangan yang bersangkutan dengan masalah ekonomi mikro dan operasional. Agar
penentuan dimensi lebih dapat dipertanggung jawabkan, maka perlu dibahas besaran muatan
harus diperhatikan sehingga dihindari adanya bahaya kerusakan/keruntuhan ataupun penentuan
dimensi konstruksi yang berlebihan.

pada garis besar maka besaran-besaran muatan tersebut dibagi dalam dua kategori utama yaitu :

1. Muatan Horizontal/Lateral

a. Akibat angin dan arus

Besaarnya gaya yang bekerja pada tambatan diukur sesuai skala beaufort, arah angin yang
menentukan dan arus yang bekerja pada tambatan tersebut. Bila pada tambatan tersebut terdapat
kapal sedang bertambat maka yang diperhitungkan adalah luas muka kapal diatas permukaan air,
kemudian dikalikan dengan faktor 1,3 yaitu sebagai ukuran bentuk kapal sebenarnya. Besar gaya

akibat arus adalah 2 2 dimana :

= berat jenis benda cair dimana kapal tersebut teraoung

g = percepatan gravitasi

v = kecepatan arus

b. Akibat benturan kapal

energi kinetis akibat benturan (the kinetic energic of impact) dari kapal saat dia akan bertambat
dihitung sebagai berikut :

= 12 . . 2


= 12 . ( ) . 2

dimana :

E = Energi kinetis
M = massa kapal

W = Berat kapal

g = Percepatan gravitasi

v = Kecepatan kapal pada saat bertambatan pada sudut 10 dengan tambatan (Lihat
gamabar 16.1)


Energi kinetis ini biasanya 50% (atau 2 ) diterima oleh sistem fender dan sisanya, dipikul oleh
konstruksi tambatan. untuk kapal besar biasanya kecepatan dihitung v = (7,5 - 15) cm/detik
untuk kapal kecil diambil v = 30 cm/detik.

c. Akibat gempa

Bangunan pelabuhan termasuk dalam kategori bangunan khusus maka besaran koefisien gempa
harus dihitung 2 X dari koefisien gempa dasar. Arah kerja gempa harus diperkirakan pada segala
arah. Sebagai akibat gaya gempa yang mendadak, maka dalam perhitungan dapat diizinkan
adanya kenaikan tegangan pada konstruksi konstruksi kayu, beton dan baja sebesar 1,5 X dari
tegangan tegangan yang diizinkan bagi tegangan tegangan tarik tekan dan geser, sedang daya
dukung tanah diizinkan kenaikan antara (30%-50%) tergantung dari janis/klarifikasi tanah.

Besarnya gaya gempa dihitung sebagai berikut :

F=k.W

= ( . . )

= f . . .

dimana :

f = gaya gempa

N = beban vertikal dengan muatan hidup yang penuh

k = koefisien gempa

= koefisien gempa berdasarkan tingkat bersangkutan

f = koefisien sesuai tingkat penggunaan bangunan (dihitung untuk bangunan pelabuhan f = 2)

= koefisien gempa dasar


L = faktor lajur gempa (indonesia dibagi atas 3 daerah lajur gempa, masing-masing L1 = 1,00 :
L2 = 0,50 dan L3=0,25)

B = faktor tanah yang mendukung bangunan

Besar koefisien gempa dasar ditentukan berdasar tinggi rendahnya bangunan untuk :

1). H < 10 m = 0,1

2). 10 m < H< 40 m

Dasar koefisien faktor tanah adalah sebagai berikut :

Konstruksi
Jenis tanah
kayu Baja Beton tulang Tembok

Keras 0,6 0,6 0,8 1,0

Sedang 0,8 0,8 0,9 1,0

lunak 1,0 1,0 1,0 1,0

d. Akibat muatan hidup horizontal

2. Muatan vertikal

Muatan vetikal terdiri dari muatan mati (dead load) dan muatan hidup (geraktive load). Muatan
mati terjadi akibat berat konstruksi konstruksi yang terdapat pada bangunan tersebut, sedang
muatan hidup biasanya terdiri dari muatan merata.

muatan-muatan akibat roda-roda truk,mobil, keran, keran mobil dan lain lainperalatan yang
bekerja untuk melakukan bongkar muat dalam pelabuhan. Muatan hidup merata biasanya untuk
menampung muatan-muatan minyak.air.barang-barang curah dan umumnya diambil 2.000 kg/m
- 4.000 kg/m.

dalam merencanakan muatan khusu gerak, maka perencanaan perlu menyesuaikan besaran
muatan tersebut dengan karakteristik muatan untuk peralatan dimaksud berdasarkan keadaan
nyata dan data-data dari pabrik.
Contoh soal 1

Diketahui:

Faktor Kepentingan I = 1,2 (Jembatan dilewati lebih dari 2000 kendaraan perhari, dan tidak
tersedia jalur alternatif lainnya)
Faktor daktilitas struktur jembatan: S = 1,30 0,025.n = 1,30 0,025.(6) = 1,15 (Jembatan Tipe
B: struktur bagian atas jembatan dari balok beton prategang penuh, dan terpisah dengan pilar
jembatan, terbentuk 6 sendi plastis di bagian bawah dan atas pilar).
Berat struktur jembatan (WT) terdiri berat bangunan bagian atas, berat balok pilar, dan berat
setengah pilar = 5 40000 + (0.5 0.7 8 2500) + 3 (0.5 0.5 4 2500) = 214500 kg

Pada Arah Melintang Jembatan


Kekakuan pilar jembatan (k):
Modulus elastisitas: E = 200000 kg/cm2

= 2000000000 kg/m2
Momen inersia kolom: I = 1/12 0,5 (0,5)3

` = 0,0052 m4

Kekakuan 1 kolom: k = 12 E I / L3

= (12 2000000000 0,0052) / 83

= 243750 kg/m

Kekakuan 3 kolom: K = 3 243750 kg/m

= 731250 kg/m

Waktu getar jembatan: T = 2 [W/( g k )] 0,5

T = 2 3,14 [214500 / (9,8 731250)]0,5

T = 1,09 detik

Untuk waktu getar T = 1,09 detik, dari Spektrum Respon Gempa Rencana didapatkan harga

C = 0,33/T

= 0,33/1,09 = 0,30

Beban gempa horizontal:


V = (C.I.S/R)WT
V = (0,3 1,2 1,15 / 8,5) 214500 = 10447 kg.
Simpangan horisontal:

= V / k = 10447 / 731250 = 0,014 m = 1,4 cm = 14 mm

Simpangan maksimum:

h = 250 C.(S/R).T2 = 250 0,3 (1,15/8.5) (1,09)2


= 12 mm
Karena simpangan yang terjadi = 14 mm > dari h = 12 mm, maka dimensi dari kolom-kolom
jembatan dalam arah memanjang perlu diperbesar, misal diubah menjadi 60 cm, kemudian
dilakukan perhitungan ulang.

Pada Arah Memanjang Jembatan


Kekakuan pilar jembatan (k):
Modulus elastisitas: E = 200000 kg/cm2

= 2000000000 kg/m2

Momen inersia kolom: I = 1/12 0,5 (0,5)3

= 0,0052 m4

Kekakuan 1 kolom: k = 3 E I / L3

= (12 2000000000 0,0052) / 83

= 60937.5 kg/m

Kekakuan 3 kolom: k = 3 60937.5 kg/m

= 182812.5 kg/m

Waktu getar jembatan: T = 2 [W/( g k )]0,5

T = 2 3,14 [214500 / (9,8 182812.5)]0,5

T = 6,87 detik

Untuk waktu getar T = 6,87 detik, dari Spektrum Respon Gempa Rencana didapatkan harga
C = 0,33/T = 0,33/6,87 = 0,05

Beban gempa horisontal: V = (C.I.S/R)WT

V = (0,05 1,2 1,15 / 8,5) 214500

= 1741 kg.

Simpangan horisontal: = V / k = 1741 / 182812.5 = 0,009 m = 0,9 cm = 9 mm

Simpangan maksimum:

h = 250 C.(S/R).T2

= 250 0,05 (1,15/8.5) (1,09)2

= 2 mm
Karena simpangan yang terjadi = 9 mm > dari h = 2 mm, maka dimensi dari kolom-kolom
jembatan dalam arah memanjang perlu diperbesar, misal diubah menjadi 60 cm, kemudian
dilakukan perhitungan ulang.

15. Berberapa Jenis konstruksi


I. DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL).
Pada perancangan dinding penahan tanah biasanya ditempuh urutan kegiatan ebagai
berikut:
- Memperkirakan ukuran/demensi yang diperlukan.
- Perhitungan stabilitas terhadap peluncuran (sliding stability) dan stabilitas
terhadap gulingan (overturning stability) konstruksi.
- Perhitungan struktural terhadap gaya gaya pada konstruksi tersebut, sehingga
konstruksi tersebut kuat menahan akibat segala muatan yang dipikulnya.
Beberapa bentuk utama dinding penahan tanah ini adalah sebagai berikut (Lihat Gambar
15.1.)
a. Dinding berbobot (gravity wall) sesuai dengan namanya, dinding ini mempunyai
bobot besar yang diperlukan untuk menjamin stabilitasnya
b. Dinding kantilever adalah dinding dari konstruksi yang bekerja menahan tanah di
belakang dinding. Sebagian stabilitas di dapat dari berat tanah yang menekan
fundasinya.
c. Dinding kantilever berusuk (counter fort retaining wall) adalah semacam dinding
kantilever dengan ditambah rusuk rusuk yang mengikat dinding dan fundasinya
pada interval tertentu, sehingga didapatkan momen. momen lentur dinding yang
lebih kecil dibandingkan ter hadap dinding kantilever biasa Dengan demikian
maka tinggi tanah yang dipikulnya akan lebih besar pula.

Dinding Berbobot Dinding Kantilever

Dinding Kantilever Berusuk

ukuran/demensi dari dinding penahan tanah ini harus sedemikian rupa hingga dapat
melawan guling (overturning, tilting) dan pergeseran (aliding) dan secara struktural.
harus kuat menahan gaya-gaya lateral, gaya horizontal dan momen lentur.

1) Beberapa kekuatan. Dari Gambar 15.2. maka bagian bagian dinding penahan
tanah diberi nama. nama.
2) Demensi dinding penahan. Sebagaimana diuraikan di muka dalam merancang
dinding penahan tanah, dilakukan berdasarkan terhadap stabilitas guling, ukuran
yang kemudian dihitung stabilitas luncur dan tanah terhadap gaya-gayayang
bekerja pada dinding. Untuk mempermudah perancangan maka berdasarkan
penelitian dan pengalaman dapat direkomendasi ukuran ukuran seperti di bawah
ini untuk kemudian dihitung kembali besaran-besaran gaya struktural dan
stabilitas bangunan tersebut.
a. Dinding berbobot

b. Dinding kantilever

c. Dinding Kantilever berusuk

3) Gaya gaya yang bekeria pada macam-macam dinding penahan tanah:


a) Dinding Berbobot
Gaya-gaya yang bekerja pada dinding berbobot sesuai dengan uraian ter-
dahulu, maka gaya aktip dapat dihitung menurut:
(1) COULOMB, yaitu bila sudut pergeseran antara tanah dan dinding
diperhitungkan dengan ketinggian H < 600 m. Gaya Pa membuat sudut
dengan garis normal dinding.

Gambar 15.6

(2) RANKINE, yaitu bila sudut pergeseran antara tanah dan dinding tidak
2
diperhitungkan (H > 600 m). Analoog dengan di atas bila = .
2

Gambar 15.7

Untuk Menghitung kekuatan struktur, maka dihitung pada tiap-tiap


potongan (misalkan potongan : (b b1), dari Gambar 15.8 bila:
Gambar 15.8
II. TURAP (SHEET PILE STRUCTURES)
Jenis pemakaian turap bermacam-macam, yaitu tergantung pada keadaan
penggunaannya dan beban yang dipikul. Kita kenal dengan Jenis turap yang
kantiiever (cantiiever), turap kantilever dengan jangkar (auchorad sheet pilling) dan
kofrer (coffer dam, bulk heads)
Untuk mendapatkan bayangan dari macam turap tersebut, maka dari Gambar 15.14
s/d 15.16, didapatkan suatu bayangan jenis turap tersebut. Sesuai dengan pemakaian
dasarnya, rnaka kita kena
a. TURAP KAYU.
Turap jenis ini digunakan untuk bentang. biasa dan muatan kecil dan untuk
sementara. Pada pemakaian kayu jenis ulin, maka turap digunakan sebagai
konstruksi. Pada jenis jenis kayu maka di pengawetan lain, (Pleservation)
Pemancangan turap kayu biasanya sulit, disebabkan harus disediakan kepala
tiang (driving cap) dan daya tembus pada tanah keras yang berbatu kemubgkinan
pecah/retaknya turap. Secara konstruktip maka bentuk penyambungan turap
adalah seperti pada Gambar 15.14.
b. TURAP BETON
Turap jenis ini umumnya adalah dalam bentuk unit unit (precast members) dan
digunakan berdasarkan perhitungan perhitungan tegangan terhadap muatan
ataupun momen-momennya yang terjadi akibat: beratnya unit paua saat
pemasangan.
Contoh bentuk adalah pada Gambar 15.15. di mana pembesian pada ujung
ujungnya. besi begel lebih merapat yaitu untuk menahan pukulan dan panetrasi
dari unit unit tersebut
Bila tempat penumpukan unit unit dekat dengan tempat pelaksanaan
pemandangan maka kemungkinan unit unit tersebut menahan tanah ali sehingga
menambah perlawanan terhadap pemancangan unit unit Kesulitan pemancangan
ini dapat mengakibatkan dipilihnya jenis bahan yang lain. Dengan pembersihan
dan grouting dari sambungan sambungan lioints) didapatkan sambungan yang
rapat/padat tetapi pada beberapa tempat perlu diadaka sambungan (expansion
joints).
c. TURAP BAJA.
Sebagai Jenis turap umum dipakai, berhubung dengan sifat-sifat ini yang
berikut:
1) Mempunyai daya lawan terhadap tegangan tegangan pada saat pelaksana
an pemancangan. dengan turap
2) Secara relatip mempunyai berat yang kecil dibandingkan beton
3) Dapat digunakan beberapa kali
4) Mempunyai masa kerja lama (long service life)
5) Mudah untuk mengadakan perpanjangan, yaitu dengan cara pengelasan
6) Tahan terhadap deformasi pada saat pemancangan.
7) Terdapat banyak macam untuk menahan momen lentur, misalnya tipe Z
untuk momen lentur yang tinggi, tipe arch web untuk momen lentur yang
sedang, tipe straight sheet atau tipe shallow arch-web untuk momen
lentur kecil.
8) Mudah mengkombinir beberapa tipe untuk membentuk dam koffer
A. Perancangan Dinding Turap Beton
Secara umum konstruksi turap dilapangan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4 konstruksi turap beton yang runtuh / gagal
1. Gaya-gaya yang bekerja pada turap
Pada sebuah konstruksi turap, gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu :
- Tekanan tanah aktif (Pa)
Yang dimaksud dengan tekanan tanah aktif adalah tekanan tanah lateral minimum
yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menjauhi
tanah dibelakangnya (Hary Christady, 1996)

- Tekanan tanah pasif (Pp)


Yang dimaksud dengan tekanan tanah pasif adalah tekanan tanah lateral
maksimum yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding
menekan tanah urug (Hary Christady, 1996)
2. Analisis Gaya yang Bekerja pada Turap
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa turap mengalami gaya-gaya,
yaitu tekanan aktif dan tekanan tanah oasif. Gaya-gaya inilah yang selalu bekerja
pada sebuah konstruksi turap. Koefisien tekanan tanah dapat dilihat pada rumus
dibawah ini

Dimana :
Ka adalah koefisien tekanan tanah aktif
Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif
adalah sudut geser dalam
Sementara itutekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan dari
diagram tekanan tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien tekanan tanahnya.
Contoh :

- Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segiempat

- Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segitiga

Dimana :
adalah berat volume tanah
H adalah kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah
Ka adalah koefisisen tekanan tanah aktif
Begitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif. Analogi dengan
rumus tekanan tanah pasif. Berikut adalah gambar contoh diagram tekanan tanah
yang terjadi pada sebuah konstruksi turap.

Gambar 5 distribusi tekanan beban pada tanah

3. Perhitungan Turap
Bangunan perkuatan turap dibuat di Profil 8, dimana di profil tersebut terdapat
tikungan yang kemungkinan besar dapat terjadi gerusan yang mengakibatkan
longsoran,
Menghitung beban P(beban dinding balok pada lereng sepanjang 3m)
1.

Sisi Tegak
Volume = 0,3 x 0,3 x 2,83 = 0,254558 m3
Berat = Volume x berat jenis beton = 0,2546 x 2,4 = 0,61094 ton
Sisi Datar
Volume = 0,3 x 0,3 x 3 = 0,27 m3
Berat = Volume x berat jenis beton = 0,27 x 2,4 = 1,944 ton

Berat total (P) = Berat sisi tegak + Berat sisi datar


= 0,61094 T + 1,944 T = 2,555 Ton
P sin = P sin 45 = 2,555 sin 45 = 1,806616 ton
P cos = P cos 45 = 2,555 cos 45 = 1,806616 ton

PA2 = 0,5 x gb x Ka x (0,3)2 x 3


= 0,5 x (0,3)2 x 1,62 x 0,528 x 3
= 0,115
PA3 = q x Ka x (0,6+d) x 3
= 2,565d + 1,539
PA4 = 0,5 x gsat x Ka x (0,6+d)2 x 3
= 0,5 x (2,11)2 x 0,528 x (0,6+d)2 x 3
= 1,671d2 + 0,60

Tabel 1 Tabel Hasil Perhitungan Momen aktif


NO. Pa (Ton) Lengan (m) Momen (Tm')
d
1 2.565 + 2.309 0.45 +0.5d 1,28d2+2,309d+1,039
2 0.115 0.7 +d 0,0805 + 0,115d
d
3 2.565 + 1.539 0.3 +0.5d 1,2825d2 + 1,539d + 0,1617
d2 +1/3
4 1.671 + 0.601 0.2 d 0,557d3 + 0,3342d2 + 0,2d + 0,1702
Ema (0.557d3)+(2.8967d2)+(4.163d)+(1.4514)
Pengaruh beban titik (P)
Ma = P sin x lengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626
Ma = P cos x lengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626

d = 3,7m
Maka kedalaman turap adalah = 0,9 m + d
= 0,9 m + 3,7 m
= 4,6 m
Menghitung angka keamanan turap
PA1 = 11,801 T/m
PA2 = 0,115 = 0,115 T/m
PA3 = q x Ka x (0,6+d) x 3
= 1,62 x 0,528 x (0,6+3,7) x 3 = 11,031 T/m
2
PA4 = 0,5 x gsat x Ka x (0,6+d) x 3
= 0,5 x (2,11)2 x 0,528 x (0,6+3,7)2 x 3 = 30,891 T/m
PA = 53,839 T/m
PP = 5,996 d2
= 5,996.(3,7)2
= 82,08335 T/m
SF = PP/ PA 1,2
= 1,525 1,2 Aman
2. Diketahui suatu struktur dinding penahan dan batu kali ( gravity wall ) dengan
pembebanan
dan profil lapisan tanah seperti pada gambar di bawah ini sebagai salah satu solusi
untu keadaan sebenarnya di lapangan di bawah ini.

KETENTUAN :

H1 = 3,00 m B1 = 2,50 m Tanah I ( urug ) Tanah II (


asli)

H2 = 4,00 m B2 = 0,50 m c1 = 0 kN/m c2


= 10 kN/m

H3 = 1,50 m B3 = 0,50 m 1 = 30
2 = 30

H4 = 3,00 m B4 = 1,50 m 1 = 20 kN/m3 2


= 18 kN/m3

q = 10 kN/m2

DIMINTA :

Analisis konstruksi tersebut terhadap :

Stabilitas Geser

Stabilitas Guling, dan

Stabilitas daya dukung tanah

Gambarkan konstruksi tersebut ( skala 1 : 50 ) beserta sistem drainase pada dinding.

PENYELESAIAN :
Berat Dinding Penahan Tanah dan Beton di atasnya

Bidang 1

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W1 =.a.t.

= . 0,50 . 7,00 . 25

= 43,75 kN/m

Bidang 2

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W2 =p.l.

= 7,00 . 0,50 . 25

= 87,5 kN/m

Bidang 3

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W3 =p.l.

= 5,00 . 1,50 . 25

= 187,5 kN/m
Bidang 4

W4 =p.l.

= 3,00 . 2,50 . 20

= 150 kN/m

Bidang 5

W5 = p . l . ( 1 w )

= 4,00 . 2,50 . ( 20 10 )

= 100 kN/m

Beban Akibat Beban Merata

W =q.L

= 10 kN/m2 x 2,50 m

= 25 KN/m

Jarak Beban Terhadap Ujung Dinding Penahan ( di titik O )

x1 = ( . 0,50 ) + 1,50 = 1,833 m

x2 = ( . 0,50 ) + 0,50 + 1,50 = 2,25 m

x3 = ( . 5,00 ) = 2,50 m

x4 = ( . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50 = 3,75 m

x5 = ( . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50 = 3,75 m

x = ( . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50 = 3,75 m

Momen Terhadap Ujung Dinding Penahan ( Titik O )

M1 = W1 . x1

= 43,75 . 1,833

= 80,19375 kN
M2 = W2 . x2

= 87,5 . 2,25

= 196,875 kN

M3 = W3 . x3

= 187,5 . 2,50

= 468,75 kN

M4 = W4 . x4

= 150 . 3,75

= 562,5 kN

M5 = W5 . x5

= 100 . 3,75

= 375 kN

M6 = W6 . x6

= 25 . 3,75

= 93,75 kN

Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Momen Akibat Gaya Vertikal


Koefisien Tekanan Aktif ( Ka )

Koefisien Tekanan Tanah Pasif ( Kp )

Tekanan Tanah Aktif ( Pa )

Pa1 = Ka . q . H

= . 10 8,50

= 28,333 kN

Pa2 = Ka . 1 . H1 . ( H2 + H3 )

= . 20 . 3,00 . ( 4,00 + 1,50 )

= 120 kN

Pa3 = . Ka . . ( H2 + H3 )2

= . . ( 20 10 ) . ( 4,00 + 1,50 )2

= 50,4167 kN

Pa4 = . w . ( H2 + H3 )2

= . 10 . ( 4,00 + 1,50 )2

= 151,25 kN
Pa5 = . Ka . 1 . ( H1 )2

= . . 20 . ( 3,00 )2

= 30 kN

Pa = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 + Pa5

= 28,333 + 120 + 50,4167 + 151,25 + 30

= 379,9997 kN

Tekanan Tanah Pasif ( Pp )

Pp = . Kp . . ( H4 )2

= . 3. 20 . ( 3,00 )2

= 270 kN

Jarak l Lengan Terhadap Titik O

l1 =.H = . 8,50 = 4,25 m

l2 = . ( H2 + H3 ) = . 4,00 . 1,50 = 3,00 m

l3 = . (H2 + H3 ) = . 4,00 . 1,50 = 2,00 m

l4 = . (H2 + H3 ) = . 4,00 . 1,50 = 2,00 m

l5 = ( . H1 ) + H2 + H3 = ( . 3,00 ) + 4,00 + 1,50 = 6,50 m

l6 = . H4 = . 3,00 = 1,00 m

Tabel 1.2 Gaya Gaya Horizontal & Perhitungan Momen

Tabel 1.3 Gaya Horizontal Akibat Tekanan Pasif


Jumlah Gaya Gaya Horizontal

Ph = Pa Pp

= 379,9997 270,0

= 109,9997 kN

Momen yang Mengakibatkan Penggulingan

Mg = Ma Mp

= 1078,749 270,0

= 808,749 kN

Menghitung Stabilitas Terhadap Penggeseran

Tahanan geser pada dinding sepanjang B = 5,00 m, dihitung dengan menganggap


dasar dinding sangat kasar. Sehingga sudut geser b = 2 dan adhesi cd = c2.

Untuk tanah c ( > 0 , dan c > 0 )

Rh = cd . B + W tan b

Dengan Rh = tahanan dinding penahan tanah terhadap penggeseran

cd = adhesi antara tanah dan dasar dinding

B = lebar pondasi ( m )

W = berat total dinding penahan dan tanah diatas plat pondasi

b = sudut geser antara tanah dan dasar pondasi

Rh = cd . B + W tan b

= ( 10 kN/m . 5,00 m ) + 593,75 kN/m . tan 30

= 50 kN/m + 342,8017 kN/m

= 392,8017 kN/m
= 3,5709 1,5 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ( dimensi tidak perlu diperbesar
)

Dimana :

Fgs = faktor aman terhadap penggeseran

Ph = jumlah gaya gaya horizontal

Menghitung Stabilitas Terhadap Penggulingan

Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh tanah dibelakang dinding penahan,
cenderung menggulingkan dinding, dengan pusat rotasi terletak pada ujung kaki depan
dinding penahan tanah.

= 1,647 1,5 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ( dimensi tidak perlu diperbesar )

Dimana :

Fgl = Faktor aman terhadap penggulingan

Mw = Jumlah momen yang melawan penggulingan

Ma = Jumlah momen yang menyebabkan penggulingan

Karena faktor aman konstruksi dinding penahan tanah terhadap geser dan guling lebih
dari 1,5

( 1,5 ), maka dimensi konstruksi sudah aman dan tidak perlu diperbesar.

Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Daya Dukung Tanah


Dalam hal ini akan digunakan persamaan Hansen pada perhitungan, dengan
menganggap pondasi terletak di permukaan.

Eksentrisitas ( e )

Lebar Efektif ( B ) = B 2e

= 5,00 ( 2 x 1,324 ) m

= 2,352 m

A = B x 1

= 2,352 x 1

= 2,352 m2

Gaya Gaya yang ada pada dinding

Gaya horizontal = 1078,749 kN/m

Gaya vertikal = 593,75 kN/m

Faktor Kemiringan Beban


= 0,707

Berdasarkan tabel : ( untuk = 30 )

Nc = 30,14

Nq = 18,40

N = 15,07

= 0,690

= 0,718

Kapasitas Dukung Ultimit untuk Pondasi di permukaan menurut Hansen :

Df =0

dc = dq = d

Sc = Sq = S

Didapat :

qu = iq . C . Nc + iy . 0,5 . B . 2 . N
= 0,707 . 10 . 30,14 + 0,718 . 0,5 . 2,352 . 18 . 15,07

= 213,0898 + 229,043

= 442,1328 kN/m2

Bila dihitung berdasarkan lebar pondasi efektif, yaitu tekanan pondasi ke tanah dasar
terbagi rata secara sama, maka

Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas daya dukung tanah :

Atau dapat pula dihitung dengan kapasitas berdasar distribusi tekanan kontak antara
tanah dasar pondasi dianggap linear.
16. Sistem Fender
Pada saat kapal akan menambat pada dermaga, maka baik bagi kapal maupun dermaga perlu
dilindungi agar tidak terjadi kerusakan akibat benturan. akibat benturan ini sebagian energinya
diserap oleh fernder dan sisanya ditahan konstruksi. Sistem fender ini dibagi atas dua bagian
yaitu, fender pelindung (protection fender) dan fender bentur (impact fender)

1. Energi dan Gaya Bentur

fender berguna untuk menyerap sebagian tenaga (energi) sebagai akibat benturan kapal pada
dermaga. sebagian tenaga ini harus dapat diserap oleh sistem fender, sedang sisanya dipikul oleh
konstruksi dermaga, sehingga kapal, dermaga bebas dari kerusakan-kerusakan yang mungkin
terjadi.

bila suatu benda dengan suatu massa m ( m = ) bergerak dengan kecepatan v: untuk

menghitung kerja sampai benda tersebut berhenti atau v1 = 0

Bila P adalah gaya dinamis yang merubah kecepayan v menjadi v1 = 0 dan a adalah akselerasi,
sedang s adalah jarak yang ditempuh, maka didapatkan persamaan-persamaan sebagai berikut :

1 2 2 = 2 . .
2
0 2 = 2 =
2

Kerja yang dilakukan gaya P . s


2
Atau . . = 12 . 2
2

Jadi besar energi kinetis E adalah :



= 12 . 2 = 12 2

Dimana:

E = energi kinetis

m = massa benda

W = berat benda (dalam hali ini kapal), maka berat seluruh kapal dan muatannya

g = akselerasi bumi

v = kecepatan benda
Dari Gambar 16.1 dilukiskan suatu kapal yang hendak merapat dengan suatu kecepatan v. Pada
arah tegak lurus terhadap garis dermaga, energi yang ditimbulkan benfuran beraturan adalah :

2
= 12 ( sin )2 = 2
2

Bila F adalah resultanta gaya fender dan d adalah pergeseran (displacement) fender maka ada
hubungan:
.
= 2
2


= 2 2
2


. = 2 2 2


= 2 2 2

di mana:
F = gaya bentur yang diserap sistem fender
d = pergeseran fender.
v = kecepatan kapal pada saat menambat (0,3-0,5) m/det.
Ws = massa kapal (kapal yang bermuatan penuh)
= sudut pendekatan (approaching angle)

Dari persamaan ini maka gaya F adalah gaya yang harus dipikul sistem Fender mergantung dari
cara pendekatan kapal pada saat bertambat, maka panjang sentuh Intar kapal dan tambatan
menentukan pula besar energi yang timbul. Besar energi dapat dihitung dari nilai k berdasarkan
Gambar 16.2. di mana :
2
=
2
Sistem Fender

Pada dasarnya dari segi konstruksi diketahui 2 sistem yaitu :

a. Fender pelindung kayu. (Lihat Gambar 16.3.).


Fender jenis ini makin kurang penggunaannya, dikarenakan makin langkanya
mendapatkan kayu panjang. Di bawah ini diberikan beberapa contoh sistem fender
pelindung kayu. (Lihat Gambar 16.3.a/b/c/3.).

Gambar 16.3
b. Fender gantung
Bentuk fender ini dari yang sedernana sampai yang lebih sulit dalam pelaksanannya.
Biasanya digunakan urtuk konstruksi dermaga untuk menumpung kapal-kapal jenis kecil.
Dikenal beberapa jenis, yaitu :
3. Rantai dilindungi karet

Gambar Fender Karet dengan rantai

Gambar Fender ban karet berisi rotan

4. Berbobot (suspendel gravity fender)


Bentuk ini sudah jarang digunakan, dikarenakan biaya pemeliharaan yang tinggi

Gambar Fender blok pemberat

A. Fender ben tur (impact fender) guna menyerap energi yang ditimbulkan benturan kapal
pada dermaga, pada saat ini dikembangkan tiga jenis, vaitu:
1. Fender hidraulis (hydraulic fender)
2. Fender per baja (steel springs).
3. Fender karet (rubber fender)
Dari hasil pengamatan, didapatkan besar penyerapan energi aari ketiga jenis sub sistem
tersebut dilukiskan pada Gambar 16.6., dengan sumbu vertika menunjukkan besaran gaya
serap, sedang sumbu horizontal menunjukkan besaran deformasidari masing-masing jenis
fender

Fender Hidrauli Fender per baja Fender karet


Dari gambaran ketiga sifat penyerapan energi dari ketiga jenis sub sistem fender tersebut,
maka jenis fender hidraulis tidak bersifat elastis, sehingga kurang dipakai. Pada saat ini
jenis fender karet lebih banyak dipakai, karena relatif lebih ringan dan mudah
pemasangannya. Bentuk fender karet ini ber macam-macam antara lain berbentuk persegi
(rectangular), silindris tipe v atau tipe H dan iain sebagainya.
Pada Gambar 16.7. digambarkan fender karet persegi ukuran 12" X 12 serta besaran
lubang dengan diameter d= 6'', di mana digambarkan hubungan antara gaya/energi
terhadap deformasi dari karet tersebut. Pada lampiran dapat dicari tipe tipe fender
disesuaikan dengan besarnya energi tumbukan yang diperlukan.

DOLFIN (dolphins)
Sejalan dengan makin besarnya daya muat kapal-kapal khusus (kapal tanki minyak bumi
(200-500) ribu DWT, kapal tambang bijih besi (200-300) ribu DWT dan lain sebagainya)
dan pengembangan fasilitas bongkar muatnya dengan peralatan yang relatif berukuran
lebih kecil (angkutan pipa, ban berjalan dan lain sebagainya), maka ukuran dermaga yang
dibutuhkan untuk penempatan alat-alat tersebut kecil pula adanya. Untuk memikul gaya
horizontal sebagai akibat benturan kapal yang berdaya muat besar pada saat menambat
(dan sebagian akibat angin), dibangunlah suatu konstruksi dolfin yang sanggup memikul
gaya-gaya tersebut. Banyaknya dolfin biasanya 2 (dua) buah atau satu pasang. Jarak
antaranya berkisar antara (60-12)meter sedang letaknya lebih menjorok ke laut
dibandingkan terhadap garis sepadan tambatan. Jarak ini tergantung dari kekakuan daya
lendut dolfin. Tipe rancangan dolfin ini dapat berbentuk fleksibel atau kaku. Bagi kapal-
kapal dengan daya muat besar, maka dolfin ini biasanya dibuat dari tiang-tiang baja,
terikat menjadi satu pada ujung atasnya, baik oleh suatu 'platform' beton tulangatau baja
pengikat.. Pada Gambar 16.3. diperlihatkan beberapa jenis dolfin
17. Beberapa konstruksi dasar dermaga
Dalam merencana dan merancang dermaga pelabuhan harus diperhatikan hal- hal sebagai
berikut
a. Letak dan kedalaman perairan dermaga yang direncanakan.
b. Beban muatan yang harus dipikul dermaga, baik beban terpusat (keran, forklift dan
lain sebagainya).
c. Gaya gaya lateral yang disebabkan manuver kapal ataupun gaya gempa.
d. Karakteristik tanah, terutama yang bersangkutan dengan daya dukung stabilitas
bangunan dan lingkungan maupun kemungkinan penurunan bangunan sebagai akibat
konsolidasi tanah.
e. Sistem angkutan dan penanganan muatan.
f. Pemanfaatan dari bahan-bahan bangunan yang tersedia, melalui penyelidikan bahan
agar dapat dicapai biaya investasi yang cukup wajar dan dengan kualitas konstruksi
yang baik.
g. Tenaga dan peralatan yang tersedia guna melaksanakan rencana tersebut sedemikian
sehingga pelaksanaan pekerjaan lancar dan pada waktu pelaksanaan yang baik.
Berdasarkan hal-hal diatas sesuai dengan massa dan keadaan,maka pada saat telah dibangun
bermacam-macam jenis konstruksi dermaga sebaga berikut:

1. DERMAGA DINDING BERBOBOT


Konstruksi dermaga terdiri dari blok-blok beton besar yang diatur sedemikian sehingga
mernbuat sudut 60 dengan garis horizontal. Besar blok beton disesuaikan dengan
kapasitas angkat dari keran. perletakan blok beton dengan letak miring ini dimaksudkan
agar terjadi geseran antara blok beton satu dengan lainnya, sehingga dicapai kesatuan
konstruksi yang mampu memikul beban- beban vertikal dan horizontal. Pada das
konstruksi ini sebelumnya dilakukan perbaikan tanah yaitu dengan cara mengeruk
lapisan lumpir untuk kemudian diganti dengan lapisan pasir.
Contoh pelabuhan umum III Tanjung Priok.

2. DERMAGA DENGAN TIANG PANCANG.


Sesuai dengan kedalaman yang diperlukan, karakteristik tanan, peraiatan yang tersedia
dan manusia pelaksanan yang terdapat pada satu lokaso, maka cara fundasi tiang pancang
umumnya sangat menguntungkan. Macam tiang pancang ini dapat dari kayu (ulin), baja
atau beton (bertulang/pratekan) untuk kedalaman fundasi yang dalam, biasanya
digunakan tiang beton pratekan atau tiang baja. Pada beberapa hal dapat pula digunakan
tiang bersambung, asal saja sambungan tiang ini mampu meneruskan gaya gaya dan
momen momen lentur. Beberapa konstruksi yang pernah dilaksanakan adalah sebagai
berikut:

a. Pelabuhan-pelabuhan Tenau (Kupang), Tg. Priok (Pelabuhan Nusantara Lohsumawe,


Pontianak dan lain sebagainya. (Lihat Gambar 17.2)
Kedalaman pelabuhan adalah antara(3,00-6,00) LLW. Untuk kedalaman perairan -
3,00 dapat digunakan tiang kayu, sedang untuk kedalaman lebih dari -4.00 MLLW
biasanya digunakan tiang beton bertulang. Guna menjaga tanah di belakang
bangunan tiang digunakan dinding penahan tanah atau turap dan selanjutnya dibuat
kemiringan tanah sampai mencapai kedalaman yang oirencanakan. Untuk
melindungi kemiringan tanah digunakan batu.
b. Pelabuhan-pelabuhan Belawan, Banjarmasin dan Semarang.
Fundasi dermaga yang digunakan adalah tiang beton pratekan berbentuk pipa
(hollow prestessed concrete), dengan diameter luar sebesar 1,28 m dan diameter
dalam 1,00 m, sehingga tebal dinding pipa adalah 14 cm, Paniang tiang keseluruhan
rata-rata 18.50 m, terbagi atas masing-masing bagian (segmen) dari unit beton
pracetak (prefabrication) antara 3,00 m, 3,50 m atau 3,75 m. (Lihat Gambar 17.3 )

Enam bagian segmen ini kemudian disatukan dengan daya pratekan (30 T)melalui
masing-masing lubang untuk 8 kabel baja berukuran 7 mm Ujung atas dan ujung bawah
tian,. diameternya membesar yang berguna untuk tumpuan balok balok lantai dan
menahan gaya gaya lateral. Kedalaman pelabuhan Belawan adalah -10,50 m di bawah
MLLW. Sebelum pemancangan dilakukan ngerukan lapisan lumpur sampai kedalaman -
16.00 m di bawah MLLW untuk kemudian diurug dengan lapisan pasir.

3. DERMAGA DENGAN DINDING TURAP ATAU DINDING PENAHAN.


Untuk keadaan karakteristik tanah tertentu, maka konstruksi dermaga dapat dibuat dari
turap ataupun dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah atau turap beton dapat
digunakan untuk kedalaman perairan -12,00 4.00) MLLW kedalaman yang lebih besar
biasanya digunakan turap baja.

4. DERMAGA KONSTRUKSI KAISON


Konstruksi kaison untuk pembangunan dermaga dapat diterapkan bila karakteristik tanah
adalah jelek. Kaison adalah suatu konstruksi kotak-kotak beton tulang yang dibuat di
darat dan dengan cara mengapungkan dan dihela pada posisi yang diinginkan kemudian
ditenggelamkan dengan mengisi dinding kamar. kamar kaison dengan pasir laut. Agar
tanah dapat memikul beban kaison, maka dilakukan parbaikan tanah. Contoh konstruksi
kaison di Indonesia adalah dermaga-dermaga Panjang dan Surabaya Pelabuhan lain
adalah di Gdynia (Polandia), Sheibah (Kuwait)

5. DERMAGA DENGAN KONSTRUKSI GANDA


Pada keadaan karakteristik tanah yang kurang menguntungkan dapat dikem- bangkan
konstruksi ganda, yaitu suatu kombinasi tiang pancang di mana di atasnya ditempatkan
dinding penahan sekat-sekat (counterforts): pada bagian muka dapat ditempatkan turap
yang berfungsi menahan tanah. Di atas dinding penahan tanah tersebut bila diperlukan,
dapat ditempatkan keran tambatan; kemiringan tiang-tiang pancang untuk menahan gaya
gaya horizontal dapat diambil 1:20. Dengan konstruksi semacam ini, maka tidak
diperlukan perbaikan tanah.

También podría gustarte