Está en la página 1de 5

I.

PENDAHULUAN sangat kurang, oleh karena itu dilakukan


pengukuran emisi CO2 dari tanah mineral
1.1. Latar Belakang pada beberapa tipe kerapatan kanopi di
Hutan berperan penting dalam hutan tropis Babahaleka Desa Bariri
menjaga kestabilan iklim global. Secara Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso.
fisiologis, vegetasi hutan akan menyerap gas Pengukuran parameter iklim mikro meliputi
karbon melalui proses fotosintesis. Jika suhu permukaan tanah, suhu tanah, suhu
hutan terganggu maka siklus CO2 dan O2 udara, kelembaban tanah, dan kandungan
diatmosfer akan terganggu (Tuheteru F bahan organik tanah dilakukan untuk
2007). Karbon pada ekosistem hutan melihat korelasinya terhadap besarnya emisi
tersimpan dalam biomasa vegetasi, CO2 dari permukaan tanah.
nekromasa dan bahan organik tanah
(Hanafiah KA 2004). Tanah merupakan 1.2. Tujuan
sumber utama dan penyerap CO2 yang Penelitian ini bertujuan untuk :
berperan penting dalam mengatur 1. Mengukur dan menentukan emisi CO2
konsentrasi CO2 atmosfer. Hampir 10% CO2 dari permukaan tanah, iklim mikro serta
dari tanah sampai ke atmosfer tiap tahunnya kandungan bahan organik tanah hutan
(Raich & Schlesinger 1992). alam Babahaleka Taman Nasional Lore
Respirasi tanah merupakan oksidasi Lindu.
biologi dari senyawa organik pada 2. Membuat korelasi antara parameter
mikroorganisme, akar, organ atau bagian iklim mikro dan bahan organik tanah
lain dari tumbuhan serta organisme yang dengan besarnya emisi CO2 dari
hidup pada tanah dengan energi untuk permukaan tanah hutan alam
pemeliharaan, pertumbuhan dan Babahaleka Taman Nasional Lore
pengambilan bahan nutrien aktif (Amstrong Lindu.
1979; Drew 1990 diacu dalam Simojoki A
2001). Respirasi tanah merupakan indikator
yang sensitif dan penting pada suatu II. TINJAUAN PUSTAKA
ekosistem, termasuk aktivitas yang
berkenaan dengan proses metabolisme di 2.1. Produksi dan Emisi CO2 dari
tanah, pembusukan sisa tanaman pada tanah, Permukaan Tanah
dan konversi bahan organik tanah menjadi 2.1.1. Produksi CO2
CO2. Melalui respirasi tanah ini, karbon Produksi CO2 dalam tanah
dilepas dari tanah ke atmosfer (Rochette et dihasilkan melalui proses oksidasi bahan
al. 1997). Raich & Tufekciogul (2000) organik tanah oleh mikroorganisme dan
menyatakan respirasi tanah merupakan suatu organ lainnya melalui respirasi akar tanaman
indikator yang baik terhadap mutu tanah. (Lassard et al. 1994). Proses oksidasi bahan
Kelembaban tanah dan suhu tanah organik oleh organisme dapat dilihat dari
merupakan dua faktor penentu yang penting reaksi sebagai berikut :
pada proses respirasi tanah (Raich &
Tufekciogul 2000). Hasil pengamatan (C, 4 H) + 02 CO2 + 2H2O + Energi
Rochette et al. (1997) menunjukkan
respirasi tanah yang lembab dua sampai tiga Oksidasi bahan organik diatas
kali lebih besar dibandingkan tanah yang disebut oksidasi enzimatik, yaitu oksidasi
kering. Banyak peneliti melaporkan yang melibatkan mikroorganisme, hasil
peningkatan respirasi tanah meningkat utamanya berupa CO2, air dan energi
mengikuti suhu tanah. (Hanafiah KA 2004). Produksi CO2 akan
Respirasi tanah bervariasi terhadap menurun dengan adanya pengasaman,
jenis tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan data karena difusi gas terhambat dan penambahan
penelitian respirasi tanah, perbedaan pupuk N yang dapat menurunkan respirasi
respirasi tanah antara tanaman, lahan mikroorganisme dalam tanah (Sitaula et al.
terbuka, padang rumput dan hutan tidak 1995 diacu dalam Taufik M 2003). Pada
berbeda nyata (p<0.05). Akan tetapi, rata- tanah mineral, emisi CO2 dari tanah akan
rata respirasi tanah pada padang rumput semakin tinggi pada kedalaman tanah yang
lebih tinggi dibandingkan respirasi tanah dangkal, hal ini disebabkan jumlah akar dan
pada hutan (Raich & Tufekciogul 2000). bahan organik akan berkurang dengan
Penelitian dan pengukuran emisi semakin dalamnya tanah (Simojoki A 2001).
CO2 dari tanah dari hutan tropis masih

1
2.1.2. Emisi CO2 pada musim panas fluks CO2 lebih besar dari
Emisi CO2 dari tanah bervariasi musim dingin (Moren & Lindroth 2000).
pada beberapa kedalaman tanah, aerasi dan Hasil penelitian Lessard et al.
musim. Ishizuka et al. (2002) menyatakan (1994) di Ottawa menyatakan tanah hutan
fluks CO2 tertinggi terukur pada kedalaman menghasilkan fluks CO2 yang lebih besar
10-25 cm dari permukaan tanah dan (Tabel 1) jika dibandingkan tanah pada
minimum pada saat pagi hari dan setelah lahan pertanian, tanah gundul, dan lahan
matahari terbenam (Dugas 1993 diacu dalam perkebunan. Hal ini disebabkan ketersediaan
Taufik M 2003). Pada keadaan aerobik bahan organik tanah pada hutan lebih tinggi
produksi CO2 dari tanah lebih besar dibandingkan penggunaan lahan lainnya.
dibandingkan keadaan anaerob. Sedangkan

Tabel 1. Fluks CO2 pada beberapa penggunaan lahan


Tipe Lahan Lokasi Fluks CO2 Sumber Pustaka
(mgCm-2h-1)
Tanah gundul Texas, USA 32.40-46.15 Dugas (1993)
Jagung Ottawa, Kanada 3.07-80.34 Lessard et al. (1994)
Padi Ladang dan Barley Ibaraki, Jepang 3.41-177.27 Nakadai et al. (1996)
Kelapa Sawit Jambi, Indonesia 47.73-70.90 Tsuruta et al. (2000)
Hutan Skotlandia 6.80-187.00 Chapman dan Thurlow (1996)
Hutan Ottawa, Kanada 25.80-168.41 Lessard et al. (1994)
Hutan tebang Habis Jambi, Indonesia 70.90-140.64 Tsuruta et al. (2000)
Sumber : Taufik M (2003)

Tabel 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar CO2 udara tanah


Kadar CO2
Faktor-faktor Penyebab
Lebih tinggi Lebih rendah
terhambatnya aktivitas akar dan
(1) musim musim panas musim dingin
mikroorganisme
+ pupuk kandang,
terhambatnya aktivitas akar dan
(2) perlakuan kapur, pupuk dan tanpa
mikroorganisme
ditanami
(3) kadar air tanah basah tanah kering terbatasnya difusi
terhambatnya difusi, akibat lebih
(4) tekstur tanah tekstur halus tekstur kasar
tingginya kelembaban
agregasi lemah terhambatnya difusi, akibat lebih
(5) struktur tanah gembur
atau masif tingginya kelembaban
sda, akibat lebih tingginya
(6) kedalaman Tanah subsoil topsoil
kelembaban, akibat adanya topsoil
Sumber : Kohnke (1980) diacu dalam Hanafiah KA (2004)

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar CO2 pada udara tanah


Produksi dan Emisi CO2 dari Permukaan bervariasi antara 0.1-5% dan jika aerasi
Tanah buruk dapai mencapai hampir 20% (Kohnke
Produksi dan emisi CO2 dari tanah 1980 diacu dalam Hanafiah KA 2004).
bergantung pada kandungan bahan organik Faktor yang mempengaruhi kadar CO2 udara
tanah, suhu tanah, ketersediaan oksigen dan tanah tertera pada Tabel 2, yang secara
ketersediaan nutrient sebagai faktor umum merupakan konsekuensi
eksternal, sedangkan faktor internal yang terhambatnya aktivitas akar dan
berpengaruh adalah biomassa akar dan mikroorganisme tanah, serta difussi yang
populasi mikroorganisme (Moren & menyebabkan naiknya kadar CO2 dan
Lindroth 2000). Lessard et al. (1994) turunnya kadar O2.
menyatakan kelembaban dan suhu tanah
sangat berpengaruh terhadap produksi CO2, 2.2.1. Suhu Tanah
dan peningkatan suhu akan meningkatkan Suhu tanah secara langsung
fluks CO2. mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
kelembaban tanah, aerasi, aktivitas

2
mikroorganisme tanah dalam proses tanaman dan hewan yang telah mati menjadi
enzimatik dan dekomposisi serasah atau sisa bahan organik. Akibatnya produksi dan
tanaman serta ketersediaan hara-hara emisi CO2 dari tanah akan meningkat
tanaman. Aktivitas ini sangat terbatas pada (Hanafiah KA 2004).
suhu dibawah 10 0C, laju optimum aktivitas
biota tanah yang menguntungkan terjadi
pada suhu 18-30 0C, seperti bakteri pengikat
N pada tanah berdrainase baik. Pada proses
kehidupan bebijian, akar tanaman dan
mikroorganisme tanah secara langsung
dipengaruhi oleh suhu tanah. Laju reaksi
kimia meningkat dua kali lipat untuk setiap
100 oC kenaikan suhu (Hanafiah KA 2004).
Suhu tanah sangat dipengaruhi oleh
interaksi sejumlah faktor dengan sumber
panas, yaitu sinar matahari dan langit, serta
Gambar 1. Proses respirasi CO2 dari tanah
konduksi interior tanah. Faktor eksternal
yang menyebabkan perubahan suhu tanah 2..3. Bahan Organik Tanah
diantaranya adalah radiasi solar (jumlah Bahan organik tanah adalah
panas yang mencapai permukaan bumi), kumpulan beragam senyawa-senyawa
radiasi dari langit, kondensasi, evaporasi, organik kompleks yang sedang atau telah
curah hujan, Insulasi (tanaman penutup mengalami proses dekomposisi, baik berupa
tanah, mulsa, awan). Sedangkan faktor humus hasil humifikasi maupun senyawa-
internal meliputi kapasitas panas tanah, senyawa anorganik hasil mineralisasi
konduktivitas dan difusivitas thermal, (biontik), termasuk mikroorganisme tanah
aktivitas biologis, struktur tanah, tekstur heterotrofik dan ototrofik yang terlibat
tanah dan kelembaban tanah serta garam- (biotic) (Soedarsono et al. 2006). Kononova
garam terlarut (Hanafiah KA 2004). (1966); Schnitzer (1978) diacu dalam
Soedarsono et al. (2006) membagi bahan
2.2.2. Kelembaban Tanah organik tanah menjadi 2 kelompok, yaitu
Kelembaban tanah adalah jumlah bahan yang telah terhumifikasi, yang disebut
uap air yang terdapat dalam suatu massa sebagai bahan humik (humic substances)
tanah yang dinyatakan dalam % bobot dan bahan yang tidak terhumifikasi (non-
kering atau volume (Soedarsono et al. humic substances). Kelompok pertama
2006). Kandungan air tanah dan struktur merupakan hasil akhir proses dekomposisi
tanah memegang peranan penting dalam bahan organik bersifat stabil dan tahan
menentukan aerasi tanah, potensial redoks terhadap proses biodegradasi, terdiri atas
tanah dan difusi transfer gas dalam tanah fraksi asam humat, asam fulfat dan humin.
(Taufik M 2003). Kelompok kedua meliputi senyawa-senyawa
Kelembaban dan kadar air tanah organik seperti karbohidrat, asam amino,
mempengaruhi dominasi jenis peptida, lemak, lilin, lignin, asam nukleat,
mikroorganisme tanah yang aktif dalam protein.
proses dekomposisi bahan organik. Pada Bahan organik tanah berperan
kelembaban dan kadar air yang tinggi, secara fisik, kimia, maupun biologis
perkembangan dan aktivitas bakteri akan sehingga menentukan status kesuburan suatu
maksimum. Sebaliknya akan menurun pada tanah. Bahan organik menjadi sumber energi
kondisi kering (tekanan -3 bar) dan sangat karbon dan hara bagi biota heterotropik
tertekan pada kadar air titik layu permanen (penguna senyawa organik). Kandungan
(tekanan -15 bar) (Hanafiah KA 2004). bahan organik tanah ditentukan oleh
kesetimbangan antara laju pelonggokan
2.2.3. Biomassa akar dan Populasi dengan laju dekomposisinya (Soepardi G
mikroorganisme 1983).
Jumlah biomassa akar dan populasi Faktor yang mempengaruhi
mikroorganisme sangat berpengaruh kandungan bahan organik tanah adalah
terhadap percepatan proses dekomposisi iklim, vegetasi, topografi, waktu, bahan
bahan organik yang melepaskan gas CO2. induk dan pertanaman (cropping). Sebaran
Populasi mikroorganisme tanah yang banyak vegetasi berkaitan erat dengan pola tertentu
dapat mempermudah perombakan sisa-sisa dari perubahan temperatur dan curah hujan.

3
Pada wilayah yang curah hujannya rendah (inseptisol) sampai sudah berkembang
dengan jumlah vegetasi yang sedikit akan (alfisol) dan sebagian kecil ultisol.
menghasilkan akumulasi bahan organik Berdasarkan tipe iklim Schmidt dan
yang rendah. Pada wilayah yang temperatur Ferguson, bagian utara kawasan Taman
dingin, kegiatan mikroorganisme juga Nasional Lore Lindu mempunyai tipe iklim
rendah sehingga proses dekomposisi lambat C/D (musiman) dengan curah hujan rata-rata
(Soedarsono et al. 2006). tahunan berkisar antara 855-1200 mm/tahun
dan bagian timur kawasan Taman Nasional
2.4. CO2 Analyzer Lore Lindu mempunyai tipe iklim B
CO2 analyzer merupakan suatu alat (agak musiman) dengan curah hujan berkisar
yang digunakan untuk menganalisis antara 344-1400 mm/tahun. Bagian barat
besarnya emisi gas CO2 pada proses Taman Nasional Lore Lindu mempunyai
respirasi tanah. Secara umum, struktur tipe iklim A (lembab permanen) dengan
komponen CO2 analyzer terdiri dari curah hujan rata-rata tahunan antara
injection tube dan automatic tester CO2 1200-2200 mm/tahun. Secara keseluruhan
analyzer. Prinsip kerja CO2 analyzer adalah curah hujan di Taman Nasional Lore Lindu
contoh udara disambungkan pada bagian bervariasi dari 2000-3000 mm/tahun di-
injection tube yang kemudian dibawa bagian utara dan 3000-4000 mm/tahun di-
melewati saluran injection tube menuju bagian Selatan. Suhu udara berkisar antara
instrument CO2 Analyzer dan langsung 22-340 C, rata-rata kelembaban udara 98%
dideteksi dengan menggunakan tester (mV) dengan kecepatan angin rata-rata 3,6 km/jam
sehingga terlihat besarnya emisi CO2. (http://www.indonesia.go.id).

1 2 0 0' 0 " E 1 20 2 0 ' 0" E


M u tiar a P
' 0 3 ,2 5 06 ,5 0 0 1 3 ,0 0 0 1 9 ,5 0 0 2 6 ,0 0 0
M e te r s

1 0' 0 "S 1 0' 0 " S

Sig im p u
'

Nopu
P a n d e re '
'

R Ka tim b u
' R K a tim b u
'
1 20 ' 0" S 1 20 '0 " S

W u as a
'

Hutan W a n ga
Babahaleka '
To ro '

Gambar 2. CO2 analyzer


G im pu Ta la b o s a
' '
Ba riri
Penggunaan CO2 Analyzer harus 1 40 ' 0" S ' 1 40 '0 " S

dilakukan dengan baik dan benar, Pastikan


power switch CO2 Analyzer, dan pomp
switch dalam keadaan ON, selain itu
pemasangan contoh gas pada injection tube

12 0 0 '0 "E 1 2 0 20 ' 0 " E

CO2 analyzer harus tepat agar contoh dapat


Gambar 3. Lokasi Penelitian di Taman Nasional Lore
dianalisis dan terukur pada tester (mV) CO2
Lindu (TNLL)
analyzer.
Lokasi penelitian dilakukan pada
2.5. Keadaan Hutan Alam Taman hutan Babahaleka sebelah selatan Taman
Nasional Lore Lindu Nasional Lore Lindu. Sesuai dengan
Taman Nasional Lore Lindu klasifikasi hutan berdasarkan elevasi
terletak sekitar 60 kilometer selatan kota (ENEP-CMC, 2004), hutan Babahaleka
Palu dan terletak antara 103 - 158 LS, termasuk dalam kawasan lower montane
11957 - 12022 BT. Secara administratif forest (1200-1800 mdpl) (Ibrom Andreas et
terletak dalam dua wilayah kabupaten yaitu al. 2007).
sebagian besar di Kabupaten Donggala dan Karakteristik vegetasi pada hutan
sebagian lagi di Kabupaten Poso Babahaleka oleh Dietz J, Twele A dan Grote
(http://www.dephut.go.id). A (unpublished data) terdiri dari 88 spesies
Keadaan tanah di Taman Nasional pohon per hektar. Diantaranya didominasi
Lore Lindu bervariasi dari yang belum oleh spesies Castanopsis BL (29%),
berkembang (entisol); sedang berkembang Canarium vulgare Leenh (18%) dan Ficus

4
spec (9.5%). Lebih dari 550 pohon Pohon dengan BDH > 0.1 m, memeliki
berdiameter setinggi dada (DBH) > 0.1 m tinggi antara 12 sampai 36 m dan dengan
ditemukan per hektar dalam jumlah yang rata-rata 21 m (Ibrom Andreas et al. 2007).
lebih 10 kali lipat dibandingkan pohon kecil.
Luas jangkauan wilayah 50 m2 per hektar.

III. METODOLOGI

3.1. Bahan dan Alat: laut, dan di Laboratoriun Agrometeorologi


1. Bahan-bahan yang digunakan adalah Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB.
contoh tanah, data jenis tutupan Kondisi musim pada saat penelitian
berdasarkan kerapatan kanopi dan data adalah pancaroba yaitu perpindahan antara
iklim mikro hasil pengamatan. musim penghujan ke musim panas dengan
2. Alat-alat yang digunakan adalah plastik suhu udara bulanan rata-rata sebesar
contoh tanah, kantong penangkap 19.36 0C, kelembaban udara bulanan rata-
contoh udara, CO2 Analyzer, digital rata 82.19 %, kecepatan angin rata-rata
thermometer, Voltcraft infrared bulanan pada ketinggian 48 m sebesar
thermometer, TDR (Time Domain 1.73 m/s dengan kecepatan angin maksimum
Reflectometry) 100-t Soil Moisture bulanan rata-rata 3.40 m/s dan kecepatan
Probe, GPS, stop watch, kamera digital, angin minimum bulanan rata-rata 0.54 m/s.
bor tanah, alat tulis, seperangkat PC Net radiasi bulanan rata-rata sebesar 129.85
(personal computer) dengan perangkat W/m-2 dengan net radiasi maksimum rata-
lunak (software) Microsoft Office rata 183.32 W/m-2, dan net radiasi minimum
(MS. Office dan MS. Excel), dan rata-rata 79.14 W/m-2.
Minitab 14.
3.3. Metode
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan
Pengamatan lapangan penelitian ini dengan beberapa tahapan, yaitu :
dilaksanakan pada Mei 2008 yang dibagi
menjadi 3 tahap yaitu (i) tahap I (17-18 Mei) 3.3.1. Plot Contoh
pengukuran emisi CO2 dari permukaan tanah Penentuan plot contoh pengukuran
multy positions (pk. 10-00-14.00) (ii) tahap emisi CO2 dari permukaan tanah,
II (19 Mei) pengukuran emisi CO2 dari pengukuran unsur iklim mikro dan contoh
permukaan tanah diurnal 12 jam (pk. 06.00- tanah ditentukan berdasarkan tutupan kanopi
18.00) dan (iii) tahap III (20-21 Mei) yang berbeda kerapatannya:
pengukuran emisi CO2 dari permukaan tanah a. Kanopi tertutup (85%), high
diurnal 24 jam. altitude.
Penelitian dilakukan pada kawasan b. Kanopi tertutup (85%), low
Taman Nasional Lore Lindu yaitu hutan altitude.
Babahaleka Desa Bariri Kecamatan Lore c. Kanopi menengah (65%).
Tengah Kabupaten Poso. Kawasan ini d. Kanopi terbuka (40%).
berada pada 139.476 S - 12010.409 E, Hal ini dilakukan agar data hasil
elevasi sekitar 1400 meter diatas permukaan pengukuran dan pengamatan dapat mewakili
daerah kajian penelitian.

Tabel 3. Kondisi unsur iklim bulanan rata-rata selama pengukuran (3 April- 7 Juni 2009)
Bulan Tair RH Net Rad Net Rad Net Rad W.Speed W.Speed W.Speed W. Direction
(0C) (%) (W/m2) (max) (min) (m/s) (max) (min) (0arah)
April - - 129.85 183.32 79.14 - - - -
Mei 19.36 82.19 120.83 176.16 67.17 1.73 3.40 0.54 179.37
Juni 18.81 89.68 100.23 146.65 60.63 1.30 2.54 0.41 163.54

También podría gustarte

  • Lanjutann
    Lanjutann
    Documento2 páginas
    Lanjutann
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Paper Eva Mikrobiologi Selesai
    Paper Eva Mikrobiologi Selesai
    Documento19 páginas
    Paper Eva Mikrobiologi Selesai
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Struktur Fungsi Sel Jamur
    Struktur Fungsi Sel Jamur
    Documento4 páginas
    Struktur Fungsi Sel Jamur
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Tipe Stomata pada 6 Jenis Daun
    Tipe Stomata pada 6 Jenis Daun
    Documento16 páginas
    Tipe Stomata pada 6 Jenis Daun
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Curah Hujan
    Curah Hujan
    Documento12 páginas
    Curah Hujan
    AdiLaDiLaFradiLa
    Aún no hay calificaciones
  • Aaa
    Aaa
    Documento3 páginas
    Aaa
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • LIPID PENERANGAN
    LIPID PENERANGAN
    Documento21 páginas
    LIPID PENERANGAN
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Isi Paper
    Isi Paper
    Documento19 páginas
    Isi Paper
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Padi
    Padi
    Documento7 páginas
    Padi
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Kalusss
    Kalusss
    Documento13 páginas
    Kalusss
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Kebutuhan panga-WPS Office
    Kebutuhan panga-WPS Office
    Documento2 páginas
    Kebutuhan panga-WPS Office
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Dampak Penipisan Ozon pada Tanaman
    Dampak Penipisan Ozon pada Tanaman
    Documento10 páginas
    Dampak Penipisan Ozon pada Tanaman
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Documento7 páginas
    Penda Hulu An
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Ozon Adalah Oks-WPS Office
    Ozon Adalah Oks-WPS Office
    Documento6 páginas
    Ozon Adalah Oks-WPS Office
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Documento7 páginas
    Penda Hulu An
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • BAB I Padi
    BAB I Padi
    Documento3 páginas
    BAB I Padi
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Documento5 páginas
    Lampiran 1
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • B.I NMR 2
    B.I NMR 2
    Documento1 página
    B.I NMR 2
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • BIOAVTUR
    BIOAVTUR
    Documento5 páginas
    BIOAVTUR
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Eeeenzimm CMC
    Eeeenzimm CMC
    Documento1 página
    Eeeenzimm CMC
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • STATISTIK
    STATISTIK
    Documento5 páginas
    STATISTIK
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • BAB I Padi PDF
    BAB I Padi PDF
    Documento6 páginas
    BAB I Padi PDF
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Haspem Tunas
    Haspem Tunas
    Documento5 páginas
    Haspem Tunas
    Dilla Oka Pradita
    Aún no hay calificaciones
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • KELARUTAN PUPUK
    KELARUTAN PUPUK
    Documento14 páginas
    KELARUTAN PUPUK
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Kultur Teknik Fusi Protoplast
    Kultur Teknik Fusi Protoplast
    Documento9 páginas
    Kultur Teknik Fusi Protoplast
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • Kedelai Wps Office
    Kedelai Wps Office
    Documento16 páginas
    Kedelai Wps Office
    Hafipa Lubis
    Aún no hay calificaciones
  • KULTUR FUSI
    KULTUR FUSI
    Documento17 páginas
    KULTUR FUSI
    Dek Pipin
    Aún no hay calificaciones